NovelToon NovelToon
IDIOT BUT LUCKY

IDIOT BUT LUCKY

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Hamil di luar nikah / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror
Popularitas:19.4k
Nilai: 5
Nama Author: diahps94

Tiga sejoli menghabiskan usia bersama, berguru mencari kekebalan tubuh, menjelajahi kuburan kala petang demi tercapainya angan. Sial datang pada malam ketujuh, malam puncak pencarian kesakitan. Diperdengarkan segala bentuk suara makhluk tak kasat mata, mereka tak gentar. Seonggok bayi merah berlumuran darah membuat lutut gemetar nyaris pingsan. Bayi yang merubah alur hidup ketiganya.

Mari ikuti kisah mereka 👻👻

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diahps94, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Gundah Gulana

Tulus dalam mencinta bukan harus terima kala tersandung rasa patah hati. Tersakiti karena lidah tak bertulang, berangsur memburuk karena datang dari orang terdekat pasangan. Bukan sebuah keharusan untuk marah, tapi hati punya batasan tersendiri. Tiara janda favorit Dayat, memilih untuk tak berhubungan dengan Dayat guna menata hati. Dayat mengurung diri, tak mau bertemu sahabat dan anaknya. Kecerobohan mereka merenggangkan hubungan dengan Tiara. Dayat membangunkannya dari beberapa tahun, di hancurkan hanya dalam satu hari. Jelas dalam benak bagaimana Tiara memintanya pulang hari itu.

"Pulanglah, aku ingin sendiri." Tiara bahkan tak mau repot memandang Dayat.

Dayat mencoba meraih tangan Tiara, sayang tangan itu di tepis. "Bagaimana dengan pipa paralon yang tersumbat, aku juga belum menguras tower mu, ada bangkai tikus disana."

"Aku akan meminta orang lain nanti, sudah tak apa kau pulang. Aku tak ingin orang beranggapan miring tentang ku, apalagi aku seorang janda, tanpa melakukan apa-apa saja sudah tertuduh, keberadaan mu di rumah tanpa adanya anak ku pasti menjadi bahan ghibah." Tiara memunggungi Dayat usai bicara.

Memejamkan mata, Dayat tak suka nada bicara Tiara yang tak selembut biasanya. "Aku akan mengawasi kerja orang ledeng, bolehkah aku tak membiarkan kau berduaan dengan tukang ledeng itu."

"Tidak, aku akan memanggil bude untuk kemari, sudah pulang tak perlu cemas, semakin kau lama disini aku merasa semakin buruk." Usir Tiara halus.

Dayat memijat keningnya yang berdenyut nyeri, dia ingat sorot mata dan mimik muka Tiara hari itu. Bodohnya dia mengikuti ucapan Tiara untuk pulang. Tak menyelesaikan kesalahpahaman di awal, menjadi teramat lama berbaikan. Tiga hari tanpa ada kabar, tiga hari kelimpungan, Dayat resah dan gundah gulana. Kehidupan percintaannya di rundung masalah, kesalahannya tak seberapa tapi mengena di hati Tiara yang rapuh.

Susah payah Dayat membangun kepercayaan Tiara akan cintanya. Seorang perjaka yang mendekati janda anak satu, dengan usia putrinya yang sama dengan Djiwa. Sukar meyakinkan Tiara kalau Dayat tak main-main. Di perkenalkan ke kedua orangtuanya saja belum mau, jika sudah begini apa tak semakin sulit saja kedepannya. Dayat mengacak isi lemari, melampiaskan kesalnya pada tumpukan baju yang rapi.

Yanti mendengar suara frustasi sang putra, masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu, mendapati anaknya seperti bukan orang yang ia kenal. "Astaghfirullah, kenapa toh Yat, kok di awut-awut bajunya?"

"Gimana toh Bu, aku tuh...ah kalau di putusin gimana Bu, gimana loh Bu." Merengek layaknya anak kecil yang di rampas permen kesukaannya.

Yanti bergidik ngeri mendengar putranya merengek, baru kali ini mendengar orang merengek bukannya simpati malah mual nyeri sampe ulu hati. "Ck, apasih kaya orang nggk ke pake aja, kalau di putusin ya cari lagi, inget di bumi jumlah wanita lebih banyak daripada pria."

"Ibu ini ya, gak ngerti bangat masalah hati anaknya. Orang maunya Tiara ya harus dia, coba ibu sana cari bapak baru mau nggak?" Tantang Dayat.

Yanti yang semula mual saja kini bercampur emosi. "Bocah gembel, stres kamu ya? Bocah kok ada-ada aja malah nyuruh ibunya cari bapak baru, wes gak bener otak mu itu Yat."

"Bapak second kan banyak sih Bu, lagian salah sendiri nyuruh aku cari yang lain, padahal yang lain belum tentu sebaik Tiara." Dayat sudah kesemsem level dewa, tak bisa tergantikan.

"Gadis second juga banyak nggak cuma Tiara doang, kenapa musti Tiara?" Yanti ketagihan beradu argumentasi.

"Ibu gak sopan bangat sebut Tiara gadis second, dia itu gadis baik-baik loh Bu, emang ibu nggak mau toh kalau Dayat nikah sama Tiara, apa ibu nggak setuju?" Jika benar tak setuju, pupus sudah harapan Dayat selama ini.

"Ya bukannya begitu, ibu setuju-setuju aja, orang Tiara juga ibu kenal anaknya gimana, yang jadi persoalan kenapa sudah tahunan pacaran kau tak pernah bawa dia ke keluargamu?" Sentak Yanti, ingat sekali Tiara jika bertemu di berbagai tempat di minta mampir ke rumah tak kunjung bertamu.

"Ibu tau, sebenarnya hubungan kita tak dapat restu dari putrinya. Putrinya teman sekolah Djiwa, dia beda setahun dengan Djiwa, putrinya berujar tak masalah Tiara dengan siapapun, asal jangan dengan keluarga dari Djiwa. Aku kudu piye toh Bu?" Akhirnya Dayat menyampaikan batu penghalang hubungannya dengan Tiara.

Deg, Dayat terus merengek pada Yanti, tanpa tahu ada hati yang tercabik. Djiwa hendak meminta maaf, niat hati memberi motivasi pada sangat ayah, dikejutkan dengan fakta tak mengenakan. Sejauh ini dia tak kenal siapa putri dari janda incaran Dayat. Jika benar dia penghalang semua itu, maka Djiwa merasa menyesal telah jadi beban. Djiwa bertekad apapun yang terjadi, hubungan Dayat dan Tiara tak boleh kandas. Restu dari anak Tiara biar Djiwa yang urus.

Mengendarai sepeda motor seorang diri, ini kali pertama Djiwa melakukannya. Dia anak dan cucu paling disayang oleh tiga keluarga besar, jadilah kemanapun langkahnya di antar. Cukup mudah mengendalikan laju motor, sebelumnya dia tak diberi izin atas dasar keselamatan dan usia yang belum legal. Berbekal tutorial di YouTube, Djiwa mengendarai sepeda motor secara amatir.

Terpaut jarak satu desa, tiba tanpa selamat, Djiwa harus terjungkal karena melintasi lubang dalam jalanan. Sepi manusia lewat, jauh dari pemukiman warga karena ia jatuh di areal persawahan. Djiwa merutuk akan nasib buruk, menimpa tanpa permisi saat dalam sebuah misi. Meringis menahan perih, lututnya mengeluarkan darah, telapak tangan lecet dan tekena serpihan kerikil, kepala luka karena tak mengenakan helm. Djiwa terbahak dengan kemalangan diri.

"Ku pikir orang gila mana yang ketawa karena gegar otak pasca jatuh, ternyata orang gila lama." Suara ketus seorang gadis mengejutkan Djiwa yang masih tertimpa motor.

Gadis itu tanpa di minta mengangkat motor dari tubuh Djiwa, mendelik seram tanpa kata, setelah motor berhasil di pinggirkan barulah dia berujar. "Mau di tolong apa di tinggal?"

"Hah, ya menurut mu baiknya bagaimana?" Djiwa sampai tak habis pikir dengan manusia di depannya.

"Baiknya kau tak usah berkeliaran di sini, merusak kenyamanan mata." Judes sekali, si gadis mengendarai sepeda yang ia tumpangi, lantas menaruhnya di ladang warga, begitupun dengan motor milik Djiwa.

"Ayo!" Beres mengamankan sepeda dan motor dari jalanan, kini giliran ia mengulurkan tangan ke arah Djiwa yang masih betah duduk di dalam lubang jalan.

"Hah?" Djiwa ngelag.

"Mau di tolong tidak, ayo cepat berdiri!" Sungguh tak ada sisi lembut dari sang gadis.

Judes sekali, nih bocah kebanyakan nyemil cabe pasti, gerutu Djiwa dalam hati. "Terimakasih."

Djiwa tak banyak bicara, sekedar mengeluarkan ringisan nyeri saja dapat tatapan maut, apalagi kalau dia protes yang lain. Gadis itu meninggalkan Djiwa seorang diri di ladang tanpa ada orang. Djiwa tak kuat berjalan jauh, sempat soudzon dengan gadis itu, justru si gadis memanggil bala bantuan dengan mengayuh sepeda. Dua orang laki-laki ikut memapah Djiwa sampai ke rumah terdekat, yaitu rumah si janda bohay.

Melihat Djiwa dari kejauhan Tiara cemas, pasalnya anak itu mengeluarkan cukup banyak darah. "Ini gak apa ya mang nggk di bawa ke puskesmas aja, darahnya banyak loh."

"Biarin aja, stok darahnya banyak, udah nggk usah terlalu cemas, anak orang lain ini." Mulut pedas gadis gila, yang sayangnya membantu Djiwa.

Djiwa melempar senyum ke Tiara, persetan dengan gadis di sampingnya yang jelas Djiwa butuh p3k. "Tante tolong aku, rasanya badan ku ngilu dan kaku."

"Sebentar aku ambilkan obat merah dan kapas, tunggu ya." Tiara berlarian ke dalam rumah.

"Makasih ya mang udah bantu nolongin." Djiwa berucap syukur.

"Sama-sama Jang, lain kali jangan bawa motor kebut-kebutan disitu banyak lubang soalnya, terus sepi orang disana, lagi gak musim tanam jadi jarang orang lewat." Jelas orang itu.

"Iya mang, tadi fokus aja matanya lurus ke depan, nggak sadar ada lubang dalem banget." Djiwa rasa lubang itu bahkan bisa di tanami pohon pisang.

"Yaudah lain kali hati-hati, amang mau nerusin kerja dulu, hayuk neng Nia." Pamit mamang tukang bangunan itu.

"Iya mang, nuhun." Timpal Nia ramah, berbeda sekali saat bicara dengan Djiwa.

"Apa liat-liat?" Nia ketua ke arah Djiwa yang sedari tadi memandangi perangai Nia yang pilih kasih.

Mengalihkan pandang, Djiwa malas membalas pertanyaan Nia, adik kelasnya saat SMP. Djiwa sibuk dengan pikirannya, dibuyarkan dengan kedatangan Tiara. "Coba luruskan kaki mu, biar aku bersihkan dengan rivanol dulu."

"Aww..." Djiwa meringis, saat luka lututnya di sentuh.

"Aduh Bu kelamaan kalau sekali oles di tiup, ngoles lagi di tiup malah lama sembuhnya, sini biar aku yang urus." Nia merampas rivanol dan kapas dari tangan Tiara.

Djiwa menatap horor tangan Nia yang bersiap dengan perlengkapan p3k. "Pelan-pelan, jangan...AW! Yak, kenapa anarkis sekali jadi cewek!"

"Kenapa letoy sekali jadi cowok, berisik banget lah." Nia semakin santar membersihkan luka Djiwa.

Jiwa ingin teriak kembali, urung karena tiba-tiba Nia meniup lukanya hingga hawa dingin nafas Nia meredakan nyeri yang ia rasa. Nia telaten membersihkan luka di beberapa tubuh Djiwa. Rambut panjang Nia di terpa angin saat meniup luka yang ada di pelipis Djiwa. Pesona kecantikan alami kian terpancar, Djiwa tertegun, untuk pertama kalinya jantungnya berdegup kencang karena seorang wanita. Ah, tuhan apakah dia jatuh cinta, jerik Djiwa dalam dada.

Bersambung

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Kemampuan Djiwa sudah hilang 😌
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Waduh ngeri 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Akhirnya penjahatnya tertangkap 👏👏
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
lagiiii thorrrr/Determined//Determined//Determined//Determined/
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
ohh djiwa udah sembuh itu,, gak perlu lagi nanggung beban berat...
bisa lihat yg ghaib itu berattt loh
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
typo punya nya butun,,, hak paten
😂😂😂
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
anak
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
yahhh kok pd tumbang,,, siapa yg nyelamatin 🤧🤧
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
semangat Djiwa 💪🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
waduh 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
sembarangan 😤
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
waduh😣
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
mahendraaa knp,,, ayokkk djiwa selamat in ayah
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
waduhh siapa sihh tersangka nyaaa 🤔🤔🤔
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
masihhh misteriiii
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
polisi juga manusia,,, takut setannnnn😂😂😂😂😂😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
nah loh 👻👻👻
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
betul 🤪
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤭🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!