Menikah adalah suatu keinginan setiap orang tapi apa yang terjadi jika menikah dengan orang yang tidak di kenal.
Itulah yang kini dialami oleh seorang gadis bernama Adhiba Noora Yasmin.
Gadis berusia 18 tahun baru saja masuk kuliah semester pertama itu pun terpaksa menikah atas permintaan Ayahnya yang kini sedang sakit parah.
Tanpa di duga itu adalah permintaan terakhir sang Ayah karena setelah acara ijab kabul selesai sang Ayah pun menghembuskan napas terakhirnya membuat nya hatinya terpukul.
Kesedihan pun menyelimuti hatinya.
Apa yang harus dia lakukan nya sekarang?
Lalu apakah suami yang tidak di kenalnya itu akan menerimanya sebagai seorang istri ataukah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airina Nu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Terlihat seorang gadis kini sedang berlarian menyusuri koridor di rumah sakit.Hatinya terus saja berdetak kencang saat mendapatkan kabar dari rumah sakit di mana kini sang Ayah sedang di rawat karena kecelakaan beberapa bulan lalu.
Rasa sesak mulai menghantui nya hingga tanpa terasa air matanya pun jatuh di kedua pipinya. Sambil terus berjalan menuju ruangan perawatan Ayahnya hatinya terus saja bertanya-tanya
"Ada apa dengan Ayahnya?Apakah keadaan Ayahnya baik-baik saja atau apakah keadaannya semakin memburuk?
Sambil sesekali menghapus air matanya yang tidak berhenti menetes, gadis itupun akhirnya sampai di depan ruang rawat Ayahnya.
Sebelum memasuki kamar perawatan Ayahnya gadis itu menghapus air matanya.Memperbaiki hijabnya dan setelah di rasa penampilan sudah baik dia pun masuk membuka pelan-pelan pintu dan pandangan matanya langsung tertuju pada sosok laki-laki yang sedang terbaring di atas brangkar dengan berbagai macam alat-alat penunjang kehidupannya.
Perlahan-lahan gadis itupun melangkah masuk dengan tersenyum lebar
"Assalamualaikum, Ayah".ucapnya setelah sampai di sisi Ayahnya dan menggenggam tangan Ayahnya yang terlihat lebih kurus.
" Wa.. ala.. ikum.. sa.. lam".jawabnya terpatah-patah sambil melihat kearah putrinya yang terlihat begitu sedih.
"Bagaimana keadaan Ayah, apa jauh lebih baik? tanyanya dengan senyuman lebarnya.
Laki-laki itu hanya mengangguk tanda iya.
"Alhamdulillah, Noor senang mendengar nya".katanya lagi lalu keduanya pun terdiam hingga suasana di dalam ruangan itu begitu hening hanya terdengar suara alat-alat medis yang terus saja berbunyi.
Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.Gadis itu sibuk memikirkan kesehatan sang Ayah yang tak mengalami perubahan walaupun sedari awal Ayahnya sudah mendapatkan perawatan yang terbaik tapi sampai sekarang kondisinya belum mengalami perubahan sama sekali membuat nya semakin di landa rasa takut, takut jika tiba-tiba saja sang Ayah akan pergi meninggalkan nya seperti Ibu nya yang sudah pergi meninggalkan nya terlebih dahulu. Membayangkan nya saja rasanya hati gadis itu sudah tak sanggup, apalagi jika itu benar-benar terjadi. Bagaimana nanti dia bisa hidup sendirian tanpa ada siapapun di sisinya.
Hingga tanpa dia sadari, tiba-tiba saja dia menggelengkan kepala nya membuat laki-laki yang melihat nya pun langsung memanggilnya.
" Noor".panggil Ayahnya dengan suara yang hampir tidak terdengar.Gadis itupun langsung melihat kearah Ayahnya masih sambil memegangi tangan Ayahnya ke wajahnya.
"Ke.. na.. pa? tanyanya ingin tau.
"Tidak ada apa-apa Yah".
" Ta.. pi. ta.. di..ke..pa..la.ka.. mu? tanyanya terhenti untuk mengatur napas nya yang sedikit tersedat.
"Leher Noor sedikit pegal tadi tapi setelah Noor di geleng-geleng kan sedikit kepala pegalnya jadi hilang".jawabnya berbohong padahal kenyataan nya hatinya benar-benar sedang merasakan sedikit rasa takut yang perlahan-lahan menghantuinya.
Laki-laki itupun percaya dengan perkataan putrinya.
"Noor".panggil nya dengan napas tersegal membuat gadis itupun langsung mendekat ke arah Ayahnya.
" Iya Yah, ada apa? Ayah mau minum atau mau makan sesuatu? tanyanya untuk menekan perasaan gelisah di hatinya.
Laki-laki itu menggeleng tanda tidak.
"Kalau bukan itu terus Ayah mau berkata apa? tanyanya di rundung kecemasan tingkat tinggi.
" A.. yah a.. da sa.. tu per... min... ta.. an sa... ma ka.. mu".katanya terjeda karena napas nya tersedat.
Hati gadis itu semakin terlihat gelisah saat Ayahnya mengutarakan permintaan nya, sungguh apakah ini adalah tanda-tanda kalau sang Ayah akan pergi meninggalkan nya.
Semua pertanyaan terus berputar-putar di otaknya hingga suara Ayahnya kembali terdengar masih dengan sedikit tersedat-sedat karena kondisinya yang belum benar-benar sembuh.
"Noora".panggil nya kali ini tanpa tersedat-sedat seperti sebelumnya.
" Iya Yah".
"Apa kamu mau mengabulkan permintaan Ayah Noor? tanyanya lagi sambil memperhatikan wajah cantik putrinya yang kini tertunduk seperti nya dia sedang menahan tangisnya.
Gadis itu masih terdiam untuk mencoba menahan tangisnya agar tidak tumpah di depan sang Ayah dan itu akan membuat laki-laki itu semakin sedih.
Beberapa saat kemudian dia pun mengangkat kepalanya lalu pandangan langsung kearah laki-laki yang menjadi cinta pertama nya.
"Apa permintaan Ayah?
"Ayah akan jelas kan nanti tapi Ayah perlu jawaban mu sekarang Nak".
"Apa harus di jawab sekarang Yah? tanyanya dan Ayahnya pun mengangguk.
Noora melihat kedua mata Ayahnya yang seperti nya sedang menyembunyikan sesuatu tapi dia pun tak ingin menanyakan nya karena takut kondisi Ayahnya kembali drop sungguh dia tidak menginginkan hal terburuk menimpa Ayahnya.Lalu setelahnya dia pun menganggukkan kepalanya tanda iya.
"Alhamdulillah".jawabnya dengan suara yang lebih tenang.
" Boleh Noor tau apa permintaan Ayah?
"Menikah".jawabnya dan sontak gadis itupun langsung terkejut saat mendengar kata menikah.
" A.. pa menikah?
"Iya".
Gadis itu mencoba bersikap tenang, entah mengapa tiba-tiba saja sang Ayah meminta nya menikah sedangkan calon suami pun tidak punya karena diri nya belum pernah mempunyai seorang kekasih lalu dia harus menikah dengan siapa?
Laki-laki itupun menyadari raut wajah putrinya yang terlihat begitu terkejut dengan permintaan nya barusan.Sungguh dia pun tidak ingin putrinya menikah muda tapi apalah dayanya kini hidupnya hanya menunggu detik-detik terakhir hidupnya dan sebelum dia pergi putrinya harus ada yang menjaganya jadi dengan menikah adalah solusinya.
"Yah.Apa dengan Noor menikah Ayah akan senang? tanyanya kemudian.
Laki-laki itu pun tersenyum lalu mengangguk.
" Baiklah Noor akan menikah tapi Ayah tau kan selama ini Noor tidak dekat dengan yang namanya laki-laki terus dengan siapa Noor akan menikah Yah? tanyanya benar-benar bingung dengan permintaan mendadak Ayahnya.
"Kamu tidak usah memikirkan nya".
" Bagaimana tidak memikirkan nya Yah. Menikah itu membutuhkan pasangan kalau tidak ada pasangan nya bagaimana bisa menikah?
"Itu urusan Ayah, asal kamu siap semua nya akan terjadi Noor".
Noora melihat ke wajah Ayahnya sungguh pikiran nya kini benar-benar galau.
" Jangan bilang Ayah menjodohkan Noor? tanyanya tiba-tiba membuat laki-laki itu pun terdiam sambil memandangi wajah putrinya yang begitu cantik mirip dengan istrinya yang masih keturunan Aceh.
"Mungkin iya".
" Kenapa? Kenapa harus di jodohkan Yah?
"Karena Ayah hanya percaya kepadanya Noor".
" Yakin hanya itu, tidak ada alasan yang lainnya? tanyanya dan Ayahnya menggelengkan kepala nya tanda tidak.
Akhirnya gadis itu pun terdiam sambil membuang pandangannya kearah lain.Tanpa terasa air matanya pun jatuh tapi dengan cepat langsung di hapus nya agar Ayahnya tidak sedih.
"Besok,besok kamu akan menikah".
Deg... deg... deg
Gadis itupun terkejut dengan jantung berdetak begitu cepat
" Apa besok? tanyanya sambil melihat kearah Ayahnya
"Ya besok. Jadi persiapkan dirimu Noor".katanya dan Noora hanya bisa mengangguk tanpa bosa membantah nya.
*****
" Kamu harus menikah besok".
bersambung
jangan dipikir pembacamu akan naik dg diviralkan. akun kamu bisa saya tumbangkan
hufft