menceritakan seorang gadis yang memiliki sifat ceria dan keluarga yang bahagia. seketika hilang dan sirna begitu saja setelah kepergian dari mamahnya. kasus misterius yang membuat mamahnya harus merengut nyawa secara tidak wajar. dan bernekad ingin mencari siapa dalang pembunuhan mamahnya yang misterius
"Mah". Panggilnya dengan suara bergetar
"Mamah,.... Mah bangun mah". Tangis Aerin mulai pecah dia langsung mengambil alih kepala mamahnya dan ditaruh diatas pangkuan nya
Baju seragam putih nya pun mulai berubah menjadi merah karna darah.
"Mah bangun... MAMAHH!!". Teriak histeris Aerin
Tubuhnya begitu gemetar saat melihat dengan dekat darah segar yang terus mengalir dari tangan dan dadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bungapoppy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 05
...Orang yang hebat itu, orang yang mampu mengiklaskan sesuatu yang pergi. Walaupun itu sulit ...
...Selamat datang dicerita ku, mohon dukungan kalian. jangan lupa like,komen dan vote nya yah teman-teman. Selamat membaca😚...
"kehilangan? Maksud bibi apa?" Tanya Aerin bingung
Bi Tuti menghela nafasnya panjang sebelum berbicara. "2 tahun yang lalu bibi kehilangan putri bibi satu satunya. Terakhir dia izin karna ingin mengadakan kemah dibandung, dan beberapa hari kemudian justru bibi mendapat kabar kalo anak bibi hilang dan sampe sekarang belum pernah ketemu sekalipun jasadnya-" ucapnya tergantung dengan mata berkaca-kaca
"Walaupun memang anak bibi sudah meninggal biar lah jasad nya ketemu supaya bibi tenang dan mengistirahatkan anak bibi dengan layak. Tapi dalam jangka satu tahun polisi menyerah dan memberhentikan pencarian". Cerita bi Tuti dengan suara bergetar
Aerin yang mendengar pun merasa kasian, dia menggulum bibirnya dan airmatanya pun kembali jatuh. "Kasian banget bibi, jadi sekarang bibi tinggal sama siapa?" Tanya Aerin
"Bibi udah gak punya keluarga lagi, dan bibi pun harus mencari uang untuk kebutuhan bibi sendiri ".
"Kalo boleh tau anak bibi siapa namanya?" Tanya Aerin
"Namanya Chika non". Aerin mengangguk
"Aduh non maaf bibi jadi curhat, niatnya kan mau nemenin enon nangis eh malah bibi yang nangis". Ucap bi Tuti sambil menghapus air matanya
"Gak papa bi, mungkin bibi juga butuh tempat buat cerita". Kata Aerin
"Yasudah non, bibi permisi dulu yah mau nyiapin makan malam".
"Iya bi".
Setelah bi Tuti keluar dari kamarnya, Aerin melangkahkan kakinya kebalkon menatapi langit langit berwarna ke orenan.
Berdiri dibalkon sambil menatapi sunset dengan terpaan angin lembut menjadi kesukaan Aerin. Suasana yang tenang dan sejuk membuat perasaan Aerin tenang.
"Mah Aerin gak nyangka, kalo sarapan pagi hari itu, itu adalah sarapan terakhir kita". Gumam Aerin
Aerin terdiam sejenak dengan pandangan lekat menatap langit sore. "Mah, doain Aerin dari sana semoga Aerin bisa secepatnya menemuka siapa pelaku dari pembunuh mamah".
•
•
•
Jam menunjukan pukul 20.00 malam.
Bi Tuti yang melihat Aerin turun langsung menghampiri nya.
"Enon udah mau makan yah, itu makanan nya udah selesai". Ucap Bi Tuti
"Gak bi Aerin lagi gak nafsu makan, bibi makannya aja sama yang lain, Aerin mau keluar sebentar mau nyari angin". Ucap Aerin
"Enon mau kemana? Dianter sama mang Yono yah".
"Gak usah bi, Deket kok, cuman mau ke supermarket didepan komplek". Aerin yang langsung pergi meninggalkan Bi Tuti yang masih menatap punggung nya hingga tak terlihat.
"Loh Enon mau kemana?" Tanya mang Wahyu penjaga gerbang
"Aerin mau ke supermarket depan mang". Jawab Aerin dengan tersnyum kecil
"Minta anterin mang Yono yah". Ucap mang Wahyu
"Gak usah mang, Aerin pengen jalan kaki aja lagiankan papah gak ada jadi mamang tenang aja". Tanpa menunggu jawaban dari mang Wahyu pun Aerin langsung pergi gitu aja.
****
"Gavi mau kemana kamu?" Tanya seorang wanita yang sedang membaca majalah diruang tamu, saat melihat putranya sudah berpakaian rapih dengan jaket dijinjing ditangan
"Gavi mau keluar mih, biasa mau nongkrong sama temen-temen". Jawab Gavi dengan tersenyum senang
"Temen yang mana?" Tanya Sarah seperti mengintrogasi
"Siapa lagi kalo bukan Alvin,Aidan,Gerry,sama keano". Jawab Gavi
"Gak boleh". Tegas Sarah
"Loh kok gitu mih, aku kan cuman mau nongkrong sama temen-temen biar ngilangin setres". Jawabnya mulai merengek
"Setres? setres apaan kamu, orang kerjaan kamu aja makan sama maen aja setres". Cetus Sarah
"Laahh mih ayolah". Pinta Gavi dengan melas
"Ada apa ini kok kayanya serius amat?" Ucap seorang pria paru baya secara tiba-tiba.
Gavi dan Sarah menoleh bersamaan pada sumber suara.
"Ded, liat masa aku mau nongkrong sama temen-temen gak boleh sama mami". Davi yang mengadu
"Udah lah mih biarin aja, namanya juga anak muda. Lagian tadi temen-temen nya udah nunggu didepan rumah". Ucap Burhan dengan lembut
Dengan wajah memelas Gavi menoleh kearah wanita yang ada disampingnya.
"Pliss mih, Gavi cuman mau nongkrong kok gak bakal ngelakuin hal aneh". Pintanya memelas
Sarah menghela nafasnya panjang. "Deddy ini terlalu manjain". Ucapnya dengan memalingkan wajahnya
"Berarti Gavi diizinin keluar nih". Tanya senang
"Pergi sana". Singkat Sarah
"Yesss, thankyou mamih ku tercinta yang paling cantiiiikkk seluruh dunia". Puji Gavi senang
"Halah, gombal". Celtuk Sarah
Gavi langsung berlari keluar lalu menumpangi motornya dan menjalankannya.
"Hati-hati den". Ucap pak penjaga sambil membukakan gerbang
"Woy Gav, buset nih anak lama amat sih lu, tau gak hampir aja gua jamuran nungguin lu disini". Celtuk Alvin sedikit protes
"Ya santai lah, lu tau sendiri kan nyokap gua gimana,gua harus bujuk dulu untung aja tadi pas banget bokap gua pulang". Jawab Gavi
"Dah lah Ayuk gasken, keburu telat nanti karena balapan". Seru Aidan
Gavi yang berjalan duluan lalu ke4 temannya menyusul. Suara deruman motor mereka menjadi pusat perhatian para pejalan kaki ataupun orang yang melihatnya.
Sesampainya mereka di tempat pembalapan, mereka langsung memarkirkan motor mereka berjejeran secara rapih.
Gavi membuka helm full face nya hingga wajah tampannya terpampang jelas oleh siapa saja yang melihat. Memakai celana jeans hitam, berkaos putih, dan memakai sepatu sneaker putih dan dibalut jaket jeans sehingga terkesan keren terpasang ditubuh tingginya. Juga tak lupa kalung yang melingkar dilehernya berbentuk bulan sabit putih hingga sampai kedadanya.
"Wwaahhh liat itu kan Gavion putra tunggalnya keluarga pak Burhan sih pengusaha sukses dan terkenal".
"Mana. Oh my good! Ternyata gua bisa liat mereka".
"Yaampun ganteng banget sih dia".
"Kira kira siapa ya yang bakal jadi menantu keluarga pak Burhan, pasti bakal beruntung banget itu".
"Alvin juga gak kalah keren".
Seruan heboh dari para cewek cewek yang melihat mereka ber5 . Satu persatu dari mereka tentu mendapat pujian dari para cewek-cewek.
"Liat tuh cewek-cewek disana, mereka pasti terkagum sama ketampanan gua". PD Alvin
"Mana ada, gak yah mereka itu kagum nya liat ketampanan gua". Protes Aidan
"Sstt apasih lorang, liat tuh Gavi udah duluan". Ucap Gerry
"Cewe". Goda Gavi menghampiri perempuan yang sudah heboh kesetanan melihat Dirinya.
"Halo cewek² manis". SapaAlvin dengan genit
"Yaampun Alvin nyapa guee". Seorang gadis berkoar heboh sambil menepuk nepuk lengan temannya yang ada disebelahnya.
"Gav tumben gak ikut balapan?" Tanya seorang wanita berpakaian seksi yang tiba-tiba datang
"Gak males". Jawabnya singkat tanpa menoleh
Wanita itu tiba-tiba mendekatkan dirinya lalu menggandeng lengan kekar Gavi dan dengan sengaja nya dia menempelkan buah dadanya hingga menyentuh lengan Gavi.
"Maaf nona, apa lu bisa jauhan dikit, gua risih sama dada gede buatan itu". Celtuk Gavi
Garis wajah wanita itu berubah, dia melepaskan pegangannya dan sedikit mendongak.
"Maksud lu apa!?" Tanya nya kesal
"Heyy, semua orang juga bisa ngebedain, mana gede asli mana gede buatan tangan para lelaki". Celtuk Gavi lagi dengan senyum miring nya
Wajahnya gadis itu memerah, dia langsung berlari dan tentu banyak yang melihat dan banyak yang menertawakan.
"Terlalu percaya diri, malu kan jadinya!" julit seorang wanita yang melihat kejadian tadi.
•
•
•
Jam sudah menunjukan pukul 22.00 malam, Gavi dan teman temannya yang sudah bosan melihat balapan, mereka pergi ke restoran anak muda yang biasa mereka datangi.
Dipertengahan mereka melihat seorang gadis berpakaian Hoodie duduk melamun dikursi Deket supermarket.
"Ehh stop!" Gavi memberhentikan jalan mereka.
"Ada apa sih Gav?" Tanya Alvin sambil membuka helm nya
"Liat tuh cewe, ngapain malem² gini duduk di depan supermarket?" Heran Gavi
Semua menatap sama apa yang menjadi pusat perhatian Gavi.
"Yaelah gav lu kaya baru kemaren aja tinggal dijakarta, hal kaya seperti itukan biasa, mungkin dia baru pulang kerja atau ngapaian gitu, wajarlah". Kata Gerry
"Iya juga yah". Ucap Gavi
"Udah lah yuk jalan lagi". Ajak Keano
Saat mereka memakai helmnya lagi, tapi tatapan Gavi selalu terpusat dengan wanita itu.
"tau si Gavi gabut banget kali". Celtuk Alvin
Wanita berhoodie itu berdiri namun sekilas wanita menoleh hingga Gavi dapat melihat wajahnya walau sedikit susah karna tertutup Hoodie.
"Eh tunggu!" Gavi menyetopi gerakan temannya
"CK! Apalagi sih Gav?" Kesal Aidan
"Gua kaya gak asing sama tuh cewe, tadi dia sempet ngadep sini, dan sekilas gua liat mukanya dan mukanya itu kaya pernah liat gitu gua". Ucap Gavi
"Udah lah Gav lagian tuh cewek nya juga jalan, ayolah udah laper nih gua". Cetus Alvin
Gavi yang tak mendengarkan perkataan temannya dia pergi dan menghampiri perempuan tersebut untuk menghilangkan rasa
penasarannya dan membuktikan dia tak salah lihat.
"Eh Gav. WOY GAVI!" teriak Alvin saat Gavi melajukan motornya
Wanita itu Aerin. Aerin yang sedari tadi duduk dikursi supermarket wajahnya ditutupi tudung Hoodie nya karna dibalik itu semua dia tak bisa menahan airmatanya yang terus saja keluar.
Tin!
Bunyi klakson motor hingga memberhentikan langkah Aerin. Dia sedikit menoleh bahwa ada motor yang berhenti disampingnya. Tanpa memperdulikan dia tetap terus berjalan.
"Tunggu!" Ucap Gavi
"Gav, lu gak ada niatan macem² sama nih cewe kan, ntar kalo sampe ketauan lu sampe nyulik cewek bisa abis repotasi bokap lu". Ucap Gerry saat sudah berada disamping motor Gavi
"Gak lah yakali, gua cuman mau mastiin". Ucapnya
Aerin tetap terus berjalan saat mendengar perdebatan mereka. Aerin sudah tahu dari suara nya saja mangkanya dia tak mengambil pusing dan terus berjalan.
"Eh woy tunggu!" Gavi kembali menghampiri dengan motornya dengan didorong
"Gua gak mau macem-macem kok, cuman gua mau mastiin lu orang yang pernah gua temuin atau gak".
"Gak usah ganggu!" Tegas Aerin tanpa menoleh
Saat Aerin ingin melangkah, Gavi langsung menarik tudung Hoodie yang menutupi sebagian wajahnya.
Tudung itu terbuka rambutnya sedikit acak akibat tudung yang ditarik secara tiba-tiba.
Semua menatap syok dengan mata melebar kaget saat siapa orang yang mereka lihat.
"Tuh kan bener kecurigaan gua, dia ini sih cewek anak baru itu". Seru Gavi melirik pada temannya lalu kembali lagi menoleh menatap Aerin
Dengan wajah kesal dan tatapan tajam tapi terlihat bengkak dan mata memerah. Dia langsung kembali menutupi wajahnya dan kembali berjalan. Dan lagi lagi Gavi menghalangi.
"Woy anak baru!" Gavi turun dari motornya lalu berdiri dihadapan Aerin
"Ternyata lu songong juga yah, gak disekolah gak diluar". Lagi-lagi Gavi menghalangi Aerin saat ingin menghindar
"Hee gak punya sopan santun lu yah, gua lagi ngomong sama lu". Kesal Gavi
Gavi menarik lagi tudung Hoodie nya dan tatapan mereka bertemu. Dengan mata tajam Aerin menatap Gavi tapi Gavi menatap Aerin dengan heran
"Lu habis nangis?" Tanya nya saat melihat mata Aerin yang bengkak dan mata memerah serta sisa sisa airmata
"Mau lu apa sih! Gak ada kerjaan apa gangguin gua terus, minggir!" Gavi menahan tangan Aerin saat dirinya ingin pergi
"Udah malem, bahaya perempuan jalan sendiri, gua anter yah". Tawarnya
Aerin melepaskan tangannya Gavi dari pegangannya. "Gak perlu!" Tolaknya
Gavi tak kembali menahannya dia menatap punggung gadis itu dengan bingung serta penasaran dengan kehidupan gadis baru yang dia temui ini
"Woy Gav!" Teriak Alvin
Gavi kembali menghampiri motornya dan teman-temannya.
"Lu ngobrolin apa sama tuh cewe anak baru?" Tanya Aidan
"Gak". Bohong nya
Mereka kembali melakukan perjalanan mereka dan beberapa menit sampai ditempat tongkrongan mereka.
****
Aerin yang baru sampai dirumah, dia langsung dikejutkan oleh bi Tuti yang sedang berdiri didepan pager.
"Yaampun non, Enon kemana aja baru pulang, bibi khawatir tau". Ucap bi Tuti dengan panik
"Maaf bi, tadi Aerin nyari angin seger aja dan gak sadar kalo udah malem". Jawabnya
"Yasudah, sekrang masuk yuk non ntar non malah masuk angin lagi".
Setelah bersih bersih Aerin merebahkan tubuhnya ke kasur dan menutupi dirinya dengan selimut. Dia meraih ponselnya yang dan diatas meja.
Dia membuka ponselnya dan melanjutkan bacaan artikel yang dibaca saat sedang duduk di supermarket tadi.
Isi Artikel: hari ini satu gadis lagi menghilang secara tiba-tiba, sekarang polisi sedang menyusuri tempat ter akhir korban berada. Menurut saksi atau sahabat korban bilang bahwa korban izin kepada teman-temannya untuk berjalan jalan kehutan saat berkemping namun sudah hampir 2 jam korban belum juga kembali ketempat tenda dan teman-temannya berusaha mencari namun yang ditemukan hanya ponselnya saja dengan keadaan rusak dan pecah. Hal ini sama dengan kejadian 2 tahun yang lalu seorang gadis yang menghilang ditengah hutan dan hanya ponselnya saja yang ditemukan dalam keadaan rusak. Polisi mengira ini semua ulah hewan buas tapi menurut orang-orang yang sudah pernah datang kehutan bahwa hutan itu aman dari hewan buas. Dan sampai sekarang pun polisi masih belum menemukan bukti apapun.
Tempat kejadian daerah bandung.
Aerin begitu lekat membaca artikel tersebut.
"Kejadian 2 tahun". Gumam Aerin
"Apa yang dimaksud anak nya bi Tuti".
****
"Gua yakin tadi liat tuh cewek nangis, soalnya matanya bengep terus matanya merah, suaranya juga kedengar kaya habis nangis". Batin Gavi
"Heh liat tuh sih Gavi". Bisik Aidan kepada yang lain lalu secara bersamaan mereka melirik kearah Gavi
"Mungkin Gavi kepikiran sama tuh anak baru". Celtuk Alvin
"Woy Gav". Panggil Gerry membuyarkan lamunan Gavi
"Apa?" Tanya Gavi bingung karna semua temannya menatap dirinya.
"Lu yang kenapa dari tadi bengong aja, mikirin tuh cewek anak baru yah". Ledek Alvin dengan menggoda
"Engga, ngapaian gua mikirin tuh cewek". Ngelak Gavi
"Udah lah,lagian juga gak papa kalo mau mikirin juga". Aidan mengompori
"Gua bilang gak!" Kesal Gavi
"Ya selow sih gak usah ngegas ketara banget kalo suka". Alvin semakin memanas
"Gua bunuh lu sekali lagi ngomong!"
"Hehe iya sorry". Ucap Alvin cengar-cengir
"Lagian Gav emang lu tadi obrolin apa sama tuh cewek?" Tanya Gerry
"Pertanyaan gua gak dijawab sama dia tapi-" perkatanny terpotong
"Kan emng tuh cewek gitu, kalo di tanya gak pernah jawab". Serobot Alvin sambil sambil menyedot minumannya
"Sst diem dulu sih". Ucpa Aidan
"Tapi gak Gav?" Gerry yang penasaran
"Tapi gua liat dia itu kayanya habis nangis soalnya matanya sembab banget terus mata nya juga merah, dari suaranya kedengaran kalo dia habis nangis". Jelas Gavion
"Mungkin emang dia lagi ada masalah kali". Ucap santai Keano
"Mungkin sih". Sahut Gavi
****
Esok hari nya Aerin kembali berangkat dengan diantar oleh mang yono. Sesampainya Aerin berjalan memasuki sekolah, dengan wajah datar dan tak ber ekspresi dia menjadi sorotan semua murid karna mungkin wajahnya yang asing dan selalu menatap tajam pada mereka.
"Itu bukannya anak baru yah, liat songong banget muka nya!".
"Iya, sok judes banget lagi mukanya!".
"Sok kecakepan!"
Nyinyiran dari para murid tentu menusuk gendang telinga Aerin tapi dia tak menghiraukan dan terus berjalan tanpa mengambil pusing.
"Pagi Aerinn".. Aerin tersentak saat seruan heboh menghampirinya
Diliriknya siapa yang menghampiri,yaitu tentu teman sekelas Aerin.
"Pagi Aerin". Sapa Clau
dia sambil merangkul Aerin dengan tersenyum lebar
Tin tin tin tin
Deruman motor dan klakson meminggirkan mereka semua. Aerin dan yang lain juga ikut menatap pada 5 motor sport yang melewati mereka memasuki arena sekolah.
"Pengen muji ganteng, tapi males kalo udah denger kepedaan". Gumam Claudia yang masih terdengar oleh teman temannya.
"Rin lu harus hati-hati yah sama mereka, bukan sok berkuasanya aja yang bikin terkenal tapi gombalan maut nya itu yang paling menonjol". Ucap Claudia pada Aerin
Motor sport tadi yang baru datang sudah memarkirkan motornya.
Sih pemilik wajah tampan,putih dengan bola mata coklat langsung menatap pada cewek yang menjadi pusat perhatiannya.
"Oh yah Rin kemaren kok lu bis-". Perkataan terpotong Aerin yang menyingkirkan tangan Claudia yang merangkulnya dan pergi begitu saja dengan dingin. Bahkan tak mendengar Claudia saat sedang berbicara.
"Iihh Aerin!" Teriak Claudia kesal menghentak hentakan kakinya
"Kasian banget sih". Ledek Elena sembari lewat meninggalkan Claudia
"Udah ayokk kekelas". Sahut Aldara
"Ehh woy tungguin gua!" Teriak Claudia berlari menyusul teman temannya.
Dari kejauhan interaksi mereka diperhatikan oleh beberapa pasang mata.
"Ternyata cewek baru itu sekelas sama Claudia". ucap Alvin
"Lu liat gimana respon anak baru itu ke Claudia tadi, bener-bener cuek sih tuh cewe". Sahut Aidan
Gavion yang masih terdiam masih menatap walau sudah tak ada orangnya.
Kring....
...Thanks untuk para pembaca aku, see you next bab selanjutkan yah. Jangan lupa vote,like, dan komen yah, biar makin semangat Hehe😁...