NovelToon NovelToon
Agresifnya Kakak Tiri

Agresifnya Kakak Tiri

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Mafia / Pelakor
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rofiwan

Refina dan Rio mendadak jadi saudara tiri, Kebahagiaan yang terus yang didapat kan hari-harinya, sampai membuat Refina jatuh cinta pada saudara tirinya.

Percintaan seperti apa yang akan mereka jalani?, Ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28 | Love

Setelah kejadian kemarin, besok nya Rio dan Fina telah berbaikan. Di pikiran Fina ada hal yang mengganjal tentang pelarian kedua teman nya.

Sampai sekarang Elma dan Anwar masih belum ditemukan, setelah status nya menjadi buron sambil melarikan diri keluar kota.

Bersama ibunya, Fina ingin tahu keberadaan paman Yanto dimana sekarang.

"Kabur ke Jakarta Selatan" Jawab Bu Lastri yang tengah bersama Refina di kamarnya.

"Ngapain?" Tanya Fina mengerut kening

"Ibu gak tau sebelum pergi dia bilang singkat mau ke Jaksel" Jawab Bu Lastri.

"Fin—" Sahut Rio dari depan pintu kamarnya.

Fina menoleh melihat Rio sudah rapih dengan kemeja dan celana panjang nya "Mau kemana lu?" Tanya Fina penasaran.

"Biasa anak muda" Nyeleneh Rio.

"Ck, gue titip martabak coklat kalau lu pulang"

"Oke" Kata Rio sambil mengambil helm dan berpamitan. Dia terlepas dari hukuman ayahnya setelah berbaikan sama Refina. Pemuda itu pergi untuk menemukan gadis kesayangan nya.

Anisa yang sudah rapih memakai kemeja yang sama dengan Rio. berpamitan ke ibu nya yang di ikuti Rio disampingnya.

Mereka akan pergi malam Minggu untuk menonton bioskop film terbarunya. Sambil berjalan bergandengan tangan, Anisa menanyakan tentang peristiwa kemarin yang menimpa Refina.

Terlihat di sekolah Refina menjadi kalem dan tidak barbar seperti biasanya.

"Rio? Apa mungkin perubahan sikap nya itu karena mental nya?" Kata Anisa sambil mengayun gandengan tangan pelan.

Rio menoleh ke arah Anisa yang terlihat berbeda malam ini "Iya mungkin" Katanya sambil memalingkan muka.

"Kita pacaran sudah lewat dua bulan semenjak kamu menolongku, aku berterima kasih sekali padamu" Kata Anisa merayu gombal

Rio menghela nafas sambil menahan diri biar tidak menunjukkan ekspresi berlebih.

"Bidadari seperti mu tidak pantas dimiliki oleh pria posesif seperti itu" Kata Rio yang gagal fokus dengan penampilan Anisa.

Anisa reflek manja dan membawa Rio ke suatu tempat sepi, Anisa mulai agresif sama perkataan Rio yang membuat nya baper parah.

"Nis film nya sebentar lagi" Kata Rio tajam melirik Anisa yang perlahan membuka kancing bajunya.

Tubuh Rio di hentakan bersama tubuh nya Nisa di tembok samping parkiran mall. "Anisa lu ngapain?" Tanya Rio sambil menelan ludah membeku hebat.

Tiba-tiba hujan turun sangat lebat yang menyudahi pasangan sejoli itu akan berbuat hal senonoh.

"Terima kasih tuhan" Rio berlepas lega

"Ck, padahal sebentar lagi" Omel Anisa yang kesal. Rio menggelengkan kepala singkat.

"Ayo masuk" Titah Rio sambil menjewer lembut telinganya.

"Iya iya, tapi jangan jewer, sakit..." Kata Anisa mengeluh lembut

Cowok itu malah menghela nafas dan meninggalkan Anisa berjalan sendiri

"Rio ish — tunggu" Kata anisa sambil menginjak-injak lantai mall sebal.

Rio menolah kepala menyamping "Keburu Film nya habis"

Anisa melotot tajam dengan berjalan keras sebal nya "Iya BAWEL!!"

Dua jam lamanya mereka di mall, ingin pulang tapi hujan semakin deras. Membuat Anisa memeluk tubuhnya yang kedinginan

Rio merunduk untuk melihat jam pada tangan nya "Jam 9" Gumam nya singkat.

Anisa tidak mengatakan apa-apa karena sibuk memeluk tubuhnya kedinginan. Rio menoleh samping wajahnya yang pucat.

"Eh—" Rio terhentak langsung membuka jaket memasangnya di punggung Anisa "Pakai dulu" Titahnya lembut

Anisa tidak merespon malah menyenderkan kepalanya ke pundak Rio "Terima kasih sayang" Kata Anisa

Rio fokus menatap depan sambil melihat kendaraan yang berlalu lalang

Mengambil rokok pada saku kemeja, menggigit sambil membakarnya dengan korek api.

Anisa mencubit pinggang Rio, hal itu mengingat kembali pada pertemuan pertama nya mereka di sekolah.

Kala itu saat hari pertama peresmian nya sebagai murid baru. Anisa tidak sengaja bertubrukan dengan Rio mereka saling menatap dingin tanpa sepatah kata.

Hingga Rio dikenal cowok dingin oleh Anisa.

Seiring berjalan waktu tiba saatnya dimana Rio pergi ke rooftop untuk bersembunyi merokok. Saat itu Anisa sedang mengontrol murid bandel karena dia Anggota Osis.

Benar saja saat dia ke atas gedung melihat ada siswa yang sedang menghisap rokok dengan santainya sambil melihat lapangan sekolah.

Anisa memarahi Rio, tapi Rio bersikap cuek dan dingin tentang keberadaan nya. Anisa mencubit keras pinggang Rio hingga membuatnya mengaduh keras sampai rokoknya terjatuh.

Kedua nya saling berantem setelah nya seperti tom and Jerry.

Kemunculan Refina ternyata berdampak pada hubungan tak akur mereka. Anisa merasa kesepian jika Rio terus bersama Fina saat pertama kali Fina bersekolah sebagai status murid pindahan.

Hingga akhirnya mencapai klimaks. yang dimana dihari ulang tahun nya. Anisa seakan tidak percaya kalau pria yang dia benci, menolongnya dari kerakusan cinta pacarnya.

Padahal disitu Rio tidak diundang karena Anisa takut dia berbuat hal-hal aneh yang akan mengacaukan pesta ulang tahunnya.

Tapi pemikiran itu diluar ekspektasi nya, malah pacarnya sendiri yang mengacaukan hari bahagia nya.

Sedih, tangis, kecewa dia luapkan jadi satu. Hingga akhirnya datang Rio yang mengembalikan kebahagiannya dengan memberinya kado boneka beruang kecil yang lucu.

Sambil menoleh ke arah Rio yang cuek merokok seakan ini adalah sifat alami kekasihnya. Anisa melepaskan cubitannya sambil memeluk tubuhnya yang kedinginan.

Rio berdiri tiba-tiba memakaikan di kedua tangan Anisa sambil menaikan resleting pada jaketnya yang masih menggantung di punggung nya.

"Kalau gini kamu sudah tidak kedinginan" Kata Rio sambil berjongkok mengelus rambut Anisa dengan lembut.

"Terima kasih kamu perhatian banget" Ucap Anisa tersenyum samar.

Masih dalam keadaan jongkok Rio melihat bibir Anisa yang sedang tersenyum samar. "Manis banget" Katanya yang membeku total.

Justru perkataan itu membuat Anisa memanyunkan bibirnya "Yah elah malah sekarang mirip ikan lohan"

Anisa tersenyum miring dan dia berlari mengarah air hujan dan mencipratkan nya ke wajah Rio "Kita bisa hujan-hujanan pulangnya"

Rio mengejar kesal Anisa karena sudah menjadi pusat perhatian disana.

Saat kejar-kejaran seperti tom and Jerry mengingatkan mereka pada pertemuan pertamanya di sekolah

"Ini seperti Dejavu" Pekik Anisa cempreng dengan tertawa senang mengayunkan air hujan ke arah Rio

"Cukup Anisa hujannya makin bes—"

CTARRR!!!

Tiba-tiba petir menyambar yang menghentak Anisa peluk rio sambil menangis karena takut.

"Tuh kan"

Rio tanpa sadar dia terpaku oleh gadis itu yang dibalut air hujan pada tubuhnya. Rasa sayang dua sejoli itu meningkat drastis setelah mencatat kenangan lewat air hujan.

"Tidak apa-apa ayo pulang" Kata Rio sambil mengelus kepala belakang dalam dekapan nya

Anisa menjerit ketakutan saat petir menyambar dan dia masih betah menempel di tubuh Rio yang beraroma parfum mochachino.

"Nisa takut petir. Saat kecil sampai Nisa SMA, maaf sudah nunjukin hal lemah" Anisa bergumam pelan.

Rio menegakkan kepala Anisa sambil mengalungkan kedua tangan Anisa ke lehernya hingga melingkar.

Dan dia menggendong Anisa untuk pergi ke parkiran motor. segera pulang ke rumah

"ANJIR GUE KIRA LU MAU ROMANTIS CIUMAN BIBIR SAMA GUE DI BAWAH HUJAN" Pekik Anisa yang bergelut dengan suara deras air hujan

"BAWEL!!" Jawab teriakan Rio

Anisa mengalungkan kedua tangan dalam gendongan nya "Begini juga tidak apa-apa" sambil menyenderkan kepala di dada Rio.

Mereka pulang dengan hujan-hujanan, kedua ponsel mereka di simpan di jok motor saat perjalanan pulang.

Setelah Rio selesai mandi dan meminjam baju Pak Rizal, tiba-tiba melihat Refina datang ke rumah Anisa yang sudah kaya anak ayam kecemplung got.

Refina rela menerjang banjir karena diberi penjelasan panjang oleh ibunya mengenai masa lalu nya Rio. Dia di beritahu oleh Anisa kalau Rio berada dirumahnya.

"Astaghfirullah Fina mandi dulu kenapa nekat banget kesini" Rancau Anisa yang lihat Fina basah kuyup.

"Enggak masalah kan gue ikut nginap juga disini Nis?" Jawab Refina menggigil kedinginan.

"Ngomong nya nanti saja" Sentak Anisa sambil memberi handuk dan membawanya ke kamar mandi. "Lu mandi dulu, selesai mandi baru cerita okey" Titah nya.

Setelah mandi Refina menelpon orang tua mereka kalau izin menginap di rumah nya Anisa.

"Fina sama Rio kok bu, ibu jangan khawatir dia berada di samping Fina lagi duduk makan singkong rebus" Kata Fina yang membuat ibu lastri tenang

"Syukurlah ibu khawatir sama kamu tiba-tiba pergi, kamu ga marah lagi kan?" Tanya Bu Lastri panik di balik telepon nya.

"Enggak Bu, justru Fina berterima kasih ke ibu tentang penjelasan nya, kalau gitu Fina tutup dulu telepon nya ya Bu" Jawab Fina lembut sambil menutup telepon dari ibu Lastri.

"Fin lu kabur dari rumah?" Kata Rio setelah mendengar telepon nya.

Fina menggeleng kepala singkat "Enggak" kata nya tajam sambil melotot Rio dan Anisa "Hem nge bucin terus"

Rio panik menelan ludah dalam hatinya Fina bakal ngamuk nih. sampai Anisa memberi klarifikasi.

"Maaf, Kalian tidak perlu bereaksi seperti itu" Senyum Fina datar sambil menoleh tajam ke Rio

"Rio? sejak lu kehilangan ayah kandung, lu juga kehilangan kebahagiaan kan?, Lu sama kaya gue Rio! kenapa lu nutupin itu semua dari gue?" Tanya Fina serius.

"Maaf karena ini masalah keluarga ku sebelumnya" Kata Rio

"Kita juga sudah menjadi keluarga!" Fina sentak omongan Rio.

"Hem— karena gue gamau nyusahin lu Fin"

"Susah lu harusnya ada di gue juga!" sentak Fina Kembali.

"Karena gue ingin bahagia dengan cara—" omongan Rio terhenti saat Refina duduk disampingnya menyender di pundak nya.

"SAUDARA TIRI BEGO! APA SUSAHNYA LU BILANG DEMI MELINDUNGI GUE DAN PAPAH, LU RELA HANCUR NUTUPIN ITU SEMUA!"

"Lu gamau kan buat gue di incar paman lu"

"Lu munafik tingkat atas tau ga"

"Lu sampai rela menjadi mafia demi dendam lu"

"Saat gue pertama datang ke kota Cirebon lu ajak gue mengenal arti bahagia"

"Saat gue menggigit, lu rela tahan banting buat kasih gue pelajaran"

"Saat gue murka, lu selalu nenangin gue"

"Gue tau semua itu buat mengembalikan kebahagiaan gue yang lama hilang setelah ibu meninggal"

"Lu juga sebenarnya butuh kebahagiaan, tolong jangan panggul semua beban lu sendirian, ada gue Rio" Kata Fina merengek mulai berkaca-kaca.

Anisa terpaku dalam situasi saudara tiri ini. Dia ikut bersedih sambil menghampiri Refina untuk meminjam pundak nya. "Fin sudah Fin" Kata Anisa yang menenangkan hati Fina yang rancu.

Rio menghela nafas dengan wajah datar "Ibu bilang apa saja ke lu Fin?" Tanya Rio serius

Fina memilih untuk tidak membicarakan masa kecilnya secara detail

"Yang penting ibu lu nitip gue buat bahagiakan lu walau kita saudara" Kata Fina terang-terangan.

Anisa menggeleng kepala bahwa dia satu-satunya saksi bisu perjalanan hidup kedua remaja ini yang sama-sama berjuang mendapatkan kasih sayang dan perhatian setelah orang tuanya meninggal.

Fina mengatakan sesuatu yang pelan dengan singkat "Pak Yanto telah merampas harta ayahmu dan merampas juga kebahagiaan lu lewat anak nya, dia emang kejam, saat gue ketemu pak Yanto tolong biarkan gue saja yang membunuh nya, lu gausah dendam"

"Kalian tau gue sekarang Queen Thunder Wolf, menggantikan posisi Anwar yang telah menghilang"

"APA!" Kata anisa yang syok.

Begitu juga Rio, musuh bebuyutan Genk nya tiba-tiba di ambil alih oleh kakak tiri nya sendiri.

Refina melihat jam dinding yang ada di ruangan tamu. "Ah sudah jam 11 malam ayo tidur." Ajaknya

Refina tidur bersama Anisa sedangkan Rio memilih tidur di sofa depan ruang tamu nya Anisa.

1
faaa
Cerita nya dikemas rapih disini. keren ceritanya, mau baca lagi
Anjani Pratiwi
semakin hari refina semakin barbar, seru banget. suka sama fina /Heart/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!