Hijrah Cinta Annisa
Karena Tak semua Kata, Bisa mewakili rasa, Maka biarlah hati ini menentukan Pilihannya, Diantara Suka,Duka, dan Air Mata.
***
Aku yang di tolak oleh calon suamiku, tepat di hari pernikahan kami, demi wanita masa lalu yang tiba tiba datang untuk memintanya kembali.
Namun Disaat Bersamaan Aku dipertemukan dengan jodoh yang tidak ku duga sebelumnya, Meminang ku, dan Menikahi Ku di waktu yang sama.
Ya. Dia Seorang CEO Emran Company, CEO dingin dan Arogan.
Akankah Cinta bersemi diantara kami.
Nantikan Kisahnya hanya di HIJRAH CINTA ANNISA !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Hal Baru
...Aku akan terus mencintaimu, Dan bila kamu tidak menjadi takdirku, Maka cukuplah bahwa dirimu pernah menjadi Pilihanku...
...🍁...
Hari baru.
Semua persiapan pernikahan antara Annisa dan Zyan hampir 99% telah siap.
Mendekati hari bahagia Annisa semakin merasa gugup dan juga ada rasa bimbang, Sejujurnya entah karena apa ada sesuatu yang sangat mengganjal di hati Annisa , namun Annisa sendiri tidak mengetahui apa itu.
Begitu banyak doa dan dzikir selalu Annisa panjatkan, berharap semua acara akan berjalan lancar tanpa suatu hambatan apapun.
Menikmati udara segar pagi di teras rumah, membuat Annisa sedikit merasa segar.
Tampak dari kejauhan Seseorang yang terasa asing bagi Annisa masuk kedalam lingkungan pesantren. Annisa pun menajamkan penglihatannya, meneliti sosok yang tidak dia kenal tersebut.
Belakangan di ketahui orang tersebut merupakan utusan dari keluarga Zyan yang merupakan wedding organizer, yang datang untuk memasang dekor pengantin.
Benar saja tidak butuh waktu lama beberapa truk masuk, disusul beberapa orang yang terlihat datang.
Menyiapkan segala keperluan, mulai dari memasang tenda, membuat panggung pelaminan, dan banyak pekerjaan lainya dengan cekatan orang-orang itu lakukan.
Annisa hanya memandangi semua dari jarak yang lumayan jauh.
Memandang para pekerja yang telah di sewa oleh Zyan dan keluarganya, bekerja dengan begitu teliti dan sangat hati-hati.
Meski pernikahan masih akan di langsungkan lebih kurang tiga hari lagi, namun seperti yang telah di sampaikan oleh orang tua Zyan, jika mereka akan mengurus semuanya, dan benar saja hari ini mereka betul-betul mempersiapkan semuanya.
"Annisa ?" Panggil Aisha yang tidak sengaja lewat di belakangnya.
"Eh Mba Ais, mau kemana ?" Tanya Annisa
Aisha mengulas senyum di wajahnya "Mba mau ngajar , Mau ikut ?" Tawar Aisha.
Annisa pun menganggukkan kepala, dengan mengembangkan sebuah senyuman lebar di bibir cantiknya, berfikir mungkin saja suasana hatinya yang begitu tidak menentu akan hilang dengan sendirinya.
Jujur Annisa memang tidak terbiasa diam tanpa pekerjaan, sementara semenjak kepulangannya, Annisa hanya Menyibukkan dirinya di kamar dan dapur saja.
Sementara selama di luar negeri selain kuliah Annisa juga bekerja untuk mengisi waktu kosong dan waktu luangnya.
"Annisa mau Mba" Ucapnya kemudian.
"Yuk" Ajak Aisha
Annisa menjawab dengan anggukan kepala, dan mengikuti sang kakak.
Setelahnya keduanya tampak berjalan menuju kelas santri putri, yang letaknya berada di bagian belakang , terpisah tembok tinggi dan besar.
Sepanjang jalan Annisa tampak murung, dan itu mengundang tanya dari Aisha.
"Kamu kenapa sih Nis ? " Tanya Aisha.
"Nggak tahu mba" jawab Annisa singkat.
"Jangan suka melamun, nggak baik" Ucap Alisha memperingati
Annisa menjawab dengan anggukan kepala, dan senyuman di balik cadar yang dia kenakan.
"Kalau ada masalah cerita Nis ," Ucap Aisha lagi.
"InshaAllah mba, Tapi Annisa tidak sedang ada masalah kok mba" Jawab Annisa
Sejujurnya Aisha tidak begitu mempercayai ucapan adiknya, terlihat jika memang Annisa sedang banyak pikiran, namun dirinya memilih untuk abai untuk tetap menutupi.
Aisha hanya mendengus dengan menggelengkan kepala, mendengar jawaban sang adik, Beberapa saat berjalan kaki, keduanya telah sampai di tempat tujuan.
Annisa memilih duduk bersama para santri, menunggu sang kakak selesai dengan beberapa materi pelajaran.
Mengamati bagaimana Aisha mengajar para murid di kelas, dan pelajaran tentang fikih wanita yang di paparkan oleh Alisha hari ini.
Cukup menarik perhatian Annisa, yang juga ikut memperhatikan kelas sang kakak.
"Mau nggak sharing ilmu untuk para santri ?" Tawar Aisha pada sang adik.
Sejenak berfikir mengenai tawaran sang kakak, tidak ada salahnya jika dia berbagi sedikit ilmu dan pengalaman selama berada di Dubai.
Setelahnya Annisa mengambil alih jam belajar yang masih ber sisa kurang lebih lima belas menit, untuk dia sisipi materi tentang pengalaman dan semangat nya dalam menuntut ilmu.
Semua santri begitu antusias mendengarkan penjelasan dari Annisa , terlebih ini merupakan pengalaman baru bagi mereka, banyaknya materi agama terkadang membuat santri butuh sesuatu yang baru untuk sekedar merefresh otak.
Dan materi Annisa kali ini begitu di minati para santri, terlihat para santri yang begitu antusias, dengan banyaknya santri yang bertanya tentang beberapa hal, terutama yang berkaitan dengan beasiswa pendidikan.
Setelah selesai mengajar, Aisha di temani Annisa berkeliling pesantren, rencananya jika di izinkan , Annisa pun ingin mengabdikan dirinya di pesantren
Menjadi pengajar bagi para santri seperti kakaknya Aisha. Namun itu juga jika Zyan memperbolehkan.
Mengingat jika menghitung hari dirinya akan menjadi seorang istri.
***
"Daddy " panggil Yasmine lirih.
Yasmine yang terbangun dari tidurnya karena
"Ya Sayang" Jawab Emran dengan membenarkan posisi tidurnya yang menjadi setengah duduk.
"Kapan dad kita apa bertemu Mommy?" Tanya Yasmine
Emran hanya menghela nafas dalam dan tersenyum pada gadis kecilnya.
"Besok kita tanya sama on dokter ya, Yasmin sudah boleh pulang atau belum" ucap Emran memberi saran.
Dengan wajah berbinar, Yasmine menganggukkan kepalanya penuh semangat.
Sejenak suasana menjadi hening, Emran pun menjadi tidak dapat tertidur setelahnya, terlebih melihat sang putri yang kembali terjaga.
"Em Sayang ?" panggil Emran kemudian
"Yes Dad " Jawab Yasmine dengan memainkan boneka kesayangannya.
"Daddy Boleh tanya?" Tanya Emran pelan.
"Tentu saja" jawab Yasmine cepat.
"Kenapa Yasmine mau ketemu sama Mommy?" tanya Emran dengan menatap sang gadis kecil di hadapannya.
"Em..." Jawab Yasmin dengan memainkan bibirnya , tampak berfikir sejenak sebelum memberikan jawaban pada Daddy nya.
"Yasmine sayang Mommy, Mommy juga sayang Yasmine" Jawabnya kemudian dengan nada celotehan
Emran hanya mengulas sebuah senyum di wajah tampan nya.
"Lalu" ucap Emran lagi
"Apa yang ingin Yasmine lakukan setelah bertemu dengan Mommy?" tanya Emran lagi.
Lagi dan lagi Yasmine terlihat berpikir dengan memainkan jari telunjuknya yang dia ketukkan di bawah bibir.
"Yasmine mau peluk Mommy, Yasmine pengen bobok sama Mommy" Ucapnya seketika.
Mendengar hal itu Emran hanya dapat mengulas senyum getir di wajah tampannya, ingin rasanya dia melarang hal itu,
Sejujurnya Emran hanya takut jika Yasmine akan kecewa setelah bertemu dengan Annisa, dengan tidak mendapatkan apa yang menjadi rencana Yasmine.
"Okay, kalau begitu Yasmine sekarang tidur lagi ya" Pinta Emran dengan suara lembut.
"Yasmine harus banyak tidur agar cepat pulih, dan kita bisa segera menemui Mommy " Ucapnya lagi memberi penjelasan pada gadis kecil tersebut
Mendengar kata jika akan bertemu dengan Mommy Nya, Yasmin pun seketika menurut dengan ucapan Emran.
Yasmin kembali memposisikan tidurnya, begitu juga Emran yang terlihat membenarkan posisi selimut yang di kenakan Yasmine
Tidak butuh waktu lama, akhirnya Yasmine dapat kembali tidur dengan pulas.
Sementara Emran masih saja tetap terjaga, mengingat kembali ucapan Yasmine yang baru saja dia dengar.
Dia tidak begitu mengenal bagaimana Annisa, Emran hanya berharap jika Annisa tidak akan menolak Yasmine.
***
apa lagi lihat di balik cadarnya anissa.
wahhh takutnya emran kena serangan cinta jantungnya