menceritakan perjalanan anak muda untuk mengejar cita" menjadi pemain sepak bola profesional.
dari mendapat beasiswa ssb sampai join di klub profesional.
menghadapi dilema cidera, sampai di khianati kekasih mapukah Joko Supriyanto melewatinya,. akankah ia menyerah atau malah bangkit.!!!
silahkan baca novel cerita imajinasi pertama author,. terima kasih!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tokek belang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
taktik dan insiden
Pemain kedua kesebelasan telah memasuki lapangan, kini mereka sedang menyanyikan antem kebangsaan mereka di lanjutkan dengan saling tos.
Kedua kapten di panggil oleh wasit pemimpin pertandingan yang berasal dari Italy, wasit dengan kepala plontos tersebut sedang melempar koin tos untuk menentukan siapa yang memilih bola atau lapangan terlebih dahulu.
Koin tos dimenangkan oleh Joko, ya Joko di tunjuk oleh coach Indra Syafri mengemban ban captain di partai final. Dengan kedewasaan dan kepercayaan dirinya ia di harapkan mampu memberikan semangat dan motivasi terhadap rekan satu tim nya.
INDONESIA memakai jersey home kebanggaan mereka berwarna merah - merah, sedangkan GERMAN memakai jersey putih - putih. Setelah memenangkan koin tos, Joko memilih bola terlebih dahulu untuk memulai laga dengan kick off bola di kaki mereka.
Para pemain Indonesia ada sekitar 5 orang yang berdiri sejajar di garis tengah lapangan, atau yang tengah tren belakangan ini disebut dengan gaya kick off Atalanta.
Priiiiiit,...!!!!
Kick off babak pertama partai final World Cup U20 telah di mulai dengan di tiupnya peluit oleh wasit asal Italy tersebut.
Bola di kaki Jens memulai kick off memberi kepada Figo Dennis, setelah bola di umpan Jens, Joko, Arkhan Kaka, Toni, Welber, dan juga Doni Tri langsung berlari kedepan kearah lini pertahanan German.
Setelah melihat pergerakan dari kawan kawannya Figo Dennis memberi umpan menyilang di sebelah kiri sisi pertahanan German, Bola di terima oleh Joko menggunakan dadanya. Ia menggocek sebentar sebelum langsung mengumpan bola ke tengah lapangan di depan gawang.
Di sana Arkhan Kaka, dan juga Jens Raven melompat menyambut bola umpan dari Joko. Begitupun pemain belakang German dan juga penjaga gawang keluar dari sarangnya.
Tetapi sayang bola lebih dekat dengan kepala Arkhan Kaka, ia menyundul bola dengan bagian samping kepalanya dengan keras. Dan bola berhasil melewati celah celah tangan penjaga gawang German.
Gooooooollll,......!!!!
Sundulan Arkhan Kaka berhasil menjebol gawang German pada detik 13 ketika pertandingan babak pertama baru dimulai, ini menjadi rekor sendiri dengan menjadi gol tercepat di ajang World Cup U20
Arkhan Kaka berlari kesudut lapangan dan menabrak tubuh Joko dan merangkulnya, kemudian mereka berdua terjatuh dan di sambut rekan rekan lainya yang berlari mendekat kearah mereka untuk ikut berselebrasi.
Joko dan Arkhan Kaka di bawah tumpukan para pemain Indonesia yang sedang merayakan gol tersebut, wasit pun mendekat untuk memberi tahu mereka harus segera melanjutkan pertandingan lagi.
" Nice Gol bro." ucap Joko sambil menarik berdiri Arkhan Kaka yang masih tertindih teman yang lain.
Setelah itu mereka kembali ke tengah lapangan, bukan hanya pemain German yang kaget dengan serangan frontal di awal laga. Bahkan para suporter seperti tidak menyadari gol tersebut sehingga mereka telat merayakannya dan kemudian berteriak senang.
Di papan score sekarang Indonesia 1-0 German, tercatat gol di menit satu. Meskipun baaafu 13 detik gol tercipta, namun di papan terdaftar sebagai menit satu.
Sementara itu pemain German masih kaget, walaupun sudah dalam dugaan mereka bahwa Indonesia akan keluar menyerang. Tetapi taktik tadi masih membuat mereka syok.
Sampai pertandingan di lanjutkan, pemain German masih melanjutkan dengan tenang sudah tidak ada kepanikan di mata mereka. Seiring berjalannya waktu kedua tim juga sama sama memiliki peluang emas untuk mencetak gol.
Hingga pada menit 20 German mendapat peluang lewat tendangan bebas di luar kotak pinalti berkat umpan satu dua antar pemain German yang tidak bisa di ikuti pergerakanan nya. Sehingga pemain belakang Indonesia yakni Iqbal mau tidak mau harus melanggarnya jika di biarkan lepas pasti akan terjadi gol.
Untung saja Iqbal hanya mendapatkan kartu kuning bukannya merah, karena dia tidak membiarkan pemain lewat untuk menerima bola terlebih dahulu. Jika tidak sudah pasti red card karena ia merupakan pemain terakhir.
Meskipun ia bernafas lega tidak mendapat kartu merah, tetapi posisi tendangan bebas sangat ideal bagi Olivier pemain bintang top 1 yang terdaftar sebagai Wonder kid tersebut. Joko menuju kearea tendangan bebas dan mengambil bola untuk menunggu rekan lainnya siap mengatur pagar betis dan menjaga posisi yang harus di tempati atau menjaga pemain sesuai arahan pelatih selama set play bola mati.
Olivier yang melihat bola pada pelukan Joko tersenyum sambil perlahan berjalan kearahnya untuk meminta bola.!
" Sepertinya aku harus mencoba melakukan free kick di depan ahlinya " ucap Olivier kepada Joko sambil menengadahkan tangan meminta bola dari nya.
" Jangan merendah, aku sudah melihat semua pertandinganmu bro. Kau memang layak sebagai top talenta pemuncak Wonder kid " balas joko senyum sambil menyerahkan bola.
Meskipun dia tersenyum dan terlihat tenang, tapi bohong jika ia tidak khawatir. Justru karena sudah melihat semua pertandingan dari German. Ia melihat kemampuan Olivier dalam kemampuan free kicknya dengan akurasi 90% mencapai target.
Setelah memberikan bola kepada pemain lawan, Joko mundur ikut barisan membentuk pagar betis untuk menghadang laju tendangan bebas tersebut. Joko berada di barisan paling pinggir.
Pagar betis dari pemain Indonesia berjumlah lima pemain termasuk Joko, setelah penjaga memberi arahan kepada mereka dalam posisinya. Kini mereka tinggal menunggu peluit dari wasit untuk dilakukan nya tendangan tersebut.
Priiiit,....!!!
Ketika wasit sudah meniup peluit, dan Olivier mengambil ancang ancang untuk melakukan free kick nya. Joko memutar badannya berlari kearah sudut gawang.
Bisa di dibilang bola hasil sepakan Olivier tidak terlalu keras, tetapi bola memiliki akurasi tembakan yang tepat ke sudut atas gawang.
Joko melompat dan menggunakan kepalanya untuk menutup arah laju bola dari sepakan Olivier, dan benar saja bola berhasi di sundul dengan menggunaka bagian depan atas atau dahi dari kepala Joko.
Bola memang tidak jadi gol dan menghasilkan sepakan pojok, tetapi kepala Joko setelah berhasil menyundul bola juga ter bentur tiang gawang dengan keras.
Sehingga suara benturan antara kepala Joko dengan tiang gawang juga tak kalah nyaringnya, setelah melihat itu wasit menghentikan pertandingan sementara untuk mengecek kondisi dari Joko. Apalagi benturan kepala terjadi sehingga wasit memutuskan untuk menghentikan jalannya pertandingan.
Karena memang di dalam pertandingan selain hasil dari laga, keamanan pemain juga merupakan hal yang di utamakan. Lagi dan lagi kini kepala Joko berdarah akibat terjadinya benturan kepala bagian atas bocor sehingga harus menunggu tim medis untuk menanganinya.
Menolak mengalami hal yang sama seperti sebelumnya yang harus di ganti setelah terjadi pendarahan, Joko meminta tim medis untuk menghentikan pendarahan tersebut dengan alat seperti step plus. Alat tersebut di tekan di bagian yang robek untuk merapatkan robekan tersebut, setelah di rasa darah sudah tidak mengalir baru kemudian kepala Joko di perban melingkar.
Meskipun memakan waktu lama, wasit tidak meminta Joko untuk di tarik keluar lapangan terlebih dahulu karena masih dalam penanganan.
Berbeda jika joko terluka di bagian kaki atau engkel nya pasti wasit memanggil tandu, supaya sang pemain di tarik keluar dan pertandingan bisa di lanjutkan.
Setelah beberapa putaran perban di kepalanya kini Joko sudah bisa berdiri dan di suruh menunggu di pinggir lapangan sebelum mengikuti jalannya pertandingan, Olivier mendekat dan membantu Joko berdiri dia menggelengkan kepalanya seraya berkata.
" Kenapa harus begitunya hanya untuk menutup bola dariku.? " yang hanya di balas senyuman dan tepukan lembut di pundak sang pemain top itu.
Kemudian Joko berjalan keluar lapangan di bantu petugas medis.