Kisah Cinta Bawang Merah Bawang Putih

Noah dan Red sampai di pabrik. Mereka pun masuk untuk mencari kepala pabrik yang bertanggung jawab atas produk yang akan di cetak.

"Ada apa ini ", tanya Noah yang melihat keramaian di dalam pabrik.

"Tuan Noah... ", jawab Heri - kepala pabrik.

"Maaf tuan... Kita mengalami masalah... Karena bahan yang di kirim tidak sesuai Dengan yang sudah di sepakati.. ", lanjut Heri dengan gugup.

"Kenapa bisa ? ", ucap Noah tegas.

"Bahan ini sangat rapuh dan kalau terkena air akan cepat melar.. Kita tidak bisa memakai bahan ini pak Heri ", ucap Red melihat ke bahan kain yang akan di produksi.

"Itulah nona Red... Kami sudah memesan bahan kualitas A, tapi yang datang tidak sesuai. Bahan ini tidak bisa dipakai untuk desain dari kalian.. ", ucap Heri bingung.

"Kalian sudah menghubungi pihak yang terkait", tanya Noah.

"Sudah tuan... Aku sudah beberapa kali meneleponnya tapi tidak tersambung..", jawab Heri panik.

"Kalau begitu, aku yang akan ke tempat pihak yang terkait... Berikan alamatnya padaku pak Heri... ", ucap Red.

"Kita pergi bersama Red..", ucap Noah

"Tak perlu Noah.. Aku bisa pergi sendiri... Dan aku juga sudah pernah bertemu dengan mereka..", ucap Red sambil melihat lokasi yang di kirimkan pak Heri di handphonenya.

"Kita pergi bersama Red... Titik..", perintah Noah.

Red yang tak ingin berdebat akhirnya berangkat bersama Noah. Mereka berdua akhirnya berangkat ke tujuan. Jaraknya lumayan jauh sekitar 4 jam perjalanan.

"Kau tak sibuk Noah ? ", ucap Red di dalam mobil.

"NO... Aku tak akan membiarkan mu pergi sendirian kalaupun aku sibuk.. ", jawab Noah yang fokus menyetir.

☘️☘️☘️☘️☘️

Setelah perjalanan yang lumayan lama. Mereka berdua akhirnya tiba di tempat tujuan. Mereka masuk ke gedung yang lumayan luas dan memiliki dua lantai. Tampak seorang paruh baya memakai seragam kantor menghampiri mereka.

"Maaf... Kalian siapa ? Ada keperluan apa kalian ke tempat ini ? ", tanya pria paruh baya itu.

"Maaf kami mencari tuan Alex.. ", ucap Red.

"Alex... Apakah kalian ingin menagih hutang ?", tanya pria paruh baya itu dengan wajah lesu.

"Bukan... Kami dari pihak pabrik Perusahaan Salim Group.. Kami ingin menanyakan soal kain yang kami pesan tidak sesuai dengan yang sudah kita sepakati...", ucap Noah.

"Maafkan kami tuan... Alex mengambil uang dari kesepakatan kami dengan pabrik untuk berjudi dan mengirimkan bahan yang tak sesuai dengan yang sudah di sepakati... Saya yang baru tau kejadian ini tadi pagi.. Kami sedang mencarinya sekarang...", ucap pria paruh baya itu dengan wajah gelisah.

Tampak sebuah mobil datang dan memarkirkan mobilnya di halaman kantor. Tiga orang pria turun dari mobil tersebut, mereka memakai seragam yang sama dengan pria paruh baya.

"Apa kalian sudah menemukannya...", tanya pria paruh baya itu kepada salah satu pria yang keluar dari mobil.

"Kami tidak menemukannya di tempat biasa dia berjudi... Kami juga sudah mencari tempat lain... Tapi tetap juga tidak ada...", jawab pria tersebut dengan lesu.

"Siapa yang bertanggung jawab selain Alex di sini ? ", tanya Noah serius.

"Saya...", jawab salah satu dari pria tersebut.

"Nama saya fahmi .. Apa kalian dari pihak pabrik ? Kita bisa bicara di dalam saja...", ucap fahmi pria yang cukup berumur sekitar 60an dan mempersilakan mereka masuk.

Noah dan Red masuk ke dalam ruangan kantor yang tidak terlalu besar tapi terdapat banyak contoh contoh kain yang mereka jual.

"Saya minta maaf atas masalah ini Tuan Noah... Alex adalah anak saya... Saya akan bertanggung jawab dengan masalah ini. Saya akan mengirim kembali pesanan yang sudah di sepakati.. Saya butuh Seminggu untuk mengirimnya ke pabrik karena saya harus meminjam dana dari pihak bank untuk modal kami.. ", jelas Fahmi dengan serius

"Satu minggu terlalu lama buat kami, kami tak bisa menunggu selama itu... ", jawab Red

"Saya tidak punya pilihan lain lagi nona... Saya butuh waktu untuk menjual perusahaan ini dan menganti rugi ke pihak pabrik dan membayar gaji para karyawan semua disini.. ", jawab Fahmi.

"Biar saya yang akan membeli perusahaan ini... Anda tetap bisa menjalankan usaha ini... Saya akan menyuruh asisten saya yang mengurus semuanya ... ", ucap Noah serius

"Anda serius tuan Noah ?...", ucap Fahmi melihat ke arah Noah.

"Ya... Perusahan uncle telah lama bekerja sama dengan kami, saat ayah saya baru pertama kali merintis..", jawab Noah.

"Aku sudah mengirim pesan kepada asisten saya... Uncle hanya perlu menyelesaikan masalah bahan yang akan kami produksi secepatnya.. ", perintah Noah.

"Baik.. Terima kasih banyak Tuan Noah.. ", ucap Fahmi.

"Kalau begitu kami pergi dulu...", ucap Noah dan berdiri di ikuti oleh Red.

Mereka keluar dari kantor tersebut dan menuju ke mobil.