Bara harus bernasib sial, dia terus diikuti oleh arwah cantik karena hanya Bara yang bisa melihat dan menyentuhnya. Tubuh Gadis itu sedang terbaring koma di rumah sakit.
Bara adalah seorang ahli waris Neo Grup, dia bisa mendapatkan warisan jika dia sudah menikah, sementara dia orangnya tertutup karena itu dia terpaksa menikahi gadis koma itu, Karin Juliana. Gadis cantik dan berasal dari keluarga kaya.
Karin akan memiliki kesempatan untuk bangun jika ada pria yang mencintainya dengan tulus.
Apakah Karin akan mengenalinya jika dia bangun atau dia akan tetap mencintai kekasihnya, Revan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Special
Karin terperangah saat tau Bara datang ke rumah sakit tempat dia dirawat, apa dia mau menjenguk dirinya? Dan bunga itu apa untuk dirinya? Tapi rasanya bukan, Bara tidak tau di ruang mana dia di rawat.
"Bara, aku juga dirawat di rumah sakit ini."
"Oh." hanya itu jawaban dari Bara, karena dia juga sudah tau bahkan sudah melihat keadaan Karin.
Hanya oh? Karin mencibir.
"Kau ke ruangan tempat kamu di rawat saja, aku ada urusan sebentar dengan Jesika." ucap Bara pelan takut kedengeran oleh orang lain.
"Jesika? Wanita yang tadi mengantarkan spagetti padamu?" Karin mengernyitkan keningnya.
"Iya, " Bara segera pergi meninggalkan Karin.
"Jadi bunga itu buat Jesika? Benar-benar menyebalkan, katanya tidak suka tapi memberikan dia bunga. " Gerutu Karin sambil berjalan ke kamar VVIP-A, dia melihat raga dirinya sendiri yang masih terbaring koma. Membuatnya sangat sedih.
Karin melihat sang papa yang sedang duduk dengan Bu Zora, mereka sedang mengobrol disana.
Karin memang belum tau ibu tiriny jahat atau tidak karena selama dia hidup sikap Bu Zora sangat perhatian padanya, dia hanya tau kejahatan Elsa saja, itu juga dia tau setelah dia menjadi arwah gentayangan seperti ini, dan dia tidak akan membiarkan Elsa hidup senang jika dia bisa bangun nanti.
"Karin, ayo cepat bangun. Kau pasti bisa sembuh! Aku harus buat pria menyebalkan itu jatuh cinta padaku, masa bodo aku akan mengingatnya atau tidak nanti, dia juga tidak berperasaan ini. Bagaimana bisa memberikan bunga pada wanita lain? Padahal sebentar lagi dia akan menikahiku. Bunga edelweis kan lambang cinta." ucap Karin dengan nada kesal.
Lalu Karin duduk di dekat papanya, "Papa, aku rindu papa." Ingin sekali dia memeluk papanya namun tidak bisa.
Tak sengaja dia mendengarkan perkataan sang papa dan mama tirinya.
"Jadi papa mau menikahkan Karin dengan pewaris dari Neo Grup itu besok!" Bu Zora nampak kaget mendengar ucapan suaminya.
"Iya, ma."
"Tapi kenapa mendadak sekali?"
"Papa tidak tau umur papa sampai kapan, papa hanya ingin melihat Karin menikah dengan Bara , itu yang dari dulu papa harapkan. Papa yakin Bara akan menjadi suami yang baik untuk Karin nanti, papa akan akan tenang di alam sana jika Bara yang menjaga Karin."
Setelah berkata begitu Pak Tian berkata di dalam hatinya, Karena itu maafkan papa ma, papa akan menyerahkan tanggungjawab Bara sepenuhnya pada Karin termasuk saham di K Grup untuk berjaga-jaga jika nanti papa meninggal, Papa masih bingung mengapa Karin bilang tidak boleh mempercayai siapapun, Karin tidak mungkin berbicara begitu jika dia mengetahui sesuatu. Saat ini hanya Bara yang bisa papa percaya untuk melindungi Karin.
"Jadi besok aku resmi menjadi seorang istri? Baik bagaimana, dia malah menyukai wanita lain sampai memberikan bunga segala." Gerutu Karin. Hatinya masih sangat panas karena bunga kesukaannya yang dia tunjuk malah diberikan ke wanita lain.
Lalu Karin menatap sang papa dengan tatapan sedih "Papa jangan bicara begitu, pokoknya Karin mau saat Karin tersadar nanti papa harus ada, papa tidak boleh pergi. Hidup Karin gak ada artinya kalau papa tidak ada."
...****************...
"Jantungmu tidak bermasalah," ucap Jesika begitu selesai memeriksa Bara.
"Benarkah? Tapi rasanya detakannya itu kencang sekali, Jes!"
"Setiap hari?"
"Tidak!"
Jesika berfirasat tidak enak "Hmm.. Apa setiap kamu dekat dengan seseorang?"
Bara berfikir sebentar, "Sepertinya iya."
Jesika sangat kesal mendengarnya, "Artinya kamu jatuh cinta! Kamu salah datang kesini!"
"Masa iya jatuh cinta harus sampai jantung berdetak kencang seperti itu?"
Jesika malah terlihat marah, "Ya mana aku tau, wanita mana yang berhasil membuat kamu jatuh cinta? Kamu tidak dekat lagi dengan siapapun selain aku dan Jo! "
"Aku... "
"Jangan bilang saingan aku itu Jo!"
"Astaga, aku masih normal, Jes. Nanti juga kamu tau siapa wanita itu."
"Terus bagaimana dengan aku?" Mata Jesika berkaca-kaca.
Bara menarik nafas berat, "Sudah aku bilang, aku hanya mengangggap kamu adik sekaligus sahabat aku, jadi mulai sekarang kamu harus belajar melupakan aku."
Bara segera melangkah untuk pergi sambil membawa bunga yang dia simpan di atas meja.
"Apa bunga itu buat wanita itu? " tanya Jesika.
Sepertinya wanita itu benar-benar special sampai Bara membeli bunga untuknya karena dia tau Bara sangat kaku di depan wanita, kecuali dirinya karena dia kenal Bara dari kecil. Jo seperti kakak mereka yang selalu menjaga mereka mungkin karena umur Jo tiga tahun lebih tua dari mereka.
Bara menangguk, "Iya. Dia sekarang di rawat di rumah sakit ini." Rumah sakit ini memang milik ayahnya Jesika. Setelah berkata begitu Bara segera pergi.
Tanpa terasa air mata Jesika mengalir di pipi, rasanya menyakitkan dan terasa sesak di dada, karena pria yang dari dulu dia sukai kini telah menyukai wanita lain. Penantian dia selama ini sia-sia.
Jika dia bisa menawar dia juga tidak ingin jatuh cinta pada pria seperti itu, yang tidak peka dan tidak tau caranya menghargai perasaan orang lain. Bara memang sosok pria yang lebih menyukai dirinya sendiri. Dia tidak tau cara mendekati wanita malah merasa tidak nyaman dengan kehadiran orang asing. Karena itu Bara tidak tau seperti apa yang dinamakan jatuh cinta, mungkin karena itu juga dia tidak memiliki keberanian untuk memperjuangkan Karin dulu karena tidak peka dengan perasaannya sendiri walaupun dia hanya tau hatinya sakit saat Karin tidak datang dalam acara makan malam itu.
"Mengapa kamu tidak pernah bisa mencintai aku, Bara?" Jesika mengusap air matanya yang terus mengalir.
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya!...