Zara, akhirnya kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya, sekaligus menyembuhkan trauma masa lalu. Ia ingin melupakan orang yang menyakitinya. Namun tanpa diduga Kenan muncul kembali dalam hidupnya, menyatakan keinginan nya menikah dengan dengan nya. Zara menolak ia ingin melupakan laki-laki tersebut. Namun Kenan tidak mau. menyerah ia berusaha mendapatkan Zara dengan cara apapun. Apakah Zara akan jatuh pada laki-laki yang pernah menyakiti nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku akan Bertanggung Jawab
Zara tidak punya tenaga lagi untuk berdebat, bahkan tidak punya harga diri lagi di depan laki-laki yang sudah merenggut mahkotanya. Zara berpikir sudah perempuan bekas pakai Kenan, lelaki yang sangat ia benci dalam hidupnya.
Setelah keduanya berganti pakaian, Zara dan Kenan melanjutkan perjalanan untuk menemukan perkampungan yang bisa menolong mereka berdua. Kini, wanita cantik itu tidak banyak bicara lebih banyak menangis dengan diam, tubuh dan harga diri yang dijaga selama ini hilang begitu saja, tapi menyesal tidak ada gunanya.
“Kita istirahat disini dulu, aku akan cari makanan untuk kita.” Kenan meletakkan tas ransel bawaannya di atas batu di dekat sungai.
Zara juga meletakkan tas bawaannya. Kenan menggunakan pisau operasi milik dr, Sinta sebagai ujung tombak untuk mendapatkan ikan.
Beruntung Alam berpihak pada keduanya, Kenan mendapatkan beberapa ikan besar untuk mengganjal perut. Dalam ransel ia juga menemukan korek dan menggunakan alkohol untuk menyalakan api. Suasana begitu hening Kenan tidak banyak bicara begitu juga dengan Zara mereka melakukan semuanya dengan diam, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.
‘Bagaimana aku menjelaskan pada Bunda kalau putri kebangaannya sudah rusak. Mana mungkin Sean mau menikah dengan wanita rusak sepertiku. Kenapa jadi seperti ini … ya ampun dosa apa yang sudah aku perbuat. Kenapa hidupku selalu mengalami kesialan’ Zara melamun menatap dalam kobaran api yang membakar ikan yang mereka tangkap.
Kenan melirik wajah Zara yang terus melamun, ia hanya bisa menghela napas.
“Maaf kalau aku tadi menyakitimu. Aku bisa bertanggung jawab kalau kamu mau,” ujar Kenan. Inilah yang diharapkan pria itu darinya, mendapatkan Zara jadi miliknya.
Namun reaksi dokter cantik itu di luar dugaan. Zara menolak menikah dengannya. "Tidak perlu, kamu tidak harus melakukannya.”
Kenan terdiam, wanita yang dulu ia usir dari hidupnya tidak mengharapkan dirinya lagi, bahkan membenci dirinya.
Dulu mereka teman, lalu berubah jadi lelaki idaman Zara bahkan menobatkan pria tampan itu sebagai cinta pertamanya. Namun beberapa tahun kemudian saat mereka beranjak remaja pria idaman berganti jadi pria yang paling ia benci, sekarang … bagi Zara Kenan hanya orang asing.
“Ini makanlah, agar kamu kuat untuk jalan.” Kenan meletakkan ikan bakar itu diatas daun, lalu ia memakannya dengan diam. Perubahan sikap Zara membuat Kenan merasa bersalah.
Ia mendengus kesal. “Apa sebaiknya aku tidak melakukanya tadi? Apa seharusnya pria asing itu yang melakukannya padamu? Kamu membuatku tampak bodoh Zara, aku melakukan itu demi menyelamatkanmu,” ucap Kenan menjelaskan seolah-olah dirinya tidak salah.
“Aku tidak menyalahkanmu, kenapa kamu marah?”
Kenan melemparkan ikan bakar yang dipegang, “dari tadi kamu hanya diam dan terus menangis.”
“Lalu apa aku harus tertawa? Aku kesakitan Kenan, aku belum pernah melakukan itu. Walau kamu menuduh sebagai lumput liar, nyatanya aku selalu menjaga tubuhku,” beber Zara
Kenan berdiri. “Aku melakukannya dengan terpaksa.”
“Aku tau, aku hanya kesakitan dan tubuhku meriang makanya aku diam.” Gadis cantik itu mengusap air di wajahnya yang terus mengalir deras.
Kenan mendekat, ia meraba kening Zara ternyata demam, pria bertubuh tinggi itu duduk di samping Zara ia menarik kepalanya ke dadanya, “ istirahatlah kamu demam.”
“Tidak perlu, aku bisa di sini.” Ia meletakkan kepalanya di sisi batu dan menutup mata.Zara menolak tapi pria bertampang dingin itu memaksa untuk istirahat, Zara akhirnya setuju, ia tertidur pulas setelah minum obat peredah panas. Sama-sama kelelahan Kenan juga tertidur, pria itu terbangun saat sesuatu menyenggol kakinya saat ia membuka mata sekelompok Babi hutan menatapnya dengan mata berbinar, dan sebagian lagi babi liar itu memakan sisa-sisa ikan yang mereka bakar. Kenan bergerak perlahan ia menarik kakinya yang terlentang tadi.
Kenan menepuk-nepuk wajah Zara meminta bangun, wanita cantik itu kaget saat mereka dikerubungi babi hutan.
“Apa yang mereka inginkan?” tanya Zara ketakutan.
“Aku tidak tahu, mungkin mereka pikir kita menyimpan makanan dalam tas.” Kenan melempar tas ransel dan meminta Zara naik keatas batu, setelah binatang berkaki empat itu puas mengacak-acak tas ransel, akhirnya mereka pergi tidak menemukan makanan di sana.
Hari semakin sore Kenan dan Zara masih terjebak dalam hutan, tidak ingin bermalam di sana. Keduanya memutuskan tetap berjalan mengikuti aliran sungai, berharap menemukan orang yang bisa membantu . Tiba-tiba Zara berhenti .
“Ada apa?”
“Aku ingin pipis.”
Mendengar hal itu Kenan memperlihatkan raut wajah kesal. “Kalau kamu ingin kencing ya tinggal kencing Zara, apa harus minta ijin padaku. Bukan waktunya untuk manja, kita terjebak di hutan,” ujar Kenan.
Zara masih diam, sebagai seorang dokter ia sudah tahu apa yang terjadi.
‘Oh, ini pasti sangat perih, bisakah aku tidak berteriak. Ini akan sangat memalukan’ Ia terus menimang semua yang akan terjadi. Bagi orang yang sudah merasakan, pasti sudah paham bagaimana rasa perihnya jika terkena air apalagi air seni.
“Mungkin nanti saja. "
“Kencing, tinggal kencing kenapa harus jadi masalah , di sini tidak ada orang,” ujar Kenan.
‘Dia tidak tahu atau memang pura-pura tidak tahu? Apa dia tidak berpikir kalau aku akan kesakitan setelah dia merobeknya, dasar lelaki egois, dia tahu enak saja’ Zara berdecak kesal dalam hati.
Kenan merentangkan tangannya meminta Zara berpegangan padanya, karena masih kesal Zara menolak. Kenan berjalan menjauh saat ingin melompat batu. Zara terjatuh karena batunya licin.
Zara menangis kesakitan memegang kaki.
“Aku sudah katakan tai untuk pegang tanganku, kamu keras kepala”. Kenan duduk jongkok di depannya memintanya naik punggungnya. “Naiklah cepat sebelum aku berubah pikiran.”
Zara terpaksa naik punggung Kenan, pria itu menggendongnya , baru berapa lama Zara tidak tahan lagi, ia membuka kran miliknya.
“Tolong turunkan aku bentar aku ingin pipis,” ujar Zara memohon, kali ini pria itu tidak menolak. Ia menurunkan Zara di belakang batu, saat ia jongkok penderitaan itu dimulai, Zara sampai meringis sambil menggigit bibir sampai berdarah menahan luka robek di bagian intinya,rasa perih di bagian bawahnya membuatnya menderita.
“Kamu tidak apa-apa?” tanya Kenan saat Zara berdiri.
“Ini sangat perih.” Zara menangis sambil menjepit pangkal pahanya.
Kenan terpaku seperti orang bodoh ia tidak tahu harus mengatakan. “Kamu manja bangat,” ujar Kenan.
Mendengar kata manja dari mulut Kenan , Zara rasanya ingin menendang pria itu sampai pingsan, tetapi ia berpikir ulang tidak ingin ditinggalkan dalam hutan, tetapi ia bersumpah dalam hati kalau ia tidak akan menjauh dari Kenan selamanya.
“Aku akan menggendongmu lagi.”
Keduanya kembali dalam diam, Zara mengusap bibirnya yang berdarah. Dalam hati ia bersumpah tidak akan mau menikah dengan Kenan, walaupun mahkota berharganya direnggut oleh Kenan. Ada banyak hal yang dipikirkan agar bisa jauh dari laki-laki arogan tersebut. Setelah saling diam, akhirnya mereka tiba di suatu tempat.
Keduanya menemukan sebuah perkampungan. Beruntung warga setempat baik dan mau menolong Kenan dan Zara, memberi mereka makan dan meminjamkan ponsel.Namun dalam otak Zara ia ingin pulang sendiri tidak ingin bergantung pada Kenan. Ia menoleh ke sekeliling mencari peluang untuk pulang sendiri tanpa Kenan.
Bersambung