NovelToon NovelToon
Diam-Diam Sayang

Diam-Diam Sayang

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Diam-Diam Cinta
Popularitas:22.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Widyastutik

Rivandra,, menjadi seorang penerus perusahaan besar membuatnya harus menjadi dingin pada setiap orang. tiba-tiba seorang Arsyilla mampu mengetuk hatinya. apakah Rivandra akan mampu mempertahankan sikap dinginnya atau Arsyilla bisa merubahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Widyastutik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 3

Sudah satu minggu Arsyilla berada di ruang pemberkasan. Teman-teman divisinya tentu saja senang. Karena Arsyilla memang teliti sedari dulu sewaktu di kepemimpinan Pak Heru. Malah banyak yang menyayangkan keputusan Pak Rivandra memutasikan Arsyilla di sana. Tapi, melihat sikap dan senyum Arsyilla yang kembali ceria akhirnya mereka pun menerimanya. Setidaknya mereka tidak harus melihat kemarahan Rivandra pada Arsyilla karena harus merevisi laporannya.

Seperti biasa, Arsyilla setiap hari harus berangkat lebih awal dan pulang lebih akhir. Memang ada uang insentif untuk itu karenanya Arsyilla jadi semakin bersemangat.

Senyum di wajah Arsyilla hilang seketika saat melihat yang membuka lift di lantai berikutnya adalah Pak Rivandra.

'Apa yang dilakukan Pak Rivandra sepagi ini? Dan kenapa dari lantai lima? Apa ada jadwal meeting hari ini?' pikir Arsyilla bingung.

Arsyilla hanya terdiam di pojok lift dengan menunduk mempermainkan jemari tangannya.

“Kamu marah padaku?”

Arsyilla mendongak sekilas, melihat Rivandra tidak menoleh padanya, Arsyilla mengira Rivandra sedang menelpon. Dia kembali menunduk.

“Apa kamu sengaja mengacuhkan aku?” tanya Rivandra sembari menghadap ke depan Arsyilla, tentu saja Arsyilla menjadi kaget.

“Ma-af, Pak,” jawab Arsyilla kaget hingga tergagap.

'Sejak kapan Pak Rivandra bicara aku-kamu? Biasanya juga bosmu?'

“Sedari tadi aku bicara dan kamu sengaja mengacuhkanku?!”

“Aku kira Pak Rivandra sedang telepon,” ujar Arsyilla pelan dengan suara gemetar.

“Kamu marah padaku?”

“Untuk alasan apa, Pak?”

“Memutasikan kamu?”

“Tidak, Pak.”

“Sepertinya kamu menikmati pekerjaanmu disana.”

“Alhamdulillah, Pak.”

“Apa wajahku semenakutkan itu hingga kamu tidak melihatku sama sekali?!” hardik Rivandra kesal karena Arsyilla menjawab pertanyaannya dengan kepala tertunduk.

“Maaf, Pak,” jawab Arsyilla sambil langsung menatap wajah Rivandra. Benar-benar menatap matanya, sorot mata yang menakutkan.

Wajah yang memiliki kulit seputih Shayna dan mata setajam silet. Sikap yang dingin. Entah ada angin apa hingga mau meluangkan waktu untuk sekedar berbasa basi dengan Arsyilla.

“Aku merindukan kamu.”

Mulut Arsyilla makin menganga saat Rivandra mendaratkan bibirnya di kening Arsyilla. Bertepatan dengan pintu lift yang terbuka.

Rivandra melangkah menuju kantornya. Arsyilla melangkah keluar lift dengan masih setengah sadar.

Saat melihat Rivandra masuk ke kantornya tanpa menoleh lagi. Akhirnya dia tersadar Rivandra sudah kurang ajar padanya. Dia segera menghapus bekas bibir Rivandra di keningnya. Sayangnya terlihat jelas oleh Rivandra yang tersenyum simpul melihat tingkah Arsyilla.

Arsyilla mulai memisahkan berkas teman-temannya dan meletakkan di meja masing-masing. Hanya tinggal memberikan berkas kerja Rivandra. Dia menghela nafas sejenak.

Arsyilla mengetuk pintu kantor Rivandra dan masuk setelah empunya mempersilahkan.

“Ini berkas-berkas yang kemarin, Pak. Dan ini berkas yang harus di cek hari ini,” kata Arsyilla tanpa melihat ke arah meja kerja Rivandra. Karena hanya menunduk. Benar-benar tidak punya nyali untuk kembali menatap sorot mata tajam itu.

Saat hendak membuka pintu baru Arsyilla tersadar dan kembali menoleh ke arah meja kerja Rivandra yang kosong karena Rivandra berada di belakang pintu. Arsyilla hanya menggaruk kepalanya keki.

“Berkasnya sudah saya letakkan di meja, Pak. Permisi.”

Arsyilla mendongak saat melihat Rivandra tidak juga berpindah tempat hingga Arsyilla tidak bisa keluar.

“Ehmmm... Permisi, Pak,” ulangnya sambil melihat Rivandra.

“Sekarang kamu baru mau melihatku. Kenapa?”

Arsyilla makin keki mendengar pertanyaan Rivandra.

“Maaf, tadi hanya takut tertukar berkasnya, Pak.”

“Bukan itu!” tegas Rivandra.

Alis Arsyilla berkerut, “lalu?”

“Kenapa menggosok keningmu saat keluar lift tadi?”

Arsyilla berdehem sejenak, tidak menyangka Rivandra ternyata melihat saat dia menggosokkan tangannya di kening.

“Tadi, kepentok pintu lift, Pak,” jawab Arsyilla bohong. Tidak mungkin juga menjawab karena sudah ada yang kurang ajar main cium orang sembarangan.

“Benarkah? Kamu baik-baik saja? Coba aku lihat.” kata Rivandra cemas sembari mendekat.

Arsyilla semakin mundur saat Rivandra semakin mendekat ke arahnya.

“Tidak usah, Pak. Permisi,” Elak Arsyilla dan dengan cepat keluar dari kantor Rivandra meskipun tangan Rivandra hampir saja bisa menangkap tubuhnya.

Rivandra hanya tertawa melihat tingkah kekanakan Arsyilla. Lalu kembali memasang wajah dingin saat melihat pegawainya mulai berdatangan.

Arsyilla menghela nafas saat melihat kantor Rivandra. Arsyilla tidak bisa pulang kalau teman-teman dan bosnya belum mengumpulkan berkas-berkasnya. Dan ini sudah hampir maghrib tapi tidak melihat Rivandra bersiap-siap untuk pulang.

“Neng Syilla, belum pulang?” tanya Pak Ali, satpam yang selalu menyapa Arsyilla sejak magang dulu. Pak Ali memang selalu menyempatkan keliling ke setiap lantai untuk memeriksa apakah masih ada yang lembur.

“Belum, Pak. Masih menunggu Pak Rivandra.”

“Neng Syilla sekarang pacaran dengan Pak Rivandra?” tanya Pak Ali senang.

“Hahh... Tidaklah, Pak. Saya tidak bisa pulang kalau Pak Rivandra belum memberikan berkas kerjanya untuk saya simpankan di ruangan pemberkasan, Pak.” jelas Arsyilla agar Pak Ali tidak salah paham.

“Oh begitu. Saya kirain pacaran, Neng. Habisnya, senang lihat kalian berdua. Terlihat cocok, serasi, Neng.”

“Bapak bisa saja. Ya gak mungkinlah kami pacaran, Pak. Kan Pak Rivandra bos saya.”

“Memangnya kenapa?” tanya Rivandra yang tiba-tiba berada di belakang Arsyilla.

Arsyilla terlonjak kaget, Tentu saja membuat Pak Ali tertawa melihat ekpresi kaget Arsyilla.

“Sudah selesai, Pak? Permisi, saya mau membereskan berkas-berkasnya, Pak. Pak Ali duluan ya.” pamit Arsyilla cepat untuk mengalihkan pembicaraan.

“Iya, Neng Syilla. Permisi, Pak Rivandra.”

“Iya, Pak.”

Arsyilla langsung beranjak menuju ruangan Rivandra dan membereskan berkas-berkasnya. Arsyilla makin gelisah saat melihat Rivandra ikut masuk ke ruangannya. Apalagi melihat pintu yang sengaja Arsyilla buka di tutup oleh Rivandra dengan tubuhnya bersandar di sana.

‘Sebenarnya Pak Rivandra hari ini kenapa sih? Kok tingkahnya aneh. Tidak biasanya suka basa basi seperti ini.’ Batin Arsyilla kalut.

“Sudah?” tanya Rivandra.

“Sudah, Pak. Permisi.”

“Setelah kamu menjawab pertanyaanku.”

Arsyilla menatap Rivandra heran. “Pertanyaan yang mana, Pak?”

“Kenapa kamu bilang kita gak mungkin pacaran?”

'Hah,,, pertanyaan Pak Rivandra ini mau ngetes atau gimana? Jawabannya kan sudah jelas, Pak Rivandra bosnya dan aku bawahan. Pacaran? Dengan seorang pemarah seperti Pak Rivandra?' batin Arsyilla kesal.

“Kan seperti yang Pak Rivandra selalu bilang, Pak Rivandra bos saya,” jawab Arsyilla.

“Kalau kamu menyukaiku, lalu bagaimana?”

“Saya tidak berani selancang itu, Pak.”

“Benarkah? Yang aku dengar, aku ini mentor favorit kamu dulu.”

'Pasti ini kerjaan Shayna, mengatakan pada Pak Rivandra tentang pembahaasan mentor favorit.'

“Itu hanya bercanda, Pak.”

“Bercanda? Untuk urusan hati, kalian juga suka mempermainkannya?”

“Saya ini hanya pegawai biasa, Pak. Yang tidak becus membuat satu proposalpun. Bagaimana...”

“Kamu menyindirku?” tanya Rivandra tidak terima.

“Bukan begitu, Pak. Ahh... Sudah maghrib, Pak. Permisi.”

Arsyilla tidak mau melewatkan kesempatan saat Rivandra melangkah maju dan dia langsung berkilah untuk bisa keluar tanpa bersentuhan dengan Rivandra.

1
Nurul Widyastutik
sepertinya marah sekali degan mereka 😁🙏🙏
budak jambi
bagus itu lebih baik untk danie sm mona kl perlu kubur jadi satu peti
budak jambi
ayo valen gerk cept jgnsampe daniel ambl smua harta km.biar miskin tu bajungan
Morani Banjarnahor
lanjut thor...
Nurul Widyastutik
Luar biasa
budak jambi
semoga ortu kalian sadr telh hancur kn hidup ank ny...dan sadr bahwa ank lebh berarti dr pada harta
Fitriani NB
sedih bacanya
budak jambi
kalian tu bukan anak ny tapi alat yg di guna kn untuk menambh harta yg banyk buat mereka
Nurul Widyastutik: sbaar,, sabar,,, 😁
total 1 replies
budak jambi
buat apa memuji kl dak jd menantu hany buat ank tersakiti saja...makn tu harta dan bawa tu harta sampe ke liang kubur kalian
budak jambi
ortu egois smg menyesal merk yg sdh hancur kn hidup ank hanya demi harta
budak jambi
harta tidak akn di bawa mati tuan danie..jgn egois jd ortu pikir kn perasaan ank biar kn mereka milih jln hidup mereka
Davi 04
cerita bagus
Nurul Widyastutik: terima kasih kak
total 1 replies
Sumar Tono
Luar biasa
Nurul Widyastutik: terima kasih🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!