Pasti ada asap, makanya ada api. Tidak mungkin seseorang dengan tiba-tiba membenci jika tidak ada sebab.
Itu yang di alami Adara gadis 25 tahun yang mendapatkan kebencian dari William laki-laki berusia 30 tahun.
Hanya karena sakit hati. Pria yang dulu mencintainya yang sekarang berubah menjadi membencinya.
Pria yang dulu sangat melindunginya dan sekarang tidak peduli padanya.
Adara harus menerima nasibnya mendapatkan kebencian dari seorang yang pernah mencintainya.
Kehidupan Adara semakin hancur dikala mereka berdua terikat pernikahan yang dijalankan secara terpaksa. William semakin membencinya dan menjadikan pernikahan itu sebagai neraka sesungguhnya.
Mari kita lihat dalam novel terbaru saya.
Apakah 2 orang yang saling mencintai dan kemudian berubah menjadi benci. Lalu benci itu bisa kembali berubah?
Terus di ikuti dalam Novel ini. Jangan lupa like, koment dan subscribe.
Follo Ig saya.
ainunharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29 Ada yang kepanasan.
"Tuan Bryan tidak ada yang keberatan sama sekali. Jadi bergabunglah bersama kami," ucap Maya.
"Baiklah!" Bryan yang juga langsung duduk di samping Adara setelah mendapatkan persetujuan itu yang dia tahu bahwa William terlihat tidak menyukai keberadaannya.
"Perkenalan ini tuan William dan juga bersama kekasihnya Nona Katy yang mungkin tuan Bryan sudah mengenal siapa tuan William," ucap Maya.
"Iya, saya sudah mengetahuinya," jawab Bryan yang berusaha setenang mungkin yang dia mengetahui jika kehadiran dirinya sangat tidak disukai oleh William.
"Apa tuan Bryan masih singel?" tanya Maya
"Iya. Saya masih singel," jawab Bryan.
"Bagaimana dengan Nona Adara? Apa masih singel juga?" tanya Maya.
Adara yang tidak langsung menjawab William yang memegang gelas yang sepertinya sangat menunggu jawaban dari Adara.
"Saya masih single," jawab Adara yang memberikan pernyataan yang mengejutkan yang diberikan Adara yang membuat William mengepal gelas tersebut yang hampir saja retak di tangannya.
Dia dengan seenaknya mengatakan Adara tadi adalah sekretarisnya dan memperjelas hubungan dia dan Katy dan sekarang Adara mengakui bahwa dia single dan malah William kepanasan. Raka tiba-tiba saja tersenyum miring sembari minum yang sepertinya sangat menyukai jawaban Adara. Raka lebih berpihak kepada Adara sepertinya dibandingkan kepada William.
"Dia tahu diri juga," gumam Katy dengan pelan.
"Kalian berdua sama-sama single, Tidak ada salahnya setelah ini saling mengobrol dan siapa tahu saja memiliki kecocokan satu sama lain. Tidak ada yang tahu bukan di mana kita bertemu dengan jodoh," ucap Maya yang mendadak menjadi matcomblang yang dia tidak tahu bahwa ada yang kepanasan dengan semua kata-katanya.
"Nyonya bisa saja," sahut Bryan dengan tersenyum.
"Tuan William! bagaimana menurut tuan. Apa mereka berdua pasangan yang serasi?" tanya Maya yang bisa-bisanya meminta pendapat William.
William mengangkat kepala yang memberikan senyum dan melihat ke arah Bryan.
"Iya. Mereka pasangan yang serasi dan sangat serasi sekali," jawab William yang terkesan terpaksa mengungkapkan kata-kata itu.
"Saya juga melihat hal itu," sahut Maya.
William yang sekarang gantian tidak tenang di meja tersebut yang kembali meneguk minuman dan ternyata cara meletakkan gelasnya sedikit kuat yang membuat perhatian tertuju padanya.
"Maaf! Saya hanya terlalu bersemangat sekali," ucap William dengan tersenyum.
"Sayang! bagaimana jika kita berdua berdansa, lihatlah banyak sekali pasangan yang berdansa!" ajak Katy.
"Boleh!" sahut William yang langsung berdiri dan mengulurkan tangannya dan mungkin dengan cara seperti itu dia bisa meredakan hatinya agar tidak kepanasan dalam situasi itu.
Adara santai saja dan terserah apa yang mau dilakukan William yang sengaja atau tidak melakukan hal itu terhadapnya.
"Tuan Bryan! jangan hanya diam saja, ajaklah Nona Adara untuk berdansa!" Maya memberikan saran yang tadinya William dan Katy yang sudah bergerak dan tiba-tiba William menghentikan langkah itu ketika mendengar perintah dari Rani.
Sudut ekor mata William yang melirik ke arah Adara yang mencoba untuk memastikan apakah Adara akan menerima tawaran Bryan yang sudah berdiri dan mengulurkan tangannya.
Adara tersenyum dan langsung menyambut uluran tangan itu dan sepertinya dia juga ingin melakukan permainan seperti apa yang dilakukan William. William yang memulai dan seharusnya tidak kepanasan jika dia juga melakukan hal itu
"Sayang ayo!" ajak Katy yang melihat kekasihnya itu tidak bergerak sama sekali dan akhirnya William mengangguk yang mereka berdua berjalan menuju altar dansa begitu juga disusul dengan Bryan dan Adara
Musik romantis yang mengiringi dansa itu yang membuat Katy tampak tersenyum dengan tangan William yang berada di pinggangnya. Dia mencoba menunjukkan kepada Adara bahwa dia yang bisa melakukan hal itu bersama dengan William.
Sayangnya Adara tidak peduli sama sekali yang mengikuti gerak Bryan dalam berdansa. Walau Adara sedikit gugup. Bukan Adara yang kepanasan. Tetapi justru William yang sejak tadi matanya tidak henti terus melihat-lihat ke arah Adara dan Bryan.
Sementara Raka yang menjadi penonton yang geleng-geleng kepala melihat dua orang tersebut yang sangat jelas terlihat saling memanas-manasi.
"Entahlah hubungan seperti apa ini. William kamu berusaha untuk menutupi bahwa kamu masih peduli kepada Adara. Jika kamu tidak peduli kepadanya. Jika kamu mengatakan bahwa perasaan kamu sudah mati kepada Adara. Kamu tidak akan mungkin sampai keringat dingin dan terlihat gusar seperti itu saat melihat Adara bersama laki-laki lain. Entah sampai kapan kamu akan tahan dengan perasaanmu yang seperti itu," batin Raka yang terus melihat pasangan tersebut.
Adara dan Bryan yang tampak berdansa dengan santai.
"Saat kita bertemu di Rumah sakit kemarin, masih banyak yang ingin aku bicarakan kepada kamu dan kamu sudah pergi begitu saja," ucap Bryan yang memulai obrolan agar dsa mereka berdua tidak terlalu akward.
"Aku sudah mengatakan kepada kamu jika aku buru-buru. Lagi pola tidak ada hal yang harus dibicarakan lagi," jawab Adara.
"Tapi apapun itu banyak hal yang ingin aku bicarakan pada kamu. Adara aku melihat hubungan kamu dengan William terlihat tidak baik-baik saja. Apa hubungan kalian berdua benar-benar berakhir?" tanya Brayan yang pasti tidak mengetahui bahwa Adara dan William sudah menikah.
"Sudahlah Bryan! jangan membahas hal itu lagi. Bukan hanya aku dan William yang hubungannya tidak baik-baik saja dan sekarang kamu bagaimana. Kalian terlihat seperti orang asing," ucap Adara.
"Kamu tahu sendiri bahwa William yang menjaga jarak denganku dan dia terlihat membenciku," ucap Bryan
"Bukan hanya kamu saja dan bahkan sampai detik ini dia juga sangat membenciku dan begitu muak melihatku," batin Adara.
"Aku berharap hubungan kita berdua tidak saling menghindari Adara. Kita berdua bersahabat sejak dulu dan aku sangat berharap kita bisa menjadi sahabat seterusnya dan kamu tidak canggung denganku atau tidak nyaman dengan kehadiranku," ucap Bryan.
Adara menganggukan kepala dan dari pandangan William mereka berdua memang terlihat sangat nyaman dan terlihat sangat akrab.
Hal itu membuat William benar-benar sangat marah dan wajah yang sampai memerah dan bahkan mengabaikan temannya berdansa yang sejak tadi tersenyum.
"Sayang kamu kenapa? Mood kamu sepertinya sangat tidak baik?" tanya Katy.
"Tidak apa-apa," jawab William.
"Apa kita pulang saja?" tanya Katy.
William yang tiba-tiba melepaskan tangannya dari pinggang Katy yang membuat Katy heran.
"Aku ke toilet sebentar," ucap William yang langsung pergi dan bahkan melewati Adara dan Bryan. Bagaimana William yang menatap sinis. Adara seperti biasa yang pura-pura tidak melihat William.
Bagi Adara pesta tersebut yang terlalu membosankan yang akhirnya Adara pulang terlebih dahulu yang tadi di antarkan Raka. Dia tidak peduli bagaimana William dan Katy di sana. Karena Adara juga tidak di akui sebagai istri
"Nona Adara sudah kembali?" langkah Adara terhenti ketika ingin menaiki tangga.
"Iya. Bi," jawab Adara.
"Mana tuan William?" tanya Bibi.
"Saya sangat jenuh berada di sana dan meminta untuk pulang terlebih dahulu. Jadi saya tadi pulang bersama dengan Raka dan William masih ada di sana," jawab Adara.
"Sepertinya pestanya sangat membosankan!" tebak Bibi yang membuat Adara menganggukkan kepala.
"Ya. Sudah Bi kalau begitu saya mau istirahat dulu," ucap Adara.
Bibi menganggukan kepala dan Adara langsung menaiki anak tangga menuju kamarnya. Dia terlihat begitu sangat lelah sekali
Bersambung....