seorang anak yang memiliki kelebihan bisa mendengarkan bisikan-bisikan dari alam dan hewan-hewan, hingga dia dianggap gila oleh warga desa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hambali balon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7 : Menghadapi Dunia dengan Keteguhan
lima tahun sudah berlalu, danu dan sari sudah tamat sekolah, kegiatan danu sekarang hanya keladang membantu ibunya, sadangkan sari masih dirumah saja, sebarnya sari ingin melanjutkan sekolah di kota, tetapi keadaan yang membuat sari mengurungkan niatnya, paling sari hanya membatu ibunya dan jika sudah selesai, sari membantu danu diladang, mereka masih menjalani hubungan yang spesial,
sari “danu bolehkah aku bertanya sedikit”
danu “boleh sar, memang kamu mau tanya apa?”
sari “dan, aku ingin sekali melanjutkan belajar ke kota !”
danu “ya sudah sar. kalau kamu ingin silahkan itu juga untuk masa depan mu”
sari “apa kamu tidak mau ikut dan”
danu “tidak sar, aku punya ibu yang sudah tua, kalau lah kita berdua ke kota melanjutkan belajar disana, siapa yang menjaga ibu, ibu kamu, dan desa ini”
sari hanya terdiam dan merenungkan perkataan danu
danu “kalau kamu ingin, aku tidak melarang sari, kamu belajarlah ke kota lalu kembali ke desa ini untuk menjaga desa, dengan ilmu yang kamu raih di kota”
sari “jadi kamu mengizinkan aku ke kota”
danu “aku tetap izinkan kamu, lagian siapa kali aku ini, yang melarang kamu untuk menuntut ilmu,”
sari “aku ini kan kekasih mu”
danu “sari dengarkan baik-baik, walaupun kamu sudah jadi istri aku nanti, jikalau kamu ingin keluar dari desa ini untuk menuntut ilmu, tetap aku izinkan, karena itu hal yang positif, apa lagi sekarang cuma seorang kekasih”
sari “terimakasih danu”
danu “oh. iya dari memang kamu dapat biaya dari mana melanjutkan sekolah ke kota”
sari “samalam pak soleh datang kerumah membahas permasalahan ini dan, makanya aku cerita dengan kamu dan, sekalian mebujuk mu untuk melanjutkan sekolah ke kota”
danu “pak soleh yang menyuruh kita berdua”
sari “iya dan, aku yang disuruh membujuk kamu untuk melanjutkan sekolah ke kota dengan dibiayai oleh pak soleh”
memang pak soleh pernah membicarakan permasalahan ini dengan danu, tetapi danu menolaknya dengan alasan yang sama.
danu “hem.hem.hem pak soleh, sari bukan aku tidak mau, alasannya sudak kamu dengarkan sari dan aku juga tidak mau terlalu banyak merepotkan pak soleh”
sari “baiklah danu jika itu keputusan kamu, aku terima”
danu “jadi kapan kamu mau berangkat”
sari “belum tau dan, kata pak soleh paling 6 bulan”
danu “iya sudah jikalau kamu sudah di kota jaga diri kamu baik-baik, tetap sering berhubungan dengan desa ini”
sar “ih, ih, ih danu, kan masih lama lagi, hem.hem.hem kamu tidak kangen dengan aku”
danu “sari, sari kita kan hampir setiap hari jumpa, pasti ini ada maunya”
sari “heheheee, kamu tau aja”
danu “kamu mau apa?”
sari “hem.hem. hem nanti malam ada acara layar tancap di desa sebelah, boleh tidak?”
danu “mikir dulu ya”
sari “tuh kan”
raut wajah sari langsung berubah, sari sedikit ngambek
danu “hehehee iya, boleh kok, tapi kita pulangnya jangan terlalu malam, kasihan dnegan ibu dan ibu kamu”
sari “iya danu”
setelah pulang dari ladang danu langsung bersih-bersih lalu minta izin dengan ibunya
danu “bu, danu minta izin, nanti malam danu mau ke desa sebelah dengan sari, boleh kan”
ibu siti “mau kemana nak”
danu “ada acara layar tancap di desa sebelah, perginya dengan sari bu”
ibu siti “iya sudah, tapi, jangan larut malam pulangnya dan jangan lupa kamu pamit dengan ibunya sari”
danu “iya bu”
Sehabis magrib danu langsung bergegas kerumah sari
Danu “assalamualaikum”
Sari “waalaikumsalam, masuk dulu dan”
Danu “iya”
Ibunya sari “eh nak danu, duduk dulu”
Danu “iya bu, bu danu pamit bawa sari ke desa sebelah, kami mau lihat layar tancap”
Ibunya sari “iya sudah, jangan larut malam pulangnya”
Danu dan sari “kami berangkat, assalamualaikum”
Ibunya sari “ iya, waalaikumsalam hati-hati kalian di jalan”
Danu dan sari “iya bu”
Danu dan sari berangkat menuju desa sebelah dengan sepeda motor, sepeda motor ini adalah pemberian dari pak soleh diwaktu danu sekolah SMA, untuk tranport mereka berdua, karena sekolah SMA nya jauh jika tidak naik sepeda motor. Di malam yang cerah disinari cahaya rembulan yang indah, hati sari sangat lah senang berduaan dengan sang pujaan hatinya. Sesampainya mereka di desa sebelah, mereka berdua langsung mencari tempat setelah memarkirkan sepeda motornya. Mereka asik melihat layar tancap yang cukup jarang di desa mereka bahkan di desa sebelah, ciuman pertama telah terjadi di mala itu. Di perjalanan pulang sari tak pernah melepaskan dekapannya dari belakang.
Sari “danu apakah kamu mau menunggu aku”
Danu “maksud kamu apa sar”
Sari “iya apa kamu mau menunggu aku sampai selesai kuliah aku di kota”
Danu “iya aku tetap menunggu kamu”
Kucupan mendarat di pipinya danu
Sari “aku sayang kamu”
Danu “iya aku juga, oh.. iya sari apakah nanti kamu mau menikah dengan ku”
Sari “iya aku pastikan aku akan menjadi pendamping kamu sampai akhirhayat ku”
Danu “ingat sar, alam telah mendengarnya”
Sari “biar, alam walau pun aku tak bisa mendengar bisikan kalian, aku sari berjanji akan menjadi mendamping danu hingga akhir hayat kami berdua”
Danu “sar, mereka mangiyakan janji mu”
Sampailah mereka di rumah sari,
Danu “sar sudah sampai, ayo turun”
Sari “eh iya, tapi kok cepat kali ya”
Danu “perasaan kamu saja itu?”
Sari “ah gak lah, kan sari pengen terus sama kamu”
Danu “iya nanti selesaikan kuliah kamu di kota”
Sari “iya-iya, mampir dulu”
Danu “tidka usah lah, sudah malam, ibu ada sar”
Sari “assalamualaikum”
Ibunya sari “waalaikumsalam, sudah pulang kalian”
Danu dan sari “iya bu”
Danu “danu pamit pulang”
Ibunya sari “ tidak mampir dulu kamu nak”
Danu “tidak buk, sudah malam, kasihan ibu di rumah sendirian”
Danu “danu pamit ya bu assalamualaikum”
Ibunya sari “waalaikumsalam, hati-hati kamu “
Danu “iya bu”
Danu “assalamualaikum, bu, bu.”
Ibu siti “waalaikumsalam, kamu danu”
Danu “iya bu”
Ibu siti membuka pintu
Ibu Siti “kok lama kali danu kamu pulang nya”
Danu “maaf bu tadi ngobrol sebentar dengan ibunya sari”
Ibu siti “ohhh. Ya sudah, istirahat lah kamu, besok kamu ke ladang lagi”
Danu “iya bu”
Selama warga sudah mempercayai danu, hampir tidak ada konflik antara hewan dan manusi, keberadaan danu cukup membantu para warga, tiga bulan berlalu, sore yang cerah danu dan sari beru pulang dari ladang.
Sari “(didalam hati) mobil mewah siapa yang ada dirumah,
Hati sari mulai gelisah, sari segera berlari kerumahnya
Sari “assalamualaikum bu, bu, bu
Ibu sari, ayah sari dan adek tirinya menyaut dari dalam rumah
“Waalaukumsalam”
Sari “bu ini siapa bu”
Ibunya sari “sini nak, ini ayah kandung mu nak”
Seketika sari terkejut dan sedikit kesal kenapa baru sekarang datang”
Sari “ayah aku sedikit kesal mengapa ayah baru datang sekarang, kenapa tidak sari dulu”
Ayahnya sari “maaf nak, ada alasan yang berat anak ku, sari ini ayah kamu”
Sari “ iya aku tau, kamu ayah ku, tapi, tapi.”
Ibunya sari “nak sudahlah nak, duduk kamu duduk dulu biar ayah mu menjelaskan semuanya, kamu juga sudsh janji dengan ibu dan danu kan”
Mendengar nama danu sari mulai rasa kesalnya mereda
Sari “ baik lah bu, ayo ayah apa yang mau ayah ceritakan dengan sari, kalau masuk logika sari, sari akan terima”
Seketika ayah nya menceritakan semuanya,
Sari “baik lah ayah, jika itu yang ayah ceritakan, maaf kan sari jika sari kurang sopan”
Ayahnya sari “sari ini adik kamu namanya sarah”
Sarah juga anak yang sangat sopan dan baik, karena didikan ibunya, sarah juga anaknya supel mudah bergaul dengan siapa saja.
Sarah “kak, jadi beberapa hari sarah disini boleh kakak ajak sarah jalan-jalan keliling desa kak”
Sari “iya dek, besok kita akan keladang kak danu, sekarang kamu bersih-bersih dan istirahat, ayo kita kekamar kakak”
Sarah “baik lah kak, pah sarah kekamar sama kakak ya”
Ayahnya sari “ya sudah, ikutlah sana dengan kakak mu”
Sarah “ok pah”
Ibunya sari “ mas, kamu malam ini harus pamit dengan bapak kepala desa, dan kamu belum bisa tidur di rumah ini”
Ayahnya sari “iya dek, mas tau selepas ini mas mau kerumah bapak kepala desa, terus kapan kita segera nikah dek, biar mas bisa tinggal di sini, dan membawa kami ke kota”
Ibunya sari “mas nanti kamu ceritakan ini semua dengan kepala desa”
Ayahnya sari “iya dek, mas pergi kerumahnya kepala desa, biar kelar masalah ini”
Ibunya sari “iya mas, hati-hati, kamu masih ingatkan”
Ayahnya sari “iya, sedikit lupa sih dek, tapi nanti mas tanya sana warga aja, aku tak nau merepotkan kamu, assalamualaikum’
Ibunya sari ”waalaikumsalam”
Ayahnya sari segera berangkat, sesapai nya di rumah bapak kepala desa, ayahnya sari menceritakan maksud keinginannya, bapa kepala desa menerima makadunya,
Kepala desa “pak beson saya urus semuanya lusa bapak bisa nikah di kantor KUA, malam ini bapak tidur di rumah saya saja dulu”
Ayahnya sari “baik lah pak, ambil pakainya saya dulu”
Kepala desa “ya sudah saya tunggu”
Ayahnya sari segera kembali kerumah ibunya sari mengambil pakaiannya dan sembari menceritakan pembicaraan dia dengan kepala desa”
Ayahnya sari “assalamualaikum”
Ibunya sari, sari, sarah yang sedang duduk di ruang tamu yang kicel menyaut
“Waalaikumsalam”
Sarah “ gimana pah urusannya”
Ibunya sari “sarah bairkan papa kamu duduk”
Sarah “iya mah”
Ibunya sari dan sari sedikit terkejut ketika sarah memanggil ibunya sari dangan mamah. Setelah ayahnya sari duduk dan ayahnya sari menceritakan semua pembicaraan dia dengan bapak kepala desa, akhirnya ibunya sari, sari dan sarah setuju.
Ayahnya sari “ya sudah papa ke rumah bapak kepala desa, nanti tidak enak dengan warga”
Sari “iya pak”
Ayahnya sari “assalamualaikum”
Ibunya sari, sari dan sarah “waalaikumsalam”
Ayahnya sari malam ini tidur dirumahnya bapak kepala desa, matahari menyingsing hari sudah pagi, ayahnya sari mengurus berkas-berkas untuk pernikahannya, serdangkan ibunyasari pergi berberes untuk besok, sari dan sarah membantunya. Setelah selesai mereka berdua keladang danu.
Sari “dek ayo kita keladangnya danu”
Sarah “ayo kak, sudah tak sabar ne, ingin lihat suasana desa”
Sari “iya adek sarah yang imut”
Mereka berdua segera menuju keladang, sampainya di ladang sari memanggil danu yang sedang mencangkul”
Sari “danu.danu”
Danu menoleh ke belakang
Danu “(didalam hati) sari dengan siapa itu ya, dari gaya nya cewek, iya sari”
Sari dan sarah menghampiri danu mereka segera ke bale-bale yang ada di pinggir ladang.
Sari “dan perkenalkan ini sarah adek ku dari kota”
Danu “ohhhh perkenalkan aku danu, salam kenal”
Sarah “iya aku sarah, salam kenal kembali”
Danu “kenapa kamu ajak keladang sar, kan tidak enak aturnya ajak sarah keliling desa lah”
Sari “hem.hem. sarah yang mau kok, iya kan sarah”
Sarah “iya kok kak danu”
Danu “ kamu datanh dengan ayah kanj ya sarah”
Sarah terkejut sambil termenung
Sarah “kok kakak tau sih, padahal kami tidak memberitahukan ke kak danu loh”
Sari menceritakan semuanya tentang kelebihan danu dengan sarah”
Sarah “ah. Mana mungkin kak, bohong kak kan”
Danu pun menceritakan apa yang di alaminya ibu kandungnya sarah, dari sakitnya hingga meninggal dan apa maksud ayahnya Sarah kemari juga di ceritakan oleh danu, sarah terkejut sampai sedikit takut dengan danu.
Sarah “kakak tau dari mana?”
Danu “angin yang memberitahukan kakak”
Sarah “(didalam hati) kok aku jadi tertarik dengan kak danu, apa kak danu sudah punya pacar ya”
Danu “ sar boleh aku berbisik ke sarah”
Sari “boleh, tapi untuk apa dan”
Danu “ini rahasia sarah sar”
Sari “oh. Ya sudah”
Sari memang sudah percaya, danu tidak akan pernah macam-macam
Danu “makasih ya sar, sarah boleh sini ada yang kakak mau bisikkan”
Sarah mendekan, danu berbisik kepada sarah
Danu “sarah kakak sudah punya pacar, pacar kakak adalah kakak kamu, walau kamu tertarik dengan kakak”
sari panik, raut wajahnya langsung memerah sedikit malu dan terkejut.
Sarah “iya kak maaf kan, tapi kalo cuma mengagumi tak apa-apa kan”
Sarah membalas bisikan danu
Danu “iya tidak apa-apa”
Sari “apa sih kalian, kayak tidak ada orang ya di sini”
Sarah “ maaf kak heheee…”
Mereka berbincang-bincang samapai hampir sore, akhirnya kerjaan danu sedikit terbengkalai, tetapi danu memakluminya.
Hari yang ditunggu-tunggu ayahnya sari dan ibunya berlangsung, mereka menikah di KUA akhirnya sari memiliki keluarga yang utuh, sari teringat dengan pembicara bohon beringin tua, itu semua terjadi,
Sari “(didalam hati) apakah danu sudah melanggar kehendak tuhan dia sudah memberitahukan masa depan, tepi saat itu aku tidak menghiraukan, apa danu bisa melihat masa depan, tapi kalau dia bisa melihat atau tau, pasti danu tau kalau ayahnya mau meninggal tapi dia tidak tau, jadi heran aku”
Sarah “kak kok melamun sih, hayo.hayo. melamuni siapa itu, pasti kak danu kan”
Sari “enggak kok dek”
Sarah “ya udh kalau gak, biar sarah aja yang melamuni kak danu”
Sari “hayo kamu suka juga sama kak danu ya”
Sarah “enggak loh kak, cuma becanda tadi loh kak, lagian kak Danu kan sudah ada pacarnya”
Sari “ah kamu sok tau”
Sarah “tau lah, dari gerak gerik kakak aja sarah tau, kalo kakak itu pacarnya kak danu heheheeee”
Sari “hem.hem.hem. kamu ini emang, iya.iya”
candaan kakak beradik sebelum tidur.
Hari-hari sari semakin berwarna, karena yang diimpikan oleh yang terwujud, sedangkan disisi lain danu sedikit khawatir dengan keadaan ibunya, ibunya sakit-sakitan ketika danu mau ajak berobat ibunya tidak mau, beberapa hari danu tidak keladang karena menjaga ibunya yang sedang sakit, tetapi dia tidak mau memberitahukan kepada sari, sautan dari luar rumah danu
Sari “assalamualaikum, danu.danu”
Danu “waalikumsalam”
Danu membukakan pintu rumahnya
Danu “iya sari masuk lah”
Sari “beberapa hari ini jamu tidak kelihatan aoa kamu sakit”
Danu “tidak”
Suara batuk terdengar dari kamar
Sari “siapa yang sakit dan, ibu sakit ya”
Danu “iya sar”
Sari “kenapa kamu tidak beritahukan aku dan, memang lah kamu”
Sari kesal sambil mendorong danu, sari segera masuk ke kamar ibu siti”
Sari “assalamualaikum, ibu”
Ibu siti “waalaikumsalam iya nak”
Sari “ ibu sakit”
Ibu siti “iya nak, sakit-sakit biasa lah nak,sakit orang tua lah, maaf ya nak ibu tak datang, titip salam ke ibu kamu selamat”
Sari “ iya bu, ibu sakit malah mikirin itu, sari bawa berobat ya bu”
Ibu siti “tidak usah lah nak, ibu di rumah saja”
Sari menghampiri danu dengan sedikit kesal dan emosi
Sari “dan kamu kok gak paksa ibu berobat, ibu kalo gk di paksa ibu pasti tak mau, apa masalah nya gk ada uang, kamu bisa bilang aku, aku ini pacar kamu loh. Ya sudah, aku pulang bilang ke papa, agar bawa ibu kamu kerumah sakit terdekat, sudah jangan banyak komentar, tunggu disini dan siap-siap, beresin apa yang mau di bawa”
Danu hanya bisa diam, karena sari sangat marah dengan danu.
Akhirnya ibu siti di bawa kerumah sakit dengan keluarga sari, ayahnya sari juga tau dengan hubungan sari dengan danu, tiba-tiba kakek bumi berbisik
Bumi/tanah “assalamualaikum danu kamu harus sabar dan ikhlas”
Seketika bisikan itu terdengar, air mata danu terus menetes, danu hampir tidak bisa menahan kesedihannya
Danu “waalaikumsalam terimakasih kek”
Seminggu kemudian ibunya danu meninggal, semua itu danu sudah paham danu hanya bisa berdiam diri, danu segera mempersiapkan semua untuk penghormatan terakhir kepada ibunya.
Dibari pemakaman ibunya danu hanya terdiam, bahkan sari menegurnya, danu hanya menjawab hem.hem
Sarah “kak biarkan lah kak danu untuk menenangkan dirinya, sarah pernah mengalaminya”
Ibu dan ayahnya sari “iya nak benar katanya sarah "
Sari “iya”
Dengan raut wajah yang sedih dan sedikit khawatir sari meninggalkan danu, malam pertama sampai ketujuh danu juga masih berdiam diri, sari semakin khawatir dengan keadaan danu, ketika sari mau meranjak pulang danu memanggilnya.
Danu “kamu jangan khawatir, aku baik-baik saja, aku hanya ingin menenangkan diri ku, jika kamu perlu dengan aku, kamu tau aku berada di mana”
Sari terkejut ketika danu berbicara dengan dia, sari sedikit senang dengan kadaan danu saat ini.
Sari “iya”
Sesampainya sari dan keluarganya di rumah, ayahnya menbicarakan tetang kapan mereka ke kota, dan saran ayahnya danu juga ikut dengan mereka, agar melanjutkan kuliah di kota, sari, sarah dan ibunya sangat setuju, ini tugas sari untuk membujuk danu ikut kekota, satu minggu lagi mereka akan tinggal di kota.
Pagi yang cerah sari ingin membujuk danu agar dia ikut, danu perge kerumah danu, sari lihat rumahnya sudah tutup.
Sari “pasti danu ke ladang atau dia di pohon beringin tua”
Sari beranjak pergi menuju ladang, sampailah sari di ladang.
Sari “dimana ya danu kok gak ada di ladang, apa dia di tempat biasa”
Sari bergegas menuju pohon beringin tua.
Sari “itu dia lagi duduk”
Sari mengejutkan danu
Sari “ derrrr”
Danu hanya diam tidak terkejut, karena danu sudah tau sari mau datang untuk membicarakan agar danu mau ikut ke kota,
Sari “kok kamu tidak terkejut sih”
Danu “hem.hem.hem. udah tau mau di kejutkan hehehee makanya biasa saja sar, gimana keadaan ayah, ibu dan adik kamu, sehat kan!”
Sari “kamu ini, kami yang khawatir dengan kamu, malah nanyain kabar kami”
Danu “yah wajar lah nanya kabar calon mertua heheheee”.
Danu menggoda sari agar sari tidak terlalu khawatir dengan dia,
Sari “kamu ne kalo suruh godain aku cepat,”
Danu “tapi kamu suka kan hehehee”
Sari “ iya.iya.iya, ohh iya, aku mau cerita loh dan sama kamu”
Danu “mau cerita apa bidadari ku”
Sari “iya pangeran ku dengerin dulu”
Sari menceritakan semuanya dan membujuk danu agar ikut dengan keluarganya,
Danu “ohhhh. Masalah itu loh sar, kalo itu aku sudah tau, angin sudah cerita semuanya dengan ku sar, aku tetap mau tinggal di sini sar, kalo dulu alasan ku karena ibu ku, sekarang alasan ku adalah desa ini, jika aku keluar dari desa ini siapa yang menjaga desa ini sar”
Sari “dan, sebenarnya aku tidak bisa jauh dengan kamu, kamu ikut kami ya”
Danu “maaf sar aku tetap dengan pendirian aku, bukan aku tidak sayang dengan kamu, justru aku sayang sengan kamu, makanya aku tinggal tetap tinggal disini, kamu mengerti kan Sar”
Sari “iya dan, aku mengerti, jika kamu memang tidak mau ikut, besok aku berangkat ke kota dengan keluarga ku, aku titipkan desa ini dan rasa sayang ku dengan mu, aku akan kembali untuk mu danu”
Danu “ iya, akan aku jaga seluruh yang kamu titip kan dengan aku, pergilah dan jaga rasa ini juga dan kembali lag dengan rasa yang sama”
Sari memberikan ponselnya untuk danu agar bisa berhubungan dengan dia ketika di kota, danu menolaknya, danu bukannya tidak mau, tetapi danu tak mau terkontaminasi, memang semenjak danu dewasa teknologi mulai masuk ke desa,
Danu “tidak usah sar, jika kamu rindu dengan aku cukup kau katakan saja kepada angin, dia akan menyampaikannya kepada aku,
Sari “ terus gimana aku tau, kalau kamu pasti tau, sedangkan kan aku tidak seperti kamu”
Danu “sari dengan kan dia dengan hati bukan dengan telinga, kamu rasakan dia akan berbisik dengan kamu”
Sari “apa benar aku bisa dan”
Danu “ yakinlah sar, aku, kamu,alam dan seluruh yang diciptakan oleh tuhan itu satu saling berhubungan, tetapi manusia melupakan itu, karena keegoisan, dan merasa segalanya”
Sari “ baik lah, aku akan ikuti apa kata kamu dan”
Kecupan pun mendarat di pipinya danu
Sari “dan besok kalau bisa sebelum aku berangkat kamu sudah ada dirumah aku ya”
Danu “iya bidadari ku”
Sore itu mereka duduk berdua di pohon beringan, membuat janji yang kedua, malam harinya sari membicarakan kepada kedua orangtuanya, bahwa danu tidak mau ikut, karena beberapa alasan yang sangat kuat demi desa, akhirnya kedua orangtuanya sari memaklumi nya
Ayahnya sari “baiklah jika itu kemauannya danu nak, kita tidak bisa memaksakannya”
Sarah menyambut pembicara
Sarah “maaf kak terus bagaimana hubungan kalian kak”
Ibunya sari “kalau itu mah urusan tuhan sarah, kalau mereka berjodoh pasti bersatu”
Sarah “kayak mama sama papa ya heheeeeee…. Cie cie”
Sarah memang anaknya supel, suka becanda, dan jahil suka godain siapa saja yang dia kenal.
Sari “sudah sarah kita kekamar buat beres-beres besok kita kan berangkat”
Sarah “iya kak, mah,pah selamat berduaan heheee”
Ayahnya sari “dasar kamu ini”
Sarah “kaburrr…. Ayo kak”
Mereka berdua masuk ke kamar dan berberes untuk siap-siap buat besok berangkat, semua pakaian mereka masukkan ke koper, lalu mereka beristirahat.
Keesokkan harinya saatnya keluarganya sari berangkat kekota untuk tinggal disana, sebelum berangkat sari berpamitan dengan danu.
Sari “dan aku berangkat ya”
Sari memberikan sesuatu untuk kenangan agar danu selalu ingat dengan sari
Sari “ini buat kamu, tolong di jaga ya”
Danu “iya”
Ayahnya sari “nak terimakasih ya sudah jaga sari”
Danu “iya pak”
Ibunya sari “danu kamu kelola saja ladang ibu dan tolong juga jaga rumah ini, anggap saja ini rumah kamu”
Danu “iya bu”
Sarah mendekati danu dan berbisik ditelinga danu,
Sarah “maaf kak, aku sebenarnya sayang kamu kak, tetapi kakak ku lebih sayang kepada kamu, aku cukup iri dengannya”
Danu “hem.hem.”
Danu membalas bisikan sarah dengan senyuman,
Danu “kamu suka juga becanda ya sarah, tapi hilang kan yang terakhir itu ya, pesan kakak”
Danu mencairkan suasana agar sari tidak cemburu,
Berangkat lah sari dan keluarganya menuju kekota.
Danu “terimakasih sari, sarah, kalian sudah hadir di hati ku”
Danu “terimakasih bapak, ibu, kalain sudah mempercai kelebihan ku”
Danu “terimakasih alam kalian sudah menemani aku”
Danu “terimakasih tuhan kau sudah memberiku kelebihan dan aku tetap bersyukur, maafkan aku tuhan walau aku selalu berbuat salah yang aku sengaja”
Keteguhan danu menghadapi hidup membuat danu lebih memahami apa arti hidup sebarnya.