Rumah sederhana yang selalu terdengar riuh gelak tawa antara seluruh penghuni rumah yang terdiri dari sepasang suami-isteri dengan ke-tiga anak mereka.kecerian itu hadir saat bocah dua tahun selalu melakukan aksinya yang diluar nalar,hal itu selalu membuat mereka tertawa.
Akan tetapi ditengah banyak rencana yang sudah disusun rapi tentang masa depan ketiga anak mereka,sebuah kejadian yang tidak pernah terbayangkan oleh siapapun terjadi.Dituduh menggelapkan barang perusahaan dengan jumlah yang sangat fantastis,2M.
Apa yang terjadi pada keluarga itu selanjutnya!Mampukah mereka menyelesaikan masalah itu dan tetap hidup bersama seperti biasanya.
Ikuti kisah dan perjalanan hidup mereka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ERMINA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22.Takut terbiasa
Andi berangkat dengan terburu buru hari ini, semuanya terasa sangat aneh,dia tidak pernah seperti itu,Dirga saja tidak sempat dia cium seperti biasanya.Sejak sampai dirumah mengantarkan anaknya dia hanya duduk termenung sambil menikmati segelas teh dan kue yang dibeli saat menuju pulang kerumah.
"Mana Yayah?"Pertanyaan Dirga membuat Mita tersenyum dan menghentikan sejenak aktifitasnya, setelah Andi pergi Mita melanjutkan proyek rumahannya.
"Ayah kerja cari duit untuk beli susu dedek."Mengecup pipi Dirga dan membuka pakaian agar langsung mandi dan makan.Dirga tidak membiarkan Mita melanjutkan pekerjaannya,selalu mengganggu, merampas apa saja yang Mita pegang.Sampai akhirnya hanya dialah yang Mita urus.
Tidak ada perasaan apapun.Semua tingkah Dirga normal menurut Mita,bayi itu terus menanyakan ayahnya pada Mita dan itu berulang kali dengan pertanyaan yang sama.
Melakukan video call agar anaknya tenang, Andi tengah makan siang di kantin,Mita hanya mendengarkan pembicaraan mereka,keduanya asik cerita meskipun dengan sebagian kata kata yang hanya Dirga yang paham.
"Sudah ya,ayah kerja nanti kita main lagi, asalamualaikum."Andi berniat mengakhiri panggilan tetapi bayinya tetap bicara.Sehingga membiarkan video tetap berlangsung sambil Andi makan.
Sorenya Andi pulang seperti biasanya.setelah sholat isya Mita merasa kehilangan uang, bertanya pada Andi dan ke-tiga anaknya tetapi tidak ada yang mengaku.Mita sudah bertanya pelan dan lembut tetap tidak ada yang mengaku.
Andi bahkan sampai marah dan mengeluarkan kata kasar terhadap anaknya tetap tidak membutuhkan hasil."Apa yang kurang ayah berikan pada kalian sehingga berani mencuri, permintaan apa yang belum kami turuti,masih kecil saja sudah berani mencuri,jadi apa kalian nanti saat sudah besar."Andi tidak bisa mengontrol sikap, kedua anaknya harus mendapatkan pecutan dari ikan pinggang.
"Aku jujur ayah,aku tidak mengambil uang mama,aku tidak akan berani yah."Roy mengatupkan tangan didadanya agar Andi berhenti memukul.Mita diam,hatinya ngilu melihat anaknya diperlakukan seperti itu meskipun itu oleh Andi, ayah mereka.Tapi jika dibiarkan, takutnya nanti akan menjadi kebiasaan dikemudian hari.
Ada rasa sesal dihatinya.Ya, seharusnya tadi tidak usah diberi tahu pada andi masalah ini, daripada anaknya yang sekarang menjadi korban.Mita baru kali ini melihat Andi marah, biasanya dengan tatapan mata saja anaknya akan takut dan patuh.
"Terus siapa? setan!"Kembali ikat pinggang berlabuh di kaki Roy.Putranya melompat menahan sakit dan mencoba menghindar dari pukulan sang ayah.
"Kakak ada ambil."Melihat kearah AIDA yang juga terdiam.Membiarkan Roy menangis dengan mengusap kakinya terus menerus.
"Tidak yah."Plakk.Tali pinggang yang sama mendarat di betis Aida, putrinya diam, tidak melompat atau memohon ampun seperti Roy.Dia seakan menerima dan pasrah saja diperlakukan Andi seperti itu.
Kening mita mengerut merasa heran.Apa mungkin pukulan Andi tidak mengenai kakinya?Atau andi tidak memukulnya kuat seperti dia menyabet kaki Roy.
Andi sudah khalaf, berulangkali kali memukul anaknya bahkan bergantian,hanya roy yang terus menangis dan memohon ampun."ampun yah, sakit."
"Kau urus itu,mati pula nanti ku bikin.Atau kamu yang sembarang letak dan lupa.!"Andi malah menatap tajam kearah Mita.Bisa jadi kan Mita sudah menggunakan uang itu dan lupa sudah menggunakannya, mungkin itu yang ada dipikiran Andi, sehingga bertanya lagi pada Mita untuk memastikan kehilangan uangnya.
"Terus kamu pikir aku tega melihat anakku diperlakukan seperti ini.sengaja aku fitnah mereka."Pertanyaan Andi sungguh tidak masuk akal.Ibu mana yang akan tega melakukan hal itu.kalaupun ada pasti si ibu perlu dites kejiwaannya.
"Kamu,kamu.gak sopan kali mulutmu."Andi mendekatkan tangan yang terkepal kearah wajah Mita."Hhhhhh, emosi aku lihat kalian, kirain pulang kerja bisa tenang,ini malah jadi ribut.makanya kamu juga jangan teledor,asal letak aja besok color kau pun bisa juga hilang."
"Yasudah, Kemana kamu tenang kesitu aja lah pergi."Geram.siapa yang tidak marah jika diperlakukan seperti itu didepan anak anak yang sudah beranjak remaja.Hal seperti itu bukanlah suatu kebanggaan, tetap karena emosi sudah lebih mendominasi, semuanya jadi diluar kendali mereka.
Andi masuk kekamar, mengambil baju dan meraih kunci.Tidak ada kata kata lagi setelah itu, yang terdengar hanya suara langkah kaki yang semakin menjauh.dia pasti pergi menenangkan diri walau sejenak.
Hening.
Tempat ini menjadi hening, padahal ada empat kepala ditempat itu.Dirga seakan mengerti situasi,saat ini bukan waktunya bermain.Dia juga ikut diam dan mendekat pada Roy, memeluk abangnya yang masih terisak.
Mita duduk diantara keduanya dan menatap mereka bergantian.'Kamu yang ambil dek? Melihat lagi kearah Roy."putranya langsung menggeleng.Dan itu meyakinkan Mita bahwa bukan roy pelakunya.Menarik nafas dan membuangnya meski berat.
"Kak.mita diam dan menunggu reaksi putri nya yang mulai remaja.Mau beli apa uangnya, sudah kamu habiskan? berapa lagi sisanya."AIDA juga menggeleng tapi Mita yakin dia tetap menyembunyikan sesuatu.
"Kakak, jujur sama mama, untuk apa uangnya?mama tidak marah jika kamu jujur,mama janji."Mita menatap anak gadisnya."Kak, lihat mama, ngomong,apa ada yang kakak sembunyikan, kakak mau beli apa.Kapan kakak ambil duit itu."Banyak pertanyaan Mita agar anaknya mau berterus terang.
Aida menunduk.untuk menatap wajah Mita saja dia tidak berani."kak."
"Tadi ma,mau beli baju couple sama teman."Mita menarik napas panjang lalu membuangnya kasar, kepalanya menggeleng menatap marah,tetapi dia sudah janji tidak akan marah padanya.
"Kamu tega ya kak lihat ayah,marah seperti itu, hampir saja mama ditampar,atau memang kamu mau ayah melakukan hal kasar pada mama.jawab kak!"AIDA tidak berani menatap Mita,selama ini kedua orang tuanya akan memberikan apa yang mereka inginkan selagi hal yang wajar dan positif,Kali ini Aida tentu tidak berani jujur karena dia mempunyai keinginan untuk ikut bergaya dengan teman temannya.
"Mana uang nya"Mita menjulurkan tangan pada AIDA,dia berniat meminta uang nya kembali,jika dibiarkan seperti itu suatu saat dia akan kembali mengulangi hal yang sama, beruntung kali ini ketahuan,jika tidak mungkin akan terbiasa nanti nya.
Mita tidak mau kelak anaknya malu dengan hal tersebut, cukup sekali ini saja."Kak,atau kamu sering mengambil uang mama diam diam tanpa mama sadari, karena terkadang mama memang lupa berapa jumlah uang yang didompet atau disaku mama."
"Gak ma,baru kali ini,aku salah ma, janji tidak akan mengulanginya lagi."Meski tidak ada air mata tanda penyesalan dipipi,Mita menganggap masalah ini selesai hari ini, nanti akan menjelaskan dengan baik baik pada Andi.Dia tentu tidak mau suaminya akan terus marah pada Aida, putri tertuanya.
komen dan dukungan anda sangat penting buat ku.terimakasih.
boleh kasi saran, dengan senang hati akan diperbaiki jika ada yang salah.