NovelToon NovelToon
Madu Hitam

Madu Hitam

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Reinon

Tidak ada seorang istri yang rela di madu. Apalagi si madu lebih muda, bohay, dan cantik. Namun, itu semua tidak berpengaruh untukku. Menikah dengan pria yang sedari kecil sudah aku kagumi saja sudah membuatku senang bukan main. Apapun rela aku berikan demi mendapatkan pria itu. Termasuk berbagi suami.

Dave. Ya, pria itu bernama Dave. Pewaris tunggal keluarga terkaya Wiratama. Pria berdarah Belanda-Jawa berhasil mengisi seluruh relung hatiku. Hingga tahun kelima pernikahan kami, ujian itu datang. Aku kira, aku bakal sanggup berbagi suami. Namun, nyatanya sangat sulit. Apalagi sainganku bukanlah para wanita cantik yang selama ini aku bayangkan.

Inilah kisahku yang akan aku bagi untuk kalian para istri hebat di luar sana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Trauma

"Bikin kue? Ya, Noel sangat lihai membuat kue, terutama roti," jawab Dave.

Aku melihat gerakanku sendiri lalu melepasnya. Masa gerakan seperti ini seperti membuat kue. Aku mencoba mencari gerakan lain. Aku mengatupkan tangan kiri dan kanan lalu mempertemukan kedua ujungnya lalu melepasnya lagi begitu seterusnya berulang kali. Dave mengernyit melihat gerakan tanganku.

"Oh, apa kau ingin meminta sesuatu?" tanya Dave

Aku langsung menepuk jidat. Bukannya gerakan tadi itu hal umum. Anak remaja saja tahu arti gerakan itu. Masa suamiku ini yang umurnya sudah tiga puluh lima tahun tidak mengerti.

"Bukannya seorang wanita jika ingin sesuatu gerakan tangannya seperti itu?" ekspresi Dave bingung melihatku. Pria itu mengira jawabannya salah.

"Aku pernah melihatnya sekilas saat Dara menonton film di ponselnya," timpal Dave.

Astaga, ternyata yang dia maksud gerakan memelas seperti di drama cina. Tapi itu jari telunjuk yang disatukan jadi satu setelah itu diputar-putar atau lepas-menyatu-lepas-menyatu. Inilah akibatnya mengintip orang menonton tapi tidak sampai tuntas.

"Maksudku, kalian sudah berhubungan badan?" akhirnya aku menyelesaikan pertanyaanku yang menggantung.

Lagi-lagi isi perutku serasa di aduk-aduk hingga menimbulkan sensasi mual.

"Oh, maksudmu itu! Mengapa tidak langsung bertanya saja?"

"Dave!" seruku memelas.

Enteng saja dia mengatakannya. Dia tidak tahu rasanya membayangkan mereka bercumbu saling bermain pedang. Coba posisinya dibalik. Memangnya dia bisa menerima keadaanku? Bohong, kalau dia tidak mual juga melihatnya.

"Tidak," jawabnya tegas.

"Benar?" aku meyakinkan.

"Aku tidak berbohong untuk hal ini. Kau tahu sendiri di dalam agama kita sangat dilarang," jawabnya lancar.

Mataku membulat mendengar jawabannya. Dia tahu bahwa dalam ajaran agama kami perbuatan itu dilarang. Mengapa masih dia lakukan?

"Mengapa masih kau lakukan jika tahu itu dilarang?" tanyaku pelan.

Aku tidak ingin terlihat sedang menginterogasinya. Di sini aku harus berpikiran terbuka agar Dave merasa nyaman mengutarakan semuanya.

"Aku tidak tahu. Rasanya nyaman berada di dekatnya," jawab Dave sedikit tertunduk.

"Tidak bisa aku pungkiri setiap kali aku berada didekatnya ada gairah yang mendadak muncul," ucapnya lagi.

"Tapi bisa ku atasi. Tentunya aku selalu mengingatmu saat gairah itu muncul," Dave segera menimpali ucapannya.

"Tapi waktu di ruangan mu aku melihat dengan jelas dan berbeda dari penjelasanmu saat ini," aku mengingatkan Dave akan kejadian aku kedapatan mereka sedang berciuman.

Dave menyandarkan punggungnya ke sofa. Tersirat kelelahan di sana.

"Hampir setiap hari Noel ke kantor. Dia selalu menemaniku makan siang selama kau tidak mengantar makan siangku. Entah mengapa seminggu sebelumnya, dia mendesak ku untuk menikahinya. Sudah berulang kali ku katakan padanya bahwa hubungan ini hanya sebatas hubungan spesial tapi tidak untuk diakui di publik. Sebelumnya kami tidak pernah melakukan hal itu. Tapi hari itu, dia tiba-tiba mencium ku. Gairah yang susah payah aku pendam selama ini langsung memuncak seperti tersengat oleh sesuatu. Naas sekaligus beruntung saat itu kau muncul dan kau tahu sendiri selanjutnya seperti apa," jelas Dave panjang lebar.

Perasaanku campur aduk mendengar penjelasannya. Namun, aku dapat menarik kesimpulan dari ucapan suamiku. Penyakit 'belok' Dave masih bisa diselamatkan. Suamiku itu tenggelam dalam kebingungan gairah antara pria dan wanita. Sedangkan Noel, tingkat penyakit 'beloknya' lebih parah dari Dave.

Aku teringat akan ucapan Rei tempo hari. Kedua pria ini harus diselamatkan. Bukankah kewajiban setiap muslim itu harus saling tolong-menolong. Aku beralih berjongkok dihadapannya lalu menggenggam tangannya.

"Dave, apa kau bersedia menjawab pertanyaanku?" tanyaku pelan.

"Bukankah tadi aku menjawab pertanyaanmu, sayang," balas Dave.

"Ta-pi kali ini pertanyaannya sedikit sensitif," ucapku sedikit terbata.

"Aku coba."

Aku menghela napas sebelum mengutarakan maksud hatiku, "Apa kau memiliki trauma dengan seorang wanita?"

Dave terdiam. Aku yakin pertanyaanku mengena di hatinya. Dari tadi dia hanya menjelaskan tentang masalah saat ini dan kalimat pembuka serta yang dikulik dari beberapa tahun lalu. Akan tetapi, inti dari akar masalah tidak dia utarakan.

"Kalau kau belum siap, aku bisa menunggu," ucapku lagi.

Lain di mulut lain di hati. Padahal di dalam hati aku sangat penasaran. Dasar wanita tingkat penasarannya di atas rata-rata. Hening yang cukup lama membuatku sedikit kikuk. Bahkan, suara detak jarum jam terdengar sangat keras.

"Saat aku berusia tujuh tahun, papa mengirimiku ke sekolah asrama yang cukup terkenal di luar negeri. Aku yang tidak mengerti apa-apa tentang dunia luar menganggap semua orang baik. Aku diperlakukan sedikit spesial oleh kepala asrama dari awal aku masuk," jelas Dave tertunduk.

Hatiku melonjak senang saat Dave mulai bersuara dan bercerita. Di sini aku harus mawas diri. Mempertahankan posisiku sebagai pendengar yang baik.

"Saat aku cukup besar, seingat ku saat aku duduk di kelas enam sekolah dasar. Waktu itu usiaku menginjak dua belas tahun. Usia yang siap untuk keluar dari asrama dan kembali ke tanah air. Kepala asrama itu memanggilku. Seperti biasa, dia selalu meminta bantuan kecil dariku. Akan tetapi, waktu itu sangat berbeda. Tidak ada apa pun yang bisa aku bantu. Dia memanggilku ke ruangannya dan memberiku hidangan. Katanya sebagai bentuk upacara perpisahan nanti. Memang satu Minggu kemudian aku kembali ke tanah air. Singkatnya, kami makan malam bersama, bercerita tentang kekasihnya saat muda dan terkahir dia memberiku secangkir minuman," suara Dave sedikit tercekat.

Bisa ku bayangkan pasti awal petaka Dave dari minuman itu.

"Aku meminumnya karena ku pikir minuman biasa. Sial! Jika saja aku tahu minuman itu mengandung obat perangsang, aku pasti tidak meminumnya," umpat Dave kesal.

Aku mengeratkan genggaman tangan kami. Memberinya kekuatan agar lebih mudah untuk bercerita.

"Dia memperkosaku selama dua hari. Aku diperlakukan seperti lelaki simpanan miliknya. Wanita yang ku anggap seperti ibuku sendiri tega melakukan hal itu padaku. Dia juga melakukan kekerasan seksual padaku. Berbagai macam cara dia salurkan padaku. Setiap kali aku mulai sadar, dia mencekoki aku dengan minuman lagi,"

Genggaman Dave semakin menguat. Aku merasa sesuatu yang basah di permukaan tanganku. Aku melihatnya dengan seksama. Air mata. Dave menangis. Hatiku pilu mendengarnya. Sakit. Ya, aku yang mendengarnya saja merasa sakit bukan main. Tanpa terasa air mataku ikut luruh.

"Jangan dilanjutkan lagi!" pintaku padanya.

Ku lepas genggaman tangan kami lalu mengangkat wajahnya. Wajah suamiku basah penuh air mata. Matanya memerah. Sungguh bukan ini yang aku ingin lihat dan ku mau.

"Lupakan, Dave! Sekarang sudah aku di sini," ucapku lirih.

Dasar wanita gila. Bisa-bisanya memperkosa anak di bawah umur. Gara-gara dia suamiku memiliki penyakit belok begini. Rasanya ingin aku robek hatinya. Ingin ku lihat warnanya. Aku memeluk Dave erat. Memberi tempat ternyaman untuknya. Dave terisak dalam pelukanku.

1
Melati Putri
lanjut thor
Melati Putri
kok jadi ke film cina, kaisar dong hua
lilhyanaaaa
Duh, kalau dikasih pilihan 1 antara jalan-jalan atau baca cerita ini, pasti saya milih ini 😍
douwataxx
Recomended banget buat yang suka genre ini.
Henry
Alurnya mengalir lancar, sulit untuk berhenti membaca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!