"Antagonis? yap aku suka jika orang memanggilku dengan sebutan itu"
"Tapi.... apa setiap antagonis itu jahat? aku rasa tidak! mereka tidak jahat! hanya saja mereka ingin melindungi diri mereka sendiri dengan cara berpura pura jahat" ~Alice Deonandra Syaputri~
___________________________________
Alice Deonandra Syaputri Agraham. Putri dari keluarga Agraham, sang Bad Girl yang di pandang sebagai gadis yang jahat oleh orang-orang, bahkan dia di juluki sebagai Queen Bullying oleh seantero sekolah.
Dia di beri panggilan seperti itu bukan tanpa alasan yang pasti, Mereka punya alasan, alasan nya karna dia sering membully salah satu murid pintar kesayangan para guru, dan jangan lupakan dia juga kesanyangan seorang Arvin Arkasa.
Arvin Arkasa. Sang Bad Boy yang mempunyai sejuta pesona untuk memikat para wanita, tapi sayang dia merupakan orang yang dingin dan kejam terhadap orang lain tapi dia akan menjadi pribadi yang hangat kepada orang yang dia sayang seperti hal nya kepada Rhena.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PUTRY NABIELA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
WARNING!!⚠️
Banyak kata-kata kasar Dan mengandung ke-kerasan! di harap bijak untuk membaca!
STOP UNTUK JADI PEMBACA BAYANGAN, TOLONG HARGAI PARA PENULIS DENGAN LIKE, RATE, DAN KOMEN NYA
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy Reading Guyss ❤️
...----------------...
..."Ternyata, Berpura-Pura akan segala hal itu sangat melelahkan"~...
...🍁🍁🍁...
Ke esokan pagi nya, Alice berjalan dengan santai nya di koridor sekolah hingga kedatangan ke dua teman blangsak-nya itu yang malah membuyarkan semua ketenangan yang ia peroleh hari ini
"Alice!!! I lopyuu!!!! icaa comeback" teriak Mischa dari arah belakang Alice sembari berlari kecil
"Ica! lo kalo gak teriak gak bisa apa ya!?" tanya Viola yang menutup ke dua telinga nya yang sakit mendengar suara cempreng sahabat nya itu
"Hehehe, ya maapin dong" ucap Mischa sambil ber gelayut manja di lengan Alice
"Ishh ica! ngapain sih meluk-meluk lengan gue" ucap Alice yang merasa 'sedikit tidak nyaman menjadi pusat perhatian
"Yee... kan ica kangen" ucap Mischa me ngerucut kan bibir nya cemberut
"Iya dah serah lo" final Alice yang merasa tak enak hati
"Lice!!"
"Lice!!"
Panggil dua orang secara bersamaan dari arah belakang Alice
"Arvin?, Felix?"gumam Alice sambil me lihat kearah dua orang yang memanggilnya tadi dengan pandangan bingung
"Ngapain lo manggil-manggil gebetan gue" sinis Felix pada Arvin
"Seharusnya gue yang nanya, ngapain lo manggil-manggil tunangan orang!" ucap Arvin yang tak kalah sinis
"Eh, inget ya. Kalian udah jadi mantan ya. mantan bukan tunangan lagi" bukan, bukan Felix yang menjawab melainkan 'Mischa yang menyela perdebatan di antara dua pria itu
"Eh, lo gak usah ikut campur deh. kita belum putus ya. kan cuma Alice doang yang mutusin, gue kan enggak" sanggah Arvin yang merasa tidak terima
"Mau lo apa sih Arvin?! Dulu lo mau lepas dari gue, sekarang saat gue mau ngelepas lo, eh mala di gantungin gini. bingung gue mau lo itu apa!" kesal Alice yang membuat Arvin diam seribu Bahasa
"Gue mau ngomong berdua sama lo" ucap Arvin yang langsung di angguki oleh Alice
"Lo duluan aja" ucap Alice yang di angguki oleh Arvin lalu segera pergi
"Lice, udah lah gak usah temuin tu cowo brengsek" cegah Viola yang sudah merasa sangat tidak suka kepada 'Arvin
"Tenang aja, mending gue temuin dia dan selesain semua nya daripada gue ngundur waktu terus" jelas Alice yang di angguki dengan berat hati oleh semaunya
"Lice! Hati hati" ucap Felix dengan senyum nya
"Gue gak kemana mana kali sampe harus hati-hati" jawab Alice dengan santai
"Ya kan siapa tau lo jatuh ke jungkal nanti, kan ga ada yang tau" ucap Felix dengan senyum menjengkelkan andalan nya
"Felix bangke! awas aja ntar lo" kesal Alice lalu pergi meninggalkan mereka yang sedang menertawakan diri nya
****
Rooftop sekolah
"Lo mau ngomong apa?" tanya Alice to the points saat baru sampai
"Lo gak papa?" tanya reflex Arvin yang langsung berdiri dari duduk nya yang membuat kerutan samar di dahi Alice
"Eughh, apa sih?! gue gak papa" ucap Alice yang kaget dengan perlakuan Arvin yang tiba-tiba menangkup pipi nya dan langsung menjauhkan wajahnya nya dari tangan Arvin
"Syukurlah, terus gimana ini pipi lo?, masih sakit? semalem gue liat lo nangis histeris karena kena tampar" tanya Arvin yang 'terlihat Khawatir
"lo kemaren denger percakapan antara kita?" tanya balik Alice dengan nada serius nya
"Nggak sih, soalnya jauh. pas gue mau nyamperin lo, lo nya udah manggil ayah lo" jawab Arvin seadanya
"Syukur deh" gumam Alice pelan yang masih dapat di dengar oleh Arvin Walaupun samar-samar
"Syukur? kenapa?" tanya Arvin bingung
"Eh, enggak gak papa" elak Alice
"Eh btw kenapa mama nya Rhena bisa nampar lo?" tanya Arvin yang merasa penasaran akan keadaan semalam
"Tau. tanya aja sama pacar lo, karna kalo gue yang jelasin pasti lo gak akan percaya" ucap Alice menampilkan wajah sedih di buat buat nya - mari kita bermain 'itulah yang ada di benak Alice
"Astaga ada apa sih sebenarnya antara mereka" batin Arvin yang semakin penasaran
"Hm, udah gue gak mau bahas ini lagi" putus Arvin
"Ga ada lagi kan? kalo gitu gue cabut" ucap Alice lalu berdiri dari duduk nya.
"Oh ya, gue harap lo gak gantungin gue lagi" lanjut Alice lalu pergi dari tempat itu meninggalkan Arvin yang masih setia di dunianya
****
"Ada apa sebenernya sama Alice? apa bener dia udah bener nyerah? kalo gitu seharusnya gue bahagia tapi kenapa hati gue gak rela ya?" batin nya yang merasa tidak terima sendiri
"Terserah, udah 3 jam gue di sini, mending gue kantin aja, masalah itu belakangan" ucap Arvin lalu pergi menuju kantin, karena sedari tadi dirinya hanya merenung di rofftop, memikirkan perasaan nya sendiri yang membingungkan
________________
"Woy! bro, dari mana aja lo?" tanya salah satu teman Arvin yang ber name tag Rio Stevano
"Roftoop" jawab nya seadanya
"Ngapain li di sana sampe jam istirahat" tanya teman yang lain nya yang ber name tag Abrial Putra
"Bukan urusan lo" ketus Arvin
"Eh Btw tunangan lo makin hari makin cakep aja ya" celetuk Rio sambil me natap ke arah Alice yang baru masuk ke dalam kantin bersama teman-teman nya
"Jangan macem macem lo" ancam Abrial yang mendapat tatapan yang sulit di artikan
"Santai kali bro, Lo udah mulai suka ya?" ledek Rio yang sama sekali tidak mendapat respon dari sang empunya
"inget, udah jadi mantan" celetuk Rio yang mendapatkan tatapan sinis dari Arvin
"Permisi" ucap sesorang dari arah belakang mereka
"Iya?" jawab Rio
"Boleh gak kita numpang duduk di sini? soalnya semua bangku udah kosong" ucap nya lagi yang di angguki oleh kedua temen Arvin
"Eh ada si brengsek" celetuk salah satu orang tadi
"Lo?!" ternyata orang itu adalah Alice Dan teman teman nya, dan yang berbicara tadi adalah Mischa
"Kalo bukan karna gada tempat lagi, ogah gue duduk di sini" ucap Mischa yang sekarang ikut gabung buat makan dengan Alice,sementara Alice sendiri dia seperti ogah ogah-han duduk di dekat Arvin
"Astaga sial banget deh, tumben banget ni kantin sampe penuh gini? mana kebanyakan dari anak gedung sebelah lagi. mereka gak punya kantin apa?! mana gue harus duduk deket ni setan lagi" gerutu Alice dalam hati dengan wajah di tekuk nya 'kentara sekali bahwa dia sedang tertekan
"Hai kak!" panggil seseorang dari arah belakang mereka
"Eh Rhena, sini duduk" ucap Arvin dan membawa Rhena duduk di sebelahnya
"Eh, enak ya jadi Arvin. sebelah kanan ada tunangan sebelah kiri ada pacar"celetuk Rio si mulut tanpa rem
"Rio!, mereka kan udah putus" sanggah Abrial dengan Jengah
"Oh iya ya bri, lupa gue" jawab Rio dengan wajah polos nya
"Eh btw, bu bos kalo di liat-liat makin hari makin cakep aja. mau gak sama bang rio" goda Rio yang merupakan sang playboy
"udah h deh Yo, jangan sampe gue tabok lo pake sepatu" kesal Alice karna setiap dia bertemu dengan kedua teman dari seorang Arvin pasti ada saja pertengkaran kecil antara mereka entah karena hal sepele ataupun tidak
"diem deh lo Ya, emang lo gak tau ya kalo bu bos itu udah ada kandidat baru" ucap Mischa yang mulai ikut ikutan
"Serah lo pada dah" kesal Alice
"Yaudah, kalo bu bos gak bisa mending gue godain Vio aja deh" ucap Rio dan mulai menatap Viola yang sedari tadi hanya diam
"Mau gue bunuh?" tanga Viola dengan tatapan elang nya
"astaga... kejam, ya udah kalo gak mau mending sama temen baru kalian aja" ucap Rio dengan senyum andalannya
"Kagak usah sok kenal lo sama gue" serkas Mischa
"Ya kan kenalan dulu yuk" ajak Rio yang tidak ingin menyerah
"Gak ah males" celetuk Mischa yang mampu membuat mereka menertawakan Rio kecuali Arvin bersama Rhena yang hanya diam menyimak pembicaraan mereka