Han Xuan seorang Kultivator tak tertandingi yang menguasai Alam Mistik dengan bakat serta kekuatan yang mengguncang Surga.
Pembabtisan Surga untuk menuju keilahian membuatnya gagal dan mati. Setelah dua ribu tahun akhirnya dia bereinkarnasi kembali ketubuh seorang Bocah yang bernama Han Sen dengan akar spiritual yang tersegel.
Surga memberikannya kesempatan kedua untuk mencapai puncak. Iblis, Monster ataupun Dewa yang menghalanginya akan dia singkirkan.
Ini adalah kisah perjalanan Han Sen yang sekali lagi akan mencapai puncak kehidupan.
Kalau suka jangan lupa like, vote dan komen !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dimas upss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 - Hutang Yang Tidak Mungkin Bisa dibayar
Han Sen dan Liu Shuang pergi bersama mencari tempat yang tenang untuk berlatih. Setelah mereka merasa berlari cukup jauh akhirnya Han Sen mendapatkan tempat yang cocok.
Tidak ada Beast ataupun kehidupan disekitar mereka dan sekarang mereka bisa memulai proses penyerapan dengan nyaman. Han Sen meminta Liu Shuang untuk duduk didepannya dan
mengeluarkan Lentera yang berisi Api Beast.
"Kakak Han Sen... apa yang harus aku lakukan ?" Tanya Liu Shuang dengan bingung.
"Umumnya seorang Alkemis akan memurnikan Api Beast ini kedalam dirinya, namun metode yang kau gunakan itu berbeda. Keluarkan Jiwa Burung Vermilion itu dan biarkan dia menyerapnya sendiri, aku tidak tahu apakah ini akan sakit atau tidak. Namun percayalah... Aku bersumpah akan menjagamu dengan hidupku !" Kata Han Sen dengan tegas.
Liu Shuang tersipu malu dan berkata, "Ah... Bukankah ini terlalu cepat bagi kita !"
Han Sen memukul kepala Liu Shuang dengan pelan dan berkata, "Jangan berpikir hal yang aneh, cepat lakukan !"
"Aduh." Liu Shuang mengusap dahinya dan merasa kesal.
Segera Jiwa Burung Vermilion keluar dari dalam tubuhnya dan menyerap Api Beast dengan sangat cepat. Liu Shuang merasakan sensasi yang panas dan Han Sen memegang tangannya, Jiwa Burung itu terbang diatas kepala Liu Shuang dan memancarkan udara panas yang sangat kuat.
Perlahan ukurannya semakin membesar dan api merah menyembur dari tubuh Liu Shuang, dengan keras Liu Shuang menjerit kesakitan seolah daranya mendidih. Pakaiannya terbakar bahkan Armor Tingkat Golden Core yang dia pakai meleleh oleh keganasan api merah.
Han Sen juga merasakan sensasi panas yang sangat kuat dari Api merah. Namun sejak awal hal inilah yang dia harapkan, Jiwa Naga Surgawi kuno juga bereaksi dan melindungi Han Sen dari keganasan Api merah dari Jiwa Burung Vermilion.
Han Sen memeluk Liu Shuang dengan erat dan menahan rasa sakit yang gila. Api merah mulai membakar kulitnya namun Akar Spiritual lima element yang milik Han Sen menyerapnya.
Tidak masalah untuk menderita seperti ini dan dibakar oleh Api merah Burung Vermilion. Han Sen tidak bisa menyianyiakan Akar Spiritual lima elemen miliknya, dia harus memiliki konstitusi dimana dia dapat unggul dalam segala elemen dan Atribut.
Jika dia tidak bisa melakukan yang terbaik dalam segala upayanya maka dirinya tidak layak mendapatkan kesempatan ataupun menyandang gelar Kesombongan Surgawi. Dirinya haruslah menjadi yang terbaik dan untuk mencapai tujuannya maka dia harus mendapatkan sesuatu yang terbaik.
Api Merah menyebar kesegala arah dan membakar sekitarnya. Danau yang berada disamping mereka menguap dan hanya dalam waktu yang singkat telah mengering sepenuhnya.
Sudah setengah jam berlalu dan mereka berdua kehilangan kesadaran. Kultivasi dari Liu Shuang melonjak ke Tahap Akhir Alam Golden Core dan Jiwa Burung Vermilion sudah sepenuhnya mengambil bentuk sempurnanya.
Perlahan semua Api Merah yang menyebar ditarik masuk kedalam tubuh Liu Shuang dan Jiwa Burung Vermilion kembali kedalam tubuhnya. Setelah setengah hari Liu Shuang perlahan mulai membuka matanya dan merasakan sesuatu yang berat.
Han Sen berada diatasnya dan posisi mereka berdua terlihat sangat memalukan, Liu Shuang mendorong Han Sen dan memeriksa keadaan tubuhnya. Liu Shuang benar-benar lega dan untungnya tidak ada sesuatu yang salah, segera dia mengenakan pakaiannya dengan cepat dan terkejut melihat Kultivasinya yang melonjak.
"Burung Vermilion." Liu Shuang memejamkan matanya dan melihat sebuah Burung merah yang sangat indah dengan mahkota yang sangat indah.
Api merah menyelimuti Burung Vermilion dan Liu Shuang merasakan kekuatan yang luar biasa dari Jiwa Beladiri tipe Beast Burung Vermilion. Liu Shuang menangis dan tidak tahu harus mengekspresikan kebahagiannya seperti apa.
Sebelumnya dia menganggap perkataan Han Sen hanya sebuah candaan yang digunakan untuk menghiburnya. Namun siapa yang menyangka kalau Han Sen akan mengatakan kebenaran dan memberikan alasan baginya untuk menjalani hidup yang lebih baik, kebaikan seperti ini tidak akan pernah bisa dia bayar dan Liu Shuang sangat bersyukur bahwa dia bertemu dengan Han Sen.
Liu Shuang menutupi tubuh Han Sen dan merawat luka bakar ditubuhnya. Tengah malam Han Sen perlahan membuka matanya dan melihat Liu Shuang menangis sambil tersenyum, tubuhnya tidak bisa digerakkan untuk sementara waktu dan jika bukan karena Jiwa Naga Surgawi mungkin jiwanya akan hancur oleh Api merah Burung Vermilion.
"Tidak seharusnya kau menangis... bukankah kau harus tersenyum bahagia karena mendapatkan Jiwa Beast yang sangat kuat." Kata Han Sen sambil berbaring dengan lemas.
"Sudah bangun... Terimakasih karena sudah membantuku. Aku berhutang banyak kepada Kakak Han Sen sampai membuat kondisimu menjadi seperti ini." Kata Liu Shuang sambil membantu Han Sen duduk bersandar disebuah pohon.
"Cukup bayar dengan batu roh saja." Han Sen berkata dengan jujur.
"Huh... dengan luka sebanyak itu Kakak masih memikirkan tentang batu roh." Kata Liu Shuang dengan ekspresi yang kesal.
"Hahaha... aku hanya pria biasa yang masih butuh makan, minum dan sumber daya untuk berlatih. Untuk berkembang aku membutuhkannya, walaupun aku dirawat oleh Keluarga kelas dua tetapi kehadiranku sudah menjadi beban untuk mereka selama sepuluh tahun sejak Keluargaku dihancurkan. Sebagai Pria aku tidak bisa mengemis ataupun memohon belas kasihan kepada mereka, itulah prinsip yang sudah lama aku miliki sampai sekarang." Kata Han Sen dengan jujur.
Sejujurnya harga dirinya saja yang lebih tinggi dari apapun. Sebagai Kesombongan Surgawi yang menguasai Alam Mistik, Han Sen tidak akan pernah mau menerima belas kasihan orang lain.
Daripada dia harus mendapatkan pengampunan untuk hidupnya dengan memohon, maka Han Sen jauh lebih memilih mati. Orang lainlah yang harus berlutut didepannya untuk mendapatkan perlindungan sebagai yang terkuat.
"Tunggu sebentar... Kakak Han memiliki kemampuan yang hebat. Entah itu pola pikir, pengetahuan dan kekuatan semuanya sangat sempurna. Bahkan jika Kakak Han mengatakan bahwa dia berasal dari Keluarga kelas satu atau kekuatan besar diluar Kerajaan ini aku masih akan mempercayainya." Kata Liu Shuang dengan jujur.
"Kenyataan memang sangat kejam... di Kota Kayu aku dikenal sebagai sampah yang setiap hari dipukuli oleh Anak Keluarga Lei. Aku bertunangan dengan Anak dari Keluarga Shi, namun karena Keluargaku hancur sepuluh tahun yang lalu dan aku juga seorang sampah karena itulah mereka membenciku kecuali Patriak Keluarga Shi yang sudah aku anggap sebagai Ayahku sendiri."
Han Sen melanjutkan, "Aku memutuskan pertunanganku dengannya... dia sangat membenciku karena terus dibayangi dengan perjanjian itu. Karena aku sudah tidak memiliki kekhwatiran apapun maka aku hanya akan mendedikasikan hidupku untuk terus bertambah kuat dan tentunya balas dendam untuk hancurnya Keluarga Han di Kota Api pasti aku akan membalasnya dengan benar."
kalio bisa tingkatan kultivasi bhs indo aza tks
apa jgn2 pukulan hansen seperti sapuan tangan wanita penggoda..?
LOL..
NAIF lu thor