.
.
.
Queen Adena Sasikirana Arundati,
seorang gadis cantik hidup di desa, tidak ada yang tau identitas sebenarnya kecuali sang ibu kandungnya saja (Dewi mustika), misteri kisah Dewi itu disimpan serapat-rapatnya.
mereka bahagia hidup di desa terpencil, berteman dengan binatang buas dan bergaul dengan alam.
suatu hari terjadi masalah yang membuat Nana harus ke Kota dan tujuan utama Nana adalah mencari tau siapa Papa kandungnya, Nana tidak suka konspirasi yang membuat hidup Mamanya menderita, mudah bagi gadis itu menemukan identitas Ayah kandungnya.
gadis yang tangguh, siapa Pria yang tidak akan jatuh hati padanya? Tuan Muda Arkatama jatuh cinta pada Gadis itu terlebih lagi saat tau identitas gadis tersembunyi di desa itu.
Nana kembali ingin membalas orang yang berani menyakiti hati Mamanya, Nana adalah gadis Ceria dan periang tapi jika dirinya sudah diusik, dendam !! Nana gadis yang sangat pendendam hingga bertekad untuk membalas perbuatan orang yang menyakiti ibu nya.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mencari tau (part. 2)
.
.
.
Nana mencari tau keberadaan Yardan saat ini, ia mudah menemukan keberadaan Papanya dan ternyata Yardan sedang berada di Restaurant.
"baiklah...! aku harus kesana demi mendapatkan 1 rambutnya saja". gumam Nana mematikan komputer milik Vano
Nana mengambil roti yang diberikan oleh karyawan Vano, ia berlari dengan langkah lebar meninggalkan Perusahaan Vano.
kini Nana telah berada di Restaurant tempat Yardan berada, "bagaimana caraku biar bisa masuk ya? ". gumam Nana mengedarkan pandangannya.
Nana menemukan ide, ia berjalan ke arah meja kasir dan Nana mengeluarkan segala akting terbaiknya ingin masuk diam-diam mencari tau kekasihnya yang sedang berselingkuh darinya.
"tolong saya Mbak..! jangan katakan pada siapa-siapa, saya hanya ingin melihat kepastiannya saja". pinta Nana bersandiwara sebagai Orang yang paling menderita.
betapa kasihannya orang melihat Nana, mereka pun luluh dan membiarkan Nana masuk.
"apa Nona tau dimana tempatnya? ". tanya salah satu pelayan Restaurant.
"tidak Mbak..! bagaimana saya bisa tau jika dia datang saja kesini saya tidak diberitau". Nana menangis terisak-isak bahkan sampai sesegukan.
"maaf.. maaf Nona". ucap pelayan wanita
pelayan lainnya menyenggol bahu pelayan itu, "kau Gila.. namanya aja selingkuh mana ada orang selingkuh bilang-bilang".
"kan aku cuma bertanya". gerutunya pelan
mereka menatap kasihan pada Nana, padahal Nana sangat cantik walau berpakaian laki-laki untuk menutupi diri padahal Nana memang berpakaian seperti itu.
"kalian pergilah..! biar saya yang cari sendiri, setelah mendapatkan apa yang saya cari, saya berjanji akan pergi dari sini". pinta Nana menghapus air matanya
"baiklah Nona..! saya mohon berhati-hatilah karna kami bisa dalam bahaya jika terjadi masalah lain".
"iya.. aku hanya ingin memastikan saja tidak lebih, kalian boleh menggeledahku nanti saat mau keluar". jawab Nana
"baiklah.. kalau begitu kami permisi Nona".
Nana mengangguk sambil membekap mulutnya, kedua pelayan itu bergosip tentang penghianatan yang dilakukan oleh kekasih Nana padahal Nana hanya akting belaka.
Nana menghapus air matanya dan berjalan cepat mencari keberadaan Yardan, "semoga saja Papa masih disini". gumam Nana penuh harap.
cukup kesulitan Nana mencari Ruangan Yardan sebab Ruangan VIP sangat banyak hampir 15 Ruangan, jadi wajar saja Nana kesulitan mencari tempat Yardan berada.
Nana berhenti saat melihat wajah Yardan dari sisi samping, walaupun tidak melihat langsung hanya di lihat di layar komputer saja tapi daya ingat Nana sangatlah tajam dan ingat pria yang ia lihat ini memanglah Yardan.
"bagaimana caraku bisa masuk supaya dia tidak curiga". gumam Nana
Nana tersenyum lebar seketika, ia berlari masuk ke Ruangan Yardan hingga Yardan terkejut saat Nana tiba di pelukannya.
"aaahh.. Maaf.. maaf Tuan". ucap Nana bangkit dan akhirnya mendapatkan sehelai rambut Yardan karna ia tadi meremasnya.
Yardan berdiri dari duduknya dan menatap Nana yang memakai topi, tanpa aba-aba Yardan menarik topi Nana hingga terlepas dan rambutnya tergerai bebas.
Yardan tertegun melihat paras Nana yang sangat mirip dengan Neneknya digenerasi pertama.
"Maaf Tuan.. saya pikir anda adalah pacar saya yang sedang selingkuh". Ucap Nana mengambil topi yang dirampas Yardan lalu berlari meninggalkan Yardan yang membeku ditempat.
"Nenek? iya.. aku yakin wajah itu wajah Nenek saat masih muda tapi kenapa wajahnya bisa begitu mirip dengan Nenek pertama? tidak mungkin kebetulan".
Yardan tersadar segera berlari mencari Nana, Nana yang sadar di ikuti pun terpaksa merubah rencana.
"aduhhh.. kenapa dia mengejarku sih? apa wajahku ada sesuatu? aku yakin wajahku tidak ada miripnya sama sekali dengan Papa ataupun Mama, tapi kenapa Papa mengejarku?". batin Nana berusaha bersikap tenang.
Nana menerobos masuk ke salah satu Ruangan VIP dan melihat seorang Pria tengah bercium*n panas dengan wanita seksi.
"sial.. kenapa kau mengganggu...? " marah Pria itu
Nana berlari ke Pria itu, "maafkan aku Tuhan.. aku harus menjadikan Pria ini alibiku". batin Nana
plakkk...
Nana menampar Pria itu hingga wanita disampingnya menjerit, Pria itu menatap tak percaya pada Nana yang tertutup topi.
"sudah cukup...! kenapa kau melakukan ini Tuan? apa aku memang tidak berharga bagimu? kalau memang begitu putuskan aku baik-baik lalu kau bisa bersamanya". marah Nana mendorong kuat pria asing itu hingga terduduk di meja.
Nana berlari sambil menutupi bibirnya, ia menabrak Yardan.
"maaf Tuan". Nana menepis tubuh Yardan lalu berlari keluar sambil terisak-isak.
Yardan melihat Pria yang ditampar Nana, dan wanita disampingnya tampak khawatir menyentuh wajah Pria itu.
"Tuan Yardan? ". gumam Pria itu terkejut melihat Yardan.
"nanti kita bicara lagi Indra". kata Yardan berlari mengejar Nana
Nana menangis terisak-isak, beberapa pelayan yang melihat Nana di CCTV pun hanya bisa menatap iba Kepergian Nana, mereka tidak menghalangi Nana yang berlari karna sudah tau Pria yang menghianati Nana adalah Tuan Indra yang sudah dikenal seorang Cassanova.
memberi izin masuk orang asing yang tidak berkepentingan bukanlah hal mudah jadi mereka tetap harus mengawasi Nana dari CCTV.
"jadi Tuan Indra? ".
"iya Tuan Indra".
"Ya ampun.. Padahal Nona itu cantik sekali".
"apa kau tidak tau Tuan Indra? dia sudah berkali-kali membawa banyak wanita dengan wajah berbeda-beda, tapi perempuan tadi adalah perempuan yang pertama yang merasa disakiti".
"sepertinya Nona tadi tulus mencintai Tuan Indra".
Yardan tiba didekat mereka mencari keberadaan Nana yang sudah menghilang, Yardan bertanya pada pelayan yang ada didekatnya dan menjawab gadis yang dimaksud Yardan sudah pergi dalam keadaan yang sangat menyedihkan.
"haiiih.. lepas dia kan,, siapa gadis itu? aku yakin dia bukan gadis biasa". batin Yardan
Yardan kembali memasuki Restaurant dan menemui Indra.
"kau kenal gadis tadi? ". tanya Yardan to the point ke Indra.
"saya tidak melihat wajahnya Tuan". jawab Indra yang memang tidak melihat wajah Nana
Indra sudah banyak memacari wanita tentu ia sudah tidak ingat Nana adalah bagian dari mainannya padahal sebenarnya Nana dan Indra tidak saling mengenal satu sama lain, kebetulan Indra sedang sial saja ditampar Nana yang sedang butuh alibi.
di dalam mobil taksi
Nana mengelus dada merasakan degup jantungnya yang berdebar tak karuan, Nana melihat beberapa helai rambut Yardan.
"kenapa Papa mengejarku? apa dia curiga akan sesuatu? kenapa dengan wajahku? sepertinya dia begitu syok melihat wajahku". batin Nana menangkup pipinya sendiri.
tidak ada yang tau wajah Nyonya Shinta generasi Pertama keluarga Wijaya, hanya orang-orang tertentu saja yang tau wajah Nyonya Shinta.
Nana pergi ke Rumah Sakit dan melakukan tes DNA dengan helaian rambut yang ia bawa dengan rambutnya sendiri.
"baiklah.. saya akan kembali besok Dokter, saya permisi". ucap Nana dengan sopan dibalas anggukan sopan pula oleh dokter Pria yang dipercaya Nana.
sepanjang perjalanan pulang Nana sedang berpikir mengenai ekspresi Yardan saat melihat wajahnya dari dekat, Nana memakai topi tapi saat duduk dipangkuan Yardan dan Topinya dirampas tentu saja Yardan bisa melihat wajahnya tapi reaksi Yardan yang membuat Nana penasaran akan sesuatu.
"apa ada yang salah dengan wajahku ya? sepertinya aku harus bertanya sama mama". gumam Nana pelan sambil menangkup kedua pipinya sendiri.
.
.
.
tapi lanjut