Ciara Tamara, hanya memiliki sahabat yang dirinya punya. bukan tanpa alasan ia berpikir seperti itu Cia cukup berhutang budi terhadap orang tua sahabat nya Daliya Karimatun Nisa.
apapun akan Ciara lakukan demi kebahagiaan sahabatnya sekali pun ia harus berpindah agama, menaruh dirinya sebagai istri kedua untuk sahabat Suaminya Keenan Algazi Ustman.
Demi permintaan Daliya yang mengalami sakit kanker otak selama bertahun-tahun Cia harus rela mengorbankan kebahagiaan untuk diberikan kepada Gus Azi yang terpaksa menikahinya demi permintaan terakhir Daliya sebelum wanita itu pergi untuk selamanya.
Daliya ingin memberikan keluarga yang utuh untuk suaminya, cuman Ciara saja lah yang bisa memenuhi keinginannya walaupun dirinya terkesan egois Cia rela melakukan nya dengan ikhlas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMS-27
" Sudahlah Cia, saya tidak ingin berdebat dengan kamu yang lagi sakit. " ucap Gus Azi mengakhiri pertengkaran diantara mereka.
" Aku tidak sakit. " ucap Cia menghapus air matanya kasar.
" Kamu sakit! buktinya kamu muntah-muntah, hampir setiap hari kata Bibi Narsih. " jawab Gus Azi menatap tajam.
" Kubilang aku tidak sakit! ya tidaka sakit! " seru Cia kesal.
" Lalu apa kalau bukan sakit? beritahu saya?! apa yang kau sembunyikan? Bibi Narsih dan Mbok Ningsih tidak mau mengatakan apapun pada saya. " ucap Gus Azi menarik tangan Cia kasar tanpa lelaki itu sadari.
Cia meringis pelan saat pergelangan tangan nya di genggam kuat.
" A-aku hanya masuk angin. " jawab Cia sekena nya.
" Kau pikir saya percaya begitu saja? " ucap Gus Azi semakin tajam.
" YA! ITU MEMANG KENYATAAN NYA! KAU PIKIR AKU BERBOHONG LAGI!!! " teriak Cia mencoba melepaskan tangan nya dari genggaman Gus Azi yang semakin mencengkram kuat.
" Le-lepas ! sakit! bangsat!!! " umpat Cia tanpa sadar.
" APA KAU BILANG!!!! " pekik Gus Azi syok mendengar umpatan Cia yang sangat tidak sopan.
" APA? KENAPA! MAU MARAH LAGI!!! " balas Cia tidak kalah nyaring.
" Sudahlah, jangan jadi wanita lemah! kalau sakit langsung berobat, saya memberimu uang bulanan untuk apa, kalau kau masih sakit. " ucap Gus Azi tegas.
" Apa jangan-jangan kau memberikan nya pada selingkuhan mu? " pikir Gus Azi memicingkan matanya.
" Iya! aku memberikan nya pada selingkuhan ku puas kau!!! semua uang bulanan yang kau berikan ku donasikan pada selingkuhan ku diluar sana!!! " pekik Cia kesal.
" Siapa selingkuhan mu?! biar saya datangi dia, berani sekali mendekati perempuan yang sudah punya istri! dan kau juga jangan jadi wanita murahan, apa tidak puas kamu dengan saya?! sampai mencari lelaki di luaran sana. " emosi Gus Azi.
" Mau jadi perempuan apa kamu! istri ustadz kok doyan selingkuh kamu, jangan sampai saya dengar berita di luaran kamu jalan sama selingkuhan kamu itu ya! " sambung Gus Azi.
" Iya emang! kita nikah tanpa adanya cinta kan, jadi tidak masalah kalau aku selingkuh diam-diam mendingan Gus pergi aja sana, sakit kepala ku kalau berdebat sama mu. " usir Cia melenggang keluar kamar.
" KAM- "
BLAM....
" Laki kurang ajar! tidak tau diri! gara-gara siapa juga aku bunting gini, ya gara-gara dia juga! andaikan dia bukan bapak dari anak yang ku kandung, sudah ku mutilasi ku kulit ku jual ke pasar malam. " dumel Cia.
Sepanjang menuruni anak tangga, tidak ada hentinya Cia misuh-misuh tidak jelas.
" Bukan nya pulang, bawa kebahagiaan malah bawa masalah, mendingan gak usah pulang. nambah pikiran aja. " dumel Cia lagi.
" Loh? Non kenapa turun kebawah? mual nya sudah hilang? " tanya Mbok Ningsih.
" Sudah Mbok, gara-gara sidang dadakan tadi mualnya jadi hilang. " jawab Cia gamblang.
" Maksudnya Non? " tanya Mbok Ningsih tidak mengerti.
" Ah, gak usah dipikirkan Mbok. Heheheheh.... " ucap Cia nyengir pelan.
" Non mau sarapan sekarang atau nanti? " tanya Mbok Ningsih.
" Boleh deh Mbok, tapi masih ada buah-buahan yang asem kan? " tanya Cia.
" Ada Non, Non mau dibuatkan sarapan buah? apa Oat meal buah lagi? " tawar Mbok NIngsih
" Salad aja deh Mbok, tapi gak usah pakai Susu ya. pakaikan saos mayo sama keju terus buahnya pakai yang asem-asem aja. lagi pengen yang asem soalnya. " ucap Cia nyengir pelan.
" Oke Non, Non mau yoga dulu? " tanya Mbok Ningsih.
" Iya, Mbok. seperti biasa, nanti antar keruang santai aja. " ucap Cia.
" Lalu sarapan Pak Gazi bagaimana? " tanya Mbok Ningsih.
" Tanya langsung aja sama dianya Mbok. " jawab Cia melenggang pergi.
Mbok Ningsih menatap kepergian majikan muda nya.
" Sepertinya mereka bertengkar lagi. " pikir Mbok Ningsih dalam hati.
Cia mengganti pakaian piyama tidur jadi pakaian yoga, hampir 2 bulan terakhir aktivitas Cia adalah yoga di dalam rumah. selama masa kehamilan Cia jadi lebih sering menghabiskan waktu nya di ruang santai yang khusus dirinya siapkan sejak dirinya tahu sedang mengandung.
Cia tahu, ruangan kosong yang tidak terpakai ini. pasti akan berguna pada akhirnya untuk tempatnya menghilangkan rasa penat. seperti berlatih Yoga membaca buku dan aktivitas santai lain nya.
...✿ ✿ ✿ ✿...
DRAP...
DRAP...
DRAP....
" CIA! " teriak Gus Azi memanggil Cia.
BRAK...
" Ada apa Gus? " sungut Cia saat Gus Azi membuka pintu dengan kasar.
" Saya harus balik kerumah sakit lagi, Daliya sudah sadarkan diri. " beritahu Gus Azi.
" Ya sudah, pergi aja. " balas Cia sewot.
" Kamu tidak ikut saya? " ucap Gus Azi mendelik.
" Nanti aja, aku belum mandi soalnya. Kan aku lagi sakit. " balas Cia meledek.
" Huh! ya sudah, saya pergi dulu. Maaf tidak bisa berlama-lama disini. " ucap Gus Azi.
" Tidak masalah. " jawab Cia.
" Jaga kesehatanmu, assalamualaikum. " ucap Gus Azi melenggang pergi.
BLAM....
" Waalaikumsalam. " balas Cia menatap pintu dan kepergian Gus Azi.
...✿ ✿ ✿ ✿...
DIRUMAH SAKIT.
Daliya masih berada diruangan ICU, kondisinya belum dinyatakan stabil pihak dokter. sejak Daliya membuka matanya, ia tidak melihat kehadiran suaminya.
Hanya Mama Arinda dan Papa Adam saja yang menemaninya disini, ini sudah hampir 2 jam lamanya. tidak ada tanda-tanda Gus Azi akan datang.
" Dimana kamu Mas? disaat aku tidur panjang kamu seperti melupakan aku, semenjak ada Cia dalam kehidupan kita. kamu begitu egois, kamu lebih memilih bersamanya dari padaku. " batin Daliya sedih.
" Aku begitu menyesal menikahkan kalian, jikalau akhirnya seperti ini. " pikir Daliya lagi ada rasa rasa sesak dalam hatinya membayangkan kebersamaan Cia dan Mas Azi berduaan bermesraan sedangkan dirinya harus terbaring dirumah sakit dengan alat-alat pernapasan di tubuhnya.
" Maaf, Cia mungkin kali ini aku akan lebih egois. demi diriku yang tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi. "
KLEK...
" Assalamualaikum. " ucap Gus Azi membuka pintu.
" Waalaikumsalam, masuklah anak ku. " ucap Papa Adam.
" Daliya. " panggil Gus Azi melihat keberadaan Daliya yang sudah bisa tersenyum di wajah sendu dan pucat nya.
" Mas. " panggil Daliya.
Gus Azi menghampiri Daliya, dipeluknya serta dikecupnya kening istrinya yang begitu sangat Gus Azi rindukan.
2 Bulan, 2 bulan penantian ia menunggu moment seperti ini. usaha nya tidak mengkhianati hasil tuhan mengabulkan doa nya.
" Ekhem!!! kita keluar dulu, ada yang perlu di urus di rumah utama. " ucap Mama Arinda yang mengerti.
Arinda Dan Adam berpamitan, mereka tidak ingin mengganggu moment bahagia anaknya dan menantu nya.
" Hat-hatilah, dijalan Mama dan Papa. " ucap Daliya menyalami keduanya.
" Iya, sayang jaga kesehatan mu. " ucap Mama Arinda.
" Oh ya, apa Cia sudah kamu beritahu? " tanya Papa Adam pada Gus Azi.
" Sudah, mungkin dia akan kesini. " ucap Gus Azi.
" Kalau gitu kami pulang kerumah utama dulu. " ucap Papa Adam.
BLAM...
" Maaf ya sayang, Mas tidak ada disamping kamu disaat kamu sadarkan diri. " ucap Mas Azi menampakan raut wajah menyesal.
bahagia selalu buat gua Azi, mba CIA dan keluarga 🤲🤲🤲🥰
udh qu kasih kopi nih,,,/Rose/
makin penasaran kan aku sama ceritanya,,,