NovelToon NovelToon
GADIS PERAWAN Milik Daddy

GADIS PERAWAN Milik Daddy

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:186.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Sebuah insiden membawa Dinda Fahira Zahra dan Alvaro Davian bertemu. Insiden itu membawa Dinda yang yatim piatu dan baru wisuda itu mendapat pekerjaan di kantor Alvaro Davian.

Alvaro seorang pria dewasa tiba-tiba jatuh hati kepada Dinda. Dan Dinda yang merasa nyaman atas perhatian pria itu memilih setuju menjadi simpanannya.

Tapi bagaimana jadinya, jika ternyata Alvaro adalah Ayah dari sahabat Dinda sendiri?

Cerita ini hanya fiktif belaka. Mohon maaf jika ada yang tak sesuai norma. 🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Puluh Tujuh

Alvaro duduk di ruang tunggu rumah sakit dengan wajah cemas. Pikirannya begitu cemas dan gugup. Takut terjadi sesuatu dengan sang istri.

Sedangkan Vina telah di bawa pulang Satria. Pria itu takut kesehatan Dinda akan semakin memburuk jika melihat gadis itu.

“Alvaro!” suara lembut memanggilnya. Dia menengok, terlihat dokter Mira, dokter yang menangani Dinda. Dengan senyum yang menenangkan, dokter itu mendekatinya.

“Dok, bagaimana keadaan istri saya?” tanya Alvaro dengan tangan yang sangat gemetar dan cemas. Rasa kuatirnya membuncah di dada.

“Tenang, Pak Alvaro. Istrimu baik-baik saja. Ini semua karena kehamilan muda, yang wajar terjadi. Jangan khawatir,” jawab dokter Mira sambil mengangguk.

Alvaro menghela napas panjang, tetapi dia masih merasa berat di dadanya. “Tapi dia pingsan. Kenapa bisa sampai begitu, Dok?”

“Pada awal kehamilan, hormone dalam tubuh wanita berubah-ubah. Begitu juga dengan mood. Bisa berubah dalam sekejab. Biasanya, hal ini dapat menyebabkan mereka merasa lelah, mual, hingga pingsan,” jelas dokter dengan sabar. “Istri Bapak hanya perlu istirahat dan perawatan. Dia akan segera sadar.”

Alvaro mengangguk, tetapi masih tidak bisa menutupi kecemasan di wajahnya. Saat itulah pikirannya terkontaminasi dengan berbagai skenario buruk. “Ya Tuhan … bagaimana jika dia butuh lebih dari sekadar itu? Apa yang terjadi jika …?”

“Pak Alvaro, dengarkan. Istri Bapak dalam keadaan sehat, cuma mungkin tadi ada sesuatu yang membuat dia begitu emosi yang membuat moodnya berubah. Dan Anda juga sebagai suami harus siap untuk mendukungnya dan menjaga agar dia tak banyak pikiran dan stres,” dokter Mira menjelaskan dengan tersenyum lebih lebar.

Alvaro mengangguk, berusaha menenangkan diri. Sebuah suara memanggilnya dari arah lain. Sedangkan dokter Mira kembali masuk ke ruang dimana Dinda berbaring.

“Pak Alvaro!” seru Joni, asistennya, yang muncul tiba-tiba. “Gimana keadaan istri Bapak?”

“Dia baik-baik saja, begitu yang dokter katakan, tapi aku tetap merasa cemas,” jawab Alvaro sambil berusaha tersenyum meski hatinya masih berdebar. “Tapi aku khawatir banget, Joni.”

Joni melipat tangan di depan dada. “Wajar saja jika Bapak cemas. Namanya juga calon ayah."

“Ini semua karena Vina. Mungkin kemarahannya tadi membuat Dinda merasa sedih, perubahan mood itu yang membuat dia pingsan, begitu penjelasan dari dokter. Saat Devi hamil Vina dulu, dia tak pernah pingsan. Makanya aku sangat kuatir!" seru Alvaro.

“Bapak harus tenang! Istri Bapak pasti bisa merasakan semua yang kamu rasakan. Jika Bapak stres, dia juga bisa akan makin stres. Mengenai Vina, hal lumrah jika dia terkejut dan menjadi marah. Nanti seiring waktu dia pasti akan bisa menerima semua ini," balas Joni.

Alvaro menggelepar. “Tapi … bagaimana jika dari semua ini, dia mengalami masalah yang lebih serius? Dia begitu merasa bersalah karena merasa telah merusak persahabatan mereka."

“Bapak jangan berpikir buruk dulu, saat ini Dinda hanya butuh dukungan dari Bapak. Yakinkan kalau semua akan baik-baik saja," ujar Joni.

“Aku pasti akan melakukan apa saja untuk Dinda. Aku juga akan bicara dengan Vina," balas Alvaro.

Akhirnya, pintu ruang perawatan terbuka, dan dokter Mira melangkah keluar dengan senyum ramah.

“Istri Bapak sudah sadar,” kata dokter. “Silakan masuk, tapi hanya sebentar. Kita perlu memastikan dia tidak kelelahan. Setelah masa observasi selesai baru kita pindahkan ke ruang rawat inap."

Alvaro melangkah cepat masuk ke dalam setelah dokter Mira pamit, melihat Dinda yang terbaring di tempat tidur dengan wajah pucat, tapi senyum manis yang menyapu rasanya membangkitkan harapan.

"Sayang, akhirnya kamu sadar. Aku sangat kuatir," ucap Alvaro dengan menggenggam tangan sang istri.

"Mas, aku tak apa-apa. Mas jangan kuatir," jawab Dinda.

Dinda lalu memandangi ke sekeliling ruangan. Seperti mencari seseorang. Alvaro yang memperhatikan itu lalu bertanya.

"Sayang, kamu mencari siapa?" tanya Alvaro.

"Vina mana, Mas?" tanya Dinda dengan suara lemah. Setelah melihat raut wajah suaminya, dia baru sadar dengan pertanyaan yang tak seharusnya dia ajukan.

Bagiamana mungkin dia berharap Vina ada di sini. Apa pun yang terjadi dengan dirinya, pasti sahabatnya itu tak akan peduli lagi.

Jika dia berada di posisi gadis itu, pasti juga tak akan terima. Namun, dia juga tak mungkin berpisah dengan sang suami. Seolah mempermainkan pernikahan.

"Mas, aku ingin bicara empat mata dengan Vina," ucap Dinda lagi.

"Saat ini yang harus kamu pikirkan adalah kesehatan kamu dan janin dalam rahimmu. Masalah Vina, biar aku yang bicara duluan dengannya!"

"Mas, jika nanti kamu bicara dengan Vina dan dia emosi, aku harap Mas tak terpancing dengan ucapan atau nada bicaranya. Mas janji?" tanya Dinda.

Alvaro mengangguk tanda setuju dengan ucapan sang istri. Dia akan mencoba tenang dan tak terbawa emosi jika berhadapan dengan sang putri.

Sementara itu di sebuah Kafe, tampak Vina yang masih saja tersulut emosinya. Satria masih diam. keduanya larut dalam pikiran masing-masing.

"Vina, apa kamu tak berpikir jika keputusan yang Om Alvaro ambil demi kebaikan semuanya. Bukankah selama ini Daddy mu itu tak pernah mengecewakan kamu," ucap Satria memecahkan kesunyian di antara mereka.

"Kebaikan siapa? Mana ada perpisahan yang baik-baik saja!"

"Kebaikan kedua orang tuamu. Kamu tak bisa hanya menyalahkan satu pihak. Seharusnya sebelum kamu bertindak seperti tadi, kamu harus cari tau alasan kenapa Daddy mu melakukan itu?"

"Kenapa kamu sepertinya lebih memihak Daddy? Apa kamu menyukai Dinda?" tanya Vina.

"Jangan salah paham dulu. Aku sebagai orang luar tak bisa memihak salah satu, baik Om atau tante. Aku harus cari tau kesalahan keduanya. Bukan hanya menghakimi tanpa mencari tau penyebab perpisahan ini," ucap Satria.

"Apa kamu mendapatkan kesalahan mami? Jika alasannya mami jarang di rumah, itu juga karena Daddy. Dia sudah berubah, tak lagi perhatian. Tentu saja mami mencari perhatian dengan berkumpul sama teman-temannya!" seru Vina.

Satria menarik napas dalam. Dia sebenarnya baru saja mendapatkan bukti jika Tante Devi tak sebaik yang Vina pikirkan. Namun, mengatakan itu saat ini, takutnya akan membuat gadis itu makin marah dan tak terkendali.

Bagus, jika dia mau menerima. Jika dia menganggap semua yang dikatakan Satria adalah fitnah, bagaimana? Tanya Satria dalam hatinya. Dia ingin mengumpulkan bukti yang lebih akurat. Bukannya dia ingin ikut campur dengan masalah keluarga mereka, tapi semua dilakukan juga demi Vina. Di antara sepupu yang lain, dia yang paling dekat dengan gadis itu.

"Aku bantu kamu cari tau alasan Daddy mu mendua. Jika kesalahan memang sepenuhnya ada pada Om Alvaro, aku juga tak akan mau lagi mengenalnya. Dan kamu juga harus cari tau kebenaran ucapan Dinda, apa memang dia tak tau Om Alvaro adalah Daddy kamu saat mereka kenalan, atau hanya alasannya saja!" seru Satria.

Vina hanya menjawab dengan anggukan kepala saja. Dia teringat ucapannya tadi yang sangat pedas untuk sahabatnya itu.

1
Sri Wulandari
lanjutkan mam
Salim ah
nah kan.. kamu baru tau borok msmimu Vina, makanya daddy sudah gak dibutuhkan lagi karna msmimu lebih memilih daun muda
dan spa td pipi km cap lima jari kanan kiri, km sudah tau kan perilaku mamimu yg km bela mlh menyakiti putrinya sendiri
Susanti Wahyuningsih
Q mampir thoor..
penasaran sama cerita nya... 😊
Syavira Vira
lanjut
Mules
bagus cerita ny
🕊️❦Teteh🕊️Reyna༂🕊️
Nah nyahooooo loh 🤫
Indriani Kartini
alhamdulilah terbongkar, oleh Vina sendiri dan saya yakin Vina skrng malah akan sangat sayang SMA Dinda, semoga
Ida Nur Hidayati
akhirnya kamu tau sendiri siapa mamimu dan apa yang diperbuat diluaran sana Vina
Ma Em
Vina akhirnya tau kelakuan maminya diluaran sana jgn menyalahkan papinya dan Dinda karena kelakuan maminya lebih memalukan
Abie Mas
maminya parah berzina sm brondong yg ganti2 dan di porotin lg sm brondong2 itu ais
Gusna Yenti
bgdfbnk
azalea_lea
tak perlu waktu lama akhirnya terbongkar juga


keren thor 👍🌹❤🙏🤗
SR.Yuni
vote gue kali ini untuk Vina deh....best banget moment ini ketahuan belang emaknya. Semoga vina bisa Nerima Dinda sebagai ibu sambungnya....makasih Thor 🌹🌹🌹
Jar Waty
lanjut kak
Erna Fadhilah
syukurlah vina udah tau kelakuan busuk maminya yang di kira baik banget,, gimana vin pasti kamu nyesel kan setelah tau kalau daddy dan sahabatmu itu tidak salah dan apa yang mereka lakukan benar ga berzina
Boma
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻ahirnya kamu lihat sendiri vina kelakuan ibumu,tak perlu lgi menyelidiki diam2 kamu udah lihat semua buktinya,gimana nyesel gak sekarang kamu dah mnghina sahabatmu
Eka ELissa
nah loh....Vina...gimna rasa nya kmu tau...lok mami mu lbih parah dri papi kamu
Eka ELissa
ya biar GK hamil dong msk kmu GK tau pil KB itu buat apaaan cih🤦🤦🤦
Eka ELissa
doni brondong mami mu Vina kmu aj mau di begoin ma mami kmu... lok kmu tau mami mu Tak sebaik yg kmu lihat kmu bkln mnyesl udh caci maki Dinda ma papi kmu
Teh Euis Tea
akhirnya vina tahu jg kelakuan maminya di luaran sana lebih menjijikan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!