NovelToon NovelToon
Obsesi Sang CEO

Obsesi Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Paksa / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: QurratiAini

Firda Humaira dijual oleh pamannya yang kejam kepada seorang pria kaya raya demi mendapatkan uang.

Firda mengira dia hanya akan dijadikan pemuas nafsu. Namun, ternyata pria itu justru menikahinya. Sejak saat itu seluruh aspek hidupnya berada di bawah kendali pria itu. Dia terkekang di rumah megah itu seperti seekor burung yang terkurung di sangkar emas.

Suaminya memang tidak pernah menyiksa fisiknya. Namun, di balik itu suaminya selalu membuat batinnya tertekan karena rasa tak berdaya menghadapi suaminya yang memiliki kekuasaan penuh atas hubungan ini.

Saat dia ingin menyerah, sepasang bayi kembar justru hadir dalam perutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QurratiAini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua delapan

“Dengan ini, aku telah menikahimu dan hubungan kita resmi di mata Tuhan,” ujar Abraham setelah akad selesai, suaranya dingin namun penuh kepastian.

Firda hanya bisa mengangguk pelan. Tubuhnya terasa lemas, seperti tidak punya tenaga untuk berkata apa pun. Sulit dipercaya... Kini status hidupnya telah berganti menjadi istri dari seorang pria?

Hanya dalam semalam Tuan Abraham mampu memporak-porandakan kehidupannya.

Wati yang merupakan bibi Firda sedari tadi hanya diam saja, akhirnya memberanikan diri bertanya. “T-tuan Abraham, kapan resepsi pernikahannya akan diadakan? Apakah Tuan akan mengadakan resepsi atau tidak?”

Abraham meliriknya sekilas, tatapannya dingin. “Tentu aku akan mengadakan pesta mewah,” jawabnya dengan sangat sinis. Dirinya justru tak sabar ingin mengumumkan kepada semua orang bahwa kini Firda telah resmi menjadi miliknya, sepenuhnya.

Wati mencoba tersenyum gugup. Matanya berbinar kesenangan membayangkan dirinya akan menjadi tamu spesial di pesta mewah tersebut. Tentu saja, kehadirannya di sana adalah sebagai keluarga dari mempelai wanita kan?

Namun, tak ayal di sisi lain kini Wati, Bambang, dan Laras merasa begitu iri kepada Firda. Karena bagi mereka... Seharusnya Laras lah yang lebih pantas berada di posisi itu, menjadi nyonya Abraham... Bukan Firda si gadis dekil dan penyakitan tersebut!

“Maksud saya, apakah kami akan diundang di pesta tersebut, Tuan?” tanya Wati sambil menatap ke arah pria itu dengan pandangan penuh harap. Dia sangat ingin menghadiri pesta mewah, memakai pakaian mewah, dan bertemu dengan orang-orang kaya raya kelas atas.

Menjadi wanita sosialita sebenarnya adalah impian Wati sejak lama. Pasti itu akan sangat membanggakan kan? Sungguh, tanpa sadar mata Wati berbinar kesenangan. Dirinya benar-benar sudah merasa tak sabar ingin pamer menjadi tamu istimewa di pesta mewah pernikahan keponakannya itu kepada para tetangganya!

“Tentu,” jawab Abraham singkat. Namun, ia segera menambahkan, “Tapi jika kalian berani membuat masalah, kalian tahu akibatnya.”

Ancaman itu membuat wajah Wati pucat seketika. Laras menelan ludah, sementara Bambang hanya bisa mengangguk lemah.

Abraham berdiri, memberikan isyarat pada Firda untuk ikut dengannya. Namun, Firda tiba-tiba memohon, “T-tuan, bolehkah aku… melihat kamarku sekali lagi sebelum pergi? A-Aku ingin melihat-lihat untuk yang terakhir kali.”

Abraham mengangkat alis, tapi akhirnya mengangguk tanpa berkata apa-apa. Senyum lega dan bahagia seketika tercipta di bibir indah gadisnya. Hal itu membuat pupil mata Abraham seketika membesar karena terkejut dan rasa senang yang bercampur menjadi satu.

Sementara itu, Laras dan ibunya memperhatikan Firda dengan pandangan mencemooh.

"Dasar lebay!" umpat Laras begitu sinis di dalam hati. Ia menatap ke arah Kakak sepupunya itu dengan pandangan penuh kebencian.

Sementara itu, Wati dengan berpura-pura menunjukkan sikap keibuannya, berkata dengan begitu lembut kepada Firda. "Nak Firda bisa datang kapan pun yang kamu mau. Rumah ini selalu terbuka untukmu. Jadi, kenapa kamu sampai mengatakan bahwa ini akan menjadi hari terakhirmu? Apakah setelah menikah dengan Tuan Abraham kamu tidak mau berkunjung lagi ke rumah paman dan bibimu, Firda?"

Ucapan penuh kelembutan dan kasih sayang yang Wati lontarkan berbanding terbalik dengan kondisi hatinya saat ini. Dalam hati Wati tak henti-hentinya mengumpati keponakannya yang tak tahu diri tersebut.

Enak saja dia ingin angkat kaki begitu saja dari rumah ini dan tak pernah mau kembali lagi?! Tentu saja gadis itu harus sering-sering datang ke rumah ini dengan membawa oleh-oleh dan uang yang banyak untuk mereka!

Oh, ralat! Gadis?

Wati sungguh ragu apakah keponakannya ini masih gadis atau tidak? Tinggal bersama Tuan Abraham selama dua hari, rasanya tidak mungkin ia masih perawan sampai sekarang. Pastinya Tuan Abraham sudah membuka segelnya bukan?

Tiba-tiba senyuman sinis terbit di wajah wanita paruh baya itu. Ia mendengus pelan dan sorot matanya memandang ke arah Firda dengan tatapan merendahkan yang amat nyata.

Namun, tak disangka Tuan Abraham lah yang justru menjawab perkataan Wati barusan. "Ya, setelah malam ini Firda tidak akan pernah datang lagi ke sini. Firda mungkin mau, tapi akulah yang tidak mengizinkannya."

Pria kaya raya dan penuh kuasa itu menjawab dengan sangat telak, hinggawati bungkam tak bisa berkata-kata lagi. Abraham menegaskan dari jawabannya itu bahwa gadisnya tidak salah sama sekali sebab setelah ini dia memang tidak akan pernah kembali ke rumah ini karena Abraham lah yang tidak mengizinkannya.

Firda menelan ludahnya dengan susah payah karena rasa gugup yang tiba-tiba menerpa, seperti badai besar yang sulit untuk Firda tangani. Dengan penuh keraguan ia akhirnya melangkah menjauh, beranjak pergi dari ruang tamu. Gadis itu lalu membuka pintu sebuah gudang kecil yang lembap dan gelap. Ia melangkah masuk dengan perlahan, sementara Abraham mengikutinya dari belakang.

Tentu saja hal itu langsung membuat Bambang melotot kaget. Segera dia memukul pundak istrinya dengan pelan, mengingatkan wanita itu tentang kejadian semalam. "Tuan Abraham mau masuk ke kamar Firda! Kamarnya kan berantakan, kamu habis menumpuk barang bekas di dalamnya kemarin!"

Akhirnya Wati dan Laras ikut merasa panik juga. Pasalnya Tuan Abraham terlihat sangat mencintai Firda. Bagaimana jadinya jika pria itu melihat kamar Firda ternyata adalah sebuah gudang yang tak layak untuk dijadikan sebagai tempat tidur?!

"Tuan, j-jangan masuk...." Laras bergegas hendak menghentikan pria itu agar tidak mengikuti Firda masuk ke dalam. Namun, semuanya terlambat. Pria itu telah melangkah masuk lebih dulu.

"Ah...." Pada akhirnya mereka hanya bisa mendesah dengan pasrah. Kondisi jantung mereka saat ini bertalu-talu Karena rasa takut dan gugup yang bercampur menjadi satu, begitu sulit untuk mereka kendalikan.

Sementara itu, Abraham langkah masuk ke dalam kamar mengikuti gadisnya. Sorot matanya langsung memperhatikan sekeliling dengan tatapan tajam. “Ini... kamarmu?” tanyanya dengan nada tak percaya.

Firda tersentak kaget karena tak menyadari pria itu ternyata mengikutinya sampai masuk ke sini. Akhirnya ia hanya bisa mengangguk pelan, matanya menatap lantai. “Ya, Tuan. Ini kamarku sejak kecil.”

Abraham terdiam, tetapi sorot matanya mulai berubah. Amarah perlahan terpancar dari wajahnya. “Jadi selama ini mereka membiarkanmu tinggal di tempat seperti ini?”

Firda menunduk lebih dalam. “Mereka bilang ini sudah cukup untukku, Tuan…”

“Cukup?” potong Abraham. Suaranya meninggi. Ia mengepalkan tangan, menahan amarah yang hampir meledak. “Mereka benar-benar tidak tahu diri.”

Firda menoleh dengan wajah panik menyaksikan pria itu terlihat sangat murka. Ketakutan seketika menguasai seluruh jiwanya. “T-tuan, a-aku mohon jangan marah…”

Namun, Abraham sudah terlanjur sangat geram. Bagaimana mungkin gadisnya harus hidup semenderita ini bersama para bajingan yang sungguh tak pantas disebut keluarga itu?

“Aku tidak akan membiarkan siapa pun memperlakukanmu seperti ini lagi, Firda. Tidak peduli siapa mereka, bahkan jika pelakunya adalah keluargamu sendiri. Aku pastikan akan melenyapkan mereka."

1
Heulwen
Bagaimana cerita selanjutnya, author? Update dulu donk! 😡
Qurrati Aini: ditunggu yaaa, author bakal update setiap jam 10 malam, okeyy.
total 1 replies
Azure
Author-im, kalau tidak update cepat, reader-im bakal pingsan menanti T.T
Qurrati Aini: duh di tunggu ajaa ya hehe, author bakal update setiapp jam 22:00 WIB yaa.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!