Tamara Lourine Aditama, biasa dipanggil dengan tama, dia seorang gadis yang lemah lembut dan cerdas. walaupun selalu di kucilkan keluarga dan tidak pernah di anggap sebagai anggota keluarga aditama tetapi Tamara selalu menjadi gadis yang ceria.
suatu ketika Tamara di fitnah oleh adik kembarnya Tamariska yang merasa iri dengannya. dia di fitnah dan terusir dari rumahnya, menjadi terluntah-luntah namun karena sikapnya yang baik hati dan suka melakukan kebaikan maka iyapun lantas menuai kebaikan itu dengan di tolong oleh sesilia yang merupakan seorang anak yatim piatu yang pernah di bantu Tamara, Sesilia mengajak Tama untuk tinggal dirumah kontrakannya itu.
bersama temannya seusai pulang sekolah mereka bekerja akan tetapi adiknya masih selalu menganggu dan meneror hidupnya bahkan selalu membuat iya di berhentikan dari pekerjaannya berulang kali.
Mampu kah Tamara menemukan kebahagiaannya ?
mampukah Tamara bertahan untuk menghadapi semuanya ?
yuk, ikuti kisahnya...............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hulwund, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hilang
" Papa sudah melarang aku untuk tidak boleh bekerja lagi, sekarang aku harus dapat uang dari mana lagi untuk kebutuhanku" gumannya pada diri sendiri.
"Aduuuuuhhhh.....perut gue sakit banget, apa mungkin mag gue kambuh lagi ya? Padahal aku kan udah nggak telat makan, eh.... tunggu aku kan tadi pagi lupa sarapan, mungkin karena itu lambungku berulah"
Tamara segera memutuskan untuk lekas mencari obat untuk meredahkan mag nya yang kambuh, dengan tertatih-tahih ia berjalan menuju ke dapur dan mencari kotak obat yang biasa di simpan di dapur, lama dia mencarinya akhirnya dia pun menemukannya.
"Nah ini ni kotak obatnya, kenapa naruhnya berpindah sih, kan biasanya di laci paling atas" gerutu Tamara.
Setelah menemukan kotak obatnya, Tamara pun segera meminumnya. Lalu dia berjalan kembali ke kamarnya, namun saat hendak menaiki tangga, langkahnya terhenti karena panggilan dari sang adik kembarnya
" Hei... Tama ambilin dong minum dong buat gue sama Mama! Nggak pake lama ya, haus banget ni!" Perintah Tamariska
Tamara tidak ingin membuat masalah lagi, dia segera melakukan apa yang di perintahkan sang adik, Tamara lantas mengambil dua gelas jus kesukaan Mama dan adik kembarnya.
"Ini minumannya dek, Ma" ucap Tama sambil meletakan dua gelas jus tersebut ke atas meja yang ada di depan kedua orang tersebut.
"Lihat deh Ma, kalung ini cantik banget kan, kalau aku yang pakai?" tanya Tamariska manja sambil memamerkan keindahan perhiasan yang terpasang di lehernya.
"Oh...tentu saja sayang kamu memang selalu terlihat cantik kalau memakai apa saja" seru Debora memuji anak kesayangannya.
Tamara terus berjalan kembali ke kamarnya, dia tidak pernah perduli lagi dengan apa yanv mereka lakukan. Sedangkan di ruang tengah pasangan ibu dan anak itu masih asyik membuka semua belanjaan mereka, tanpa ada satu pun yang mereka belikan untuk Tamara. Setelah puas melihat semuanya, mereka pun memasuki kamar masing-masing, karena memang waktu juga sudah sore, mereka ingin membersihkan diri.
Tamariska terus melenggang ke kamarnya tapi saat melewati kamar kakanya yang terbuka sedikit, dia berhenti dan terlintas ide jahat yang bersarang di otaknya. Tamariska memasuki kamar Tamara dengan berhati-hati mengendap agar tidak menimbulkan suara. Sampai di kamar sang kaka kembarnya sedang mandi, dengan cepat Tamariska pun melancarkan aksinya. Yaitu menaruh kalung emasnya yang baru di beli di bawah bantal Tamara.
"Dengan demikian, Tama akan segera di usir dari rumah ini sedangkan gue akan menjadi puteri satu-satunya dan kesayangan orang tua gue, gue nggak perlu lagi takut kalau kasih sayang mereka bakal terbagi dua" gumannya dengan penuh senyuman kemenangan sambil berlalu pergi meninggalkan kamar Tamara.
Tamariska memasuki kamarnya lalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai mandi Tamariska pun menjalankan rencananya, dia berteriak heboh hinggah mengundang seluruh perhatian penghuni rumah.
"Aaaaaaaaaakkkkkkkkhhhhhhh....!Mama....! teriak Tamariska heboh
Para penghuni rumah pun menghampiri Tamariska yang berada di kamarnya.
"Ada apa kamu teriak-teriak sayang?" Tanya Debora panik dan cemas
"Iya kenapa kamu teriak-teriak begitu Tamariska, kamu bikin kita panik aja" sahut Robi Panik
"Mama... kalung emas aku yang baru tadi kita beli itu hilang Ma" seru Tamariska dengan heboh dan dengan sengaja dia mengeluarkan air mata agar aktingnya maksimal di depan kedua orang tuanya.
"kok bisa hilang sayang?"