***
Karena kebodohannya sendiri, Grace harus menghadapi sebuah insiden tak terduga di dalam hidupnya. Dimana dia terpaksa harus terlibat dengan seorang laki-laki yang ia temui disebuah club. Saat itu dia mendapatkan dare untuk mencium seorang pria random disana. Namun sayangnya karena ciuman sialan itu mengantarkannya pada sebuah penyesalan yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Pria yang ia cium itu ternyata bukan orang yang sembarangan. Dia merupakan CEO dari sebuah perusahaan besar yang sangat berpengaruh sekali. Karena pengaruhnya itulah mau tak mau Grace harus membayar mahal atas tindakan bodohnya malam itu.
Akankah Grace sanggup membayar hal tersebut?
***
HALLO GUYS IM BACK!!!
BIJAK DALAM MEMBACA YA! BANYAK MENGANDUNG UMPATAN, DAN TENTU SAJA ADEGAN YG HM-HM. DOSA DITANGGUNG SENDIRI. SIAP-SIAP BAPER WKWK.
Ig : oviealkhsndi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ovie NurAisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
***
Benar-benar misterius. Atlas dan orang-orangnya bahkan belum bisa menemukan siapa Grace sebenarnya. Info yang mereka dapatkan juga tetap sama. Hanya sebatas nama, riwayat pendidikan dan nama ibu. Bahkan Atlas belum tahu siapa nama ayah kandung gadis itu.
Makin lama, tentu saja Atlas makin penasaran. Tapi sayangnya, rasa penasaran itu belum bisa dibayarkan dengan bukti. Tak apa, Atlas akan tetap menunggu sampai akhirnya ia tahu kebenarannya. Untuk saat ini, ia akan menikmati perannya dengan gadis itu.
Rumah dinas memang sudah ia persiapkan. Tapi bukan rumah dinas pada umumnya, sebab rumah dinas tersebut berupa apartement. Dan apartement itu merupakan apartement milik Atlas. Memang sudah lama kosong, tapi keadaannya tetap bersih dan tentu layak huni. Makanya Atlas akan menjadikan apartementnya itu sebagai rumah dinas untuk Grace.
Jika Atlas sibuk dengan urusannya di kantor, lain halnya dengan Grace yang saat ini sudah menganggur. Dia sudah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh beliau. Makanya dia menganggur. Selepas makan ramen bersama dengan Jill, gadis itu langsung pamit pergi menuju ke kantor. Sementara Grace masih diam dirumah menunggu kedua temannya datang.
"Masih ada waktu sekitar tujuh bulanan lagi gue terikat kontrak janji itu sama Atlas. Waktu selama itu pasti bakalan Atlas gunain buat nyari tahu tentang gue. Gue harus gimana ya supaya dia gak dapet info apa-apa tentang gue?" gumam Grace.
Ini hanya dugaan Grace saja. Sebab gelagat Atlas memang cukup mencurigakan. Dia seolah ingin tahu Grace ini siapa.
Ditengah pusingnya memikirkan soal Atlas, tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Itu pasti kedua temannya. Grace pun segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke pintu depan. Sebelum membuka, ia tentu saja melirik dulu ke arah jendela, memastikan jika itu memang kedua temannya, maka ia akan membuka pintu. Dan ternyata benar, itu Rea dan Lita.
"Lama maat anjir, cape gue berdiri depan pintu," rutuk Lita.
"Lah, gue lihat baru beberapa detik juga lo disini. Heran," aneh Grace.
Setelah kedua temannya masuk, Grace kembali menutup pintu. Takutnya ada tamu tak diundang masuk jika pintunya terbuka.
"Lo lagi gabut ya? Tumben gak ada laptop disini," ucap Lita.
"Sejam yang lalu baru beres gue kerjain. Makanya gak ada laptop."
Rea dan Lita pun mengambil duduk disalah satu sofa yang ada disana. Mereka celingukan mencari sesuatu dan Grace menyadarinya.
"Gak ada bibi, kalo mau makan atau minum ambil aja di dapur. Males gue ambilnya, lagian lo berdua bukan tamu penting," ucap Grace.
"Jis, gitu banget mulut lo." Ucap Rea.
"Ngomong-ngomong, gue masih malu anjir ketemu sama lo. Gue masih belum berhasil ketemu dan ngobrol langsung sama Atlas. Susah banget sumpah itu manusia buat gue ajak bicara. Ngartis banget," gerutu Rea.
"Kan udah gue bilang gak usah, lo sih gak denger."
"Gue cuma gak mau lo hidup kayak gini. Gimana pun kan ini gara-gara gue, Ce."
"Udah lah, gue juga gak masalah sama hal itu kali. Santai aja, lagian gue juga udah bisa menerima semua ini."
"Serius?" tanya Lita.
"Ya gimana, Lit. Gue bener-bener gak bisa lari dari cengkraman Atlas atas perjanjian itu. Mau ditaro dimana muka gue kalo video kissing gue sama dia kesebar. Image gue bakalan hancur seketika."
"Gue bakalan terus coba, Grace. Lo tenang aja."
"Janga, Re. Takutnya malah lo yang nantinya jadi sasaran musuhnya Atlas. Cukup gue yang berurusan sama itu cowok, lo gak usah. Gak papa, gue terima aja. Sekalian cari pengalaman hidup aja," putus Grace.
Gila memang. Tapi apa boleh buat. Cukup Grace saja yang ada di dalam lingkaran tersebut. Dia tidak mungkin menarik Rea untuk ikut sama-sama ke dalam lingkaran tersebut. Apalagi setelah dia tahu musuh Atlas adalah Marvin, pria yang tempo hari membuatnya masuk rumah sakit.
"Pengalaman hidup sih pengalaman hidup, Ce. Tapi gak menantang nyawa juga. Musuhnya si Marvin kan? Dia bukan pria sembarangan, dia udah punya dendam sama Atlas sejak lama," ucap Rea.
"Lo tahu soal itu?"
***
Grace tidak mengerti dengan semua yang terjadi di detik ini. Pagi-pagi buta dia sudah ditelepon oleh nomor asing. Berkali-kali dia mengabaikan telepon itu, tapi pada akhirnya dia tetap mengangkatnya sebab penelepon tersebut tidak mau berhenti meneleponnya.
Dan ternyata, dia adalah Ny. Collin. Pantas saja dia terus menelepon Grace. Ny. Collin memita Grace datang ke satu alamat yang tidak familiar baginya. Awalnya Grace ragu dan menolaknya, tapi Ny. Collin memaksanya. Jadi mau tak mau dia pun datang ke tempat tersebut.
Disinilah dia berada sekarang. Di salah satu tempat yang isinya tas, sepatu, berlian, dan barang lainnya yang bermerk. Ini seperti store, tapi tidak terlihat seperti store.
"Jadi sayang, kamu mau yang mana? Ambil yang kamu mau, nanti biar mom yang bayar."
Ini yang Grace tidak mengerti. Sejak tadi dia sudah berusaha menolak secara halus, tapi tante Arsy terus menawarkannya.
"Enggak usah, mom. Grace tidak butuh ini semua."
"Harus, mom memaksa. Jika tidak mau, mom akan meminta Atlas menikahi kamu detik ini juga."
Like mother like son. Sama-sama tukang memaksa dan suka mengancam. Kemarin saja sewaktu Grace enggan memanggil Arsy dengan sebutan mom, wanita ini langsung melayangkan ancaman. Lama-lama hidup Grace sepertinya akan disetir dengan beragam ancaman.
"Mom, Grace serius. Grace tidak memerlukan ini semua. Mom belanja untuk mom saja."
"Gak asik deh, mom kan ajak kamu supaya kita shopping sama-sama."
Grace tersenyum lalu menggenggam tangan Arsy. "Mom, Grace masih punya banyak koleksi tas yang bahkan belum semuanya terpakai. Jadi mom saja yang beli. Lagi pula Grace kan tidak memiliki banyak acara formal seperti mom."
Arsy menghela nafasnya pelan. "Padahal mom kira, wanita yang dekat dengan Atlas itu gila uang dan matre. Tapi ternyata tidak. Pantas Atlas memilih kamu."
Grace hanya tersenyum menanggapi ucapan Arsy ini. Sebenarnya dia ini matre, hanya saja kadang-kadang. Dan matrenya juga hanya pada beliau, tidak pada pria lain.
"Ya sudah kalau kamu tidak mau tas dan sepatu, mom akan belikan kamu berlian saja. Anggap sebagai gift dari mom karena seharian ini kamu mau menemani mom disini. Mom tidak mau ditolak."
"Terserah mom saja."
Jika kalian bertanya bagaimana perasaan Grace saat ini, jawabannya dia sangat pusing sekali. Sebab dia sudah banyak menolak, tetapi sepertinya wanita ini tidak mengerti. Jadi biarkan saja, hanya berlian kan? Semoga tante Arsy memberinya berlian kecil saja.
"Sabar," gumam Grace pelan.
tbc.
typo thor
lanjut thor makasihhh up nya kayak minum obat 1x3 tapi berasa cepet bacanya
#InYourDream 😁