Choki Zakaria atau yang biasa dipanggil 'Jack', adalah ketua geng motor yang ditakuti di kotanya mendadak harus menikah dengan Annisa Meizani karena kesalahpahaman dari para warga.
Annisa, seorang gadis muslimah dengan niqob yang menutupi sebagian wajahnya ini harus ikhlas menerima sikap cuek Jack yang mengira wajahnya buruk rupa.
Sikap Jack berubah setelah tau wajah Annisa yang sebenarnya. Bahkan ketua Genk motor itu menjadi pria penurut dan manja di hadapan istrinya.
Akankah niat Jack untuk bertobat mulus tanpa hambatan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#27. Merasa Diawasi.
"Iya itu, suami saya," jawab Annisa sambil berlalu menuju kelasnya.
"Lho kapan Ibu nikah? Kok gak ngundang-ngundang kita," tanya rekanya Annisa lagi di penasaran.
"Maaf, Bu. Nikahnya hanya antar keluarga. Insyaallah kalo nanti libur sekolah, aku adain syukuran," ucap Annisa. Entah akan terealisasi atau tidak akan tetapi itu adalah salah satu harapannya.
Nampaknya hatinya dan juga Choki telah menerima takdir yang Allah tetapkan untuk mereka berdua. Meskipun jalan didepan mereka nampak terjal dan penuh batu.
Annisa berharap, batuan kecil bak pasir yang mampu terhempas oleh angin lalu.
"Oh iya, beberapa hari yang lalu. Bu Annisa sempat di rawat tapi kami tidak bisa membesuk karena sekolah juga sibuk. Maaf ya, Bu," ucap rekan sesama pengajar tersebut.
"Gapapa, Bu Diah. Doanya saja itu sudah cukup bagi Annisa. Bahkan aku sempat terharu ketika Ibu mengirimkan Vidio berisikan para murid Annisa yang sedang membaca Al-fatihah. Selain ada tenaga ghaib yang tiba-tiba menguatkan aku saat itu, Bu," tutur Annisa dengan ekspresi penuh
haru yang nampak jelas terlihat.
Bu Diah juga mengangguk dan pamit untuk lebih dulu masuk ke kelasnya.
Begitupun dengan Annisa.
"Assalamualaikum, anak-anak Ibu!" sapa Annisa, kepada para muridnya dari depan kelas.
"Wa'alaikum salam Bu Annisa!" jawab serempak para murid Annisa yang berjumlah sekitar dua puluh anak itu.
Terlihat wajah mereka begitu senang dan ceria menyambut kedatangan guru kesayangan mereka yang sudah kembali mengajar.
Annisa memulai pelajarannya dengan pembacaan doa pembuka dan doa sebelum belajar. Juga ia akan memanggil satu persatu muridnya untuk maju kedepan dan membawa juz amma.
Ada hari-hari tertentu anak-anak muridnya ini akan menyetorkan hafalan surat-surat dalam Al Qur'an sesuai kemampuan mereka.
Kebetulan, Annisa mengajar di bangku kelas satu dan dua sekolah dasar Islam ini.
Choki kembali ke rumah dengan membawa tentengan belanjaan keperluan rumah tangga. Entah, darimana dia tau segala kebutuhan itu.
Langkahnya terhenti ketika kunci telah diputar. Choki menoleh dengan cepat kebelakang ketika di rasa ada yang tengah memerhatikan gerak-geriknya.
"Perasaan tadi kayak ada orang. Aku gak mungkin salah. Apa, itu salah satu orang suruhan papa? Apa papa masih memantauku?"batin Choki penuh curiga dan kewaspadaan.
Bukan apa.
Bagaimanapun Choki tau siapa papanya itu. Juga betapa keras kepala adalah sifat yang di turunkan seorang Alberto kepadanya.
Choki mencoba abai dan masuk kedalam rumah.
Akan tetapi, tidak sampai di situ saja.
Choki tak mungkin mengabaikan nalurinya begitu saja.
Pemuda ini mengintip dari balik kaca jendela rumah kontrakan ini.
Mencari tau apakah benar ada yang mengawasinya.
Nihil.
Tak ada siapapun di depan rumah kecuali tetangga depan yang perhatian dengan mereka sejak Annisa pulang dari rumah sakit.
Bahkan, tadi pagi ibu depan rumah mengantarkan sembako serta beberapa kotak susu cair uht.
Susu rasa plain yang biasa Choki minum setiap pagi.
Huft.
"Sepertinya memang perasanku saja," gumam Choki pada akhirnya dan mulai melakukan tugasnya untuk membersihkan rumah.
Di mulai dari kamar tidur, hingga ke kamar mandi.
Setelahnya Choki akan memasak nasi dan semua yang ia lakukan atas panduan dari Mbah Gugel. .
Entah apa yang terjadi nanti jika dia menjual ponsel ini untuk biaya hidup sementara ia dan juga Annisa.
Tentunya, sebelum ia mendapatkan pekerjaan.
Ah, Choki sudah mulai memikirkan untuk bekerja.
Hal yang beberapa waktu lalu sama sekali tak ada ataupun sekedar singgah di dalam pikirannya.
Apa yang akan anak buah bang Jack alias Choki pikirkan ketika ketua mereka pada saat ini tengah menyikat kakus.
😁
Ketua yang sangat disegani loh, di dunia perbalapan motor.
-------------
"Apa!! Putraku menenteng belanjaan! Apakah mereka tidak memiliki asisten rumah tangga atau, ah maksud saya. Kenapa bukan istrinya yang belanja tetapi justru Choki?"
Eliana terlihat mengurut pelipisnya sambil memegang ponsel yang ia tempel di telinga. Mendengar penelpon di ujung sana mengabarkan keadaan sang putra.
"Baiklah, aku akan menghubungimu lagi nanti. Tetap nyalakan ponselmu. Ingat, tugasmu. Aku sudah membayarmu cukup mahal untuk ini!" kecam Eliana pada sang penelepon.
"Kau menelepon siapa Eli? Terlihat serius sekali wajahmu?" cecar Alberto yang baru saja masuk ke dalam kamar.
Sialnya, Eliana melupakan hal penting untuk mengunci pintu kamarnya.
"Bukan orang penting, Honey. Hanya teman arisan yang memaksaku untuk ikut arisan berlian lagi," jawab Eliana sekenanya.
"Aku besok akan kembali ke Aussie. Kau yakin tidak akan ikut kali ini?" tanya Alberto memastikan dengan sejuta harapan bahwa esok akan menjadi hari kebebasannya dari kekangan sang istri.
"Honey, aku ... sepertinya--"
...Bersambung ...
Jazakillah khairan author
👍👍👍👍👍
ana uhibbuki fillah untuk perempuan