Umurnya baru saja sembilan belas tahun, tinggal satu semester lagi akan lulus dari kuliahnya, Stefanie di seret paksa dari asrama kampusnya.
Karena kakaknya melarikan diri, di hari pernikahannya, Stefanie terpaksa jadi pengantin pengganti, menggantikan kakaknya.
Stefanie mencoba berontak, tidak ingin menggantikan kakaknya, menikah dengan pria calon kakak ipar yang belum ia kenal.
Tapi, karena Ibunya mengatakan, hanya sebagai pengganti sementara saja, sebelum kakaknya kembali, Stefanie terpaksa setuju menikah dengan calon kakak Iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17.
Christopher mondar-mandir di ruang kerjanya, memikirkan bagaimana ia memulai untuk bicara pada Stephanie, mengenai hubungan mereka harus segera di akhiri.
Setelah memikirkan dengan matang, ia pun keluar dari ruang kerjanya, lalu bergegas pergi ke Paviliun belakang Mansion.
Melihat Christopher datang ke Paviliun, membuat Leta dan Nora terkejut, dengan sopan mereka menundukkan kepala mereka sedikit pada Christopher.
"Tuan!" ucap mereka menyapa Christopher.
"Apa sudah pulang gadis itu?" tanya Christopher dengan dingin, lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar ruangan Paviliun.
"Maaf Tuan, Nyonya barusan menghubungi saya, ia bilang akan pulang sebentar lagi, ada urusan yang harus ia bereskan sebentar!" ujar Nora.
"Hmm!" Christopher menghempaskan bokongnya di sofa.
Leta dan Nora tidak berani beranjak dari tempat mereka berdiri, melihat Christopher menunggu kedatangan Stefanie.
Selang lima belas menit kemudian, tampak Stefanie berjalan menuju Paviliun.
"Aih.. Paviliun ini jauh dari jalan utama, membuat aku capek berjalan sampai ke Paviliun, seandainya taksi di perbolehkan masuk ke dalam pekarangan Mansion, aku gak akan capek berjalan dari depan gerbang, sampai ke Paviliun!" ujar Stefanie mengeluh, saat masuk ke dalam Paviliun kepada Leta dan Nora, yang tengah berdiri di dekat pintu.
Ke dua Pelayan itu hanya memandang Stefanie, dengan tatapan khawatir dan gelisah.
Leta memberi kode dengan matanya, melirik ke arah sofa, agar Stefanie menyadari kehadiran Christopher di dalam Paviliun.
Stefanie melihat ke arah lirikan mata Leta, dan ia pun akhirnya tahu kenapa Leta dan Nora, berdiri mematung di dekat pintu.
"Apakah kau tahu status apa yang sekarang ada padamu, kau ingin mempermalukan aku dengan sikap bebas mu itu, kau mau mempermalukan aku, ya!" sahut Christopher dengan nada tajam.
Stefanie tersentak di tempatnya mendengar amarah dari Christopher, ia melihat Christopher bangkit dari duduknya.
"A.. apa maksudmu, mempermalukan apa?" tanya Stefanie tidak mengerti.
"Apakah kau lupa siapa aku? semua orang mengenal siapa aku, dan nama baikku berkaitan dengan naik turunnya perkembangan perusahaan Howard, apakah kau mengerti dengan tingkahmu akan membuat saham Group Howard akan anjlok karena dirimu?" sahut Christopher masih dengan nada tajam.
"Hah! apa hubungannya dengan ku, aku kan bukan istri kakak ipar!" ujar Stefanie dengan polosnya.
Christopher terdiam di tempatnya, mendengar apa yang di katakan Stefanie, membuatnya tidak bisa berkata-kata.
"Bukankah kak Jennie istri kakak ipar, kenapa marahnya sama aku, harusnya kakak marahnya sama kak Jennie, kenapa dia bisa melarikan diri, ah... iya, dia sudah kembali... sekarang dia sudah ada di rumah, aku melihatnya tadi, kakak ipar harus pergi melihatnya sekarang, sebelum ia pergi lagi!" kata Stefanie dengan polosnya.
Christopher memandang Stefanie tidak percaya, gadis itu terlihat biasa saja mengatakan semua apa yang di katakan nya.
Stefanie juga memandang Christopher yang terdiam, dan tidak bergerak di tempatnya.
Christopher mengedipkan matanya, ia yang ingin bicara tentang menceraikan Stefanie, tiba-tiba lidahnya tidak ingin membicarakan masalah tersebut kepada Stefanie.
"Malam ini kemasi barang-barangmu, tinggal di Mansion sebagaimana seharusnya!" kata Christopher, lalu pergi meninggalkan Paviliun dengan tatapan heran dari Stefanie.
Sementara Leta dan Nora tersenyum senang, mereka langsung mengerti apa yang di katakan Tuan mereka.
"Nyonya, Ayo kami bantu!" sahut Leta dengan bersemangat.
"Apa yang dia maksud, aku tidak mengerti!" ujar Stefanie bingung.
"Nyonya sekarang sudah di perbolehkan masuk ke dalam Mansion, tidak tinggal di Paviliun lagi!" kata Nora menerangkan.
Sontak wajah Stefanie berubah mendengar penjelasan dari Nora, "Tidak! aku tidak mau, aku mau tetap tinggal di Paviliun sampai kak Jennie datang menggantikan aku!"
"Tapi, Nyonya!" sahut Leta bimbang.
"Aku tahu Mama tiri dan kakak tiriku sudah menikahkan aku dengan Tuan Howard, tapi aku tidak mau mereka tumbalkan menggantikan kak Jennie, mereka harus bertanggung jawab, walau mereka telah mengusir aku menjadi istri Tuan Howard seutuhnya, aku tidak terima!" kata Stefanie menolak pergi ke Mansion.
Gadis itu masuk ke dalam kamar, dan mengunci pintu kamar, agar Leta maupun Nora tidak masuk, untuk membujuknya pergi ke Mansion.
Bersambung......