Bukan bacaan untuk bocil.
Blurb...
"Hem..ternyata cewek cupu ini cantik juga"
Gumam Albian, saat menanggalkan kacamata tebal dari wajah Khanza.
Demi memenangkan taruhan dengan teman-temannya. Albian yang notabenenya adalah pria paling populer di kampus, sampai rela berpacaran dengan Khanza si gadis cupu dan penyendiri.
Berkat pesona yang dimilikinya. Albian berhasil membuat gadis cupu dan lugu seperti Khanza, kini pasrah berada di bawah kungkungannya.
"A-aku takut Al. Bagaimana kalau aku hamil?"
Tanya Khanza saat Albian menanggalkan kancing kemeja oversize miliknya. Namun Albian yang otaknya sudah diselimuti kabut hawa nafsu tidak mendengarkan ucapan Khanza. Meniduri gadis cupu itu adalah bagian dari taruhan mereka.
"Tenang saja sayang, semua akan baik-baik saja kok"
Ucap Albian sembari menelan salivanya saat melihat gunung kembar milik Khanza yang padat dan menantang.
ikuti kisah selengkapnya dengan membaca karya ini hingga selesai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis Taruhan
Keesokan harinya...
"Nih!"
Dengan wajah gusar Zack menyerahkan kunci mobil hadiah ulang tahun yang baru didapatkannya 2 bulan lalu pada Albian. Albian pun menerimanya dengan senang hati serta senyum yang lebar.
"Al, gimana caranya lo bisa bikin si Khanza si gadis cugal itu klepek-klepek sama lo?"
Wily masih tak percaya dengan keberhasilan Albian yang bisa mencairkan gunung es yang menyelimuti Khanza selama ini.
"Ah gampang, tinggal gue kedipin aja"
Ucapnya sembari mengedip-ngedipkan sebelah matanya, dan tanpa sadar Wily menirukan gerakan Albian pula.
"Sorry ya gue gak bisa lama-lama"
Albian memang hanya datang menemui Zack dan Wily untuk mengambil mobil hasil taruhannya.
Rencananya mobil itu akan Albian jual dan uangnya akan ia gunakan untuk membantu pembanguan sekolah gratis untuk anak-anak jalanan. Tujuannya memang mulia hanya caranya saja yang salah.
Usai berpamitan pada Zack dan Wily, pria tampan itupun pergi meninggalkan keduanya.
Bruk!
Zack menggebrak meja kafe hingga membuat gelas diatasnya jatuh dan pecah. Tentu saja hal itu Zack lakukan setelah Albian pergi, Wily sampai mengelus dadanya karna kaget.
"Ah sialan si Albian itu, kalau kayak gini caranya gue gak bisa deketin Rosaline lagi!"
Umpat Zack kesal. Karna mobil baru yang akan ia gunakan untuk menarik hati Rosaline gadis incarannya, kini sudah bukan miliknya lagi.
"Lo sendiri sih pake bikin taruhan segala! sekarang nyesel kan!"
Cibir Wily sembari tertawa renyah.
"Arggh!" Zack nyaris saja menghajar Wily karna pria itu terus saja mengejek kekalahannya. Namun ia urungkan karna yang di ucapkan Wily memang tak sepenuhnya salah.
"Woy santai dong bro!" Teriak Wily yang mulai terpancing juga emosinya karna sikap Zack.
Zack tak banyak bicara lagi, ia lebih memilih untuk pergi meninggalkan Wily demi mengembalikan kewarasannya.
"Mau kemana lo?"
Tanya Wily namun tak di hiraukan oleh Zack, pria itu terus berlalu meninggalkan sahabatnya itu.
"Zack, siapa yang bayar ini semua?"
Teriak Wily lagi saat menyadari pesanan makanan dan minuman mereka belum di bayar. Biasanya Albian yang akan mentraktir mereka, tapi pria itu sudah pergi lebih dulu.
"Maaf kak ini billnya"
Ucap seorang pelayan kafe sembari memberikan secarik kertas pada Wily.
"Busyet mahal amat!"
Mata Wily seakan mau keluar saat melihat nominal yang tertera di bill tersebut.
"Ini sekalian buat ganti meja dan gelasnya yang pecah kak"
Beritahu pelayan itu dengan ramah, sembari menunjuk ke arah meja yang retak dan gelas yang pecah karna ulah Zack.
***
"Arggh"
Zack membanting sepatunya kesembarang arah. Karna tak punya kendaraan lagi serta tak punya uang untuk membayar taksi, jadilah Zack pulang dengan berjalan kaki.
Rasa pegal di kakinya karna berjalan cukup jauh dari kafe ke rumah membuat kekesalannya semakin bertambah.
"Awas lo Al!"
Umpatnya sembari membayangkan wajah Albian di udara dan meninju wajah sahabatnya itu dengan kasar.
Masih dalam keadaan kesal Zack merogoh ponsel di saku celananya dan mengirim foto mesyum Albian dan Khanza ke grup WA kelas, dan dari grup WA kelas itu pula foto Albian dan Khanza menyebar pula keseantero kampus.
***
"Ih dasar gadis kotor"
Umpat seorang mahasiswi kala melihat Khanza melintas dihadapannya.
Khanza yang tak tau apa maksud mahasiswi itu hanya bisa mengernyitkan dahinya saja. Khanza tidak tau saja kalau foto mesyumnya bersama Albian sudah jadi bahan pergunjingan di seluruh kampus.
"Penampilannya aja yang cugal tapi aslinya murahan!"
Cibir mahasiswi yang lainnya.
Walaupun Khanza sudah biasa di buly dan di perlakukan tidak baik oleh teman-temannya, tapi sungguh perlakuan mereka kali ini sangat berbeda dari biasanya.
Dikatakan gadis kotor dan murahan, rasanya jauh lebih sakit dari disebut gadis cugal oleh seantero kampus.
Merasa ada yang salah dengan sikap teman-temannya, gadis itupun memilih untuk menepi sejenak.
"Sabar Khanza tinggal sebentar lagi" Batinnya.
Khanza melepas kacamatanya dan memijat pelipisnya yang berdenyut.
Bayang-bayang wisuda yang akan berlangsung 2 bulan lagi, serta memiliki kekasih sempurna seperti Albian membuat senyum di wajah cantik itu kembali merekah.
"Eh gadis taruhan, lo di panggil ke ruang rektor tuh!"
#Selamat membaca, jangan lupa like and komentnya ya ^^