Azalea Margarita seorang artis cantik papan atas yang begitu membenci Adiknya sendiri karena sakit lumpuh, Azalea tidak pernah tersenyum sekalipun terhadap Adiknya, bahkan Azalea lebih memilih tinggal di hotel milik Ayah nya karena begitu tidak ingin melihat Adik nya yang lumpuh.
Sifat dan karakter Azalea yang begitu keras, hingga begitu sulit untuk bisa jatuh cinta terhadap laki-laki manapun, hingga akhirnya Azalea di jadikan bahan taruhan oleh Fauzan Harkas sesama artis pemeran utama, dan CEO muda yang royal gemar berpesta demi mencari ke senangan ya itu Ronald Jensen.
Apey pemuda dari desa mencoba mencari ke beruntungan mengadu nasib ke kota, dengan bekal ilmu bela diri dan ke ahlian bisa menyetir, Apey mencoba adu nasib mencari rejeki ke kota demi bisa membahagiakan ke dua orang tuanya, yang ingin mempunyai ladang atau sawah sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon saksi pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu di kafe.
Mobil Ririn memasuki gerbang rumah Azalea melaju menuju depan rumah Azalea dan berhenti, Ririn mengenakan kaos warna putih celana jeans kodok warna biru, penampilan Ririn cukup imut pagi itu wajah sedikit makeup rambut terurai sebatas punggung, keluar dari mobil melangkah menuju pintu rumah langsung menekan bel tamu dua kali, dan tidak selang lama Bi Minah membuka pintu dari dalam.
"Non Ririn, ayo masuk Non," sapa Bi Minah.
"Terima kasih Bi, Azalea adakan?" tanya Ririn.
"Ada di kamar," jawab Bi Minah.
"Saya langsung ke kamar Azalea ya Bi," sambung Ririn.
"Iya Non," Bi Minah senyum mengangguk.
Ririn langsung melangkah menuju tangga lantai dua, Bi Minah menatap penampilan Ririn yang imut manis, kembali senyum lalu menutup pintu dan menguncinya kembali.
Ririn langsung mengetuk pintu kamar Azalea dan langsung membukanya, mata Ririn terbelalak melihat Azalea mengenakan gaun cantik warna merah begitu terlihat cantik dan anggun.
"Widih, cantik sekali, mau kemana Lea?" tanya Ririn heran.
Azalea pun merasa heran melihat penampilan Ririn yang tidak biasanya terlihat imut dan manis.
"Lo sendiri mau kemana?" tanya balik Azalea menatap penampilan Ririn.
"Gue kan mau kesini, kok malah tanya," jawab Ririn.
"Lo mau caper sama si supir itukan?" tanya curiga Azalea.
"Kalau iya memangnya tidak boleh? lagian Apey belum punya pacar ini," jawab Ririn.
"Bodo, lo bawa aja sekalian kerumah lo," ketus Azalea.
"Dih, kok lo kaya cemburu gitu?" tanya curiga Ririn.
"Apaan sih lo, ngelantur kejauhan!" tegur Azalea.
"Ya syukurlah kalau lo gak cemburu, gue tanya lo mau kemana pakai gaun bagus begini?" tanya Ririn.
"Ronald ngajakin gue ketemu, gue harus membicarakan masalah tiga syarat yang gue ajukan," jawab Azalea.
"Jadi lo serius mau ngasih kesempatan Ronald buat deketin lo?" tanya kembali Ririn.
"Gue tidak tahu, gue harus bicara dulu Ririn," jawab Azalea setengah kesal.
"Gue juga kesini tadinya mau bicarakan soal Ronald, dan soal undangan ulang tahun anak om Hermawan," terang Ririn.
Azalea terdiam sejenak mengerutkan kening mendengarnya.
"Bukannya anak om Hermawan di luar negri?" tanya Azalea.
"Ya mungkin ingin di rayakan sama keluarganya tahun ini," jawab Ririn sambil menyodorkan foto undangan di ponselnya.
Azalea langsung melihatnya yang hanya mendengar kabar simpang siur, kabar kurang bagus dari orang orang mengenai anak Pak Hermawan.
"Lo mau datang sama siapa?" tanya Azalea setelah melihat.
"Ya sama Apey lah, gue sudah dapat ijin dari Papa lo," jawab Ririn.
"Bodo gue gak tanya," ketus Azalea tiba tiba.
"Dih, barusan kan lo yang tanya," potong Ririn.
"Ah udah ah terserah lo, mau datang sama siapa kek!" gerutu Azalea mencari tas tangannya.
"Gue ikut ya?" pinta Ririn.
"Gue mau bicara serius Ririn, mau ngapain lo ikut?" tanya Azalea jengkel.
"Ya udah, kalu gak boleh, gue mau nyusul Apey ke sekolah Randika," ancam Ririn.
"Arghh Ririn! bikin gue jengkel aja!" Azalea langsung menarik tangan Ririn membawa keluar kamar.
Menuruni tangga sambil terus menuntun tangan Ririn hingga sampai ke lantai satu.
"Awas jangan nyusul si supir itu, tungguin di sini!" tunjuk Azalea langsung melangkah kebelakang mencari Bi Minah.
Bi Minah yang sedang merapihkan peralatan dapur, tertegun melihat kecantikan Azalea mengenakan gaun, dan mengira Azalea hanya tiduran saja di kamar.
"Bi, bilang sama si supir itu, gue mau keluar dulu sebentar sama Ririn, nanti gue balik lagi kerumah," terang Azalea.
"Iya iya Non nanti Bibi bilangin, hati hati Non," Bi Minah mengangguk.
Azalea langsung melangkah pergi Bi Minah mengerutkan dahi heran, tumben sekali Azalea bilang dulu sebelum pergi.
"Pakai mobil gue, biarin mobil lo di sini, gue minta ketemuan di kafe," ucap Azalea menyodorkan kunci mobil.
"Ok!" Ririn mengambil kunci mobil di tangan Azalea melangkah menuju pintu di ikuti Azalea dari belakang.
Pagi itu keduanya meluncur menuju kafe tempat biasa dulu bersantai nongkrong, kecantikan Azalea artis papan atas mau tidak mau harus selalu mengenakan masker jika menuju tempat umum.
Azalea begitu enggan sekali jika wajah dan dirinya di posting di sosial media, karena semenjak Laura menjatuhkan dirinya sebagai artis dari keluarga yang mempunyai keturunan lumpuh.
Semenjak dari situlah Azalea menghapus semua aku miliknya dan semua foto foto miliknya di sosial media, beberapa sumber yang mencari cuan lewat sosial media yang selalu mempublish Azalea.
Terpaksa harus banting setir mencari materi yang lain karena sepinya peminat baca atau tayangnya, begitupun beberapa acara TV lokal yang mengundang Azalea, semuanya Azalea tolak mentah mentah.
Fasilitas kehidupan Ririn dari rumah hingga mobil pribadinya, tidak bisa Ririn pungkiri semuanya hasil dari gaji selama menjadi asisten Azalea, beberapa brand terkenal hingga prodak promosi begitu berharap bisa kerja sama dengan Azalea.
Pagi itu Ronald yang meluncur menuju kafe sambil membawa beberapa berkas bukti pemutusan kontrak film, dan beberapa berkas model bangunan rumah dua lantai syarat pertama yang Azalea ajukan, sungguh sangat menguras ke uangan Ronald.
Di dalam kafe di ruangan khusus tiga kali tiga meter luasnya, Azalea dan Ririn sudah duduk menunggu ke datangan Ronald, pemilik kafe sangat menginginkan kafenya di publish kan dengan kedatangan Azalea.
Namun Ririn sebagai asistennya tidak bosan bosan memberitahukan, jika Azalea sedang membatasi semua tetang di sosial media, hingga Azalea harus berada di ruangan khusus meskipun harus mengeluarkan biaya cukup lumayan.
"Hay," sapa Ronald datang sambil membawa koper.
Ririn langsung berdiri menyodorkan tangannya sambil menatap wajah dan perawakan Ronald, wajah Ronald cukup tampan perawakan sedikit berlemak karena hobby berpesta.
"Saya Ririn asisten Azalea plus sekaligus sahabatnya," sapa Ririn menyodorkan tangan.
"Saya Ronald," sapa Ronald menerima jabat tangan Ririn lalu duduk meletakan koper di sisi kursinya.
Perasaan kecil Ronald merasa kecewa kenapa Azalea harus membawa Ririn duduk bertiga, sedangkan dirinya dari rumah berharap bisa berdua dengan Azalea saat itu.
Pelayan kafe datang membawa tiga minuman terfavorit kafe yang sudah Ririn pesan, berikut beberapa makan terfavorit di letakan di atas meja.
"Silahkan!" setelah meletakan di atas meja pelayan itu langsung pergi.
"Kita langsung saja," ucap Azalea setelah pelayan kafe pergi.
"Baik," Ronald langsung mengambil kopernya mengambil berkas di dalamnya dan langsung menyodorkannya ke Azalea.
Azalea langsung menerimanya membuka lembaran lembaran berkas dengan fokus, berikut beberapa gambar model dan motif bangunan rumah mewah dua lantai, setelah merasa cukup melihatnya menyodorkan berkas di tangannya ke Ririn, Ririn pun langsung menerimanya ikut melihat lembaran lembaran isi berkas.
"Masalah uang aku tidak mempermasalahkannya sama sekali, yang penting aku menginginkan seperti yang awal pertama kita bertemu," ucap Ronald memulai pembicaraan.
"Lo yakin bisa menerima sikap gue?" tanya Azalea.
"Apapun itu, aku akan siap dengan segala resikonya," jawab Ronald penuh percaya diri.
"Ok, karena lo sudah memenuhi syarat ke satu dan ke dua gue, gue akan berikan lo kesempatan buat dekat sama gue, nanti di acara ulang tahun anak om Hermawan, lo datang kerumah gue minta ijin sama Papa gue," ucap Azalea.
"Yess! aku pasti datang meminta ijin sama Papa kamu, kapan acaranya?" tanya Ronald dengan wajah sumringah.
"Tepat malam minggu," jawab Azalea.
"Ok, aku pasti datang kerumah kamu, aku pasti buktikan jika aku layak dan pantas untuk dekati kamu, aku tidak akan menyia nyiakan momen kesempatan yang baik ini," balas Ronald penuh dengan semangatnya.
Azalea terdiam melihat ekspresi wajah semangat Ronald, lalu mengambil minumannya di atas meja, Ririn mendengar Azalea memberi kesempatan terhadap Ronald datang berdua ke acara ulang tahun anak Pak Hermawan, tentu itu kesempatan baik bagi Ririn untuk mengajak Apey ikut ke acara ulang tahun anaknya Pak Hermawan.
"Kenapa lo senyum senyum?" tanya Azalea melihat Ririn meminum minumannya sambil senyum senyum sendiri.
"Gue mau tampil cantik ajak Apey datang bareng," jawab Ririn senyum mengangkat alisnya.
Azalea setengah menggebrak meja membuat Ronald dan juga Ririn terperanjat kaget.
"Heh Ririn, yang di undang itu bukan orang orang sembarangan, kenapa lo mau bawa si supir itu?" tanya Azalea jengkel melotot.
"Udah ah, lo lanjut aja ngobrolnya, gue mau ke sekolah Randika, gue mau bilang sama Apey buat nanti datang bareng," jawab Ririn malah di sengaja langsung berdiri dan melangkah pergi.
Azalea langsung berdiri mengejar dan langsung menarik lengan Ririn.
"Ririn, apa lo tidak sadar? si supir itu mau gue singkirkan dari rumah, kenapa lo malah mau mendekatinya?" tanya Azalea jadi emosi.
"Gue kan dari awal sudah terang terangan sama lo, kalau gue naksir dan suka sama Apey salahnya apa?" tanya balik Ririn.
Ronald langsung berdiri buru buru mendekat mencoba menengahi meskipun tidak tahu permasalahannya apa.
"Sudah malu sama tamu yang lain," bujuk Ronald menengahi.
"Ya udah terserah lo, mau bawa siapa kek bodo amat!" ketus Azalea melangkah kembali ke kursi lalu duduk menahan emosinya.
"Masalahnya apa sih?" tanya Ronald ke Ririn.
"Masalahnya lo sendiri!" jawab Ririn langsung melangkah pergi.
"Hah!" Ronald merasa kaget lalu menoleh ke Azalea yang memasang wajah emosinya.
Ronald kembali ke kursi duduk menatap Azalea.
"Apey siapa sih?" tanya Ronald.
"Itu si supir yang ingin gue singkirkan dari rumah gue," jawab Azalea dengan emosinya.
"Oh! jadi itu syarat ke tiga yang kamu ajukan itu?" tanya kembali Ronald baru paham.
"Iya!" jawab Azalea masih denga emosinya.
Ronald terdiam teringat saat berpapasan dengan Apey di pintu rumah Azalea, berwajah tampan berperawakan tinggi tegap tentu Ronald masih mengingatnya.
"Wah bahaya juga nih syarat yang ke tiga, bisa bisa jadi saingan gua sendiri, gua harus cari cara menyingkirkannya, selain ini syarat yang ke tiga, bahaya juga bisa bisa jadi saingan gua!" gumam Ronald dalam hatinya.
semoga aja hbs ini gak terjadi kesalahpahaman