Arina khumaira putri seorang ibu rumah tangga, dengan 3 orang anak yg masih kecil yang dipanggil Bunda, Anak pertama bernama Muhammad Gala Samudera berumur 8 thn dipanggil Gala, Anak kedua seorang perempuan bernama Arumi Chintya Ananda berumur 3 tahun dipanggil Rumi, Anak ketiga bernama Muhammad Raihan Al Gibran di panggil Al.
Aku harus meninggalkan rumah bersama ketiga buah hatiku dan kota tempat kami tinggal secara diam- diam tanpa sepengetahuan suamiku dengan bantuan sahabatku astrid, akibat kekerasan fisik yang aku dapatkan dari suamiku seminggu yang lalu membuat aku membulatkan tekad ku untuk pergi meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sha-Queena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Awal Pertemuan Bag. 2
Akhirnya setelah perjuangan beberapa bulan untuk melakukan pendekatan dengan Arina, kami pun jadian dan itu semua berkat campur tangan Bang Farid dan Astrid tentunya, yang punya andil besar dalam menyatukan kami berdua.
Memang benar kata Bang Farid saat itu kalo arina ada trauma dengan kaum kami yaitu laki-laki, dan itu semua aku sudah ketahui karena Arina sendiri yang menceritakan secara detail kepadaku saat kami berdua lagi jalan-jalan ke mall.
Aku sudah berjanji sama Arina, kalau aku akan menjadi laki-laki yang bisa menjaganya dan menyayangi nya dengan tulus, dan tidak akan menjadi laki-laki seperti yang membuat dia trauma hingga saat ini.
Arina sejak kecil sudah melihat dan merasakan tindak kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya terhadap ibunya, dan perlakuan itu semua yang membuat dia trauma kepada laki-laki karena menurut nya semua lelaki sama saja.
Aku saja sebagai lelaki tidak setuju dengan tindakan yang dilakukan oleh ayahnya Arina terhadap ibunya, karena menurutku seorang wanita itu harus disayang, dicintai bukan untuk disakiti.
Hubungan aku dan Arina sangat baik, dan Arina itu ternyata perempuan yang sangat perhatian dan peduli sama pasangannya, walaupun kami jarang bertemu karena pekerjaan aku yang memang sangat sibuk setiap harinya, namun Arina tidak pernah protes ataupun marah, karena Arina sangat mengerti akan tugas seorang polisi seperti aku, namun aku juga tidak akan lupa untuk selalu mengirim kabar ke Arina baik itu lewat chat maupun telpon langsung, walau itu hanya sebentar tapi aku tidak mau Arina jadi kepikiran, karena aku tidak ada kabar.
Bentuk perhatiannya yang membuat aku semakin sayang kepadanya, adalah Arina tidak lupa untuk mengirimkan makan siang melalui kurir yang dia buat sendiri di kala aku sangat sibuk, sehingga aku tidak bisa untuk keluar makan siang.
Hubungan kami sudah berjalan 3 tahun lebih dan sekarang Arina sudah kuliah semester 2, namun aku belum pernah sama sekali memperkenalkan arina kepada papi dan mami, karena kesibukan aku ditambah juga arina sibuk kuliah, jadi waktu kami tidak pernah ketemu untuk bisa ke kota tempat kedua orang tuaku tinggal, sedangkan aku sudah di perkenalkan kepada ibunya dan saudara-saudaranya.
Ayah Arina sudah meninggal saat Arina masih di kelas 1 SMA.
Akhirnya saat itu tiba dimana aku bisa mengajukan cuti dan Arina libur kuliah, kami berencana akan ke kota tempat kedua orang tuaku saat ini tinggal karena papiku dinas dikota tersebut sekarang.
Papiku adalah abdi negara juga seperti aku seorang wakapolres dikota itu.
"Dek kamu maukan ikut kakak ketempat papi sama mami" tanyaku kepada Arina saat itu dikala aku menjemputnya di rumah Astrid karena pada saat itu Arina ada disana.
" nanti Arina ijin ibu dulu kak...kalo dikasih ijin ayo kita kesana" kata Arina sambil menampilkan senyum manisnya yang buat aku makin jatuh cinta sama dia.
"Ya sudah nanti kakak antar pulang sekalian kakak yang minta ijin sama ibu dek" ucapku ke Arina.
Setelah dari rumah Astrid aku antarkan Arina pulang ke rumahnya, yang jaraknya tidak jauh dari rumah astrid karena masih satu kompleks perumahan juga cuman beda blok.
Sesampainya di rumah Arina, aku langsung bertemu dengan ibunya Arina dan meminta ijin untuk mengajak Arina ketempat orang tuaku, dan alhamdulillah aku diberi ijin oleh ibunya dengan catatan tidak boleh menginap.
Ya jarak ketempat orang tuaku sekitar 3 jam dari tempatku tinggal, jadi bisalah kami tempuh untuk bolak balik dalam sehari.
Keesokan harinya aku dan Arina sudah bersiap untuk ketempat orang tuaku, dan kami sepakat menggunakan motor saja, karena bisa lebih cepat dan terhindar dari macet.
Alhamdulillah setelah menempuh jarak yang lumayan jauh dengan waktu kurang lebih 3 jam aku dan Arina tiba dirumah dinas papi.
Ternyata Arina tadi membawa kue lekker holland yang dia buat sendiri sebagai buah tangan, untuk diberikan kepada papi sama mami dan disimpannya didalam tas ransel yang dia bawa dan sudah dikemas di kotak yang sangat cantik.
Kekasih hatiku itu memang sangat jago dalam membuat segala jenis kue, mau itu cake, puding atau sejenis bolu, belum lagi dalam hal memasak makanan tidak perlu diragukan lagi sangat memanjakan lidah banget semua masakan yang dia buat....calon istri idaman memang Arina itu.
"Assalamu alaikum" ucap kami berdua sebelum kami masuk kedalam rumah dinas papi.
"Waalaikum salam" jawab seseorang dari dalam rumah dan pintu pun terbuka dan ternyata mami yang membuka pintunya dan langsung memelukku karena memang sudah lama aku tidak pulang ke sini.
"MasyaAllah nak kok kamu datang tidak kabari mami dulu, biar mami bisa masak makanan kesukaan kamu nak" sambil mami mencium kedua pipiku.
"Oh ya Mi kenalkan ini Arina teman dekat aku" aku kenalkan Arina kepada mami setelah melepaskan pelukan mami.
"Arina tante" salim Arina ke mami sambil mencium tangan mami dengan takzim, dan langsung memberikan buah tangan yang dia bawa.
"Ini ada kue lekker holand tante buat tante sama om" jawab Arina kembali
"Oh makasih ya nak tidak perlu repot-repot begini" kata mami sambil menyuruh kami masuk kedalam rumah.
"Oh ya Mi kue itu Arina yang buat sendiri lho, dia itu jago banget kalo buat kue...apapun itu jenisnya" jelasku ke mami
"Wah hebat dong jadi bisa buka usaha kue tuh nak" kata mami lagi
Kami pun duduk di ruang tamu bersama mami dan mami menyuruh art dirumah dinas papi membuatkan kami minum.
Tak lama kemudian papi datang setelah mami tadi mengabari papi kalo aku ada dirumah.
Aku dan arina langsung berdiri menyambut papi dan papi langsung memeluk ku dan kuperkenalkan Arina langsung ke papi.
Arina langsung salim dan mencium tangan papi dengan takzim seperti tadi yang dia lakukan ke mami.
"Kamu naik motor kesini nak" tanya papi kepadaku
"Iya Pi....karena Fai tidak menginap dan mau langsung pulang nanti jam 3 an setelah sholat ashar" jawabku ke papi
"Lho kok tidak menginap sih nak? baru juga datang kesini lagi malah tidak menginap" protes mami kepadaku
"Aku ada jaga nanti malam Mi" aku berbohong karena tidak mau mengatakan yang sebenarnya kalo Arina tidak boleh menginap nanti mami malah ilfeel lagi.
"Ya sudah kalau memang begitu nak kita makan siang dulu ya, kalian pasti sudah lapar apalagi dijalan tadi banyak makan angin karena kalian naik motor" jelas papiku
Kami semua menuju kemeja makan dimana sudah terhidang makanan yang dimasak oleh mami dan art tadi, Aku melihat Arina sangat pendiam dia hanya tersenyum saja selebihnya lebih banyak menunduk.
Kami pun menikmati makanan dimeja makan dan tiba-tiba mami berbicara dan menanyakan nama lengkap Arina
Degghh...tiba-tiba aku merasa makanan yang akan kutelan tiba-tiba tinggal ditenggorokanku.
Ini yang aku khawatirkan selama ini tentang hubungan ku dengan Arina
"Namaku ARINA KHUMAIRA PUTRI tante".
Orangtua Afni malu dgn kelakuan anaknya
selamatkan Willy ya thor