NovelToon NovelToon
Kamu Diantara Kita

Kamu Diantara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / JAEMIN NCT
Popularitas:756
Nilai: 5
Nama Author: Sunshine_1908

Kisah cinta diantara para sahabat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunshine_1908, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesalahpahaman

Acara perkenalan pagi itu berakhir dengan sebuah tugas iseng yang diberikan oleh para anggota OSIS.

Temukan siapa saja perangkat OSIS terpilih

Kumpulkan tanda tangan sekaligus foto selfie dari 34 orang anggota OSIS

Terdengar simpel, tapi hanya Dreamers lah yang berdiri di barisan depan dan mengenakan almamater saat itu. Sementara anggota OSIS lainnya, membaur bersama para peserta orientasi, dengan dandanan yang serupa dengan mereka.

Sangat sulit untuk ditebak, tapi Dreamers memang tak bisa ikut bersandiwara. Karena notabene nya mereka adalah model yang dipakai sekolah untuk foto group di spanduk penerimaan.

Mereka justru telah menjadi idol diantara para siswa baru bahkan sejak sebelum mereka mendaftar di SMU Sinar Prestasi.

"Hai, mau aku bantu gak?" Khaizan menghampiri Nicya yang tengah kebingungan mencari keberadaan Jery di antara luasnya gedung sekolah.

"Gak usah, nanti juga nemu sendiri." jawabnya ketus.

"Susah lho nyari 34 orang yang gak kita kenal siapa." bujuknya tak mau kalah.

"Memangnya kakak tahu aku lagi nyari siapa?" Nicya menghentikan langkahnya, hingga membuat Khaizan ikut berhenti.

"Siapa lagi? Tugas yang tadi kan?" ujar Khaizan dengan penuh percaya diri.

"Sotoy. Sok tahu lo kak!" ketus Nicya lebih dingin dari sebelumnya.

"Lah terus?"

"Aku mau cari Bang Jery. Kemana sih tuh anak? Katanya gak mau jauh-jauh, ini malah gak kelihatan dari tadi." Khaizan nampak sumringah dengan alasan yang diucapkan Nicya.

Awalnya ia sempat takut. Karena mau bagaimanapun Cya sudah begitu dekat dengan Jaryan sejak mereka masih kecil. Apalagi karena Jaryan lah yang selalu menjaganya hampir 24 jam dalam sehari.

Ia khawatir jika Jery mungkin adalah cinta pertama dari gadis itu, dan mereka memiliki hubungan yang lebih dari sekedar teman masa kecil.

Ketakutannya itu terjadi karena ia berfikir bahwa perjuangan untuk mengalahkan cinta pertama takkan semudah memperjuangkan orang yang baru kita kenal. Karena kenangan dari cinta pertama itu bisa saja melekat begitu erat, hingga sangat sulit untuk bisa dilepaskan.

"Bang Jery?" tanya Khaizan sekali lagi untuk memastikan.

"Udah ah, mending cari sendiri." Nicya nampak sewot dan melanjutkan kembali perjalanannya untuk mencari si Pangeran Kesiangan.

Di tengah perjalanan, di dekat lapangan olah raga yang berada di bagian belakang sekolah ada seseorang yang memeluknya dari arah belakang. Tempat itu cukup sepi dan jarang ada anak-anak yang bermain maupun nongkrong di dekat sana. Kecuali pada saat jam pelajaran olahraga.

"Diam, jangan bergerak." ujar seorang yang terdengar asing. Dari suaranya, ia adalah seorang laki-laki. Tapi siapa dia, Nicya tak begitu yakin. Meskipun ia masih menuruti kemauan dari lelaki tersebut, dan mengangkat tangannya ke atas seolah tengah di todong.

"Kamu lagi halangan ya?" bisiknya hingga membuat wajah Nicya memerah.

Justru itu adalah salah satu alasannya kenapa sibuk mencari Jery sedari tadi. Ia melupakan tanggal bulanannya, dan melakukan kesalahan terbesar dengan tidak membawa senjata cadangannya hari itu.

Sebenarnya pemuda itu hanya ingin menolong. Ia bukan sepenuhnya memeluk, ia hanya mengikatkan jaket baseball miliknya di sekitar pinggang hazel. Ia berniat ingin membantu, sebelum ada anak-anak lain yang menyadarinya dan membuatnya malu.

"Sorry, gue cuma mau bantu." pemuda itu tertegun melihat Nicya yang terdiam dengan wajah yang memerah.

"Jishan!" teriak seseorang beratribut sama yang meneriakinya dari arah belakang.

Sebuah topi kerucut yang terbuat dari jerami, serta jas hujan buatan yang dibuat dari bahan kertas marmar mengkilap. Serta papan nama dari karton yang hanya berisikan nama panggung alias nama samaran.

Setidaknya para lelaki harus mengenakan itu sebagai atribut orientasi mereka. Sementara siswi perempuan diminta mengenakan topi yang sama dengan baju yang terbuat dari karung goni dengan design crop top ala kpop idol.

"Caelen... lo disini?" tegur Jishan. Ia menggeser tubuhnya ke depan Nicya untuk melindunginya dari Caelen dan segenap rasa penasarannya.

"Ikut aku." Disaat bersamaan Jery muncul dengan sebuah totebag berwarna merah muda yang berada di genggamannya. Ia menarik Nicya dari belakang tubuh Jishan tanpa sepatah pun kata permisi.

"Siapa dia?" Jishan tak menjawab. Matanya masih terpaku pada gadis manis yang baru saja berlalu dari sisinya.

"Eits, tunggu sebentar!" Caelen menyadari sesuatu.

"Kalau gue gak salah, dia Queenbe baru yang tadi pagi kan?" Jishan mengangguk dengan sebuah senyuman manis yang sangat sulit untuk diartikan. Sebuah senyuman yang tak pernah di lihat Caelen selama ia mengenalnya.

"Ayo balik, sebentar lagi waktu istirahatnya selesai kan? Nanti gue anter lo ke markasnya model sekolah." ajak Jishan kepada Caelen. Ia nampak seperti memiliki sebuah ide brilian untuk bisa mendekati Nicya.

...----------------...

"Makasih.." ujar Nicya dengan bibir yang dibuat manyun mirip seperti tokoh kartun Donald Duck pada serial Disney.

"Aku nyari abang tadi kemana-mana." rengeknya dengan suara sedikit serak, karena habis menangis.

Jaryan membelai lembut kepala gadis itu dan meraihnya masuk ke dalam dekapannya. Ia hafal betul jika Nicya sampai memanggilnya dengan sebutan 'abang' pasti dirinya sedang tidak baik-baik saja.

"Aku dititipin ini sama Mama kamu tadi pagi. Katanya period kamu harusnya hari ini, dan kamu pasti lupa. Ternyata bener kan?" celotehnya setelah mengurai pelukan mereka.

"Kenapa gak kasih dari tadi? Udah keburu malu tau." Mata Nicya kembali berlinang.

Jaryan mereka ulang adegan terakhir saat ia menemukan keberadaan Nicya di area belakang sekolah. Ia bersama seorang pemuda ketika ia menemukannya. Jaket yang dipegang oleh Nicya saat ini juga terlihat sangat asing untuknya. Ia yakin pasti ada sesuatu yang telah terjadi sebelum dirinya muncul diantara mereka.

"Dia apain kamu?" Jaryan menyentak jaket yang berada dalam genggaman Nicya dengan kasar.

"Dia bantu aku. Dia kasih aku jaket ini, biar aku gak malu." jelas Nicya gelagapan.

Ia paham betul sifat Jaryan. Ia pasti tengah berburuk sangka kepada pemuda yang sudah menolongnya tadi. Ia harus menjelaskannya kepada Jaryan, namun pemuda sudah terlanjut tersulut emosi.

Jaryan berlalu meninggalkannya dengan langkah yang begitu cepat, hingga sulit untuk bisa ia kejar. Jaryan mencari keberadaan malaikat penolongnya itu ke seluruh penjuru sekolah. Entah hal buruk apa yang akan terjadi nanti begitu ia berhasil menemukan pemuda itu.

Nicya masih terus berusaha mengejar. Namun dengan totebag yang tengah ia kenakan, membuatnya sedikit kesulitan untuk bisa berlari kencang.

"Sini lo!" Jaryan akhirnya menemukan keberadaan pemuda itu setelah mengitari seluruh area sekolah. Ia berada di tengah kerumunan para siswa baru yang sedang dikumpulkan oleh Khaizan dan Juan di tengah lapangan.

Tanpa lagi peduli dengan reaksi orang di sekelilingnya. Ia menarik kasar kerah baju pemuda itu ke tengah lapangan dan melemparnya ke sembarang arah. Hingga membuat pemuda itu jatuh tersungkur dan melukai tangannya.

"Awhhh... ada masalah apa sih lo sama gue Bang?" Bentak Jishan tak terima.

"Ingat, lo anggota OSIS. Gak seharusnya lo kasar sama adek kelas lo kayak gini!" Jishan pun bangkit dan menantang balik Jaryan dengan tatapan yang tak kalah tajam.

"Udah, Bang. Cukup!" Nicya melemparkan tasnya ke sembarang arah, lalu berdiri di tengah-tengah mereka berusaha untuk melerai.

Para peserta orientasi yang lain pun ikut berkumpul ke tengah lapangan untuk menonton pertikaian diantara mereka.

Untung, Khaizan bisa berfikir cepat dan langsung mendinginkan suasana. Khaizan meraih atensi seluruh orang dengan membunyikan suara sirine peringatan yang berasal dari toa yang sedari tadi berada di dalam genggamannya.

"Action Time..." teriaknya super heboh yang langsung diikuti oleh Marvin, Juan, juga Ren.

Sesungguhnya mereka tahu bahwa Jaryan benar-benar tersulut emosi, namun mereka harus menjaga citra OSIS di hadapan para peserta orientasi, terutama Jaryan. Karena status yang disandangnya sebagai Ketua OSIS.

Mereka pun mulai membagi tugas tanpa aba-aba. Juan secara spontan maju untuk menarik keduanya masuk ke dalam ruangan OSIS, bersama dengan Nicya. Ia merangkul keduanya seolah tak pernah ada masalah diantara keduanya. Dan meminta kepada Nicya untuk bisa mengikutinya.

Sedangkan Ren dan Marvin bertugas untuk memberikan games kepada para peserta orientasi lain, sementara Khaizan memandu acara diantara mereka.

"Jadi guys, kedua teman kalian tadi sudah terpilih menjadi kandidat King and Queen masa orientasi. Jadi akan ada sedikit kejutan serta tantangan yang harus mereka lalui, bersama beberapa peserta lain."

"Kandidat akan dipilih dengan beberapa pertimbangan dan akan diumumkan secara random sama seperti tadi. Jadi kalian harus bersiap untuk bisa mendapatkan kejutan seperti tadi." ujar Khaizan memecah suasana.

Ia pun berlari ke arah ruangan OSIS, setelah turun dari pentas acara. Juan takkan bisa menangani Jaryan sendirian. Sementara Caelen, ia masih memilih untuk bersikap tenang karena merasa tidak ada yang aneh dengan semua drama yang terjadi diantara para anggota OSIS dan juga sahabatnya.

1
Ridwan Nakku
kuuuuyylah semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!