Terbangun dari koma, status Alisha telah berubah menjadi istri Rafael. Saat dia masih terbaring tidak sadarkan diri, ayahnya telah menikahkan Alisha dengan Rafael, laki-laki yang menabraknya hingga koma dan mengalami kelumpuhan.
Alisha tidak bisa menerima pernikahan itu, terlebih sikap Rafael sangatlah jauh dari kata suami idaman. Alisha terus memaksa Rafael untuk menceraikannya. Namun, Rafael dengan tegas menolaknya.
Mampukah Alisha bertahan? Atau Rafael menyerah dan menceraikan Alisha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ceraikan Aku ~ Bab 20
Semua orang yang menghadiri rapat itu mulai berbisik-bisik saat melihat keadaan Alisha yang lumpuh. Mereka mulai meragukan kemampuan Alisha memimpin perusahaan dalam keadaannya saat ini.
Paman Alisha yang bernama Ardi tersenyum mengejek keponakannya yang berani muncul dengan keadaannya itu. Alisha memang sudah bekerja di perusahaan, tetapi posisinya hanya sebagai manajer biasa yang belum pengalaman menjadi pemimpin.
"Saya memang lumpuh, dan mungkin tidak layak menjadi pemimpin, tetapi saya akan tetap berusaha untuk sembuh, dan saya sedang melakukan usaha itu."
Rafael mengamati setiap tatapan mata yang masih saja meragukan istrinya. Dia melihat paman Alisha yang berbisik pada ketua dewan sambil tertawa. Jelas memperlihatkan bahwa pria tua itu meremehkan Alisha saat ini.
Usai memperkenalkan diri dan menyatakan keberatannya, Alisha mulai diberi banyak pertanyaan untuk menjelaskan kelebihannya dalam memimpin. Ketua Dewan Direksi dan juga paman gadis itu tak luput memberikan pertanyaannya.
"Perusahaan butuh pemimpin yang sempurna, kalau kamu saja tidak bisa berjalan, lalu bagaimana kamu bisa menjalankan perusahaan?" tanya sang paman. "Paman juga keluargamu, kamu tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini Alisha. Paman bersedia kok membantumu mengatur perusahaan," lanjutnya.
Rafael mulai kesal dan terpancing emosi. Dia mengambil alih mikropon dari Alisha dan mulai berbicara. "Selamat sore semuanya. Maaf mengganggu sebentar. Saya Rafael Arya Hartono, dari Hartono korporasi. Saya adalah suami sah Alisha. Daripada pamannya, saya lebih berhak membantu Alisha. Jika kalian meragukan saya, silakan lihat grafik saham perusahaan saya. Saya juga memiliki dua puluh persen saham atas nama saya di perusahaan ini," jelas Rafael sembari menatap tajam paman Alisha.
Semua orang semakin kebingungan. Yang mereka tahu, Alisha belum menikah, bagaimana bisa laki-laki di hadapan mereka itu mengaku jika sudah menjadi suami Alisha?
Paman Alisha langsung berdiri dan bertanya, "Sejak kapan kalian menikah? Apa kamu memanfaatkan Alisha untuk kepentingan bisnismu?"
"Saya dan Alisha menikah di rumah sakit dua bulan yang lalu. Seminggu sebelum ayah Alisha meninggal," jawab Rafael lalu menunjukkan buku nikahnya.
Paman Alisha menghampiri dan merebut buku kecil bukti pernikahan itu dari tangan Rafael. Sebagai orang yang paling berambisi dengan perusahaan itu, Ardi tentu tidak terima jika Alisha sudah menikah. Dia sudah merencanakan perjodohan Alisha setelah mendapatkan perusahaannya, supaya gadis itu tidak bisa merecokinya lagi. Namun, semua rencana itu harus gagal saat muncul fakta tentang suami Alisha yang sah.
"Jika kalian membutuhkan buku nikah kami, saya akan mengirimkan kopinya ke perusahaan kalian dan kalian bisa mengecek langsung keabsahan pernikahan kami," jelas Rafael sembari melirik paman Alisha yang kini memasang wajah garangnya. Emosinya mulai naik dan membuat sisi temperamennya semakin terlihat jelas.
Beberapa orang yang paham siapa Rafael, mulai mengubah keberpihakannya. Mereka yakin akan mendapat untung lebih jika perusahaan dalam kendali Rafael.
Alisha menatap suaminya yang kini beradu tatap dengan pamannya. Ada ketakutan dalam dirinya jika sampai suaminya itu marah dan meledak-ledak. Dengan lembut, Alisha menggenggam tangan Rafael, membuat laki-laki itu menoleh padanya.
Rafael merasakan sesuatu saat Alisha menyentuh tangannya dengan lembut. Tatapan Alisha yang polos dan terlihat sekali berusaha tegar, membuat hatinya yang keras perlahan melunak.
"Tenang, Mas. Jangan emosi, buktikan kalau kita memang berhak dan lebih layak menjadi pemimpin, jangan arogan!" kata Alisha masih dengan tangannya yang mengenggam tangan Rafael.
Lagi-lagi Rafael merasakan kehangatan dalam hatinya. Emosinya perlahan menurun dan ia mulai tersenyum.
Kenapa dia bisa mengendalikan perasaanku?
selebihnya mah jelmaan 😈
sadar diri saat sekarat doang
yakin lah pasti dimaafin kok
kan cuma kata maaf doang ya kan.
ogah banget bersimpati sama manusia laknat kayak gitu.
untung alisha tidak memiliki jiwa 😈 dan pendendam seperti saya.