............. Call Me Jade ..........
" Tetaplah seperti ini Jade, sebentar saja, ijinkan aku melepas rinduku." Lirih pria itu ditelingaku sambil melingkarkan tangannya di perutku.
Aku tahu ini salah, hatiku mengakuinya. Tapi kenapa tubuhku berkata lain, aku bahkan membalas perlakuannya.
Aku membalikkan tubuhku, hingga kami saling berhadap-hadapan. Aku menatap indah manik matanya mencoba mencari kebohongan di sana tetapi aku tidak menemukannya. Hanya pancaran kasih sayang dan ketulusan yang aku dapatkan.
Dia semakin mendekatkan wajahnya, kemudian mengecup keningku lama....
Penasaran kan dengan kisah lanjutnya?
Ikuti terus updatenya yuuukk 👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esma_04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Akhirnya merekapun sampai di sirkuit balap. Joe melihat ada dua buah motor balap berwarna merah dan hitam sudah bertengger di sisi arena. Joe melihat ke arah ayahnya meminta penjelasan.
" Yours." Tuan Mohammed menerbitkan senyumnya sembari menegaskan kepada Joe jika salah satu motor itu adalah miliknya.
" Thanks, Dad." Joe berjalan menghampiri motor barunya. Seketika ingatan saat pertama kali dia membonceng Jade menguar, membuat sendi lututnya terasa luruh. Dia pun duduk di samping motornya dan menunduk.
" What's going on?" Tuan Mohammed menghampiri putra bungsunya yang justru menunduk lesu bukannya mulai menaiki motornya.
" Nothing." Joe masih setia dengan posisinya seolah sedang mengamati garis-garis indah yang tercetak kasar di jalanan sirkuit.
" Dad.... I miss Mommy."
Tuan Mohammed ikut mendudukan dirinya di samping sang anak lalu merangkul pundaknya.
" Son...apa kau mau menceritakan sesuatu?"
" Aku hanya punya nenek sebagai wanita spesial dalam hidupku sebelum kedatangan nona suan. Aku melabuhkan pengharapanku selama bertahun-tahun agar kelak dapat bertemu dengannya apalagi saat aku tak sengaja mendengar percakapan kakak dan Shawn jika mereka mengawasi nona Suan di Indonesia."
Joe sejenak menjeda nafasnya.
" Karna itu aku dengan senang hati mengiyakan permintaan ayah saat ayah menyuruhku pindah ke Indonesia. Aku berharap jika aku bisa bertemu nona Suan di sini. Tapi Indonesia sangat luas, aku juga tidak tahu harus mulai mencarinya darimana."
" Sejak pertama kali bertemu dengan Jade, aku seperti mulai kehilangan ambisiku terhadap nona Suan, dan seiring berjalannya waktu aku mulai menyukai Jade. Aku seperti mendapatkan sosok ibu saat melihat kedewasaannya sekaligus sikap manjanya."
Tuan Mohammed menelisik mata coklat anak bungsunya.
" Joe..., apa menurutmu itu bukan hanya sebatas ambisi? Kau bahkan belum ada satu bulan bertemu dengannya?"
" Entahlah ayah. Tapi Jade sangat berbeda, saat bersamanya aku seperti merasa jika aku telah lama mengenalnya. Aku seperti merasa jika Jade telah menempati posisi tersendiri di relung hatiku."
Joe menengadahkan wajahnya mencoba menepis lelehan bening yang mulai terkumpul di pelupuk mata.
" Kau tahu ayah...? Paras Jade sangat cantik apalagi saat diterpa panas matahari. Wajahnya seperti mengeluarkan aura yang mampu menarik hati siapapun yang memandangnya, dan rambut indahnya akan memancarkan cahaya keemasan." Joe tersenyum saat membayangkan wajah Jade.
Sementara Tuan Mohammed justru berasumsi lain.
" Sepertinya gadis itu menggunakan susuk pemikat sehingga kedua putraku menjadi gila dibuatnya."
Tuan Mohammed yang merasa kebenciannya semakin dalam untuk Jade justru berniat untuk memisahkan Jade dan Dandy karna pernikahan mereka masih pernikahan siri dan dia takut jika Jade hanya berniat merongrong harta anak-anaknya.
Dia pun mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.
" Assalamu'alaikum Pakcik. Apa hal..?" Terdengar jawaban dari seberang.
" Wa'alaikumussalam Warohmatullohi Wabarokatuh. Shanum.., kau berkemaslah untuk perhelatan esok ke Melbourne. Siapkan visa untuk bila-bila masa."
" Melbourne..? Awak kena pindah tugas ke?" Wanita di seberang menjawab dengan nada sedikit bingung.
" Shanum, awak kata awak nak bersuamikan Dandy kan? Pak cik beri awak peluang lah."
Tuan Mohammed berniat menjodohkan putra bungsunya dengan anak dari rekan bisnisnya di Malaysia.
" Benar ke Pak cik? Baiklah, saya kongsi sekejap dengan Daddy. Nanti saya call balik. Assalamu'alaikum"
" Wa'alaikumussalam Warohmatullohi Wabarokatuh."
Tuan Mohammed menghela napas lega. Dia akan lebih bahagia jika putra sulungnya mendapatkan wanita sempurna seperti Shanum. Wanita yang sudah dikenalnya dari kecil dan sudah membantu bisnisnya sejak dia lulus kuliah karna Dandy yang lebih memilih untuk mengembangkan usahanya sendiri daripada meneruskan usaha sang ayah.
Tuan Mohammed kembali mendekati Joe.
" Come On boy...! Mau balapan dengan Daddy?"
" Are you sure..?"
Joe mengembangkan senyumnya dan mengambil posisi siap untuk menjadi rival sang ayah dan dibalas dengan sigap oleh sang ayah.
______________******____________
Sementara di rumah Tuan Ong.
Kesehatan ibu Jade tampak semakin membaik dan dia sudah bisa beraktifitas seperti sebelumnya.
" Zi...apa yang kau lakukan?"
Tuan Ong baru saja pulang dari tempatnya bekerja, saat dia memasuki kamar dia melihat istrinya masih dalam keadaan bersila.
Ibunya Jade membuka mata dan tersenyum melihat suaminya sudah di rumah. Dia bangkit dan menghampiri suaminya, mencium takzim tangannya.
" Ayah mau makan atau membersihkan diri dulu?" Tanyanya kemudian.
" Aku sudah mandi dan sudah makan. Tadi mampir ke rumah Sammy." Tuan Ong mendudukan dirinya di tepian ranjang.
" Ada apa?" Ibunya Jade menatap tajam mata suaminya yang seolah sedang memendam suatu masalah besar.
" Zi....sepertinya kamu harus mengatakan yang sebenarnya kepada Sammy. Kita membutuhkannya beserta dr.Steven untuk menyusul Jade ke Melbourne." Tuan Ong menggenggam erat kedua tangan istrinya.
" Sepertinya itu memang yang terbaik. Aku baru saja merogo sukmo dan Putri Violet mengatakan jika dia kesusahan memasuki Mansion Mohammed, katanya dinding perlindungan untuk bangsa Jin di mansion itu sangat kuat, mereka tak bisa menembusnya." Jelas Ibunya Jade.
" Putri Violet..? Bukankah yang selama ini menjaga Jade adalah sosok Jin laki-laki?" Tuan Ong merasa dia pernah melihat sosok Jin itu dan perawakannya seperti seorang laki-laki.
" Tidak sayaaaang..., mereka itu bangsa Jin yang bisa dengan mudah merubah wujud mereka." Ibunya Jade mengusap rahang kokoh suami yang sudah mendampinginya selama hampir 20 tahun.
( Eiiitttss......kok 20 tahun sih? )
" Lalu apa rencanamu..?"
Ayah Jade membalas perlakuan mesra istrinya itu.
" Ayah..., sepertinya sekarang ayah harus resign dari tempat kerja ayah karna ada kursi kepemimpinan baru yang menunggu."
" Dimana..?"
Tuan Ong hanya ingin memastikan jika rencana istrinya sejalan juga dengan rencananya.
" Setelah memastikan keadaan Jade aman. Aku akan kembali ke Zisi Qiao. Sepertinya aku merindukan udara di sana, karna itu aku sakit-sakitan." Jawab Ibunya Jade.
" As you wish, Baby. Aku akan segera mengatur semua dokumen kepindahan kita bersama anak-anak. Sedangkan untuk Jade biarkan dia sendiri yang memutuskan."
Tuan Ong mendekap istrinya erat. Di saat mereka hanya berdua seperti ini, dia selalu merasakan kekhawatiran yang mendalam akan keselamatan istri dan anak sulungnya.
Ada rahasia besar di mana hanya dia, istrinya dan Abah Kyai yang mengetahui dengan pasti apa yang mereka sembunyikan selama hampir 15 tahun.
Yang demi menjaga semuanya tetap tersimpan rapat, mereka harus mengasingkan diri dari dunia bisnis yang pernah mereka bangun hingga menggurita dan juga menjalani hidup sederhana layaknya rakyat jelata pada umumnya.
Dan dimulai dari sinilah, author akan mengeluarkan tokoh Pak Sammy dan Mary, memindahkan mereka ke dalam sequel baru dengan judul:
TUMBAL PENGGANTI
Jadi untuk dua pemeran itu, hanya akan author munculkan sekilas saja ya di Novel ini.
Ikuti juga kisah cikal bakal si Putri Violet yang baru saja author munculkan di Bab ini tentunya dalam Sequel Novel Jade yang pertama yang berjudul:
Ambillah Darahku, Mr.Ong.
____________TBC ________________