Lestari seorang cewek SMA yang dibuat hamil oleh seseorang, sialnya orang itu datang kembali membawa petaka untuknya.
Kedua orang tuanya menjodohkan mereka karena perbuatan masa lalunya, membuat kedua pasangan itu merahasiakan tentang pernikahan nya di sekolah.
Akankah rahasia itu akan terbongkar? atau justru berhasil sampai lulus sekolah? lalu kejutan apa yang akan menanti mereka? ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. LKCD !!
Lestari Salsabilla. Seorang gadis yang mempunyai masa lalu kelam, kini sudah membulatkan tekad untuk menjadi panutan orang lain. Suatu keadaan lah yang membuat dirinya berubah.
Seorang pendosa manapun bisa jadi baik, sebelum ada kata terlambat dan menyesal di lain hari.
Bayang-bayang di drop out dari sekolah masih menghantui pikiran gadis itu.
Mendadak sekali Lestari menjadi seorang pendiam, seakan mulutnya di kunci untuk tidak mengeluarkan sepatah kata apapun.
Adit yang orangnya dingin tak memulai obrolan terlebih dahulu, mengingat kondisi dalam diri lestari yang sedang berkabut, sampai Adit membawa gadis itu di kediaman rumah nya sehabis acara tunangan.
"Dit, pokoknya jangan sampai ada orang yang tahu dengan kondisi kita sekarang" Pinta Lestari sambil menyatukan kedua telapak tangan.
Adit menatap wajah nya serius, dia pun mengangguk dengan senyum manisnya.
**
Hari pun sudah berganti, Lestari kembali menjadi siswi seperti biasa di sekolah nya.
Tampak murid-murid keheranan setelah melihat perubahan diri dari Lestari, Lestari memakai hijab di kepalanya, seragam nya juga tertutup, kemeja putih lengan panjang dengan rok menutup kedua kaki nya.
Bahkan Catherine yang disamping nya juga ikut bingung "Ada apa nih tari, tumben sekali pakai hijab?" Katanya.
"Gue mau memperbaiki diri dari sekarang" Jawab Lestari sedikit memelankan suara.
Mereka berjalan mengarungi lorong koridor sekolah, sampai tidak sengaja berjumpa dengan Erza, menatap nya dengan penuh khidmat.
Erza sedikit pangling melihat wajah Tari seperti bayi jika di balut dengan kerudung yang menyelimuti kepalanya.
"Gila makin imut aja lu" Puji Erza sampai tak berkedip mata.
Lestari menghiraukan, melanjutkan langkah kaki nya yang sempat terhenti oleh kehadiran Erza.
Saat mulai melangkah, Catherine mendadak berhenti untuk berbisik ke Erza "Jangan macam-macam lu ya sama tari" Desisnya dengan ancaman.
Belum saja melangkah jauh, Lestari terhentak setelah mendengar hempasan tubuh Catherine yang di dorong Erza ke tembok.
"Jangan berani sentuh teman gue!" Amuk Lestari melerai pertikaian.
Erza tersenyum remeh, dia tak segan sampai meremas kedua pipi bulat nya Lestari dengan kasar. sampai membuat Lestari mengaduh kesakitan.
"Iblis lu" kata Catherine yang terhentak memukul erza dari belakang sambil berteriak minta tolong, Membuat Erza panik berlari meninggalkan kedua gadis itu.
Lestari masuk ke dalam kelas dengan tubuh gemetar ketakutan, membuat Adit yang sedang santai menulis PR terhentak melihat wajahnya.
"Kalian berdua ada apa?" Tanya Adit mendekati.
Lestari memberi kode, Catherine menjawab dengan kebohongan "Dimarahin guru karena terlambat"
Adit terus memperhatikan gerak-gerik Lestari di balik wajahnya yang dingin "Beneran?" Katanya dengan tegas.
"Beneran Adit" Kata lestari menegakkan kepala dengan senyuman yang dia buat.
Jawaban dari lestari membuat pemuda itu salah tingkah, karena melihat kecantikan nya lestari dari dekat, menatapnya manja seakan manis untuk dipandang.
Good looking and perfect
Semua sisi terlihat cantik, ditambah tubuhnya yang begitu ramping.
Adit kembali ke tempat duduk saat guru sudah datang ke kelasnya, semua murid menghening karena guru yang mengajar saat ini adalah guru killer yang ditakuti.
20 menit kemudian setelah guru menerangkan dan menulis soal panjang lebar.
"Adit coba kamu jawab soal no 4" Perintah dari Bu Reni, mengharuskan Adit maju ke depan kelas untuk mengisi jawaban.
Saat Adit sedang menulis, perhatian Ibu Reni mengarah ke cincin yang ada di jari manisnya Adit.
"Adit di sekolah ini dilarang pakai aksesoris, kenapa kamu pakai cincin?" Kata Bu Reni.
Deg..
"Mampus bakal ketahuan nih" Dalam hati Lestari.
"Maaf Bu, kadang Adit suka lupa, kalau sudah di kasih cincin sama Ibu" Kata Adit mengklarifikasi sambil memasukan cincin tunangan nya itu ke saku celana nya.
Setelah melihat Adit pakai cincin, Bu Reni membalik badan untuk mengecek kondisi murid yang lagi duduk satu persatu.
Bu Reni berdiri, langsung menghampiri dimulai dari murid yang duduk bagian depan.
"Ini apa? Simpan gelang kamu, kamu lupa dengan peraturan baru sekolah ini?" Omel Bu Reni ke Catherine.
Disamping nya ada Monisha yang ikut kena semprot "Kamu juga rambut kaya jamet pakai di merah-merahin, Lusa ada pelajaran ibu lagi, ibu mau rambut kamu harus sudah berwarna hitam" Pintanya.
Kedua gadis yang habis diomelin guru itu langsung menoleh ke arah Adit, Adit membuang wajah celingukan ke atas tanpa dosa.
Tiba-tiba guru itu memekik tidak jelas, saat sudah di tempat duduk Lestari "HAH KAMU TARI, INI BENERAN?" Kata Bu Reni sambil mencubit kedua pipi gemoy nya Lestari.
"Iya ibu, ini tari" Jawab Lestari yang mengembang kan lesung pipi di setiap senyumnya.
Tak henti-henti nya ibu Reni mengucek mata, barangkali dia salah liat dengan perubahan dramatis nya Lestari.
"Masyaallah tabarakallah, makin cantik kamu pakai hijab" Pujian setinggi langit dari guru killer, awalnya Ibu Reni selalu memarahi lestari karena kenakalan nya, sekarang beliau menjadi segan dengan perubahan nya.
Bahkan Bu Reni melebih-lebihkan kekaguman nya, namun itu berlangsung singkat saat Bu Reni melihat cincin yang sama dengan Adit, tepat di jari manis tangan kanan nya Lestari.
Bu Reni mendekap ke telinga lestari untuk berbisik "Habis pelajaran ibu selesai, nanti ikut ibu ke ruangan konseling sama Adit, simpan cincin kamu di saku celana" Katanya.
Seketika gelisah itu terpampang dari wajah Lestari, dia dengan polos tidak menyimpan cincin itu ke dalam tasnya. Padahal sudah ada peringatan dari Adit di depan kelas tadi, Lestari malah memperdalam masalah karena kelupaan nya.
15 menit bel sebelum berbunyi, Bu Reni sengaja mempercepat waktu mengajarnya.
Bu Reni langsung menghampiri kedua murid yang bermasalah "Untuk Adit sama Lestari ikut ibu sebentar" Pinta Bu Reni.
Adit dan Lestari kompak meninggalkan ruang kelasnya, sempat ditahan oleh Catherine karena penasaran, lestari cuek enggan memberi tahu penyebab nya.
Sampai diruangan konseling, tampak terlihat ruangan kosong melompong, semua guru yang ada di ruangan ini masih mengajar di kelas.
Ibu Reni langsung mempersilahkan kedua murid itu untuk duduk, sambil dirinya menyimpan alat-alat belajarnya.
"Silahkan duduk dulu" Titah Bu Reni
Mereka duduk sambil menunggu Bu Reni yang sedang mencari sesuatu untuk di tulis.
Bu Reni kasih lembaran kertas kosong untuk Lestari dan Adit menulis.
"Maaf Bu ini untuk apa ya?" Tanya Lestari.
Bu Reni tidak menjawab sambil menatap keduanya dengan serius "Kalian apa bertunangan?"
Pertanyaan langsung ke inti dari ibu Reni mengundang panic attack dari keduanya, mau komentar tidak bisa, mau mengelak apa lagi.
"Kenapa kalian diam ibu tanya?" Sambungnya
"Maaf Bu Reni, perihal kertas ini, ibu mau kita nulis apaan ya?" Tukas Adit.
Bu Reni menggeleng kepala langsung menjawab pertanyaan dari Adit "Coba jelaskan kenapa cincin itu bisa sama di jari tangan kalian" Kata Bu Reni
"Buat kapan ini bu?" Tanya Lestari
"Sekarang juga" Jawab Bu Reni
Setelah itu keduanya menciut, menulis dengan sejujurnya sampai keduanya selesai menyerahkan lembaran kertas itu ke Bu Reni.
"Cincin ini di kasih orang tua saya sebagai bukti kecintaan ayah kepada saya" Tulisan Adit
"Cincin ini sengaja dikasih seseorang yang tidak saya kenal, katanya beliau ini adalah bukti kecintaan nya seumur hidup" Tulisan lestari
Kedua alasan itu mengingat kan kepada Lestari saat memberi kalung mainan ke Adit untuk pertama kalinya.
Karena Lestari saat pertama kali ngasih kalung mainan ke Adit, dia bilang kalau dia cinta Adit seumur hidup nya.
Kecilnya Lestari ngasih kalung mainan, besarnya Adit kasih cincin emas beneran.
Karena jawaban nya berbeda dan sempat curiga. Bu Reni meminta maaf, sebagai penebus kesalahan telah mencurigainya, beliau ingin mentraktir keduanya makan bakso di kantin.