Vina, seorang Ibu yang rela dan sabar menahan sakitnya perlakuan KDRT dari suami terhadap dirinya selama sepuluh tahun terakhir.
Ketika, Adit anak pertamanya berkata bercerailah bunda. Saat itulah dia tersadar akan sakitnya dan sia-sia semua perngorbanannya.
Akankah semua berjalan lancar?
Yuk, ikuti kisahnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 27
Sasa beberapa hari ini mulai menjauhi Adit. Karena satu minggu terakhir, dia mendapatkan teror dari fans-fansnya Adit. Seperti coretan lipstik di mejanya, bertuliskan jauhi Adit. Ban sepeda motornya yang kempes. Dan lain-lain.
Adit yang merasakan perubahan Sasa pun terheran. Sebab sudah kali ia menanyakan kepada Sasa, kenapa seolah-olah Sasa menjauhinya. Tetapi alasan Sasa hanya ingin fokus belajar. Padahal selama mereka berdua pun. Mereka banyak menghabiskan waktu untuk belajar.
Akhirnya, Adit pun pasrah dengan keputusan Sasa. Dia menghargai setiap keinginan Sasa.
🍁🍁🍁🍁🍁
Sudah satu tahun berlalu, sekarang rumah Anwar bersama Nadin sudah siap untuk dihuni. Orang tua Nadin membeli perabotan rumah sebagai kado untuk Nadin, biar tambah lengkap. Kemudian, karena takut dihina sama mertuanya. Anwar berinisiatif untuk meminta Bu Fatma juga membeli sesuatu agar nanti mertuanya tidak menghina dirinya Ibunya.
Bu Fatma menolak, karena dia masih marah dengan Anwar karena menolak memberikan setengah uang sewa yang di mintai nya. Malahan malah Anwar selalu menyuruh Adiknya Sarah untuk bekerja. Padahal sudah berulang kali Bu Fatma mengatakan jika dialah, yang melarang Sarah untuk bekerja.
Padahal Sarah sudah berniat untuk menempati rumah baru Anwar. Tetapi karena Ibu sama Masnya lagi marahan, niatnya tersebut tidak terlaksanakan.
Saat ini Saka sudah bekerja di kafenya Iqbal. Dia menjabat sebagai pelayan. Dengan adanya saka banyak pelanggan baru, khususnya para cewek. Dikarenakan Saka yang ganteng juga sangat ramah pada setiap orang. Dia merupakan pelayan termuda yang berada di kafe tersebut.
"Kak Saka, tolong fotoin kami dong!" ucap salah satu pelanggan. Dia menunjukkan dimana dia duduk bersama teman-temannya.
"Boleh. Sini hpnya." pinta Saka.
"Pakai kamera depan juga dong Kak, sekalian sama Kakaknya juga." ucap salah satu pelanggan lainnya. Setelah Saka mengambil beberapa foto dengan berbagai macam gaya.
"Oke deh, nanti tag Kakak ya di ig. serta tag kafenya juga." ucap Saka.
Setelah melayani para gadis remaja, Saka kembali ke dapur. Dia hendak membersihkan piring dan gelas kotor. Di sana dia tidak di perlakukan secara istimewa. Semuanya sama, karena semua merupakan karyawannya Iqbal. Padahal para pekerja tahu jika Saka merupakan anak tirinya Iqbal.
🍁🍁🍁🍁🍁
"Mas, kata Adit. Besok sore dia pulang. Ia ingin kerja juga sama seperti Saka." ucap Vina pada suaminya Iqbal. Vina sedang menyisir rambutnya.
"Kenapa gak istirahat saja. Kan sudah capek kuliah." kata Iqbal. Ia sedang berada di atas kasur dengan laptop di pangkuannya.
"Dia rindu dengan Saka dan ingin menghabiskan waktu bersama Adiknya Mas." seru Vina. Sambil menoleh pada suaminya.
"Memangnya dia tidak merindukanmu heum?" tanya Iqbal.
Sekarang mereka lagi berada dikamar. Kemudian Iqbal mematikan laptop, dan menuju ke tempat istrinya yang sedang memoleskan skincare.
"Aku yang hanya kerja sampai sore saja selalu rindu padamu. Andai bisa memilih. Aku ingin selalu dekat denganmu." bisik Iqbal di telinga istrinya.
Kemudian Vina memutarkan tubuhnya. Dia baru saja siap skincare ran. Dan dia memeluk suaminya. Saat bib*r mereka hampir bersentuhan. Terdengar panggilan telpon dari hpnya Iqbal. Vina dengan refleks mendorong suaminya.
"Coba Mas lihat, mungkin ada pasien penting." ucap Vina lembut.
"Baiklah." kata Iqbal. Karena dia sadar. Jika dia adalah seorang dokter.
Saat Iqbal melihat panggilan, ternyata itu adalah Syahril. Kemudian Iqbal menjawab panggilan tersebut.
"Sial*n lo, ada apa?" upat Iqbal.
"Aku didepan. Bel nya rusak kah? Aku sudah menekannya berulang kali. Apa memeng kalian yang tuli." bohong Syahril seenaknya. Padahal dia baru saja sampai, dan langsung menelpon Iqbal.
"Pulang saja sana, kamu tidak di terima di sini. Kamu menggangguku dengan istriku." bentak Iqbal.
"Ya udah gua telpon Vina saja, kalo gitu." ancam Syahril.
Vina yang mengetahui jika yang menelpon adalah Syahril hanya bisa tertawa. Pasalnya yang selalu bikin jengkel suaminya adalah Syahril.
"Mas temuin aja dulu Mas Syahril nya. Mungkin ada keperluan." suruh Vina.
"Baiklah, aku ke depan dulu ya." ucap Iqbal, mendapat anggukan dari Vina.
Kamar Iqbal dan Vina berada di lantai satu. Untuk Adit dan Saka, kamarnya berada di atas.
"Ada apa?" tanya Iqbal sinis. Pasalnya dia masih marah karena Syahril menggangu momennya bersama sang istri.
"Nah, aku cuma mau beri ini." ucap Syahril menyerahkan kantong yang dibawanya.
"Mi goreng?" tanya Iqbal.
"Tadi gua lihat mi goreng, tidak jauh dari tempat ku kerja. Jadi ke ingat sama Vina. Ya udah gua bawain." ucap Syahril tanpa merasa bersalah.
Dan terdengar helaan napas dari Iqbal.
"Lagian gak mungkin juga kalian jam segini mau macam-macam." ucap Syahril sambil membuat tanda kutip dengan kedua tangannya. Sambil tersenyum jahil.
"Sialan lo, makanya nikah." sindir Iqbal.
Kemudian, Syahril pamit pulang. Dia tidak ingin menggangu sahabatnya itu. Karena tadi dia melihat jika muka Iqbal merah.
"Padahal masih setengah 9." gumam Syahril saat berada di mobil.
Saat membuka pintu kamar. Iqbal tertegun dengan penampilan istrinya. Sebab Vina memakai lingerie warna maroon. Sungguh sangat indah. Padahal tadi dia ingin menawarkan mie goreng pemberian Syahril.
Paginya saat membuat sarapan. Vina baru melihat bungkusan di atas meja di bawah tudung saji. Ia tau, pasti Syahril yang membawakannya. Karena sejak Vina tau kalau mereka sama-sama dari panti. Syahril sering membawakannya Mie goreng. Kata Syahril Vina adalah adiknya. Padahal saat di panti dulu. Vina dan Syahril tidaklah begitu akrab. Hanya sebatas saling mengenali.
Kemudian Iqbal datang untuk sarapan, begitu juga dengan Saka. Saka pulang jam 11 malam. Karena kafe tutup jam setengah 10. Para pekerja pulang setelah memastikan kafe bersih dan aman.
Kafe Iqbal buka dari jam 10 pagi, dengan idenya Saka, sekarang mereka membuat shift untuk pekerjaannya. Saka masuk shift sore sampai malam. Dari jam 4 sore.
"Bunda, kata Abang nanti sore dia pulang. Besoknya mau ikut kerja sama Adik." ucap Saka. Sekarang mereka lagi sarapan.
"Iya, ia sudah memberitahu Bunda semalam."
"Mas, kok gak bagi tau kalo Mas Syahril bawa mie. Taunya kan aku bisa bangun untuk makan." rajuk Vina.
"Ya maaf. Sebenarnya mau ngasih tau. Pas ngeliat kamu langsung lupa." ucap Saka cengengesan.
"Kan sayang Mas." kata Vina manja. Dia lupa akan keberadaan Saka.
"Adik udah siap. Sekarang mau balik kamar." ucap Saka berdiri. Membuat Vina terkejut. Sebab tadi dia hanya fokus ke suaminya.
"Baiklah." sahut Vina.
Setelah sarapan Vina mengantarkan suaminya sampai gerbang. Dan baru masuk jika suaminya hilang dari pandangan. Saka yang melihat Bundanya dari balkon kamarnya tersenyum. Saka bahagia, karena melihat hidup Bundanya penuh dengan cinta. Dia selalu melihat binar mata bahagia saat Bundanya menatap Iqbal.
"Terimakasih Bapak. Karena telah mengembalikan kebahagiaan Bunda kami." batin Syahril.
"Mas udah tranfser sejumlah uang untukmu. Tolong ajak Saka untuk mengantarmu belanja. Jangan lupa beli pakaian seperti semalam. Bila perlu beraneka warna dan model." chat masuk dari Iqbal.
Vina tersenyum membaca chat suaminya, betapa dia sangat dimanjakan. Terkadang Vina juga takut, jika suatu saat nanti Iqbal akan berubah. Manis hanya di awal pernikahan. Seperti suaminya dulu Anwar. Tetapi, lagi-lagi akal sehatnya bekerja. Jika Anwar dan Iqbal adalah orang yang berbeda. Dan tentunya Iqbal tidak mempunyai orang tua yang memanasi nya setiap saat.