Sebastian Clemornat menyamar menjadi Bastian di desa Texas yang jauh dari New York, asalnya. Dia kabur karena tidak ingin dijodohkan oleh wanita pilihan orang tuanya hanya untuk bisnis. Lagipula dia bukan pewaris utama karena memiliki kakak laki laki dan perempuan. Dia anak bungsu yang tidak bisa dikekang. Umur 24 ketika menyelesaikan pendidikan sebagai dokter, ia pun pergi tanpa membawa fasilitas mewah dari keluarga Clemornat. Ketika sudah 2 tahun hidup tenang di desa sebagai dokter keliling dan tukang bengkel, kehidupan Bastian berubah karena pada suatu malam, tiba tiba ada wanita yang melahirkan di bengkelnya dan dia membantu persalinan itu. Sejak saat itu Bastian merasakan hatinya yang sedingin es dengan wanita kini mencair. Penasaran siapa wanita itu? Author juga penasaran nih 😄 Jadi baca novel ini sampai selesai dan semoga suka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2 TITIK DI MONITOR
Di Brooklyn, lebih tepatnya di kantor firma Hubert, Flora mengajak Lili untuk makan siang bersama karena Tom saat ini sedang ada rapat di luar.
Kakak beradik pengacara itu memilih mall sebagai tempat makan siang mereka yang tidak jauh dari kantor.
"Kamu mau makan siang apa, Li?" tanya Flo.
"Terserah kakak aja. Aku pemakan segala" jawab Lili.
Lalu Flo pun memilih restauran europe untuk tempat makan siang mereka.
Saat menunggu pesanan mereka datang, Flo dan Lili mengobrol layaknya keluarga bukan atasan atau bawahan.
"Bagaimana perasaanmu, Liliana? Apakah sudah kembali menjadi Liliana yang sangat suka hukum?" tanya Flo.
"I'm feel the best, Kak! Aku rasa memang aku harus jadi pengacara menuruskan bakat keluarga kita" jawab Lili bangga.
"Good job! Kamu memang terbaik! Sebulan udah menang 3 sidang" puji Flo.
"Ya kan karena bantuan serta support dari kak Fli dan Kak Tom yang ngasih aku kesempatan ini sama memang pengacara senior lainnya top sih" sahut Lili.
Lalu percakapan mereka terjeda karena pesanan sudah datang. Mereka berdua pun menikmati makan siang.
Flora tiba tiba memperhatikan cara makan Lili yang sangat lahap. Ini bukan pertama kali ia melihat Lili seperti ini tapi beberapa kali dalam bulan ini saat mereka makan siang bersama.
Pada awalnya ia berfikir jika Lili masih sangat merindukan makanan mewah dan enak saat kembali ke rumah, tp sudah 2 bulan, nafsu makan Lili benar benar meningkat padahal dulu adiknya itu sangat menjaga pola makan.
Penampilan Lili saat ini masih terlihat ideal daripada 2 bulan lalu saat baru pulang yang kurus dan tak terawat dari sebelum meninggalkan rumah.
"Apa jangan jangan?" pikir Flo tiba tiba sampai membuatnya berhenti menyuapkan makanan ke mulut dan menatap Lili dengan tatapan penasaran.
"Li" panggilnya.
"Iya, Kak?" sahut Lili sambil mengunyah makanannya.
"Kamu gak hamil kan?" tanya Flo langsung dan membuat Lili tersedak.
"Uhuk....uhuk...uhuk" Lili batuk karena terkejut mendengar pertanyaan kakaknya.
"Minumlah dulu" ujar Flo sambil mengarahkan gelas minuman Lili.
Lili pun langsung meminum jus jeruknya itu.
Flo kembali menatap adiknya dengan penasaran.
"Kakak apa apaan tanya begitu? Aku kan udah lama..." sahut Lili terpotong dan tidak melanjutkan perkataannya karena mengingat sesuatu.
"Astaga! Aku terlalu sibuk menyiapkan sidang sampai aku tidak tau jadwal datang bulanku!" batin Lili.
Flo menanti kelanjutan omongan dari adiknya.
"Kak" panggil Lili dengan tatapan mata yang tajam.
"Hmmm, kamu gak hamil kan?" ulang Flo dengan pertanyaan yang sama.
"Aku...aku belum datang bulan.." jawab gugup Lili.
Flo langsung meletakkan sendok dan garpunya di meja.
"Are you serious?" tanya Flo tak percaya dan Lili hanya mengangguk.
Flo terduduk lemas dan menatap Lili dengan tatapan tak bisa diartikan.
"Kak" panggil Lili lagi.
"Hmmm, selesaikan makan siang ini. Lalu aku akan mengantarmu ke dokter kandungan" ucap Flo sambil menegakkan duduknya dan melanjutkan makan siangnya.
"Tidak perlu kak, nanti pulang kerja aku akan membeli testpack" tolak Lili.
"Aku akan mengantarmu ke rumah sakit titik. Selesaikan makanmu" ucap Flo dingin.
Lili pun tak bisa menolak lagi dan ia melanjutkan menghabiskan makan siangnya.
Setelah keduanya selesai makan, Flo langsung membayar tagihan dan berjalan didepan Lili tanpa berbicara menuju parkiran.
Sampai mobil pun Flo tidak mengeluarkan suara untuk mengatakan sesuatu pada Lili.
Lili juga hanya diam dan memikirkan apa benar dirinya hamil anak Bastian?
Suasana di mobil hening hingga sampai di rumah sakit. Flo langsung mendaftarkan Lili untuk memeriksa kandungan.
Tidak terlalu mengantri, hanya ada 2 antrian saja. Flo dan Lili duduk di kursi bangku pasien di depan ruangan poli kandungan.
Flo sibuk memainkan handphonenya entah untuk bekerja atau hanya sekedar menghindari mengobrol dengan Lili.
Sedangkan Lili diam saja dan memperhatikan orang hamil disekelilingnya.
Menunggu hampir 30 menit, akhirnya nama Liliana Hubert dipanggil untuk masuk ke ruang pemeriksaan.
"Selamat siang, Ibu Liliana Hubert. Silahkan duduk dulu dan menyampaikan apa yang dikeluhkan" sapa dokter wanita yang bernama Dokter Cerry.
"Selamat siang, saya Flora kakak dari Liliana mengantar adik saya untuk langsung USG saja memastikan kondisi kandungannya apakah boleh, Dok?" sahut Flo yang menanggapi sapa dari dokter sebelum Lili.
Dokter Cerry pun tersenyum kepada wanita yang terlihat cukup mirip didepannya.
"Boleh. Jika memang ingin langsung kita melakukan pemeriksaan USG, Ibu Liliana bisa langsung berbaring di brankar" ujar Dokter Cerry ramah.
Perawat pun membantu Lili untuk berbaring, sebelum itu blazer Lili harus dilepas agar memudahkan pemeriksaan.
Perawat membantu membuka kemeja Lili hingga terlihat di bagian perut yang sedikit berisi dibagian bawahnya. Lili tak menyadari hal ini karena ia kira hanya tumpukan lemak saja akibat nafsu makan yang tinggi.
Ketika hamil Cana dulu, bisa dibilang Lili sangat berjuang diawal. Mengalami morning sickness, muntah mual pusing dan lemas. Mangkanya jika kali ini dia hamil, gejalanya sangat tidak ia kenali. Ditambah kesibukan bekerja dan menjadi ibu untuk Cana di rumah, Lili sampai tidak memperhatikn dirinya sendiri.
Mungkin kesibukan ini yang membuatnya bisa mengabaikan pikiran soal suaminya, Si Bastian itu.
"Oke, sudah siap ya. Jika saya lihat sepertinya Ibu Liliana sudah mengandung beberapa minggu karena sudah terbentuk bagian keras di bagian bawah perut. Tapi kita pastikan lagi dengan USG" jelas Dokter Cerry saat memegang bagian perut pasien lalu memberikannya gel.
Flo menatap layar dengan tatapan dingin dan datar, sedangkan Lili menatap kesamping kearah kakak tertuanya itu.
Hati Lili gelisah, bagaimana jika dia benar benar hamil? Apa yang akan dilakukan kakak dan keluarganya jika tau? Apa dia harus diusir lagi dari rumah atau harus keluar rumah dengan sukarela?
Wajah Lili tegang dan sangat takut dengan apa yang akan ia lihat di layar monitor.
Dan suara dokter Cerry membuat Lili benar benar lemas tak bertenaga.
"Selamat untuk ibu Liliana, anda akan mendapatkan bayi kembar. Anda bisa melihat 2 titik janin di monitor, mereka adalah calon bayi anda. Sudah berumur 8 minggu menuju minggu ke-9. Sekali lagi selamat" jelas dokter kandungan itu dengan senang dan bahagia, namun berbeda dengan pasien dan wanita yang mengantar pasien itu.
Flo melihat layar monitor itu dengan seksama, begitupun Lili.
Dokter Cerry menjelaskan kondisi janin kepada Lili dan Flo namun penjelasan dokter ini seperti suara nyaring bagi kedua wanita itu. Karena mereka berdua sama sama terkejut.
Sampai Dokter Cerry menyadarkan mereka dari lamunan.
"Permisi, bu Liliana dan bu Flora, apakah kalian mendengarkan penjelasan saya terkait kondisi janin?" tegur Dokter Cerry.
"Aah.. iya...dok.. maaf, saya sebagai bibi mereka sangat senang jika akan langsung memiliki 2 keponakan baru. Terima kasih" sahut Flora dengan ikut gugup.
Lili diam saja malah air matanya menetes, entah karena bahagia atau kebalikannya.
Dokter Cerry pun melanjutkan penjelasan untuk sesuatu yang ditampilkan di monitor hingga selesai, barulah pemeriksaan USG selesai.
Perut Lili dibersihkan oleh perawat dari gel gel dan memberikan blazer kembali.
Flo menatap Lili dengan tajam tanpa berkata apa apa. Lili hanya bisa menunduk penuh dengan penyesalan. Penyesalan kenapa keadaan yang sudah kembali membaik menjadi tidak baik lagi seperti ini. Apa yang harus ia lakukan dengan kandungan kembar ini?
Flo dan Lili kembali duduk di hadapan Dokter Cerry. Mereka berdua mendengarkan dengan serius apa yang dikatakan dokter kandungan itu.
Sampai akhir konsultasi, Dokter Cerry memberikan foto USG kepada Liliana dan resep vitamin untuk kehamilan.
"Terima kasih dok" ucap Lili dengan senyuman tipis yang terpaksa.
Dokter Cerry bisa menduga jika kehamilan pasiennya kali ini kehamilan yang tidak terduga. Namun sebagai dokter, Cerry hanya ingin yang terbaik untuk pasiennya.
"Anda sangat beruntung akan memiliki bayi kembar. Saya menantikan pemerikasaan selanjutnya Ibu Liliana" ucap Dokter itu ramah.
"Memiliki kakak seperhatian Ibu Flora juga adalah sebuah keberuntungan bagi Ibu Liliana. Jadi kami akan menunggu kedatangan kalian lagi untuk melihat kedua janin ini" lanjutnya.
Flo dan Lili pun tersenyum tipis kepada Cerry lalu keduanya berpamitan untuk keluar ruangan.