Reiner merupakan ketua Mafia/Gengster yang sangat di takuti. Ia tak hanya di kenal tak memiliki hati, ia juga tak bisa menerima kata 'tidak'. Apapun yang di inginkan olehnya, selalu ia dapatkan.
Hingga, ia bertemu dengan Rachel dan mendadak sangat tertarik dengan perempuan itu. Rachel yang di paksa berada di lingkaran hidup Reiner berniat kabur dari jeratan pria itu.
Apakah Rachel berhasil? Atau jerat itu justru membelenggunya tanpa jalan keluar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Eng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Reiner dan perempuan lain?
Lusy seketika meletakkan sayuran segar yang ia baru ia ambil dari kulkas, dan segera menolong Rachel yang mual-mual. Agatha yang kebetulan melintas di sana akhirnya menemui dua perempuan itu.
"Ada apa ini?" tanya Agatha dengan sikap tegasnya. Mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi.
"Rachel..."
Mata Agatha langsung membulat marah. "Kau memanggil dia apa?"
Lusy segera menyadari kesalahan ucapannya. Beberapa waktu yang lalu ia sudah di peringatkan untuk memanggil Rachel dengan sebutan nona meskipun kebanyakan dari mereka dibuat bingung.
"Maaf, nona Rachel mual-mual. Dia barusan berkata padaku kalau belum makan." ia segera meralat ucapannya.
Agatha segera menyentuh kening Rachel yang wajah memang terlihat agak pucat. "Anda pasti masuk angin. Anda harus segera makan!"
Tangan Rachel kemudian terangkat seperti menolak. "Apa ada makanan lain?
Agatha dan Lusy saling menatap. Makanan lain?
"Maaf, tapi...tidak tahu kenapa, saat mencium daging itu aku jadi ingin muntah. Kalau tidak ada, biar aku masak sendiri."
"Tidak. Biar Lusy yang memasak. Anda mau makan apa?" potong Agatha yang tidak mau sampai Reiner melihat Rachel bekerja di dapur.
Muka Rachel terlihat sungkan. Tapi ia memang ingin muntah saat menciumnya aroma daging itu. "Sayur aja. Apapun itu aku mau asal jangan daging!"
Sementara itu di lain pihak, Jay terlihat kesal karena semua box yang ia periksa memang hanya berisi ikan segar. Ia sendiri heran, bagaimanapun bisa anak buahnya salah memberikan info. Padahal tadi mereka sudah sempat meyakinkan sang komandan.
Jay mau tak mau akhirnya menemui Reiner. "Maaf. Anda bisa membawa ikan-ikan itu sekarang. Semua aman!"
Reiner tersenyum setengah mengejek. Ia lalu menepuk pundak Jay kuat-kuat. "Kata orang, waktu adalah uang. Anda dan regu anda sudah membuang empat puluh menit waktu kami. Kalau di konversikan uang, mungkin sudah setara dengan delapan bulan gaji mu!" sengaja menghina Jay dan kelompoknya.
Jay mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia lalu meminta anak buahnya masuk ke mobil dan kembali. Terlihat enggan berlama-lama adu mulut dengan Reiner.
Sepeninggal anggota kepolisian itu, Marlon dan Leon mendatangi Reiner yang wajahnya kembali datar. Mereka semua bernapas lega.
"Tuan, bagimana bisa...?"
"Aku sendiri juga tidak tahu. Siapa yang membantu kita?" sahut Reiner yang tahu isi kepala dua orang kepercayaannya.
Dan malam harinya saat Reiner akan memangsa kembali Rachel, pintu tiba-tiba di ketuk oleh Marlon. Reiner akhirnya membuka pintu dengan wajah kesal.
"Ada apa?"
Marlon yang menangkap kilatan kekesalan di mata Reiner segera membungkuk. "Maaf tuan, nona Xena datang menemui anda. Dia mengatakan bahwa dialah yang menolong anda tadi siang!"
"Apa?" Reiner mengernyitkan keningnya.
Rachel yang sebenarnya sedari tadi merasa tak enak badan sungguh mengucap syukur atas informasi yang di bawa Marlon. Itu artinya ia akan bebas untuk beberapa saat.
Reiner seketika pergi dan hanya menyambar piyama sutera lalu bergegas menemui Xena.
"Dimana dia?" tanya Reiner sembari berjalan mendahului Marlon.
"Saya bawa nona Xena menunggu di ruangan anda!"
Reiner akhirnya bejalan menuju ke sana. Begitu tiba, ia membuka pintu dan terlihat lah Xena sudah duduk dengan mengenakan pakaian terbuka di bagian dadanya. Perempuan dengan lipstik merah itu terlihat tersenyum begitu melihat Reiner.
Reiner meminta Marlon untuk keluar. Pria itu mengangguk hormat lalu pergi. Pasti bosnya akan membicarakan hal yang agak serius karena sampai memintanya keluar.
"Apa yang membawa mu kemari?" tanya Reiner to do point.
Xena langsung berjalan dan mendudukkan tubuhnya ke pangkuan Reiner. Perempuan itu mencium tiba-tiba bibir Reiner tanpa izin namun pria itu tak menolak meskipun membalas ciumannya.
"Begini kah caramu berterimakasih?" balas Xena sembari mengusap rahang kokoh Reiner.
Reiner menatap datar mata wanita itu. "Turun dari tubuh ku sekarang!"
Xena turun dengan wajah kecewa, ia lalu duduk di hadapan Reiner sembari menuang minuman.
"Kau nyaris celaka, tapi masih saja sombong!"
"Kenapa kau menolongku?" Reiner sungguh tak mau buang-buang waktu.
Xena meminum minumannya lalu tersenyum menatap Reiner. "Apa nenekmu tidak mengatakan sesuatu padamu?"
Mata Reiner semakin menajam. Apa lagi yang wanita tua itu lakukan?
"Ayolah Reiner. Kau dan aku sama-sama berada di dunia gelap. Jika kau dan aku menikah dan bersatu, maka kita akan memiliki grup yang kuat tak tertandingi."
Reiner mengambil gelas lalu menuang minumannya. Ia lalu meneguk dan menatap tajam Xena. Berusaha mencerna permintaan tak masuk akal itu. Menikah? Cih, dia bahkan tak pernah memikirkan hal itu.
"Orang ku ada yang bekerja di kepolisian. Sangat mudah bagi kita untuk melakukan semuanya." terang Xena masih menunjukkan keberpengaruhannya.
Reiner tak suka dengan cara Xena yang main serobot. Meskipun Xena sudah menolongnya, tapi ia merupakan ketua Mafia, tak suka bila ada yang mencampuri tanpa ada yang menginformasi terlebih dahulu.
"Berapa nominal yang harus ku bayar untuk pertolongan mu tadi?" ucap Reiner.
Xena langsung tersinggung. Bukankah sudah jelas tujuannya datang kemari?
"Uangku sudah banyak. Aku tidak butuh uang, tapi aku butuh kau!"
Reiner tertawa sesaat sebelum ia meneguk kembali minumannya. "Sory, tapi aku tidak memikirkan pernikahan!"
Xena sebenarnya tersinggung, tapi ia memilih tersenyum menyembunyikan kekecewaan. Ia lalu bangkit.
"Mungkin kau masih stress karena kejadian tadi. Aku akan kembali saat suasana hati mu sudah membaik!"
Xena keluar. Ia tak akan menyerah. Bisa menikah dengan Reiner pasti bisa membuat keadaannya makin di segani banyak pihak. Dan ia perlu kekuasaan lebih.
Reiner yang masih memiliki rasa terimakasih akhirnya mengikuti perempuan itu bahkan mengantar sampai ke depan. Bagaimana pun juga, jika bukan karena bantuan Xena, ia pasti sudah tamat tadi.
"Thanks for your help!" ucap Reiner kepada Xena.
Xena tersenyum sembari mendekat lalu mengecup bibir Reiner kembali. "My pleasure!"
Reiner tertegun dengan perlakuan Xena yang selalu tiba-tiba. Perempuan agresif itu akhirnya masuk ke dalam mobil sembari menyunggingkan senyumnya.
Mobil mewah itu pun melaju meninggalkan mansion Reiner. Seketika Reiner menjadi geram kepada sang nenek yang doyan ikut campur soal kehidupannya. Ia segera memanggil Marlon untuk mengambil ponselnya dan tak sabar untuk menelpon sang nenek.
Tanpa Reiner ketahui, Rachel rupanya melihat semua kejadian itu dari balik kaca jendela lantai atas kamar Reiner. Bagiamana bisa pria yang kerap menidurinya itu tadi berciuman dengan perempuan lain yang mengenakan pakaian sangat sexy? Siapa dia? Apa dia perempuan yang di bicarakan nenek Reiner tadi?
Seketika hati Rachel merasa sakit. Kenapa dengan melihat hal itu perasaannya jadi bergemuruh seperti ini? Harusnya dia senang sebab akan bebas. Tapi kenapa sebuah perasaan nelangsa tiba-tiba keluar dari dalam hatinya?
Slnya si rainer lg mumet sm nenek sihir