📣Mungkin kalian akan mengalami keram perut, bengek, diabetes, dan gangguan Bucin akun lainnya....
---Niat lari dari perjodohan, justru terjebak dalam Penthouse milik calon tunangan.
Queen masuk menjadi PRT tunangannya setelah lari dari rumah orangtuanya dengan alasan tak mau dijodohkan.
Sama-sama tak mengenal, Queen dan Dhyrga Miller tinggal di atap yang sama... Yok intip keseruan mereka yang bakal bikin kamu senyum-senyum sendiri.(Musim pertama)
---Raja tumbuh menjadi makhluk yang tampan, ia pandai meretas, lompat kelas, bahkan menduduki kursi Presdir di usia muda. Terlebih, ia memiliki tunangan super cantik bernama Kimmy Zoya.
Namun, hidup tak semulus wajah cantik kekasihnya, ia harus menghadapi bagaimana lika-likunya hubungan mereka.(Musim ke dua)
Yok, baca selengkapnya di sini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
S e k s i
📞 "Sayang, sebenernya ada apa hmm?" Dengan bahasa Korea campuran Indonesia Jee Yeon bertanya lewat panggilan telepon.
Di jam istirahat Queen memanfaatkan waktu luang untuk menelepon kembali kekasihnya tentunya setelah menyelesaikan makan siang di kantin sekolah.
"Kemaren sudah Queen kasih tahu kan, Oppa jangan ke Indonesia dulu, Queen belum bisa ketemu secara langsung." Setelah dua tahun berhubungan dengannya Jee Yeon bisa berbahasa Indonesia.
📞 "Hekm." Terdengar tawa samar dari seberang sana, sekarang Queen dapat membayangkan bagaimana ekspresi geram Jee Yeon.
📞 "Kemarin bukannya kita baik-baik Yank, kemarin sikap mu baik, ramah, sopan, lembut, baru dua hari saja nggak ketemu arogan kamu sudah kumat lagi rupanya. Kapan berubahnya sih hmm? Selalu marah-marah nggak jelas!"
"Oppa protes sekarang?"
📞 "Bukan begitu Sayang, coba mengerti sedikit pacar mu. Barusan saja PH kasih aku teguran gara-gara pergi ke Indonesia tanpa pamit, aku capek sama sikap kekanakan mu, kemarin kamu minta ketemu, sudah aku bela-belain kabur ke Indonesia ninggalin syuting demi kamu, sekarang kamu begini." Dialek cadel Jee Yeon masih cukup ketara.
"Minta ketemu?" Queen mengerut kening mendengar pernyataan itu.
📞 "Sayang amnesia?"
Brukkk....
Kacamata tebal Queen terjatuh, seseorang dengan sengaja menabraknya.
Kraakkk....
Remuk bubuk kacamata itu berkeping-keping jadinya setelah tapak sepatu sekolah kepunyaan Hera menginjak dengan gerakan berputar.
Mata Queen beralih pada gadis berpawakan gemuk itu. "Aduh, maaf Murni, Gue sengaja." Ledekan yang terdengar menyebalkan bagi Queen. Rupanya Hera N the Genk berdiri menantang dirinya kembali.
Sudah enak hidup di lingkungan konglomerat, sekarang dia harus menjadi Murni dan berurusan dengan gadis tengil ini.
"Belum kapok kalian cari gara-gara ke Gue?" Queen menepuk pipi Hera pelan. Tak ada ekspresi takut, Queen santai menghadapi itu.
📞 "Sayang, Queen, halo." Queen mematikan sambungan telepon Jee Yeon secara sepihak, jika tahu kejadian ini, Jee Yeon pasti berceramah lagi. Jangan arogan lah, jangan sok jagoan lah dan lain sebagainya.
"Hahaha." Pertanyaan Queen di jawab dengan gelak tawa yang mencibir oleh ke lima gadis itu. "Kapok? Gila kali? Guru ajah capek bilangin kita, apa lagi Lo kunyuk!"
Hera menoyor kepala Queen dan lekas di tepis. "Jangan macem-macem Lo!" Hera maju lalu Queen membalik tubuh gadis itu dengan kedua tangan. "Ahh!"
Dorongan Queen membuat Hera terhuyung pada tubuh gerombolan temannya. "Sialan!"
Brakkk...
Satu gadis yang baru akan menyerangnya sudah terjedot tembok akibat gerakan penyerangan Queen yang tak dapat mereka tebak.
"Cupu!"
"Apa? Berani melangkah, Gue, ..." Queen baru mengangkat tangan gadis itu sudah urung dan menurunkan pandangan.
"Minggir!" Acuh saja Queen melewati gadis- gadis itu. Barusan Jee Yeon membuatnya naik pitam, anak-anak itu menyulut emosinya kembali.
Hera N the Genk tentu hanya mendengus, rupanya Murni benar-benar sudah memiliki keberanian dan juga kekuatan.
"Murni." Seorang gadis memapas jalan Queen. Ia menoleh dengan raut datar, masih terbawa marah pada Jee Yeon kekasihnya. "Apa?" Juteknya.
"Ini ada titipan minuman, dari Ka Arnold." Queen melirik nametag di dada gadis itu bertuliskan Febie.
"Siapa Arnold?"
"Ketua OSIS kita, tuh orangnya." Febie mengarahkan pandangan pada segerombolan pemuda tampan di sudut tempat.
Queen mengikuti arah pandang gadis itu, di lihat dari sudut manapun Arnold pemuda paling tampan di antara lainnya. "Ya Tuhan, apa lagi ini?" Batinnya.
"Bilangin, Gue nggak haus." Queen pergi setelah mengatakan itu.
"Hah?" Febie di buat terperangah. Baru ada siswi yang berani menolak pemberian ketua OSIS ganteng di sekolah ini.
Terlihat Queen sudah tenggelam di balik pintu ruang kelas, sementara pemuda tampan bernama lengkap Arnoldus Reynolds itu mengerutkan keningnya heran.
"Jiaaaaaahhh! minuman Arnold di tolak Murni Gaiss." Dodit tergelak renyah bersamaan dengan pemuda lainnya. DI sekitar mereka para siswi juga tertawa.
Seorang Arnold yang terkenal seantero jagat raya, di tolak mentah-mentah oleh Murni si gadis berkacamata.
"Sial!" Umpat Arnold.
"Lagian Lo anak konglomerat masa deketin cewek pake minuman sih, ajak nonton, kasih jajan eskrim, percaya deh, di bioskop pasti mau di pegang-pegang Ar." Saran dari Teguh.
"Mau Gue bantuin deketin Murni nggak hah? Gue jamin Minggu depan kalian jadian." Sambung Danie.
"Nggak perlu!"
Arnold ngeluyur pergi dengan wajah dinginnya. Sempat Arnold mengamati Murni saat jam makan siang tadi. Jujur saja Arnold tertarik dengan keberanian Murni yang baru-baru ini terlihat dominan dari siswi lainnya. Lalu apa ini? Murni menolaknya di depan banyak siswa.
...❇️❇️❇️❇️❇️...
Sore ini Dhyrga membawa Murni berbelanja juga menonton film. Wajah tampannya harus ia tutupi dengan masker hitam saat berada di muka umum.
Tak apa, asal bisa jalan bersama Queen, Dhyrga tak masalah. Beberapa bodyguard pun mengamankan langkah rahasia mereka.
Setelah cukup dengan jalan-jalan. Akhirnya keduanya berakhir di sebuah kursi ruang VVIP restoran fine dining mewah.
Murni dan Dhyrga duduk berhadapan.
Dirga menatap seksama wajah cantik Murni yang cukup identik dengan Queen. Berjam- jam bersama gadis incarannya, Dhyrga belum menemukan rasa nyaman seperti dahulu saat Queen masih berusia 11 tahun.
Seberapa pun dia mencoba nyaman bersama gadis kecil ini, ada sesuatu yang membuat Dhyrga merasa tidak satu arah.
"Baby nggak suka kita jalan begini?" Di sela makan Dhyrga membuka obrolan. Mereka sama-sama memakan salmon salad.
Murni mengalihkan pandangan dari makanan nya. Menatap wajah Dhyrga. "Suka kok." Jawabnya lembut.
"Baby mau kita menikah tahun depan?"
"Hah?" Murni tersentak. Menikah? Itu di luar ranah dia, bagaimana kalau Queen masih mau menolak Dhyrga? Murni diam saja pada akhirnya.
"Maksud ku, kalau memang Baby belum siap menikah, kita jalani dengan tunangan saja dulu. Sambil saling menyelami sifat masing-masing."
Murni mengangguk. "Queen belum punya jawaban, ini masih terlalu cepat."
"Baiklah, it's ok, slowly Baby." Dhyrga menyentuh tangan lembut gadis itu. "Sekarang lanjutkan makan." Titahnya.
"Iya."
...❇️❇️❇️❇️❇️...
^^^Waktu berlalu.^^^
Tepatnya jam sembilan malam Dhyrga baru sampai di Penthouse miliknya. Napas dia embus kasar.
Keputusan melamar Queen apakah benar? Dhyrga menjadi ragu setelah kencan pertama.
Di perjalanan saja Dhyrga seakan tak bisa fokus menyetir, terus memikirkan bagaimana kelanjutan cerita cintanya bersama sang pujaan.
Sepertinya hatinya telah goyah setelah mengetahui Queen memiliki kekasih selain dirinya.
Yah, ... Setidaknya itu menurutnya sendiri.
Tubuh lelahnya ia campak kan pada sofa krem miliknya. Pandangan mengelilingi seisi ruangan yang kosong. "Murni." Panggil nya.
Tak mendapat satupun jawaban.
Dhyrga bangkit dari duduk, ia menuju mini lift miliknya. Di sela langkahnya, tak sengaja ekor mata mengarah pada kolam renang yang terdapat di balik dinding transparan.
Ada satu ruangan yang di isi dengan kolam renang estetika, Dhyrga tersentil ingin sekali melangkah pergi ke tempat itu.
Kakinya berayun hingga keluar dari ruang tengah. Gemercik air dari kolam luas itu mulai terdengar teratur.
OMG.
Dhyrga terkesima, ia bergeming menatap gerak tubuh kecil seorang gadis berenang dengan cantiknya. Langkahnya terbius, dia berdiri di sisi kolam, masih setia dengan geming.
Keindahan itu seakan membunyikan melodi yang tercipta begitu saja. Orang bilang saat jatuh cinta, manusia seperti bergumul dengan dentingan piano bernuansa romansa.
Tunggu.....
Punggung melengkung nan mulus gadis itu membuat Dhyrga jatuh terpana. Kaki jenjang yang mengayun begitu menawan.
"Seksi." Tanpa sadar celetukan bibirnya berucap demikian.
ku gak bisa. berhenti ketawa Lho thotrr.🤣🤣🤣🤣
Raka... Raka...🤣🤣