Sang Ratu Antagonis S2

Merebut Hati Ceo Dingin

...****************...

Tian An menghela napas, dan menyenderkan kepalanya ke belakang. Dia sama sekali tidak ingin keluar dari mobil untuk saat ini.

"Nona, kenapa kau tidak keluar dan mendekati pemeran pria?" ucap Xin Xin.

"Untuk apa? Dia yang membuatku kesal. Jadi jangan harap aku akan mendekat dan berbicara dulu dengan dia!"

"Tapi, nona...."

"Xin Xin, aku seorang wanita. Dan sejak dulu aku tidak suka jika wanita yang harus lebih dulu mendekati laki-laki. Apalagi jika laki-laki itu sudah membuat seorang wanita kesal,"

"Kau harus mengalah sedikit, nona,"

"Tidak, sudah cukup aku mengalah dengannya. Meski dia melakukan semuanya demi melindungi makam Xia Liu An, tapi tidak seharusnya juga dia membiarkan perusahaan itu mempunyai reputasi yang sangat buruk!"

Kali ini Xin Xin tidak bisa lagi berkata, kekesalan Tian An memang sudah cukup besar terhadap Lu Yan Cheng. Apalagi dengan sifat pendendam yang dimiliki oleh nonanya itu.

Lu Yan Cheng menoleh ke belakang dan melihat Tian An yang sedang memainkan ponselnya. Dia mengambil sesuatu dari dalam saku celanya.

"Nona, nona. Sejak kapan pemeran pria merokok?" Xin Xin melihat asap dari arah Lu Yan Cheng.

"Tidak tahu, biarkan saja. Sebentar lagi dia juga pasti akan terbatuk!"

"Nona, kau jahat sekali. Padahal dia...."

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!"

Xin Xin tercengang melihat Lu Yan Cheng terbatuk, persis seperti apa yang Tian An katakan.

"Nona, pemeran pria benar-benar terbatuk," ucap Xin Xin dengan pelan.

"Aku sudah tahu akan hal itu, karena dia hanya pura-pura merokok saja,"

Xin Xin hanya bisa terdiam, entah apa yang dipikirkan oleh kedua orang yang Xin Xin lihat itu. Yang satu tidak pengertian dan pendendam, dan yang satu lagi sok dingin tapi ingin di perhatikan sampai pura-pura merokok.

Brak!

Suara pintu mobil membuat Lu Yan Cheng sedikit terkejut.

"Jika tidak biasa merokok, tidak perlu memaksa," Tian An berlalu meninggalkan Lu Yan Cheng.

Lu Yan Cheng tahu jika Tian An bukanlah wanita yang mudah untuk dibohongi, dan dia memiliki sifat sedikit egois juga dingin.

Tapi karena itulah Lu Yan Cheng menyukainya, perbedaan Tian An dari wanita lain yang tidak akan pernah membuat hati Lu Yan Cheng berpaling.

Lu Yan Cheng membuang rokok dan korek apinya ke tong sampah yang ada tak jauh darinya, lalu berjalan mendekati Tian An.

"Aku ingat kau menyukai pantai," ucap Lu Yan Cheng.

"Ya, tapi saat ini tidak cukup membuatku lebih baik,"

"Aku tidak ingin kau terluka,"

"Bagaimana kau menemukanku?"

"Semua mobil milikku mempunyai pelacak, jadi sangat mudah untuk mencari dimana dirimu,"

"Seharusnya aku sudah tahu hal itu,"

Greb!

Lu Yan Cheng memeluk Tian An dari belakang, menghirup aroma tubuh Tian An yang memiliki aroma khusus yang membuat Lu Yan Cheng merasa nyaman.

"Maaf, kau pasti kesal karena aku menghentikanmu," ucap Lu Yan Cheng pelan.

"Jika kau tahu aku akan kesal, seharusnya kau biarkan aku melakukannya hingga selesai,"

"Tidak, jika aku melakukannya, maka aku hanya akan terlihat bodoh. Karena membiarkan wanita yang aku cintai berkelahi dengan banyak laki-laki, sementara aku hanya diam saja,"

Tian An terdiam sejenak, "Bagaimana kakimu?"

"Kau....."

"Apa yang kau lakukan sampai kakimu seperti itu?"

Lu Yan Cheng melepaskan pelukannya lalu membalikan tubuh Tian An agar menghadapnya.

"Ini hanya masalah kecil, aku hanya tidak hati-hati ketika berjalan," Lu Yan Cheng menyingkirkan rambut kecil yang ada di kening Tian An.

"Bukankah karena kau ceroboh?"

Lu Yan Cheng tertawa mendengarnya, "Ya, aku memang ceroboh saat memikirkanmu,"

Tian An menepis tangan Lu Yan Cheng yang akan mengusap pipinya, "Berhenti bersikap seperti itu padaku,"

"Baiklah, kau masih saja sama seperti dulu,"

Lu Yan Cheng kembali membalikan tubuh Tian An agar membelakanginya, lalu memeluk tubuh kecil itu dengan lembut.

Mereka menikmati desiran angin pantai sambil melihat ombak yang bermain dan membasahi butiran pasir lembut.