Kisah ini di mulai ketika Hana harus menelan pil pahit dalam hidupnya, Suami yang sangat ia sayangi dan cintai, kini telah pergi untuk selama-lamanya, dan meninggalkan seorang putra yang masih duduk di kelas tiga sekolah dasar, Aldebaran begitu sangat terpukul kehilangan sosok ayah yang menjadi panutannya. Al pun sudah berjanji kepada mendiang ayahnya akan selalu melindungi dan menjaga ibunya.
Karena keserakahan Ibu mertua dan adik iparnya, Hana di usir dari rumah mendiang suaminya, kini Hana harus berjuang sendiri untuk membesarkan putranya.
Melangkahkan kaki di ibu kota untuk mencari rezeki, justru malah merubah semua kehidupannya, terutama ketika dirinya bertemu dengan gadis tunanetra yang memiliki nama Lily, Lily sangat menyukai sosok Hana, ia pun berencana untuk menjodohkan papahnya yang merupakan seorang CEO muda yang sukses, dengan sosok wanita cantik yakni Hana Aziza.
akankan misinya berhasil? Lily pun tidak bekerja seorang diri, ternyata Al juga ikut andil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AL yang malang
"Al,apakah kau baik-baik saja?" tanya Tegar di ruang UKS.
"masih sedikit pusing Tegar, Kau janji ya jangan bilang-bilang sama Bunda,kalau tadi aku pingsan saat mengikuti pelajaran olah raga!!" pinta Al
"kamu yakin Al? Tadi kan kamu sempat mimisan banyak,apa sebaiknya kamu periksa saja ke dokter Al?" usul Tegar
"aku sudah biasa seperti ini Tegar, udah gak usah panik kamu ya,pokoknya jaga rahasiaku ini!"
"baiklah, terus baju olah raga bekas darahmu itu mau di kemana kan Al?"
"sudah, Itu semua menjadi urusanku Tegar,pokoknya kamu harus tutup mulut!"
Akhirnya Tegar berjanji tidak akan menceritakan masalah hari ini kepada bunda Hana.
......................
Hari ini Hana pulang lebih cepat dari biasanya, karena pekerjaannya sudah selesai ia kerjakan dengan sangat baik.
Saat Hana masuk ke dalam rumahnya, Hana begitu kaget saat melihat Al terbaring lemah di lantai dan dari hidungnya terus mengeluarkan darah.
"Al.....!" teriak Hana dan langsung berlari ke arah Al
Al pun kembali tidak sadarkan diri, Hana berlari sembari menggendong tubuh Al.
"masya alloh Al kenapa Hana?" tanya bu Suketi
"saya gak tahu bu,pas saya sampai rumah, Al sudah jatuh pingsan!" sahut Hana panik
"loh, kok iso sih Han? Barusan habis makan di rumah ibu, Yasudah ibu suruh Arman buat anterin kamu ke rumah sakit ya!" usul bu Suketi.
Hana pun mengangguk,dengan segera Arman bergegas membawa Hana dan Al ke rumah sakit terdekat dengan menggunakan sepeda motor.
Sesampainya di rumah sakit,Al langsung masuk ke ruang IGD.
"tenangkan dirimu mba Hana, Al pasti baik-baik saja!" ucap Arman berusaha menenangkan Hana.
"terima kasih atas bantuannya mas Arman!"ujar Hana dengan wajah penuh air mata
"sama-sama mba Hana,kalau ada apa-apa saya siap bantuin mba Hana kapanpun mba Hana mau,jangan sungkan ya mba!" kata Arman yang merasa iba melihat Hana begitu rapuh.
Sekitar dua puluh menit,akhirnya dokter memberi kabar kepada Hana tentang kondisi Al.
"Dengan keluarga Aldebaran?" tanya sang dokter
"saya ibunya Aldebaran dokter,bagaimana keadaan putra saya?" tanya Hana panik
dokter pun menjelaskan kondisi Al tepat di samping Al.
"begini bu,besar kemungkinan putra ibu terkena leukemia, Tapi ini baru dugaan saya saja,nanti putra ibu akan menjalani pemeriksaan biopsi sumsum tulang belakang,karena dari hasil lab menunjukkan leukosit putra ibu saat ini sangatlah tinggi,dan berada jauh di atas normal,sedangkan hemoglobin putra ibu terus saja mengalami penurunan karena pendarahan yang cukup hebat!"
Hana langsung terkulai lemas mendengar diagnosa dari dokter.
"ini gak mungkin kan dok? Putraku tidak mungkin sakit seperti itu?" sergah Hana yang tidak bisa menerima kenyataan dari dokter.
"ibu berdoa saja,semoga diagnosa saya salah, Kalau begitu saya permisi ya bu,sementara waktu pasien akan di rawat inap di sini sampai pemeriksaan selanjutnya,agar saya bisa memberikan diagnosa yang tepat dan akurat!" terang dokter Tedy.
Hana terus saja menangis sembari mengusap wajah Al yang masih terpejam.
'Bunda!! Apakah Al akan pergi meninggalkan bunda? Apakah Al akan bernasib sama seperti ayah? Lalu bunda gimana kalau tidak ada Al? '
ternyata Al bisa mendengarkan percakapan antara Ibunya dan dokter tedy.
keesokan harinya.
Hana meminta izin kepada Samudera untuk tidak masuk bekerja, karena Al masuk rumah sakit, dan Samudera pun memberikan ijin kepada Hana selama dua hari.
"Frans, untuk sementara waktu kau handel pekerjaannya Hana!" titah Samudera merasa kasihan terhadap Hana.
"'memangnya Hana kemana tuan?" tanya Frans heran
"putranya masuk rumah sakit, dan saya memberikan dia ijin selama dua hari!" tegas Samudera.
"kasian nona Hana,pasti sangat terpukul melihat putra satu-satunya sakit!" kata Frans sembari melirik ke arah Samudera.
Samudera pun terdiam,seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Frans,nanti sore kita ke rumah sakit, Kita akan menjenguk putranya Hana!" perintah Samudera.
'Tuan samudera, Sejak kapan anda peduli dengan orang lain? Biasanya anda selalu bersikap cuek, Hemmm....cinta memang bisa merubah segalanya! '
"baiklah tuan, Nanti sore kita akan ke rumah sakit!"
Samudera pun mengangguk dan bergegas pergi ke ruang meeting.
'Kalaupun anda tidak memiliki perasaan terhadap nona Hana,saya yakin sedari kemarin anda pasti sudah memecatnya,namun anda justru malah mempertahankannya, tuan.'
......................
Hari ini Al menjalani pemeriksaan biopsi sumsum tulang belakang, Hana pun tampak cemas dengan hasil yang akan ia peroleh.
"bagaimana hasilnya dokter?" tanya Hana dengan serius
"hasilnya akan turun besok nyonya,1x24 jam, Berdoa saja semoga hasilnya bagus ya!" sahut dokter Tedy.
Al pun harus di anastesi terlebih dahulu oleh dokter,karena selama pengambilan biopsi sumsum tulang belakang, Al harus di bius secara total.
Saat Al tersadar, ia terus menatap nanar ibunya yang tiada henti-hentinya menangis.
"bun,gak usah cemas dengan kondisi Al ,Al baik-baik saja kok, Bunda jangan nangis terus!" ucap Al yang terus memperhatikan Hana karena selalu saja mengeluarkan bulir bening dari sudut matanya.
"maafkan bunda ya Al, Bunda terlalu sibuk dengan pekerjaan Bunda di kantor, sampai-sampai Bunda tidak memperhatikan kesehatannya Al!"
"Bunda itu jangan selalu merasa bersalah! Aku samasekali tidak pernah menyalahkan Bunda,justru Al bangga dengan Bunda,karena Bunda sudah bekerja keras untuk membahagiakan Al,sudah ya Bunda,jangan menangis terus!" cetus Al sembari mengusap air mata ibunya yang terus membasahi pipinya.
"iya sayang,Al harus kuat ya? Kita hadapi ini semua sama-sama!" tukas Hana.
......................
Setelah pekerjaan di kantor selesai, Samudera langsung menuju rumah sakit, dimana saat ini Al di rawat,rupanya Samudera menghawatirkan Hana dan juga putranya, Samudera pun tidak menyadarinya jika saat ini ia betul-betul telah jatuh hati kepada Hana,sehingga ia telah memberikan perhatian lebih untuk Hana,namun entah kenapa Samudera selalu saja menyangkalnya, saat Frans menyindir tentang dirinya yang telah menyukai seorang Hana Aziza.
"Bagaimana kondisi Al mba Hana?" tanya Arman hawatir
"sudah mendingan mas Arman!" jawab Hana tersenyum tipis
Kemudian Arman memberikan makanan yang di bungkus oleh kantong kresek.
"apa ini mas Arman?" tanya Hana kembali
"ini dari ibuku, mba Hana. Ada sedikit makanan untukmu,kata ibu maaf belum bisa besuk Al,soalnya ibu lagi sakit juga!" tegas Arman
"bu Suketi sakit apa, mas Arman?" tanya Hana khawatir.
"biasa mba, asam uratnya kambuh,jadi jalannya agak kesusahan,mesti di bantu!" terang Arman.
"Ya Allah,semoga bu Suketi segera pulih ya mas!!"
"aamiin mba Hana!"
Tanpa di sengaja ternyata Samudera memperhatikan percakapan antara Hana dan juga Arman,keduanya terlihat dekat dan juga akrab, Samudera pun seperti kebakaran jenggot,ia langsung membuka kancing kerah kemejanya dan melepaskan dasi miliknya secara kasar.
"anda tidak apa-apa tuan?" tanya Frans.
"aku kembali ke mobil saja Frans,sebaiknya kau saja yang temui Hana!" perintah Samudera sembari mendesah kasar
Frans pun heran, kenapa tiba-tiba bosnya menjadi aneh seperti ini?
"loh kenapa tuan? Kita sudah tanggung berada di sini,itu nona Hana sudah kelihatan,eh tapi dia sedang berbicara dengan siapa ya? Sepertinya mereka cukup akrab tuan!" cetus Frans.
"stop,kau tidak usah berkata apa-apa lagi Frans,aku muak untuk melihatnya,sebaiknya aku pergi dan kau berikan tote bag itu untuk dia,ngerti kamu hah?" sungut Samudera yang terus-terusan emosi.
'Ha..ha..ha, Anda itu cemburu tuan! Anda ini sudah seperti bocah yang sedang kehilangan mainannya,suka marah-marah tidak jelas.'
Akhirnya Frans pergi menemui Hana tanpa di dampingi oleh Samudera.
Bersambung....
🌸🌸🌸🌸🌸🌸