Sebastian Clemornat menyamar menjadi Bastian di desa Texas yang jauh dari New York, asalnya. Dia kabur karena tidak ingin dijodohkan oleh wanita pilihan orang tuanya hanya untuk bisnis. Lagipula dia bukan pewaris utama karena memiliki kakak laki laki dan perempuan. Dia anak bungsu yang tidak bisa dikekang. Umur 24 ketika menyelesaikan pendidikan sebagai dokter, ia pun pergi tanpa membawa fasilitas mewah dari keluarga Clemornat. Ketika sudah 2 tahun hidup tenang di desa sebagai dokter keliling dan tukang bengkel, kehidupan Bastian berubah karena pada suatu malam, tiba tiba ada wanita yang melahirkan di bengkelnya dan dia membantu persalinan itu. Sejak saat itu Bastian merasakan hatinya yang sedingin es dengan wanita kini mencair. Penasaran siapa wanita itu? Author juga penasaran nih 😄 Jadi baca novel ini sampai selesai dan semoga suka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PRIA GOLONGAN 1%
Lili makan malam bersama keluarga Hubert. Dan malam ini ada yang berbeda dari formasi makan malamnya. Kedatangan putri kedua James dan Aurora, yaitu Jasmine Hubert membuat suasana semakin ramai di keluarga ini. Ia datang bersama suaminya dan putranya yang masih berumur 1,5 tahun.
Yap, sebulan lalu saat adik yang ia rindukan kembali ke rumah, Jasmine sudah mendapatkan info dari sang ibu. Ia pun langsung menelepon Aurora untuk berbicara dengan Lili karena tidak memiliki nomor telepon baru adiknya itu.
Jasmine sangat merindukan Liliana dan ingin segera bertemu dengannya serta ponakan barunya, Cana. Ia juga ingin mengenalkan Julius, sang putra, dengan sepupunya. Namun posisinya saat itu berada di afrika menjadi dokter bantu disana selama 6 bulan dan tinggal 1 bulan lagi.
Jadi barulah hari ini mereka bertemu.
Jasmine adalah tipe kakak yang sangat suka bicara dan ramai. Pintar membawa suasana keluarga semakin ceria. Lili pun sangat senang bertemu kakak keduanya ini.
Cana pun sangat mudah beradaptasi dengan bibi keduanya. Bayi yang sudah banyak celotehannya seperti ingin mengajak Jasmine berbicara banyak. Sang kakak sepupu, Julius, juga sepertinya menyukai Cana, sepupu perempuannya.
Jasmine memutuskan untuk menghabiskan malam ini bersama Lili dan Cana selepas makan malam dan menyuruh suaminya Steven serta putranya, Julius, beristirahat di kamarnya.
Mereka berdua saat ini berada di kamar Lili dan jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Cana sudah tertidur.
Jasmine menggunakan waktu berdua dengan adiknya untuk mengetahui kehidupan yang telah dilalui Lili.
Mereka berdua berada di balkon sambil menyeruput minuman masing masing, Jasmine dengan birnya 🍺 dan Lili dengan jus jeruknya karena tidak minum bir saat masih menyusui Cana.
"Aaah segarnyaaa!!" celetuk Jasmine.
"Aku sangat merindukan duduk berdua kayak gini sama kamu, Li. Udah hampir 2 tahun kita gak ketemu ya" lanjutnya.
"Hmm, iya kak. Maafkan aku" sahut Lili sendu.
"Haha, jangan jadi sendu gitu dong. Anggap saja waktu yang kamu lalui di luar rumah ini adalah perjalanan hidup terbaikmu" ujar Jasmine.
"Thank you kak. Aku benar benar sudah bodoh waktu itu" ucap Lili.
"Aku tidak membantah itu sih haha" sahut Jasmine mencairkan suasana.
"Hahaha kamu memang paling jujur Kak Jas" puji Lili karena kakaknya tidak berubah untuk menggodanya.
Kemudian hening sesaat sebelum Jasmine mulai masuk menggali informasi.
"Aku ingin mengetahui siapa pria yang memasangkan cincin itu di jari manismu. Meskipun kamu, mommy ataupun Kak Flo tidak menceritakan hal itu kepadaku secara jelas hanya memberitauku jika kamu sudah menikah dan bercerai, tapi aku tau pria itu memiliki arti untukmu" mulai pancingnya.
"Hmmm, dia pria terbaik yang pernah aku temui setelah daddy, aku merasa tidak pantas dengannya" sahut Lili kembali sendu saat mengingat Bastian.
"Wow, sebaik apa dia sampai membuatmu meninggalkan pria bajingan itu Si Veno biadab itu?" tanya Jasmine.
"Sebaik itu. Sebaik daddy, tapi begitu dingin diawal namun berhati lembut dan hangat" jawab Lili namun dengan senyuman tipis saat membicarakan kebaikan dari Bastian.
"Jika dibandingkan suamiku, apakah dia lebih baik?" goda Jasmine. Yap, dia sudah menikah dengan senior dokternya 3 tahun lalu.
"Wah wah wah selera kita beda kak. Aku sukanya yang blonde blonde mata biru gitu, kalau kakak kan sukanya yang versi asian asian gitu hehe" sahut Liliana sambil bercanda.
"Woooo, blue eyes toh pria itu. Untung aja seleramu bukan kayak Si Vano , ular cobra perusak anak orang!" ujar Jasmina yang terlihat sangat membenci Veno, mantan kekasih adiknya itu. Ya mana tidak benci, pria itu telah merusak adiknya.
"Spill dong apa pekerjaannya. Kakak bener bener kepo" minta Jasmine yang memang belum mendapatkan cerita seperti apa pria yang dinikahi adiknya itu.
"Dia dokter juga sama kayak kakak. Dia dokter yang bantuin aku lahirin Cana waktu itu pas banget di bengkelnya setelah aku diturunkan Veno di pinggir jalan dan harus jalan 5 km baru sampek Texas" jelas Lili diawal.
"Bajingan banget emang Vano! Kalau ketemu bisa aku bikin babak belur itu! Tapi Hah? Dokter? Siapa dia?" penasaran Jasmine meningkat karena profesinya adalah dokter, setidaknya satu profesi bisa tau info info dokter se-America.
"Ya ini yang aku takutkan kalau kakak tau soal profesi suamiku eh mungkin sekarang udah jadi mantan suamiku. Kakak pasti akan cari tau siapa dia" sahut Lili.
"Hmmm, ya aku pasti cari taulah! Dia suami dari adikku, dokter pula. Aku bisa tau track recordnya" ujar Jasmine.
"Jangan cari tau kak. Aku tidak ingin masuk ke kehidupannya lagi. Aku hanya merusak citranya" ucap Lili dengan nada memohon.
Jasmine menghela nafas panjang, adiknya memang keras kepala seperti dirinya juga kalau udah memutuskan sesuatu pasti kuat sekali mempertahankan keinginan atau keputusan itu.
"Yaudah, jika itu mau mu. Tapi kakak mau tau? Apakah kalian benar benar sudah bercerai kok sampai kamu ragu bilang dia mantan suamimu?" tanya Jasmine.
"Aku tidak tau. Aku sudah memberikannya berkas cerai yang kutanda tangani waktu aku pergi dari rumahnya. Aku tidak tau apakah dia mengurusnya atau menundanya" jawab Lili jujur.
Senyum menyeringai Jasmine terlihat.
"Aku bisa tebak, pasti kamu berharap pria itu tidak melanjutkan proses cerai itu kan? Kamu berharap jika dirinya mencarimu dan memperjuangkanmu kembali?" goda Jasmine membuat Lili menundukkan wajah karena menahan senyumnya.
"Hahahhaha, Lili Lili. Aku kasih tau ya, cowok yang sudah ditinggalkan itu harga dirinya jatuh ketanah. Dia tidak ingin memperjuangan wanita yang sudah meninggalkannya. Tapi bukan berarti tidak ada pria sebaik itu di dunia ini, pasti ada pria yang benar benar memperjuangkan cintanya namun kemungkinan hanya sekitar 1%. Apakah kamu yakin pria itu termasuk 1% itu?" tanya Jasmine membuat Lili ragu.
"Aku tidak yakin. Tapi aku mencoba percaya dengan cintanya meskipun sangat sulit mencintai pria lagi setelah dikhianati dan dibuang seperti sampah di pinggir jalan. Jika memang dia bukan 1% itu mungkin aku hidup bersama Cana saja sudah menjadi kehidupan terbaikku. Apalagi bisa kembali hidup bersama keluarga Hubert. Seperti ini sudah cukup baik" jawab Lili.
Jasmine mencoba mengerti pikiran adiknya ini. Namun darah pengacaranya yang suka interogasi melekat meskipun dia jadi dokter tapi masih saja ingin mengetahui sesuatu sampai akarnya.
"Hmmm, yaudah. Ini pertanyaan ku terakhir deh semoga kamu mau jawab ya Li. Aku kepo banget soalnya" minta Jasmine,
"Kakakku meskipun jadi dokter tapi tetep pengacara juga ya haha, yaudah mau tanya apa kak?" sahut Lili.
"Dia kuliah dimana? Mungkin aku bisa menebak sendiri nanti" tanya Jasmine.
"Aku tidak tau. Nama keluarganya saja aku tidak tau" jawab jujur Lili membuat Jasmine melotot pada adiknya tak percaya.
"Astaga, Li! Kamu menikah dengan dokter gadungan yang tidak jelas asal usulnya?" serang Jasmine dengan nada terkejut.
"Dia bukan dokter gadungan, Kak Jas. Hanya saja dia memang misterius. Dia baru datang di TexasMania 2 tahun lalu dan menjadi dokter sukarela disana. Dia sangat pintar. Dia begitu berkarisma. Dia bukan dokter gadungan yang kakak pikirkan" jelas Lili.
"Yaampun Lili. Bisa bisanya kamu menikah dengan pria yang tidak jelas marganya atau nama keluarganya. Hmmm berarti Basta itu bukan nama keluarga suamimu?" tanya Jasmine lagi dan Lili menggelengkn kepalanya.
"Aku tidak habis pikir denganmu" sahut Jasmine seperti kecewa.
"Mommy dan Kak Flo tau soal ini?" tanya Jasmine dan lili mengangguk saja membuatnya memijat pelipis.
"Adikku memang bodoh soal cinta. Astaga, Lili!" kesal Jasmine.
"Iya kak, aku memang bodoh soal cinta. Mangkanya aku memilih untuk kembali ke keluarga Hubert agar aku tidak semakin bodoh lagi soal pria dan cinta" sahut Lili.
Jasmine menyandarkan tubuhnya lemas di kursi balkon sambil menatap langit malam penuh bintang.
"Aku hanya berharap pria itu benar benar 1% pria yang memperjuangkan cintanya padamu, Li. Aku merasa kamu sudah jatuh cinta padanya malah lebih terlihat tulus cinta ini daripada cinta kepada Veno si brengsek itu. Jika dia bukan 1% itu maka kamu harus melupakannya. Jangan biarkan kamu terperdaya oleh cinta lagi" petuah dan doa dari kakak kedua.
"Iya kak. Sekarang aku hanya bisa menjalani hari demi hari untuk karir dan tumbuh kembang Cana. Prioritasku saat ini adalah keluargaku" sahut Lili.
Jasmine pun berdiri dari kursinya dan memeluk sang adik.
"Aku sangat senang kamu kembali, Liliana. Aku sangat senang kamu pulang" lirih Jasmine dengan menahan air mata harunya.
"Aku juga sangat senang bisa bertemu Kak Jasmine lagi dan mengobrol senyaman ini denganmu. Akhirnya aku bisa bertemu Julius, ponakanku juga" sahut Lili.
Jasmine memeluk erat adiknya. Sama halnya dengan Lili membalas pelukan hangat dari kakak keduanya.
Setelah puas berpelukan, mereka pun memutuskan untuk tidur di ranjang. Ditengah tengah mereka ada Cana.
😔😔😔😔😔
Pasti Bastian kecewa dan sedih.. 😔😔😔😔😔
Maka terungkaplah kebenaran bersaksikan Cana baby cantik..
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
Direct to the point ya author.. ♥️♥️♥️♥️♥️
Ga ada basa basi..
Meluncur terosss..
Gaspolll..💪💪💪💪💪