Elsya adalah seorang anak perempuan yang bisa melihat sosok tak kasat mata, saat memasuki taman kanak-kanak ia bertemu dengan sosok perempuan yang kini menjadi temannya, karena hal itu ia kadang terlihat berbicara sendiri dan membuat orang-orang di sekitarnya menganggap ia anak aneh.
Anggapan itu lah yang membuat ia tidak memilih teman di sekolah, dan ada hal lain yang menjadikan Elsya sasaran empuk para preman di sekolah untuk melakukan kejahatan padanya.
Elsya hanya tinggal bersama kakak kandungnya, kalau bukan support dari kakaknya ia tidak akan mampu bertahan.
Hingga suatu hari Elsya harus berpisah selama-lamanya dengan teman gaibnya, itu membuat Elsya sangat sedih dan memutuskan untuk menutup mata batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"Sarah."
"Sarah bangun."
"Woy kenapa ini?"
"Panggil wali kelas."
"Sarah Sarah."
"Gila lu ya? jangan panggil wali kelas, lihat ini jam berapa?"
Suasana jadi ricuh karena tiba-tiba saja Sarah pingsan, setelah di bangunkan berkali-kali ia juga tak kunjung bangun.
Rayhan mendekati Sarah lalu memegang telapak tangannya, seketika Sarah langsung bangun dan duduk.
Sarah bangun tapi dengan mata terpejam, itu membuat yang lain keheranan.
"El sini lu," ucap Rayhan, mau tidak mau Elsya beranjak dari duduknya dan mendekati Sarah yang masih memejamkan mata.
Baru saja Elsya duduk di depan Sarah, sontak ia membuka mata dan membuat Elsya kaget dan refleks mundur.
Sarah langsung tersenyum sambil melihat sekeliling.
"Kesurupan dia," ucap mbak Kun tepat di telinga Elsya, Elsya pun menganggukkan kepalanya paham.
"Siapa?" Tanya Rayhan sambil menatap Sarah.
"Kamu tau saya kan nak?" tanya sosok yang merasuki tubuh Sarah, saat melihat Elsya.
Elsya terdiam sesaat hingga akhirnya ia teringat akan sosok nenek-nenek yang duduk di teras, Elsya pun menganggukkan kepalanya.
"Maaf nek saya tidak tau kalau nenek tinggal disini," ucap Elsya sedikit takut.
"Tidak apa-apa, teman kamu sudah menjelaskan ke nenek," ucap si nenek dengan nada pelan.
Yang lain tengah diam, dan tentu juga takut karena di jam setengah tiga pagi mereka harus berhadapan dengan Sarah yang tiba-tiba kesurupan.
Menyadari kalau semua pada takut, si nenek langsung berkata, "Tidak usah takut, nenek tidak jahat tapi teman kamu ini melakukan hal yang tidak sopan di tempat nenek," ucapnya sambil menunjuk ke kamar cewek yang di tempati barang.
"Untung saja teman kamu menghentikan mereka, terima kasih nak, tidur semuanya jangan ribut-ribut," ucap si nenek menyuruh mereka tidur.
"Besok, teman kamu ini sama yang satu suruh ke situ," ucapnya sambil menunjuk ke arah kamar. "Suruh minta maaf betul-betul, bagaimana pun mereka berdua sudah mengotori tempat nenek."
Elsya dan teman-temannya menganggukkan kepalanya karena tidak berani mengeluarkan suara.
"Terima kasih nek, maafkan kelakuan teman kami, besok mereka berdua pasti meminta maaf ke nenek," ucap Rayhan.
Sarah tersenyum sambil melihat sekeliling lagi, lalu Sarah kembali pingsan.
"Sudah keluar," ucap Rayhan.
"Woy takut banget gue."
"Baru bisa nafas dengan lega rasanya."
"Eh bantuin ini angkat."
Para cewek-cewek pun mengangkat tubuh Sarah ke kamar, lalu kembali keluar kamar.
"Heh El, mereka berdua ngapain?" tanya Monica cepat ke Elsya.
Kembali lagi semua mata tertuju ke Elsya, sejujurnya Elsya bingung harus menceritakan atau tidak bagiamana pun ini adalah aib yang dilakukan mereka berdua.
"Kenapa gak tanya Sarah sama Leo aja sih," ucap Elsya.
"Leo tidur," ucap Bayu.
"Tidur? Jadi pacarnya kesurupan dia tidur?" tanya Maya tidak percaya.
"Udah kita bangunin tadi tapi tidurnya nyenyak," ucap Andre.
"Elsya ceritakan," ucap Bian sang ketua kelas.
"Oke tapi kalian janji ya jangan ceritain ke siapa-siapa kasian mereka," ucap Elsya meminta persetujuan teman-temannya.
"Tadi pas di pantai gue balik duluan kan?" ucap Elsya melihat ke teman-temannya yang di pantai bersamanya tadi.
"Di situ perasaan gue gak enak, jadinya gue balik duluan ke penginapan, gue langsung masuk kamar mandi di kamar tempat barang buat nenangin diri, lama gue di kamar mandi tuh sekitar satu jam keknya, gue juga gak denger kalau ada orang masuk ke kamar, pas gue keluar mereka berdua lagi kiss," jelas Elsya ke teman-temannya, tentu Elsya tidak menceritakan sejauh apa yang ia lihat.
"Pas gue lihat itu ya gue langsung suruh mereka keluar lah," begitu ceritanya. "Njir haus." Elsya langsung berdiri untuk meminum air.
"Pinter banget lu bohongnya," ucap mbak Kun yang tengah berdiri di samping Elsya saat minum itu.
"Gue gak mungkin ngomong yang sebenarnya Kun."
"Kalau gue jadi lu, gue bakalan ceritain yang sebenarnya sih," ucap mbak Kun.
"Gak tega gue," ucap Elsya.
"Sudah kan gue mau istirahat," ucap Elsya dan langsung melangkahkan kakinya masuk ke kamar.
"Ayo istirahat, besok kita bakalan lanjut liburan," ucap Bian menyuruh teman-temannya istirahat.
"Sya gue jalan-jalan dulu," pamit mbak Kun ke Elsya.
"Jangan jauh-jauh Kun" ucap Elsya.
Tak butuh waktu lama Elsya langsung tertidur dengan nyenyak.
Namun di dalam tidurnya Elsya bermimpi, ia memimpikan hal yang sudah lama ia tidak mimpikan.
Dalam mimpinya itu, Elsya berada di dalam rumah yang entah siapa pemiliknya, rumahnya besar dan luas, yang membuat Elsya heran rumah sebagus itu terletak di dalam hutan.
Di rumah itu Elsya hanya sendirian, hingga saat Elsya mengelilingi rumah besar itu, sampailah ia di bagian belakang rumah.
Elsya melihat seorang anak kecil tengah berdiri membelakanginya sambil menunduk melihat gundukan tanah, Elsya hanya memperhatikan anak itu karena takut mengagetkan nya jika tiba-tiba berbicara.
Karena penasaran Elsya mencoba mendekati anak itu tapi baru satu kali melangkahkan kakinya, Elsya langsung kaget karena anak kecil itu berbalik ke arah Elsya dan memperlihatkan lehernya yang berdarah, dan bersamaan dengan itu kepala anak yang di hadapannya Elsya tiba-tiba terlepas dan terjatuh ke tanah.
Sontak Elsya kaget dan tersentak bangun, "Anjir, syukur cuma mimpi," ucap Elsya berusaha mengatur nafasnya dengan baik.
Elsya segera bangun dan mencuci mukanya, saat Elsya bercermin ia di buat kaget dengan kemunculan mbak Kun di cermin.
"Kunti!" ucap Elsya kesal ke temannya.
"Itu kan yang lu minta kemarin."
"Telat, harusnya kemarin."
"Lagian lu sih, gue gak denger pas lu minta."
"Ya udah sih, tapi kenapa yang di lihat Diki sama Rio tuh Sarah terus jadi nenek-nenek?" tanya Elsya ke mbak Kun.
"Itu tuh pertanda, kalau Sarah habis ngelakuin hal bodoh di kamar itu," ucap mbak Kun. "Ingat nanti suruh mereka berdua minta maaf betul-betul, kelakuannya yang kek gitu gak cuma di kamar itu, jadi lu harus hati-hati Sya," ucap mbak Kun mengingatkan Elsya.
"Iya iya." Elsya tidak mau peduli dengan urusan sepasang kekasih itu.
Elsya melihat jam ternyata baru jam enam lewat beberapa menit, Elsya segera keluar untuk melihat sunrise.
"Temen-temen lu gak lu bangunin gitu?" tanya mbak Kun.
"Harus gitu?" tanya Elsya.
"Gak juga sih, tapi coba aja siapa tau mereka mau lihat sunrise juga."
Elsya pun kembali ke kamar untuk membangunkan teman-temannya, walaupun mereka belum sadar sepenuhnya Elsya langsung pergi dan mengetuk pintu kamar para cowok beberapa kali.
"Sudah," ucap Elsya langsung berlari keluar sambil membawa kamera kakaknya.
"Gak gitu maksud gue," ucap mbak Kun sambil menggelengkan kepalanya saat melihat cara Elsya membangunkan teman-temannya.
Elsya pun tak lupa mengirimkan fotonya ke Elzein sang kakak, Elsya juga memberitahukan kalau ia nyaman dengan teman-temannya.
Tentu saja Elzein tidak membalas karena masih pagi hari, dan tentu ia masih tidur.
Karena kesenangan mengabadikan sunrise, Elsya pun melupakan perihal mimpinya tadi.
jika bersedia km bs follow ak dan ak bs undang kamu mksh.