[DI ADAPTASI DARI CHAT STORY SAYA]
[VERSI CHAT STORY DAN NOVEL TENTU BERBEDA. VERSI NOVEL AKAN LEBIH SERU]
Setelah mengalami kecelakaan, Helena Isabella, sang Ratu Film, masuk kedalam sebuah novel dan menjadi Antagonis yang akan mati ditangan protagonis.
"Akh! Bagaimana bisa menyakiti suami imut dan anak menggemaskan!"
sejenak, mari kita selami bagaimana Helena Isabella, Ratu Film yang masuk ke dalam novel, dan berusaha mengubah takdir nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bini'nya Boboiboy Reverse 🔪☠️, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28
Pintu lift terbuka, Orion, Bella dan Erik keluar dan menuju ruangan Erik. Ruangan itu cukup besar, dan terasa tenang.
"Karena Stella sudah papah pecat, Orion kau bantu papah siapkan berkas untuk kita meeting nanti."
Orion mengangguk. "Baik... Istri, ayo–"
"Cepat, Orion. Biarkan saja dia di sini, kau cepat siapkan berkas-berkas nya." Potong Erik dengan cepat.
"Tapi...."
Bella memberi kode pada Orion, bahwa dia akan baik-baik saja. Bella yakin, bahwa Orion menghawatirkan nya.
"Kenapa belum juga menyiapkan?"
Menghela nafas pelan, dengan berat hati Orion meninggalkan Bella bersama dengan papah nya.
"Apakah istri akan baik-baik saja bersama dengan papah?"
...
Dalam ruangan itu, kini hanya ada Bella dan Erik. Bella yang duduk di sofa sembari bermain ponsel, dan Erik yang menata berkas-berkas di mejanya.
Setelah selesai menata, Erik menarik nafas dalam-dalam. Lalu menatap Bella yang tampak acuh pada nya.
"Bella."
Merasa namanya terpanggil, Bella menatap ke arah Erik dengan alis terangkat.
"Ya?"
"Apa sebenernya tujuan mu menikahi Orion?" Tatapan Erik benar-benar tajam menghunus Bella. Sementara yang di tatap tampak tidak peduli.
"Tidak ada alasan untuk bersama bagi insan yang saling mencinta."
Erik mengepalkan tangan nya. "Bella, putra ku memang terlalu lugu dan buta karenamu. Yang jelas, aku pasti tidak akan membiarkan mu begitu saja,"
"Semua kejahatan dan kebohongan mu pasti Orion akan segera mengetahui. Saat itu tiba, Orion pasti akan menceraikan mu." Tekan Erik begitu yakin.
Bella terdiam sesaat. Sorot mata Erik benar-benar memancarkan kebencian terhadap tokoh antagonis.
"Apa maksud mu, Erik?"
Sebenarnya Bella merasa tidak nyaman memanggil Erik langsung dengan nama. Hanya saja, selain karena kebiasaan Tokoh antagonis yang memanggil Papah mertua nya itu dengan nama, Bella juga tidak suka memakai embel-embel.
Erik menghampiri Bella, dengan tatapan melotot, tangannya terangkat menunjuk Bella.
"Dengar... Orion mungkin bisa kau bohongi, tapi tidak dengan ku. Orion mungkin kamu telah berubah, tapi aku tau jika itu hanya akal-akalan mu saja."
Bella terkekeh, kemudian bangun berdiri berhadapan dengan Erik.
"Berpura-pura apanya. Aku memang wanita yang baik hati juga penyayang." Bella memeluk tubuhnya sendiri, menunjukkan betapa lemah lembut dan penyayang nya dirinya.
Namun, respon Erik justru berdecih dengan memalingkan wajah.
"Wanita munafik! Sebenarnya apa yang telah kau lakukan pada putra ku hingga dia begitu buta akan sosok mu!"
"Kau menuduhku melakukan apa, Erik?" Bella menampilkan wajah sedih. Yang justru membuat Erik semakin naik emosi.
"Kau benar-benar pandai berakting. Tunggu sampai aku membongkar kebusukan mu."
Bella menghela nafas pelan. Sepertinya Erik benar-benar telah sangat membenci nya. Tapi apa yang ia harapkan? Bukankah tokoh antagonis memang sudah di takdir kan di benci?
"Erik –"
Sebuah ketukan pintu mengurungkan Bella meneruskan ucapannya. Kedua nya menoleh bersamaan ke arah pintu.
"Masuk." Sahut Erik yang kemudian duduk di kursi besar nya.
Tak lama kemudian seorang pria masuk ke dalam ruangan itu dan melapor pada Erik.
"Pak, di bawah ada ibu dan seorang perempuan ingin bertemu Anda."
Baik Bella maupun Erik sama-sama mengerutkan kening.
"Siapa?" Tanya Erik.
Pria itu tampak mengingat-ingat kembali. "jika tidak salah, namanya Lily, Pak."
...***...
"Pak Orion, ini berkas-berkas nya." Seorang karyawan perempuan menyerahkan beberapa berkas pada Orion.
Orion menerima nya, kemudian melangkah menuju lift. Pikiran nya benar-benar melayang pada Bella. Dia mencemaskan istri nya.
"Apakah istri akan baik-baik saja? Papah tidak menyukai Bella, aku benar-benar mencemaskan keadaan nya...."
Hatinya benar-benar tidak karuan. Ia sangat mencemaskan keadaan istri nya.
"Orion."
Orion menghentikan langkah nya dan berbalik. Mamah nya berjalan menghampiri nya dengan senyum mengambang.
"Bukan nya mamah mau ke butik? Eh...."
Orion terkejut melihat siapa yang berada di belakang Mamah nya. Seorang wanita dengan senyum manis menatap ke arah nya.
"Orion, apa kabar? Lama tidak bertemu, aku benar-benar merindukan mu."
...***...
"Anak-anak, setelah acara sambutan-sambutan, kalian akan tampil. Semangat oke?"
Anak-anak mengangguk dengan antusias, tapi tidak dengan Leon dan Cerry yang sedari tadi saling diam.
Cerry memperhatikan teman-teman nya yang sudah duduk dengan orang tua nya. Senyum kecil terukir di bibir nya.
Cerry kemudian memilih keluar dari ruangan itu di susul oleh Leon.
"Apa mommy dan ayahmu belum datang?" Tanya Cerry kemudian.
Leon menghentikan langkah nya. Kemudian menggeleng pelan.
"Belum, mungkin mereka akan datang nanti." Jawab Leon. Cerry tidak menyahut lagi dan melanjutkan langkah nya.
"Kenapa mommy dan ayah belum juga datang? Mereka tidak lupa kan?" Batin Leon sedih.
"Teman-teman, lihat lah.... Dua anak yatim sedang bersama. Mereka pasti sedih karena tidak ada yang menemani mereka."
Seorang bocah laki-laki tersenyum sinis ke arah Cerry dan Leon. Cerry dan Leon spontan menghentikan langkah karena dua bocah mirip bab! Menghadang jalan mereka.
"Orang tua mereka memil!h mat! Daripada hidup bersama anak har4m." sahut teman nya. Mereka kemudian tertawa tanpa merasa bersalah.
Cerry mengepalkan tangannya mendengar ucapan Jeremy dan Kiki. Tanpa basa basi Cerry membogem mentah wajah-wajah pecund4ng itu.
"Kalian benar-benar sangat berisik. Sungguh menyedihkan orang tua kalian harus hidup bersama anak b4bi seperti kalian." Cerry kembali melayangkan bogeman nya.
"Kau! Berani sekali memukul kami!" Jeremy melayangkan bogeman nya, tapi segera Leon menarik tubuh Cerry untuk melindungi teman nya itu.
Brugh!
Alhasil Leon yang terkena pukulan Jeremy.
"Leon, kau tidak apa?" Tanya Cerry khawatir.
"Sakit ...." Ringis Leon.
Jeremy dan Kiki tertawa melihat Leon menangis.
Cerry menghela nafas pelan. Kemudian menatap tajam ke arah Jeremy dan Kiki. Hal tak terduga, Cerry menggigit tangan dua bocah itu bergantian dengan kuat.
Membuat Jeremy dan Kiki teriak kesakitan.
"Kalian benar-benar membuatku kesal!" Cerry terus mengigit tangan mereka bergantian.
Pak Gio yang melihat mereka, segera datang dan melerai mereka.
"Apa yang terjadi? Leon, kenapa menangis?"
"Ulah Jeremy dan Kiki. Mereka mengganggu kami pak." Adu Cerry.
Sementara Kiki dan Jeremy tidak bisa membela diri karena masih merasakan sakit.
"Sudah... Sudah. Jangan berkelahi lagi, kalian akan tampil. Jeremy , Kiki... Tidak seharusnya kalian mengganggu teman kalian. Jika masih ada yang berkelahi, pak guru akan hukum kalian."
"Ya, pak."
"Awas kalian...." Sebelum melangkah pergi, Jeremy dan Kiki mengancam Cerry dan Leon. Yang di tanggapi juluran lidah oleh Cerry.
"Leon, benar-benar tidak apa nak?" Tanya kan Gio.
Leon mengangguk. "Iya, Pak."
"Yasudah, kalian pakai kostum kalian ya, sebentar lagi kalian tampil."
"Baik, pak."
Setelah itu Cerry dan Leon berjalan menuju kelas mereka untuk berganti kostum.
"Leon, maaf ya... Kamu kena pukulan Jeremy karena aku."
Leon menggeleng. "Eyon yang harusnya berterima kasih sama Ceyi, karena Ceyi selalu lindungi Eyon dan mau main sama Eyon. Eyon juga mau minta maaf untuk kesalahan Eyon kemarin,"
Leon mengangkat jari kelingking nya. "Kita baikkan ya? Eyon dan Ceyi harus berteman terus!"
Cerry tertawa, kemudian menautkan jari kelingking nya. "Oke. Cerry bakal jadi teman Leon selama nya!"
q jadi greget masih belum keluar drama yg seru y