NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Tak Terduga

Kisah Cinta Tak Terduga

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Cinta Murni
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: FT.Zira

Bintang panggung dan penulis misterius bertemu dalam pertemuan tak terduga.
Rory Ace Jordan, penyanyi terkenal sekaligus sosok Leader dalam sebuah grup musik, terpikat pada pesona Nayrela Louise, penulis berbakat yang identitasnya tersembunyi. Namun, cinta mereka yang tumbuh subur terancam ketika kebenaran tentang Nayrela terungkap.


Ikuti kisah mereka....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. KCTT 22

"Ada apa denganmu, Rory!"

Suara hardikan keras itu menggema di udara, menghentikan semua aktivitas yang tengah dijalani Rory dan tim dengan semua pandangan kini tertuju pada Rory, beralih pada sang koreografer yeng berdiri berkacak pinggang dengan wajah kesal, lalu kembali pada Rory.

Pria itu hanya menunduk dengan pikiran tidak pada tempatnya, memandang sang koreografer sejenak, lalu menunduk lagi.

"Baru kemarin kau mendapatkan pujian karena latihanmu membaik, sekarang kau menghancurkannya dalam sekejap," ujar koreografer.

"Apakah kau berniat untuk menghancurkan jerih payah tim mu sendiri?" hardiknya.

"Maaf,"

Koreografer itu mendengus mendengar satu kata dari Rory setelah kalimat panjang yang ia ucapkan tanpa pembelaan apapun. Sikap yang sangat kontras dimana Rory selalu mengeluarkan banyak sanggahan ketika dirinya mengeluarkan kalimat sarkasnya.

"Istirahat selama satu jam," ujar koreografer.

Rory segera menjatuhkan tubuhnya ke lantai setelah sang koreografer itu pergi, tidak bisa memahami dirinya sendiri ketika dalam lubuk hatinya merasakan kecemasan yang tidak ia ketahui dari mana datangnya.

'Naya,,,, Kenapa aku selalu teringat dengannya? Dan kenapa aku merasa segelisah ini?' batin Rory.

"Apa yang sebenarnya mengganggu pikiranmu?" Thomas bertanya sembari meletakkan telapak tangan di bahu Rory.

"Kau kehilangan fokusmu sejak kemarin setelah jam makan siang berakhir, bahkan berlanjut sampai sekarang," Ethan menimpali.

"Entahlah," sahut Rory menaikan bahunya.

"Aku ke kamar sebentar." imbuhnya seraya bangun dari duduknya dan melangkah pergi meninggalkan ruang latihan.

Rory melangkah cepat menuju kamar pribadinya, meninggalkan kebingunan diwajah semua temannya dengan satu tujuan pasti. Menghubungi Nayla.

Pria itu meraih ponsel begitu dirinya berada di dalam kamar, menghubungi seseorang yang selalu mengganggu pikirannya. Ia bahkan bisa melihat pesan yang ia kirim sejak perpisahannya dengan Nayla malam itu masih belum mendapatkan balasan. Dan kini, meski hari sudah sore, balasan yang ia tunggu tak kunjung ia dapatkan.

Kegelisahan Rory menguap dalam sekejap ketika ia mendengar suara dari ponsel setelah beberapa saat menunggu.

📞📞📞📞📞

"Ya, Roy? Ada apa?" Nayla bertanya.

"Ehm,,,, Itu,,, Apa yang sedang kamu lakukan? Apakah kamu sibuk?" tanya Rory.

"Aku baru akan membalas pesanmu, tapi kamu menghubungiku lebih dulu. Maaf jika aku membutuhkan waktu lama untuk membalas," jawab Nayla.

"Tak masalah, tapi bolehkah aku bertanya sesuatu?" sambut Rory.

"Katakan saja!" jawab Nayla.

"Apakah kamu baik-baik saja? Suaramu terdengar berbeda," ucap Rory.

"Aku baik-baik saja," jawab Nayla.

"Apakah kamu yakin?" tanya Rory memastikan.

"Tentu saja, mengapa kamu bertanya?" sambut Nayla.

"Hanya ingin memastikan, kupikir sesuatu terjadi padamu karena aku mengantarmu pulang terlalu malam," jawab Rory.

"Hei,,,, Jangan perlakukan aku seperti anak kecil! Aku baik-baik saja," protes Nayla.

Rory terkekeh pelan, merasakan seluruh beban yang sebelumnya memberatkan hatinya terangkat.

"Nay,,," panggil Rory.

"Apa?"

"Apakah kamu memiliki waktu luang akhir pekan nanti?" tanya Rory.

"Akhir pekan?" ulang Nayla.

"Ya, jika kamu tidak tidak keberatan, aku ingin mengajakmu keluar," ucap Rory.

"Kudengar, akan ada fesival yang diadakan di pusat kota,"

"Baiklah," sahut Nayla.

"Sungguh? Kamu menerima ajakanku?" sambut Rory.

Rory sedikit terkejut dengan jawaban cepat yang diberikan Nayla padanya, terutama mengingat jika mereka belum lama saling mengenal. Meski dalam hatinya ia merasa senang luar biasa.

"Ya, kurasa aku tidak memiliki banyak pekerjaan akhir pekan nanti," jawab Nayla.

"Senang mendengarnya, kalau begitu aku tutup dulu, aku akan menghubungimu lagi nanti," ucap Rory.

"Pekerjaan?" Nayla bertanya.

"Begitulah, aku sengaja mencuri waktu sebentar," jawab Rory.

"Baiklah," sahut Nayla.

"Kembali lagi nanti,"

📞📞📞📞📞📞

...%%%%%%%%%%...

Nayla menurunkan ponsel dari telinganya, menatap dirinya sendiri yang masih duduk bersandar di atas tempat tidur rumah sakit bahkan jarum infus masih terpasang di pergelangan tangannya.

"Ekhmm,,,,"

Ia berdeham, memeriksa suaranya sendiri setelah mendengar Rory mengatakan suaranya berbeda.

"Apa yang membuatnya berbeda? Suaraku bahkan tidak serak atau sejenisnya," Nayla bergumam pelan.

"Tapi dia bertanya seolah tahu keadaanku yang sebenarnya,"

Suara hembusan napas Nayla kembali terdengar, menatap lama layar ponsel di tangan sampai suara pintu dibuka membuat ia beralih pandang.

"Bagus! Kau sudah membaik, bahkan bisa memainkan ponselmu tapi kau tidak menghubungiku,"

Nayla tersenyum, meletakkan ponsel di meja sisi tempat tidur, lalu kembali menatap sahabatnya yang baru saja datang membawa sekeranjang kecil buah segar bersama Adrian di belakangnya dengan buket bunga di tangan.

"Bukankah itu tak diperlukan lagi ketika kau sudah berbicara dengan, Chris?" sahut Nayla santai.

"Akan ku anggap kau baik-baik saja setelah mendengarmu bisa berkata begitu," balas Rose.

"Aku tidak mati bukan?" sahut Nayla.

"Pemilihan katamu sungguh ekstrim, Nay!" tegur Rose seraya meletakkan keranjang di meja.

"Terima kasih sudah membawaku kemari," ucap Nayla melembut.

Rose tersenyum, lalu menggelengkan kepalanya pelan.

"Kau sengaja ikut datang kemari atau Rose yang menyeretmu, Adrian?" tanya Nayla beralih pandang pada pria di belakang Rose.

"Tentu saja saya datang murni karena keinginan saya sekaligus untuk melihat Anda, Nona," jawab Adrian sopan seraya menyerahkan bunga yang dia bawa pada Nayla.

"Saya senang melihat Anda tampak lebih baik,"tambahnya.

"Terima kasih." jawab Nayla seraya menerima bunga yang disodorkan padanya.

"Apakah kamu ingin makan sesuatu, Nay? Aku membawa buah untukmu," tanya Rose.

"Tidak untuk saat ini. Aku sudah terlalu banyak makan," tolak Nayla halus.

"Bagaimana harimu di kantor Adrian?" tanya Nayla saat melihat Adrian yang hanya berdiri dalam diam disamping Rose.

"Ayolah,,, Jangan membahas pekerjaan saat ini!" Rose mengeluh

"Aku bertanya pada Adrian, bukan padamu!" tukas Nayla kembali menatap Adrian untuk mendapatkan jawaban.

"Sangat baik, Nona. Saya juga menikmatinya," jawab Adrian tersenyum.

"Senang mendengarnya," sambut Nayla.

"Aku belum menyapamu dengan benar sejak kau masuk bekerja. Aku benar-benar buruk bukan?"

"Itu tidak mungkin benar, Nona. Anda bahkan menyapa saya ketika saya mengantar buku ke Apartemen Anda," sanggah Adrian.

Nayla kembali tersenyum, merasakan rasa tenang yang sama dengan yang dia dapatkan ketika bersama Rose. Semua pandangan mereka serentak bergerak ke arah pintu, ketika mereka mendengar suara ketukan singkat dikuti dengan Chris yang melangkah masuk.

"Kalian datang? Sejak kapan?" Chris bertanya.

"Beberapa waktu lalu," jawab Rose.

Chris melangkah mendekat sembari mengulung lengan kemejanya, lalu melepaskan jarum infus dari pergelangan tangan Nayla setelah memastikan cairan infus telah habis.

"Apakah itu artinya Nayla bisa pulang sore ini?" Rose bertanya.

"Ya, kondisinya sudah stabil," jawab Chris.

"Aku lega mendengarnya," sambut Rose.

"Hei,, kenapa kau tidak datang saja keacara festival yang akan diadakan di pusat kota akhir pekan nanti?" celetuknya tiba-tiba.

"Adrian mengatakan padaku, akan ada stand buku yang dibuka di sana," imbuhnya.

"Buku? Sungguh?" sambut Nayla antusias.

"Apakah itu artinya buku favoritku juga akan dijual di sana?" tanyanya lagi.

"Ada, hanya saja kamu perlu bergerak cepat sebelum orang lain mengambilnya," jawab Rose.

"Kau yakin buku itu ada?" tanya Nayla memastikan.

"Tanyakan saja padanya." jawab Rose menunjuk Adrian menggunakan dagunya.

"Apakah yang dikatakan Rose benar?" tanya Nayla beralih Adrian.

"Untuk stand buku memang akan dibuka, tetapi buku apa yang Anda cari?" sahut Adrian bertanya.

"Sir Arthur Conan Doyle," jawab Nayla.

"Sherlock Holmes? Misteri?" ulang Adrian memastikan.

"Ya, katakan padaku! Apakah buku itu ada?" tanya Nayla tak sabar.

"Ada, hanya saja ada tiga buku dengan judul yang sama," jawab Adrian.

"Dan judul apa itu?" tanya Nayla lagi.

"The Sign Four (Empat tanda)," jawab Adrian.

"Kau yakin buku itu ada bukan?" tanya Nayla lagi.

"Tentu saja, Nona. Seorang kenalan saya sempat melihat semua buku yang akan dijual," terang Adrian.

"Jika Anda tidak keberatan, saya bisa mendapatkan buku itu untuk Anda, Nona," tawar Adian

"Aku menghargainya dan sangat berterima kasih, tapi aku ingin mencarinya sendiri," jawab Nayla.

"Saya mengerti," sahut Adrian menundukan kepala.

"Baiklah, sekarang sudah saatnya kamu pulang, Nay," ucap Rose.

"Biarkan aku membantumu,"

Selesai dengan kalimatnya, Rose membantu Nayla berjalan menuju basement di mana mobil Chris terparkir, sementara dua pria yang mengikuti di belakang membawa semua barang Nayla dan meletakkannya ke bagasi.

Mereka berpisah dengan Nayla yang berada di satu mobil bersama Chris, sedangkan Rose dan Adrian membawa mobil mereka masing-masing.

...%%%%%%%%%...

Hubungan Nayla dan Rory menjadi lebih dekat seiring dengan waktu yang mereka gunakan untuk tetap terus terhubung. Panggilan tiap malam, saling berkirim pesan, dan saling memberi kabar membuat keduanya menjadi lebih dekat meski tidak bertemu. Hingga tanpa terasa waktu yang sudah mereka tentukan untuk bertemu telah tiba.

Acara festival yang diadakan di pusat kota menjadi tempat berikutnya bagi keduanya untuk bertemu.

. . . .

. . . . .

To be continued...

1
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Moms TZ
lah kok udahan sih, saking fokus baca mpe lupa komen
Zhu Yun💫
Weehhh udahan, secangkir ☕ dulu buat kakak author 😁
Zhu Yun💫
Ayo buruan minta lah Roy,,, minta Nay buat jadi istri sekalian biar bisa jagain Nay terus 💃💃💃💃💃
Zhu Yun💫
wajar-wajar saja kok Nay, paling Roy minta kamu jadi pacar, kalau gak ngajak ngadon sekalian 😆😆😆😆😆✌️
Zhu Yun💫
Hati2 Nay, justru kamu yang bakal diserang duluan nanti, Diserang didalam kamar..... 😆😆😆😆😆✌️
Zhu Yun💫
Demi kamu gak bakal lelah dia Nay, badaipun dia terjang 😆😆😆
Zhu Yun💫
Cemburu itu Ror,,,
Zenun
Rose dan Adrian
Zenun
Menangin Roy, biar bisa minta ke Nayla "mau kah kamu menjadi kekasih ku?"
🌟~Emp🌾
🌹🌹🌹menemani makan siang mu 😘
🌟~Emp🌾
pertanyaan nya, apa penyebab rose digantikan? kenapa suami rose bisa sakit? siapa kah pengganti rose? dan semoga author capek jawab nya /Joyful//Joyful//Joyful/
🌟~Emp🌾
siapa pengganti nya? kepo
🌟~Emp🌾
Apa salah nya rose?
🌟~Emp🌾
keren sir, Semoga itu bukan kata di bibir saja /Facepalm/
🌟~Emp🌾
kok maksa sih? mentang artis idola trus harus kenal gitu?
👑Кιкαη Αqυєєη🤎👑
Seneng kn Ror/Doge/
👑Кιкαη Αqυєєη🤎👑
uhuuukkk🙃
👑Кιкαη Αqυєєη🤎👑
Nayyy kamu seperti ku, ada jawaban nya🙃🙃
👑Кιкαη Αqυєєη🤎👑
sedetail itu loh
👑Кιкαη Αqυєєη🤎👑
Ror dan yg lain pasang telinga nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!