Mawar Ni Utami gadis yatim piatu yang dua kali dipecat sebagai buruh. Dia yang hidup dalam kekurangan bersama Nenek nya yang sakit sakitan membuat semakin terpuruk keadaannya.
Namun suatu hari dia mendapatkan sebuah buku kuno dan dari buku itu dia mendapat petunjuk untuk bisa mengubah nasibnya..
Bagaimana kisah Mawar Ni? yukkk guys kita ikuti kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 28.
Nenek yang tertidur di balai balai langsung terbangun mendengar suara Ayu..
“Ni ada apa? Kamu keracunan?” ucap Nenek sambil bangun dari berbaringnya..
“Ni, kamu kenapa? sudah siang puskesmas sudah tutup jam segini.” Suara Nenek sambil turun dari balai balai dan melangkah menuju ke dapur..
Saat sampai dapur Nenek tidak melihat sosok Mawar Ni dan Ayu. Rian dan Dito tampak berdiri di depan pintu belakang..
“Di mana Mawar Ni?” tanya Nenek
“Di kamar mandi Nek.” Jawab Rian dan Dito secara bersamaan wajah keduanya tampak masih sangat khawatir.
“Ni...” suara Nenek sambil melangkah keluar dari dapur menerobos Rian dan Dito..
“Yu, bagaimana Mbak Ni?” tanya Nenek yang melihat Ayu berdiri di depan pintu kamar mandi menunggu Mawar Ni ekpresi wajah Ayu tampak juga sangat khawatir..
“Perut Mbak Ni sakit habis makan nasi hutan, tapi aku makan tidak sakit perutku, itu ayam yang tadi makan nasi juga tidak apa apa..” ucap Ayu sambil menunjuk pada dua ayam yang masih berkeliaran di kebun belakang.
“Hmmm masuk angin atau telat makan dia mungkin..” ucap Nenek.
“Ni.. aku kerik kamu kalau masuk angin.” Ucap Nenek agak keras..
“Nek tolong buatkan jamu saja Nek, aku mau haid ini..” suara Mawar Ni dari dalam kamar mandi..
“Alhamdulillah Ni.. kamu tidak kenapa napa, bikin jantungan saja kamu..” ucap Nenek tampak lega, Ayu yang berdiri di dekat nya tampak ekspresi wajah nya bingung..
“Nenek itu bagaimana sih? Mbak Ni sakit kok malah alhamdulillah...” suara imut Ayu sambil mendongak menatap Nenek yang siap siap masuk ke dapur.. Rian dan Dito yang mendengar suara Mawar Ni dari dalam kamar mandi pun sedikit lega dan mereka berdua kembali melangkah ke dapur untuk melanjutkan pekerjaan nya.
“Ayo masuk dilanjutkan makan kamu Yu, nanti sakit Mbak Ni akan sembuh kalau sudah minum jamu.” Ucap Nenek sambil terus melangkah...
Waktu pun terus berlalu malam hari pun tiba.. Mawar Ni yang sudah minum jamu, sudah tidak kejang perut lagi akibat mau haid.. Dia duduk di kursi sambil melanjutkan membaca buku kuno..
Nenek, Ayu dan Bagas berbaring di balai balai di ruang depan. Kini balai balai itu dilapisi kasur yang dibawa oleh Jumilah..
“Ni kamu kok masih baca terus itu buku..” ucap Nenek
“Iya Nek, buku ini sangat bagus.. di sini di ceritakan apa saja hasil hutan.. dan cara mengembangkan Nek.. membudidayakan.. dan menjaga hutan tetap lestari.. aku baru sadar Nek, hutan itu tidak ada yang menanam tapi bisa menghasilkan banyak komoditas. Dan tanah di hutan pun subur... karena daun daun yang jatuh dan kotoran binatang binatang...” ucap Mawar Ni..
“Aku mau mengembangkan ternak lebah, juga tanaman padi hutan, tanaman obat obat an, .. Aku akan membuat kompos Nek, tiruan tanah hutan yang subur itu..” ucap Mawar Ni lagi dan sorot mata kedua nya berbinar binar penuh harap..
“Halah jangan terlalu banyak keinginan tanah saja tidak punya mau tanam di mana kamu.” Saut Nenek..
“Maka aku baca terus buku ini Nek, sambil cari cari akal dan berpikir pikir...” ucap Mawar Ni.
“Aku akan kumpulkan uang hasil penjualan madu, semoga suatu saat bisa beli tanah.” Gumam Mawar Ni di dalam hati.
Akan tetapi tiba tiba Mawar Ni dan Nenek sangat kaget karena ada suara yang memanggil manggil mereka berdua..
“Ni.. Mi... “ suara parau seorang perempuan tua.
“Nenek Narti ...Nek, ada apa malam malam dia ke sini.” Ucap Mawar Ni yang langsung bangkit berdiri dari kursi kayunya.. Nenek Marmi pun bangkit dari tidurnya, sedang Ayu dan Bagas terlihat tidur dengan pulas..
KREETTT
Mawar Ni membuka pintu yang terbuat dari bambu itu..
“Ni.. tolong Ni... Dahlia masuk rumah sakit hu... hu...hu...” suara Nenek Narti nenek nya Dahlia yang merupakan Kakaknya Nenek Marmi.
“Lah.. tadi siang Dahlia ke sini baik baik saja...” ucap Nenek Marmi yang sudah duduk di tepi balai balai..
“Iya Nek, tadi siang Dahlia ke sini sehat sehat saja.. mari masuk Nek, apa yang bisa aku bantu. “ ucap Mawar Ni, sambil menuntun tangan Nenek Narti..
“Itulah Ni.. siang tadi Dahlia pergi ke klinik dan hu... hu... hu...” ucap Nenek Narti kembali menangis tersedu sedu..
“Klinik apa? Klinik kecantikan?” tanya Mawar Ni ada rasa kesal karena uang pinjaman ternyata hanya digunakan untuk ke klinik kecantikan.
“Bukan Ni.. klinik apa tadi borsi borsi.. gitu hu.. hu... hu.. Dahlia mau menggugurkan bayi di perutnya hu.. hu.. hu... dia hamil mau digugurkan di klinik itu tapi belum selesai Dahlia kesakitan dan pendarahan, terus dibawa ke rumah sakit.. itu tadi Emak nya ditelepon perawat disuruh datang ke rumah sakit kota.. hu... hu...hu...” ucap Nenek Narti yang kini sudah duduk di kursi sambil terus menangis tersedu sedu.. Mawar Ni tampak sangat kaget dan takut kena marah karena sudah meminjami uang dan merahasia hubungan Dahlia dan Jodie.
“Hah? Dahlia hamil anak siapa?” tanya Nenek Marmi tampak sangat kaget..
“Tidak tahu, Dahlia tidak pernah mengatakan kalau hamil dan tidak tahu siapa pacar nya hu.. hu... hu... tapi kata perawat rumah sakit tidak ada laki laki mengantar Dahlia, dia diantar pegawai klinik borsi borsi itu.. dan pegawai klinik langsung pergi katanya takut ditangkap polisi hu... hu...hu...” ucap Nenek Narti sambil terus menangis tersedu sedu..
“Ni, apa kamu tahu siapa pacar Dahlia?” tanya Nenek Narti ..
DEG
Jantung Mawar Ni serasa berhenti lalu berdetak lebih kencang Mawar Ni bingung untuk mengatakan tidak rahasia Dahlia..
“Katakan Ni... apa laki laki itu sudah punya istri?” ucap Nenek Narti lagi..
“Iya Ni, katakan Kalau kamu tahu.” Ucap Nenek Marmi sambil menatap Mawar Ni.
Mawar Ni pun hanya menjawab dengan menganggukkan kepala nya..
“Siapa nama laki laki itu? Di mana rumahnya? Dia harus bertanggung jawab.” Ucap Nenek Narti sambil menatap Mawar Ni..
“Mas Jodie, Nek orang nya tapi Nenek jangan bilang kalau aku yang mengatakan ya..”
“Ya Allah kenapa Dahlia pacaran dengan Jodie yang sudah punya istri. Istrinya galak lagi..” ucap Nenek Marmi dan Nenek Narti secara bersamaan..
“Kamu itu juga salah Ni, karena tidak memberi tahu orang orang tua..” ucap Nenek Marmi selanjutnya..
“Maaf Nek..” ucap Mawar Ni..
“Ya sudah biar nanti bapaknya Dahlia mendatangi Jodie.. terus Ni, aku juga mau pinjam uang kamu buat biaya rumah sakit Dahlia.. katanya tidak dapat ditanggung asuransi. Tadi sudah kumpul kumpul uang tapi kurang Ni.” ucap Nenek Marmi sambil menatap Mawar Ni penuh permohonan..
“Tapi Nek...”
“Tolonglah Ni, pinjami dulu, uang kamu sekarang kan banyak, katanya jualan madu hutan bisa dapat uang jutaan..” ucap Nenek Narti lagi..
“Kalau masih ada uang kamu pinjami dulu Ni, demi nyawa saudara, rejeki bisa dicari lagi...” ucap Nenek Marmi sambil menatap Mawar Ni..