Jatuh cinta pandangan pertama bisa saja terjadi.
Dan katanya pacaran setelah menikah sangat indah.
Benarkah?
Simak yuk dan temukan jawabannya disini.
Seperti biasa cerita ini hanya fiktif, jangan dikaitkan dengan dunia nyata, oke!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13
Setelah selesai mengurus buku nikah dan menandatangani nya Ibra segera membayar biayanya. Setelah itu mereka pun keluar.
Abi Abdullah dan umi Sa'diah sudah masuk terlebih dahulu kedalam mobil. Mereka akan pulang langsung ke pesantren.
Semalam Abi Abdullah beserta istri dan anaknya juga langsung pulang ke pesantren setelah acara ijab kabul.
Ibra dan Viora akan pergi ke mall terlebih dahulu, keduanya ingin membeli sesuatu. baru setelah itu mereka akan ke mansion.
Ibra sengaja tidak memberitahu kan sang bunda. Biar bundanya nanti menjerit saat melihat menantu kesayangannya datang.
"Kamu mau beli apa sayang?" tanya Ibra.
"Beli sesuatu untuk buah tangan, masa berkunjung tidak bawa apa-apa," jawab Viora.
Ibra tersenyum, ia akan membiarkan Istrinya melakukan apa saja. Yang penting hatinya senang. Dan juga niat Viora baik untuk menyenangkan hati Bundanya.
Tiba diparkiran mall, Ibra memarkirkan mobilnya. Ibra segera keluar, lalu membuka pintu mobil untuk Viora.
"Terima kasih," ucap Viora sambil tersenyum. Ia merasa diperlakukan seperti ratu.
Ibra membalas senyuman tersebut, Viora terpesona melihat senyuman manis suaminya. Pria berdarah Arab Pakistan Indonesia itu memang sangat mempesona.
Keduanya berjalan beriringan memasuki mall tersebut. Viora langsung langsung menuju tempat menjual buah dan makanan ringan lainnya.
Buugh ... Seseorang menabrak tubuh Viora. Seorang wanita seksi yang baru selesai ketemu kliennya.
"Ehh maaf," ucap Viora.
"Jalan lihat-lihat dong," ucap wanita itu.
Dia yang menabrak Viora, dia juga yang terjatuh terduduk ke lantai, kemudian dia juga yang marah-marah.
"Maaf," ulang Viora. Padahal yang salah wanita itu.
"Aduh, punya mata gak sih...?" bentak wanita itu.
"Ada apa ini?" tanya Ibra.
Oya, tadi Ibra ke toilet saat istrinya hendak menuju tempat penjualan buah. Jadi ia tidak melihat istrinya kena tabrak.
"Ibra," sapa wanita itu berubah lemah lembut.
"Nyonya Imelda, ada apa? Kenapa anda membentak istriku?" tanya Ibra.
"Is-istri? Kapan kamu menikah?" tanya Imelda.
Ibra tidak menjawab, karena ia ingin mengejar istrinya yang lebih dulu pergi. Viora sangat malas melayani orang seperti itu.
"Sayang!" panggil Ibra.
Imelda menghentakkan kakinya karena merasa di acuhkan oleh Ibra. Imelda mengepalkan tangannya kuat.
"Sialan wanita itu, ternyata dia merebut Ibra dariku," batin Imelda.
Kemudian Imelda pergi dari tempat itu. Ia menelepon seseorang untuk membereskan Viora. Kebetulan Imelda sempat memotretnya, jadi Imelda mengirimkan foto tersebut pada orang suruhannya.
Sementara Viora sedang asyik berbelanja, dengan didampingi oleh Ibra. Mereka seperti pasangan yang paling romantis di era ini.
"Bukankah itu tuan Ibrahim?" tanya pengunjung satu. Kebetulan ada yang mengenali nya.
"Iya, tapi mengapa dia berjalan dengan Nona muda keluarga Henderson?" tanya pengunjung dua.
"Jangan-jangan mereka pacaran?" tanya pengunjung tiga.
"Gak mungkin, tuan Ibrahim sama Nona muda tidak pernah ada terdengar pacaran. Tapi kalau benar gak masalah sih, keduanya cocok," jawab pengunjung empat.
"Iya cocok banget," jawab pengunjung satu menimpali.
Begitulah penilaian mereka tentang sepasang suami istri yang mereka lihat, tapi belum mereka ketahui statusnya.
Orang yang mereka bicarakan malah asyik berbelanja membeli buah dan makanan ringan lainnya.
"Sudah?" tanya Ibra. Viora mengangguk.
Ibra memberikan kartu hitam miliknya, Viora menggeleng. Karena ia juga punya.
"Uang suami adalah uang istri, uang istri adalah uang istri. Dan ini sebagai nafkah lahir untukmu, sayang" kata Ibra.
"Hmmm, baiklah. Tapi abang?" tanya Viora.
"Aku masih ada satu, jangan takut," jawab Ibra.
Viora sedikit demi sedikit membiasakan diri dengan perlakuan manis Ibra padanya. Begitu saja sudah membuat orang iri dan baper. Bagaimana kalau lebih? Bisa-bisa mimisan massal kali ya?.
Ibra dan Viora pun pergi kekasir untuk melakukan pembayaran. Pegawai kasir menatap Ibra tak berkedip untuk beberapa detik. Sementara yang ditatap malah menatap sang istri.
Pegawai kasir tersadar setelah mendengar deheman dari Viora. Dengan malu-malu ia pun menghitung belanjaan Viora.
"Mengapa sayang?" tanya Ibra.
"Gak ada apa-apa, pegawai kasir nya lelet mungkin kehabisan kuota," jawab Viora asal.
Ibra menutup mulutnya agar tidak tertawa dengan keras. Ada-ada saja sang istri, masa manusia kehabisan kuota.
"Tapi biasanya kalau orang kehabisan kuota bisa galau loh," kata Viora seolah tau apa yang dipikirkan Ibra.
"Iya-iya sayang benar," ujar Ibra.
Pegawai kasir semakin malu karena ia mendengar pembicaraan Viora dan Ibra. Setelah menghitung belanjaan nya, Viora pun memberikan kartu hitam yang diberikan Ibra kepadanya. Ibra tersenyum.
Ibra tidak sadar kalau senyuman nya itu menghipnotis para pengunjung mall ini. Padahal senyum nya hanya untuk sang istri, tapi orang lain yang melihatnya malah terhipnotis.
"Uh manis sekali senyum nya," kata si A.
"Ada gak ya yang seperti itu lagi?" tanya si B.
"Biasanya barang bagus kualitas terbaik limited edition," canda si C.
Si B mencebikkan bibirnya. Yang lain pun tertawa mentertawakan si B.
"Terima kasih, silakan datang lagi tuan, Nona," ucap pegawai kasir.
Viora dan Ibra pun mengangguk, kemudian keduanya pergi dari situ. Saat diparkiran, ternyata Imelda masih menunggu didalam mobil. Ia akan mengikuti Ibra dan Viora.
Viora sadar sedang di perhatikan, tapi bersikap biasa saja. Ibra juga begitu, tapi keduanya ingin melihat sejauh mana orang yang mengintai mereka bertindak?.
Ibra menyimpan belanjaan Viora di bagasi mobil. Kemudian ia masuk dibagian kursi penumpang. Karena dibagian kemudi sudah ada Viora.
"Mengapa kamu yang nyetir, sayang?" tanya Ibra.
"Aku ingin balapan," jawab Viora santai. Ibra tersenyum lalu mengelus kepala Viora yang berbungkus hijab.
Kalau bunda Azizah melihat nya pasti ia akan melompat kepelukan suaminya karena iri.
"Pegangan ya," peringatan Viora. Ibra mengangguk.
"Istri memang multitalenta, apalagi yang tidak aku ketahui tentang kamu, sayang?" batin Ibra.
Perlahan Viora mengemudikan mobilnya keluar dari parkiran tersebut. Dan benar saja mobil putih milik Imelda mengikuti mereka.
"Benar insting ku," batin Viora.
Ibra menoleh kebelakang melihat mobil yang mengikuti mereka. Kemudian Ibra tersenyum.
"Ternyata insting istriku kuat juga," batin Ibra.
Viora melajukan mobilnya dan mobil dibelakang juga melaju. Viora tersenyum.
"Berhubung aku malas meladeninya, aku balapan aja deh," gumam Viora. Ibra tersenyum mendengar gumaman Viora.
Jalanan cukup senggang, dan itu sudah cukup buat Viora ngebut. Viora menambah kecepatan mobilnya dan mobil milik Imelda pun melaju.
Viora semakin melaju dengan kecepatan tinggi, Ibra pun berpegangan kuat pada pegangan mobil yang ada diatas pintu mobil.
Viora melihat kekaca spion tidak ada lagi mobil yang mengikutinya. Imelda mengumpat karena kehilangan jejak mobil yang diikuti nya.
Kini mobil Viora sudah tiba didepan gerbang. Penjaga gerbang awalnya ragu untuk membukakan pintu.
Tapi setelah melihat Ibra didalam mobil tersebut, penjaga pun berlari kecil untuk membukakan pintu gerbang.
"Pak, ini adalah istriku, berarti Nona muda di keluarga ini," kata Ibra memperkenalkan istrinya.
"Baik tuan muda," jawab keduanya serentak.
Kemudian Viora membawa masuk mobil itu hingga ke depan mansion. Untuk pertama kalinya Viora memasuki mansion ini. Dulu sewaktu mengantarkan mobil Ibra, Viora hanya sampai gerbang saja.
biar demam pada si bayi cepat menurun
dikira hanya cuma ancaman main²
eh ga tau nya beneran dong
selamat menikmati kehancuranmuuuu
tapi ya mungkin dipikirannya bapak nya lagi sakit ga ada yg jaga atau nanti di mintai tolong
moga kehidupan mereka kembali normal seperti sedia kala .
orang kaya gini mah harusnya di penggal .
dan sama² masih saling mengenal