Domanick Limson seorang Casssnova yang terkenal di negaranya, pria yang menganggap wanita hanyalah sebuah mainan dikala dirinya jenuh dengan pekerjaan, maka dia akan memainkan mainannya ( wanita ) tapi setelah dia bosan maka dia akan menyingkirkannya.
Pria yang tidak pernah jatuh cinta sekalipun dalam hidupnya, memiliki segudang perusahaan legal mau pun ilegal group Limson. Hidupnya seketika berubah disaat sepupunya sendiri bernama Lindsey Caroline mengejarnya dan membawa segenggam cinta untuk Domanick.
Sementara orangtua Lindsey telah menjodohkannya dengan laki-laki lain.
Akankah Domanick bisa jatuh cinta dan bisa bersatu dengan Lindsey?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Malam itu juga Domanick, Lindsey dan Gilbert kembali ke negaranya, mereka tiba pukul 02.00 dini hari dan dijemput oleh supir kantor yang mendadak dihubungi oleh Gilbert dini hari begini untuk menjemput ke bandara.
Karena Gilbert sudah kelelahan dan kedua matanya juga sangat ngantuk, Gilbert memutuskan untuk menginap di rumah Domanick malam ini begitu juga dengan supir kantor keduanya buru-buru masuk ke dalam kamar tamu masing-masing.
Menyisakan Domanick dan Lindsey yang keduanya sama-sama merasa canggung karena ini malam pertama mereka menjadi sepasang suami istri, jelas sangat berbeda rasanya dengan saat mereka masih menjadi sepupu.
Mereka tidak menyangka rasa canggungnya akan separah ini.
"Aku ke kamar dulu kak," Lindsey memulai pembicaraan.
"Iya silahkan," Domanick menarik nafas panjang.
Lindsey pun meninggalkan Domanick menuju kamar yang selama ini dia tempati, dibukanya pintu kamar itu dan sama seperti sebelumnya tidak ada yang berbeda dengan kamar ini! Baik sebelum menikah maupun sesudah menikah, sama-sama akan tidur sendirian karena Domanick pasti tidak akan mau tidur satu kamar dengan Lindsey.
Lindsey merebahkan tubuhnya diatas ranjang sambil pikirannya melayang-layang memikirkan pernikahan yang baru seumur jagung ini.
"Apa-apaan ini aku punya suami tapi dia tidak tidur satu kamar denganku, aku masih sama seperti saat menjadi sepupunya,"
Saat kedua mata Gilbert sudah terpejam karena kelelahan dan ada waktu beberapa jam menuju pagi yang bisa dia manfaatkan untuk tidur, tiba-tiba seperti ada gesekan dari tubuh seseorang diatas ranjang ini.
Kedua mata Gilbert melotot mendapati Domanick berbaring satu ranjang dengannya.
"Astaga Tuan apa yang sedang anda lakukan didalam kamar ku?"
"Sudahlah jangan berisik aku akan tidur disini!"
"Pengantin macam apa yang melewatkan malam pengantinnya dengan seorang laki-laki! Seperti lobak import beradu dengan lobak import,"
Domanick mengacak-acak rambutnya lalu bersandar diheadboard.
"Diam lah Bert kau tidak tau bagaimana rasanya menikahi sepupu mu sendiri, gadis yang sejak kecil kau sayangi seperti adik sendiri dan itu yang sedang aku rasakan saat ini,"
"Tapi kan kau belum mencobanya Tuan, siapa tau setelah kalian ah uh ah uh kalian akan merasakan getaran cinta layak ya suami istri,"
"Tidak bisa Bert bayangan saat Lindsey kecil terus terngiang-ngiang dalam otak ku,"
"Memangnya bayangan seperti apa Tuan?"
"Kau bayangkan saja Bert, dulu aku sering menggantikan pakaian Lindsey saat dia ku aja bermain dan makan ice cream lalu ice cream itu jatuh mengotorinya bajunya,"
"Tidak ada yang aneh dengan menggantikan bajunya Tuan,"
"Masalahnya aku melihat dua semangka import milik Lindsey yang dulu masih sangat kecil bahkan belum tumbuh,"
"Lupakan saja Tuan, toh sekarang sudah tumbuh malah sangat besar bukan?"
"Tidak bisa Bert, dulu bahkan aku sering menggantikan celananya saat dia ngompol,"
Gilbert hanya bisa menahan tawanya kini dia paham kenapa Domanick sangat canggung untuk melakukan keharusannya sebagai seorang suami pada seorang istri di malam pengantin keduanya.
"Lalu kenapa kau tidur di kamar ini Tuan, kau kan bisa tidur di kamar mu sendiri,"
"Kamar ku bersebelahan dengan kamar Lindsey kalau dia meminta jatahnya padaku malam ini bagaimana aku belum siap!"
Baru kali ini Gilbert melihat Domanick ketakutan dimintai jatah oleh seorang wanita, biasanya laki-laki ini mana bisa tahan dengan seorang wanita tapi dengan istrinya sendiri justru Domanick belum mau melakukannya.
"Tuan jujurlah, apa kau tidak tertarik dengan tubuh nona?"
Plak..
Aaa...
Satu pukulan mendarat dileher belakang Gilbert oleh Domanick.
"Tuan kenapa memukul?"
"Lalu apa kau sangat bodoh bertanya begitu padaku? Kau tidak lihat ukuran semangka import milik Lindsey bahkan berukuran 40 cup D, mana mungkin aku tidak tertarik!"
"Cobalah dulu Tuan sekali, asal amblas saja nanti juga kau akan ketagihan,"
"Tidak Bert, aku takut menyakitinya nanti!"
"Maksudmu?"
"Sebelum aku yakin bahwa aku kuat bertahan hanya dengan satu wanita tanpa menyentuh wanita lain lagi, aku tidak akan merampas mahkotanya dulu! Jika aku tidak mampu setia hanya pada Lindsey, aku masih menggilai wanita-wanita seksi diluar sana dan Lindsey menyerah denganku dia masih ada kesempatan untuk pergi karena aku belum menyentuhnya,"
"Tuan bukankah itu tidak adil untuk nona? Kenapa kau tidak biarkan saja nona menikah dengan laki-laki bernama David itu, dia baik dan sopan?"
"Mana mungkin aku akan membiarkan Lindsey menikah dengan laki-laki itu! Dia juga pemain wanita Bert si David itu tidak se lugu wajah yang dia tampilkan,"
"Pantas saja kau sangat keberatan bila nona semakin dekat dengan David, tapi tetap saja Tuan ini sangat tidak adil untuk nona,"
"Nanti aku akan bicarakan ini pada Lindsey, semoga dia mengerti dengan keputusan ku,"
Keesokan harinya di meja makan, Lindsey sudah lebih dulu duduk sambil mengunyah sarapannya.
"Pagi nona,"
"Pagi Bert, kau mau sarapan?"
"Iya aku lapar sekali,"
"Biar aku ambilkan!" Lindsey mengambilkan sarapan kepiring Gilbert dan pemandangan itu tentu saja membuat Domanick kesal.
"Lindsey ambilkan sarapan juga untuk ku!" seru Domanick.
Huhh...
Menarik nafas panjang.
"Kenapa menarik nafas panjang? Saat mengambilkan sarapan untuk Gilbert kau tersenyum bahagia,"
"Tidak apa-apa kak, ini sarapannya!"
Gilbert yang menyaksikan pasangan pengantin baru ini merasa aneh karena keduanya terlihat seperti bukan pasangan suami istri.
"Nanti pulang kerja diantar supir kantor ya Sey, kakak dan Gilbert akan pulang malam hari ini!"
"Mau pesta sama wanita-wanita bayaran kakak? Makanya pulang malam?"
"Lindsey, apapun yang kakak lakukan itu urusan kakak bukan urusanmu!"
"Begitu kah? Tapi ingat kak, aku tidak akan pernah membiarkan mu bermain-main lagi dengan wanita lain karena aku sekarang ini istrimu bukan sepupu mu lagi,"
"Ini masih pagi dan kau sudah membuat naf su makan ku hilang Lindsey," Domanick bangun dari kursi lalu bergegas meninggalkan meja makan.
"Karena aku mau hanya aku yang kau sentuh kak,"
"Aku tidak suka dituduh-tuduh bahkan yang kau tuduhkan itu sedang berusaha aku hindari! Bert aku tunggu di mobil!"
"Nona, aku duluan kau berangkat ke kantor dengan supir kantor ya!" Gilbert buru-buru menyusul Domanick.
"Apa baru saja aku tidak salah dengar? Yang aku tuduhkan sedang berusaha dihindari? Jadi maksudnya kak Nick akan menghindari bermain-main dengan wanita lain?" Gumam Lindsey.
Senyum dipipi Lindsey langsung mengembang.
"Asik!"
Lindsey bahkan sampai jingkrak-jingkrak saking senangnya.
Setibanya di kantor, Lindsey berinisiatif untuk membuatkan kopi hangat lalu mengantarkannya ke ruangan Domanick.
Tok.
Tok.
Tok.
"Masuk!" Domanick sedang duduk dikursi kebesarannya lengkap dengan laptop dan beberapa dokumen yang berserakan diatas meja kerjanya.
"Tuan diminum dulu kopinya!" Lindsey meletakkan kopi itu disamping meja.
Mendengar suara yang familiar Domanick pun menengok kearah sumber suara, dilihatnya Lindsey sedang tersenyum padanya.
mampir yuk ke novel aku❤☺