Menjadi seorang indigo, bukanlah hal yang di inginkan oleh gadis cantik bernama Lilis Yuliani karena setiap hari ia harus bersinggungan dengan hal yang gaib dan ia tidak bisa menolaknya.
Sosok-sosok itu selalu mengikuti untuk meminta pertolongan ataupun hanya sekedar mengganggu pada Lilis sampai suatu hari ketika ia sedang berjualan bakso bertemu dengan arwah pria tampan namun menyebalkan.
Siapakah arwah itu?????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mau Menolong Bara
Bara berkeliling tanpa alas kaki meminta tolong kepada semua orang yang lewat namun tak ada satupun orang yang dapat melihat dirinya.
"Bagaimana aku bisa kembali lagi.. Ya Tuhan tolong aku" Bara menangis terduduk di pinggir jalan.
"Hihihihi" Sesosok kuntilanak terbang kearah dirinya membuat Bara menjadi sangat ketakutan.
"Pergi jangan ganggu, pergi" pekik Bara.
"Ganteng jangan lari.. Hihihihi" ucap kuntilanak itu sembari tertawa melayang mengejar Bara.
Walaupun Bara kini sedang menjadi arwah namun ia masih bisa menapak tanah tidak bisa terbang.
Sepanjang jalan itu banyak sekali Bara melihat setan-setan berkeliaran dengan berbagai bentuk dan rupa.
"Tolong- tolong aku, tolong" Bara berteriak-teriak seperti orang gila namun siapa yang perduli.
Netra bara lalu melihat grobak bakso yang terparkir di bawah pohon.
"Siapa tahu yang punya grobak itu bisa menolongku" ucap Bara dengan optimis berjalan menuju grobak itu.
Sementara orang yang ada di balik grobak itu adalah Lilis. Saat ini dagangannya sedikit lagi, ia mencoba mangkal lagi di depan rumah angker yang penghuninya sempat mengerjai dirinya.
"Hihihi....Kemari lagi" ucap sosok wanita penunggu rumah tua itu.
"kenapa emang gak boleh?" tanya Lilis dengan nada ketus.
"Boleh sih!" jawabnya.
Kini hantu wanita itu menampakan wajah aslinya yang sangat menyeramkan dengan wajah yang terlihat sobek dan di pelipisnya ada bekas peluru serta kepalanya yang seperti terbelah. Jika orang yang tak biasa melihatnya akan pingsan.
"Udah lama jadi penunggu rumah itu?" tanya Lilis.
"30 tahun! Itu memang rumahku" jawabnya.
"Mbak, bakso makan sini!" ucap seorang pengemudi ojeg online.
"Siap Bang!" balas Lilis.
Obrolan antara hantu wanita dan Lilis pun terhenti, kala ada pembeli. Hantu wanita itu pun setia menunggu Lilis. Ia senang kini ada orang yang mau mengobrol dengannya dan tidak takut.
"Mbak jualan malam-malam gini emang gak takut? Apalagi mangkal di depan rumah angker ini" tanya pengemudi ojol.
"Bang saya gak takut setan, saya takutnya sama orang jahat aja" balas Lilis.
"Hebat Mbaknya" puji sang ojol.
Sementara Bara berjalan lebih dekat ke arah gerobak, namun netranya terkejut kala melihat siapa yang akan ia pintai pertolongan.
"Perempuan itu, OMG kenapa harus bertemu lagi" kesal Bara.
Namun ia akan mencoba meminta pertolongan, siapa tahu Lilis bisa membantu.
"Namanya Lilis, ya Lilis masih aku ingat" ucap Bara.
"Berapa Mbak baksonya?" tanya pengemudi Ojol.
"15 rebu aja Bang!" jawab Lilis.
Pengemudi ojol itu langsung membayar bakso lalu pergi.
"Lilis" suara pria memecahkan kesunyian malam itu.
Lilis pun melihat siapa yang memanggil dirinya, dan ketika tahu Lilis langsung membelalakkan matanya.
"Loe?" tunjuk Lilis.
Saat ini Bara hanya memakai baju putih seperti tunik, kontras dengan penampilannya ketika waktu itu bertemu dengan Lilis di klinik.
"Loe habis main lenong? Hahahaha. Tuan sombong ini aneh sekali pakaiannya" Lilis tertawa ngakak melihat style Bara yang gak banget.
"Jangan berani-berani kamu menertawakan saya, kamu tidak tahu siapa saya, hah?" kesal Bara.
"Wleeeeeee!!" ledek Lilis.
"Hei Mbak, gila ya ngomong sendiri" ucap seorang yang melintas.
"Siapa yang gila sih, ini ada orang segede gini masa gak kelihatan sih" balas Lilis.
"Hahaha..Bener-bener gila nih cewek" ucap pria itu.
"Mbak dari tadi loe ngomong sendiri, gak ada siapa-siapa juga. Kalau dagangan loe udah habis, balik lah jangan jadi orang stres" sambungnya lagi.
Lilis heran kenapa keberadaan Bara tidak di lihat oleh orang lain.
"Lis, tolong saya" ucap Bara.
"Tolong apa Tuan Sombong?" tanya Lilis.
"Tolong saya, Lis" ucap Bara lagi.
"Ya gue harus tolong apa?" tanya Lilis kesal.
"Saya arwah sekarang! Tolong bantu bagaiman saya kembali pada tubuh saya" pinta Bara.
Lilis melihat Bara dari ujung kaki sampai ujung kepala. Ia tidak merasa aneh melihat sosok Bara.
"Kakinya masih napak tanah kok" gumam Lilis.
"Dia Arwah beneran" ucap hantu penunggu rumah angker yang tiba-tiba muncul di samping Lilis.
"Arghhhhhh hantu..Tolong" pekik Bara kala melihat hantu wanita itu.
"Arwah gimana, minggu lalu dia masih sombong kok" heran Lilis.
"Lihat noh mukanya, gak ada cahaya kehidupan. Pucat kaya aku" balasnya lagi.
"Lilis melihat Bara masih duduk berjongkok dengan kepala tertunduk karena merasa takut dengan hantu wanita tadi.
" Setannya udah gak ada" ucap Lilis.
Bara pun memberanikan diri melihat sekelilingnya dan ternyata hantu wanita itu sudah tak ada.
"Lis tolong saya" mohon Bara.
"Ogah! Gak ada urusan ya sama gue. Kemarin aja loe nabrak gue gak ada tuh bilang maaf malah ngata-ngatai" balas Lilis.
"Maafkan saya untuk hal itu Lis! Saya mohon tolong saya" pinta Bara.
"Cari orang lain aja jangan gue" balas Lilis sembari mendorong gerobak miliknya.
Bara terus mengikuti Lilis di belakangnya.
"Lis" panggil Bara.
"Paan?" ujar Lilis.
"Saya mohon, bantu saya" ucap Bara.
"Gak mau" balas Lilis.
Bara tampak sedih karena satu-satunya orang yang bisa melihatnya tidak mau membantunya. Lilis masih benci pria yang kini menjadi arwah itu.
Malam ini tak bisa di pungkiri, Lilis merasa cape harus terus mendorong gerobaknya. Walaupun semangatnya menggebu, namun Lilis tetaplah seorang wanita yang tak sekuat pria.
"Ya Allah cape banget" keluh Lilis.
Ia berhenti dan duduk di trotoar jalan.
Bara lalu duduk di samping Lilis memandang gadis itu yang kini bermandikan keringat.
"Lis maafkan saya ya, saya sudah membuatmu celaka" ucap Bara.
"Sudah begini saja loe minta maaf Tuan Bara yang tidak terhormat. Kemarin loe sombongnya minta ampun. Asal loe tahu ya 10 hari gue cuma berbaring di atas kasur. Gak bisa dagang gak bisa kuliah itu gara-gara loe. Tabungan bapak gue habis buat berobat...hikhikhik" Lilis menceritakan semua kekesalannya sembari menangis.
"Saya akan tanggung jawab Lis, tapi tolong bantu saya Lis cuma kamu yang bisa menolong saya" Bara langsung memegang tangan Lilis.
"Hidup gue udah susah Bara, jangan nambah lagi" tolak Lilis.
"Please Lis. Lihatlah saya sebagai sesama manusia Lis, jangan melihat dulu kesalahan saya, saya mohon bantu saya" Bara masih tetap memaksa.
Lilis pusing, ia mengusek kepalanya.
"Arghhhhh ngerepotin orang aja" dengus Lilis.
"Please" mohon Bara.
"Iya, iya" Lilis akhirnya menyerah juga, ia mau membantu Bara walau ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk membantu Bara.
"Terimakasih Lis, kamu memang baik" Bara sangat senang.
Lilis kembali mendorong gerobaknya, kali ini tidak terlalu berat pasalnya Bara membantu mendorongnya.
"Lis kamu sejak kapan jadi Indigo?" tanya Bara.
"Sejak kecil" jawab Lilis.
Ketika Lilis memasuki jalan persimpangan, ia dan Bara mendengar suara orang sedang marah-marah.
"Kenapa gue menderita sekali.. Masih hidup susah ekonomi sudah modyar masih jadi setan.. Anjing, bagong nasib memang Tuhan tidak adil sama gue" ucap suara itu.
"Suara siapa itu Lis?" tanya Bara.
"Gak tahu, mungkin orang gila kali" balas Lilis.
Semakin dekat semakin dekat, suara itu kembali terdengar.
"Memang bang$at orang-orang. Bini sama anak gak ada yang bener. Gak tahu diri sampah, bajing@n" makinya lagi.
Bara memberanikan diri melihat siapa gerangan yang sedang marah-marah itu tetapi tak lama ia menjerit dan kembali berlari kearah Lilis kala melihat pocong sedang lompat-lompat mengelilingi pohon beringin.
"Arghhhhh pocong" teriaknya sembari berlari ke arah Lilis lalu bersembunyi di belakang Lilis.
Pocong itu kemudian melompat-lompat menghampiri Lilis.
"Loe lagi" Lilis kenal dengan pocong itu.
Pocong yang pernah ia telanj@ngi itu mendelik tidak suka.
"Dasar cewek bakso" makinya lalu melompat kembali ke arah pohon beringin.
Lilis hanya tertawa saja melihatnya.
"Lis kamu gak takut?" tanya Bara.
"Udah biasa sih, lagian itu pocong udah pernah gue telanj@ngi waktu bikin dagangan Bapak gak laku. Negatif emang dia, kayanya semasa hidupnya banyak dosa" papar Lilis.
Mereka berdua pun kembali mendorong gerobaknya menuju arah jalan pulang ke kontrakan Lilis.
semangat k