NovelToon NovelToon
Berawal Dari Terpaksa.

Berawal Dari Terpaksa.

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

Berawal dari permintaan sahabatnya untuk berpura-pura menjadi dirinya dan menemui pria yang akan di jodohkan kepada sahabatnya, Liviana Aurora terpaksa harus menikah dengan pria yang akan di jodohkan dengan sahabatnya itu. bukan karena pria itu tak tahu jika ia ternyata bukan calon istrinya yang asli, justru karena ia mengetahuinya sampai pria itu mengancam akan memenjarakan dirinya dengan tuduhan penipuan.

Jika di pikir-pikir Livia begitu biasa ia di sapa, bisa menepis tudingan tersebut namun rasa traumanya dengan jeruji besi mampu membuat otak cerdas Livia tak berfungsi dengan baik, hingga terpaksa ia menerima pria yang jelas-jelas tidak mencintainya dan begitu pun sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seharian Di hotel.

Setelah semalam menginap di rumah orang tuanya, pagi ini Livia memutuskan untuk kembali bersama Abimana ke kediaman Sanjaya. Setelah berpikir semalam, ke depannya Livia memutuskan untuk tidak lagi membahas apapun tentang mantan kekasih suaminya, Thalia. Bukan apa-apa, menyaksikan Abimana dalam mode diam seperti pagi ini jauh lebih mengerikan dibanding uji nyali di kuburan tua. sekarang keberadaan Thalia tak lagi terlalu dipedulikan oleh Livia, karena yang terpenting bagi Livia saat ini adalah dapat bernapas dengan tenang selama hidup di sisi Abimana, sudah lebih dari cukup baginya.

Suasana di dalam mobil hening hingga Livia di kejutkan dengan tindakan Abimana membaringkan kepala di pangkuannya, tanpa peduli dengan keberadaan asisten Purba yang tengah fokus mengemudi.

"Apa kepala mas sakit???." tebak Livia, saat melihat abimana memijat keningnya.

"Hem."

Perlahan Livia memijat kepala Abimana, dan pijatan wanita itu perlahan mampu mengurangi rasa sakit yang tengah dirasakan Abimana. Semalam Abimana hanya tertidur beberapa jam saja, mungkin itu penyebab dari sakit kepala yang kini dirasakan oleh pria itu. bukannya akibat mengarungi lautan cinta bersama sang istri yang membuat Abimana kurang tidur, melainkan karena mempertimbangkan semua ucapan asisten pribadinya kemarin.

"Purba kita ke hotel sekarang!!."

"Baik, tuan."

Mendapat perintah demikian dari Abimana, asisten Purba lantas memutar arah menuju hotel. Sementara Livia, wanita itu diam saja tak berani berkomentar apalagi sampai protes.

Hari ini ibu mengadakan arisan di rumah dan ibunya Thalia merupakan salah satu teman arisan ibu, itulah alasan mengapa Abimana enggan kembali ke rumah sekarang. Ia yakin saat ini Thalia pasti ikut bersama dengan ibunya.

*

Sudah hampir setengah jam berada di kediaman keluarga Sanjaya, namun Thalia tak kunjung melihat keberadaan Abimana padahal hari ini weekend bisa dipastikan Abimana tidak berangkat kerja.

"Kamu pasti lagi mencari keberadaan Abi, iya kan???." tiba-tiba ibu sudah duduk di samping Thalia.

"Tante..." mengulas senyum senatural mungkin.

"Sejak semalam Abi belum pulang, kata asisten Purba, Abi menginap di rumah mertuanya." dengan perasaan tak senang, ibu menyampaikan berita itu pada Thalia. "Tapi kamu tidak perlu cemas, karena Tante yakin sebentar lagi Abi pasti akan menceraikan wanita itu!!!." sambung ibu dengan begitu percaya diri. Ia yakin sampai saat ini putra sambungnya itu tidak memiliki perasaan apapun pada istrinya, terlebih sekarang sang ayah telah meninggal dunia, lalu apa lagi alasan Abi untuk tetap mempertahankan pernikahannya bersama istrinya itu.

"Bagaimana jika Abi tidak berniat menceraikan istrinya, Tante???." sepertinya penolakan Abimana mampu memancing rasa pesimis dihati Thalia.

Mengusap lembut punggung tangan Thalia. "Jangan pesimis seperti itu, Tante yakin hanya kamu satu-satunya wanita yang dicintai dan diinginkan Abi. mungkin Abi bersikap seperti itu sama kamu karena masih marah saja. tapi marah bukan berarti tidak cinta, bukan." ibu berusaha meyakinkan Thalia bahwa perasaan Abimana terhadap wanita itu tidak pernah berubah, masih cinta.

Thalia tersenyum. "Thank you, Tante." membalas genggaman tangan ibunya Abimana.

*

Sudah hampir seharian mengurung diri di kamar hotel membuat Livia jenuh sendiri, apalagi kegiatan mereka tidak jauh-jauh dari urusan ranj_ang.

Kalau tidak mau pulang ke rumah minimal jalan-jalan gitu, ini malah mengurung diri di kamar hotel....Livia.

Lagi-lagi Livia hanya bisa menggerutu dalam hati tanpa berani protes. Sesaat kemudian Livia menatap pakaiannya yang sudah teronggok tak berharga di lantai, siapa lagi pelakunya kalau bukan Abimana. tak lama berselang, pandangan Livia berpindah pada wajah lelap pria tampan pria yang kini berbagi selimut dengannya. Hidungnya yang mancung, alis matanya yang tebal, rahang tegasnya serta kulitnya yang putih bersih di tambah lagi dengan bentuk tubuhnya yang atletis, membuat ciptaan tuhan didepan matanya saat ini terlihat nyaris sempurna.

"Seperti apa sebenarnya perasaan kamu padaku??? Apa kamu akan membuang ku, setelah bosan dengan tub-uhku, mas????." bergumam lirih sambil terus menatap wajah lelap suaminya.

Di tengah lamunannya tentang nasib pernikahannya nanti, Livia di buat tersentak ketika Abimana tiba-tiba menariknya ke dalam pelukan sembari berkata. "Berhenti berpikir yang aneh-aneh!!!." masih dengan mata terpejam pria itu berujar.

"Haah....??? Kamu tidak tidur, mas???." Livia mendongak, untuk memastikan, dan benar saja kini kedua mata Abimana sudah terjaga dan itu artinya sejak tadi pria itu hanya berpura-pura tidur.

Arg..... memalukan sekali....Livia.

"Livia ..."

"iya, mas..."

"Kapan terakhir kali kau datang bulan????." raut wajah Abimana nampak serius sehingga Livia pun berusaha untuk mengingat kapan terakhir kali ia kedatangan tamu bulanan.

"Kalau tidak salah, dua hari sebelum kita menikah, mas. Memangnya kenapa mas bertanya tentang hal itu???." entah karena otaknya yang benar-benar masih polos atau justru karena otak smart Livia yang tidak berfungsi dengan baik akibat terkejut dengan pertanyaan mendadak dari suaminya tersebut.

"Dua hari sebelum pernikahan kita. Apa itu artinya kau sedang dalam masa subur saat pertama kali kita melakukannya??."

"Saya buka pria brengsek yang gemar berhubungan sek-s di luar nikah. saya pernah dengar tentang masa subur wanita dari dokter Fikar." sambung Abimana saat menyaksikan gurat wajah Livia seperti tengah berpikir yang bukan-bukan tentang dirinya.

"Oh.... aku pikir_." Livia sengaja tidak menuntaskan kalimatnya.

"Memangnya apa yang kau pikirkan, hah???."

"Tidak ada, mas." tidak ingin merubah suasana jadi buruk, Livia pun berdalih tidak memikirkan apapun.

"Seharusnya kau bersyukur karena kau lah orang pertama yang menyentuh tubuh sempurnaku ini!!."

Abimana memang memiliki wajah serta bentuk tubuh yang nyaris sempurna, tapi tidak perlu berkata seperti itu juga. lagi pula bukannya ia sendiri yang telah menyentuh istrinya, lalu kenapa justru memutar balikkan fakta, seolah Livia yang beruntung. Dasar pria aneh... begitu pikir Livia.

Livia hanya bisa mendengus dalam hati mendengar ucapan abimana yang penuh percaya diri tersebut.

"Saya tidak bisa membayangkan, seganteng dan secantik apa anak saya nanti, jika ayahnya saja setampan ini." mengusap wajahnya dengan penuh percaya diri seperti biasa.

"Hahahaha...." tentu saja Livia hanya berani tergelak dalam hati saja, tidak ingin sampai Abimana tersinggung nantinya. Kalau pria itu sudah berada dalam mode tersinggung, bisa-bisa nyawanya dalam bahaya, begitu pikir Livia.

"Tapi tidak masalah jika wajahnya lebih mirip dengan ibunya, asalkan otaknya tidak sebodoh ibunya." sambung Abimana seraya menarik sudut bibirnya ke samping.

Kening Livia berkerut seketika, seakan tak terima dengan tudingan bodoh yang dialamatkan Abimana padanya. bahkan saking tak terima dengan tudingan itu, Livia sampai merubah posisinya, duduk menghadap pada Abimana. "Mas bilang aku bodoh???? For your information ya mas, sejak duduk di bangku SD sampai SMA aku selalu mendapat juara satu. bahkan setelah lulus SMA pun aku mendapatkan beasiswa untuk lanjut ke perguruan tinggi." dengan bangganya Livia menyampaikan rangakaian prestasi yang pernah diraihnya.

Tapi kenapa otak smart mu itu tidak mampu merasakan cintaku padamu, Liviana????. Abimana.

1
Inah Ilham
asal kamu tau ya Mas Abi, perempuan itu butuh pengakuan dan validasi setelah apa yg kamu katakan diawal pernikahan dulu
Mrs.Riozelino Fernandez
haddeuh Abi...
mulut mu itu pernah ngomong apa ke Livia,coba ingat2 dulu...
😒😒😒😒
Mrs.Riozelino Fernandez
mulai narsisnya 😅😅😅
Dinarra
makanya ungkapin dong abi
Bina Rahel Sembiring
bagus sekali si purba kasih masukan buat si abi
Linda Sari
saya suka cerita novel ini
Ida Miswanti
Alur ceritanya bikin gemes dag dig dug🤗
Ida Miswanti
tuh AsPur aja tau🤭😆
sagi🏹
lanjut kak
Mrs.Riozelino Fernandez
greget liat Abimana yang sok cool tiap ngomong ma Livia...
blom lagi liat mertua Livia...
Mrs.Riozelino Fernandez
setuju nih ma si Purba...
Rini
good purba 👍
Rizqitaaa 🍓
suka dengan cerita yang gak bertele tele begini, 😁😁 lanjut kak...semangat nulisnya 🤗
Mrs.Riozelino Fernandez
ayooo Abi bujuk istrimu...
istri ngambek itu bahaya lho...
ntar kamu gak dapat jatah ronda lagi 😂😂😂😂
picii
bagus
Putri Chaniago
jgn pedulikan Livia itu urusan Abimana
Mrs.Riozelino Fernandez
asisten purba emank jempolan...
sagi🏹
lanjut kak double up
Mrs.Riozelino Fernandez
wow....aku syuuuuka Livia...
kamu harus tegas,jangan mau di stir Abi...👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Dinarra
livia mode cemburu🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!