Melati harus menjadi janda, sepeluh menit setelah ijab qabulnya.
Di saat yang bersamaan berita kecelakaan yang menimpa kakak nya menjadi salah satu penyebab diri nya harus kehilangan sosok ayah di dalam hidupnya.
Menjadi janda setelah ijab serta kehilangan ayah dan kakak serta kakak iparnya.
Bersama Ibu dan keponakannya
Melati pun memilih hijrah ke Ibu Kota untuk melanjutkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reindranovita Ristiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Noda Merah Itu
Kedua netra Ander pun membulat sempurna saat tanpa sengaja matanya melihat setitik noda darah di atas sprei ,
Noda yang tak bisa di bilang kecil pun juga tak bisa di bilang besar .
Sebuah noda yang menimbulkan tanda tanya dalam benaknya
Pantas saja semalam dia merasa begitu kesulitan untuk menembus milik Melati ,butuh beberapa kali perjuangan hingga akhirnya miliknya berhasil menembus dinding pertahanan Melati dan selebihnya sebuah adegan yang tak bisa di uraikan di sini pun terjadi .
Semula Ander mengira hal itu karena Melati sudah cukup lama menjanda ,sehingga mungkin saja miliknya menjadi seret dan rapet kembali .
Tapi ketika melihat noda darah itu .
Tanda tanya pun tak urung muncul jua di benaknya .
.
.
.
.
.
.
.
"Sayang "panggil Ander ,menatap kearah Melati yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi ,habis membersihkan diri dengan mandi wajib .
Perempuan tersebut pun sedang mengeringkan rambutnya yang basah dengan sebuah handuk .
"I,i,itu tadi di atas sprei kok ada noda darah ?"tanya Ander menatap lekat manik mata milik Melati .
Melati pun menghentikan gerakannya dan menatap kearah Ander .
Seketika Melatipun tersadar ,bahwa sesungguhnya kevirginan nya masih terjaga .
sebab pernikahannya terdahulu hanya berusia beberapa menit saja dan selama dulu masih berpacaran dengan Rudy pun ,Melati terus bisa menjaga kehormatannya .
"Mas lebih baik mandi dulu ,setelah itu kita sholat subuh berjamaah ".ucap Melati setelah terdiam sejenak .
"Takut nanti keburu habis waktu ,nanti setelah sholat akan Melati ceritakan "ucap Melati dengan nada bijak .
Ander pun hanya mengangguk ,kemudian bergegas menuju kekamar mandi .
Setelahnya terdengar suara guyuran dari dalam kamar mandi .
.
.
.
.
.
.
Ke esokan hari nya Melati pun sudah siap berkutat dengan olahan menu sarapannya .
Tak lupa juga dia menyiapkan nasi tim untuk menu sarapan Adelia .
"Pagi sayang ".
"Ada yang bisa mas bantu "ucap Ander memeluk Melati dari belakang mengecup singkat pipi kiri Melati .
Membuat Melati yang sedang memegang spatula dan membuat Omlet serta menggoreng sosis untuk sarapan pun mengerutkan leher nya karena kegelian .
"Ish ,jangan ganggu aku dulu mas ,aku lagi bikin sarapan "ucap Melati .
Ya sejak menikah Melati pun mulai membiasakan diri memanggil Ander dengan embel mas di depannya .
Meski terkadang di tempat kerja pun Melati juga memanggil Ander dengan sebutan mas ,pak ,tuan dan juga sebutan lainnya .
"Duduklah ".
"Sebentar lagi aku selesai "ucap Melati .
"Ohya sudah ada segelas juice di meja ".
"Atau mau aku buatkan secangkir teh ?".
"Atau kopi ?"ujar tanya Melati sambil tangannya sibuk membalik omlet dengan spatula .
"Tidak usah sayang ,ini pun sudah cukup "ucap Ander mengangkat sedikit segelas juice miliknya .
Melati pun hanya tersenyum ,kemudian kembali melanjutkan aktifitasnya .
Tak lama kemudian bu Fatma dan oma Sukma pun ikut gabung ke meja makan dengan Adelia dalam gendongan oma Sukma .
Bocah kecil itu terlihat akrab dengan wanita paruh baya yang belum lama di kenalnya itu .
Ya oma Sukma menginap di rumah Melati setelah selesai acara resepsi .
Beliau tidur bertiga dengan bu Fatma dan juga Adelia .
Sebab di rumah itu hanya terdapat dua kamar .
"Ander ,gimana rasanya belah duren ?"tanya oma Sukma sambil melirik jahil kearah cucu nya tersebut .
Semalam ketika menjelang tidur bu Fatma sudah menceritakan semua hal tentang Melati .
Tentang pernikahan pertamanya yang gagal sebelum genap sehari .
Tentang suami ,serta anak dan menantunya yang mendadak pergi menghadap sang Illahi .
Serta tentang Adelia yang kemudian di angkat jadi anak Melati ,setelah semua insiden itu terjadi .
Serta keputusannya untuk pindah dan pergi serta menjual semua harta yang mereka punya di kampung lalu berpindah ke kota yang letaknya berpuluh puluh mil dari kampung mereka .
Membawa luka dan kenangan yang tersimpan ketika dulu di kampung.
Dengan pengharapan di tempat yang baru bisa menyembuhkan luka kehilangan seiring waktu berjalan .
.
.
.
.
.
.
Ander hanya bisa menganga tak percaya ketika ia selesai mendengar cerita kisah masa lalu Melati yang sebenarnya .
Ada rasa bangga sekaligus haru tetiba saja menyeruak di kedalaman rongga dadanya .
"Ja,ja,jadi Adelia itu anak kandung almarhumah kakak kamu ?"tanya Ander setelah Melati di bantu dengan bu Fatma selesai bercerita .
Kedua perempuan beda usia itu pun menganggukkan kepala ,pun juga dengan oma Sukma ikut mengangguk pula .
"Oma sudah tau hal ini ?"tanya Ander melihat kearah oma nya yang ikut mengangguk .
"Baru saja semalam "sahut oma Sukma .
"Ander tidak pernah mengira ,ternyata ?"ucap Ander lirih .
Tetiba saja dia teringat dengan orang suruhannya untuk menyelidiki tentang Melati .
Dia pun ingat jika dia hanya memerintahkan untuk menyelidiki masa lalu Melati terutama tentang pernikahannya terdahulu .
Tapi sepertinya perihal pernikahan tak genap sehari yang dulu di alami oleh Melati rupanya sudah di tutup dan tak tersebar kemana mana .
Bahkan mungkin warga kampung pun sudah tidak mau mengingatnya .
Sebab ketika orang suruhan Ander itu bertanya kepada warga kampung .
Kompak mereka menjawab dengan sebuah jawaban yang sama .
.
.
.
.
.
Ander menatap kagum sekaligus bangga terhadap istrinya .
Andaikan tidak ada oma dan juga ibu mertua di hadapannya saat ini .
Ingin rasa nya dia menghujamkan bertubi tubi ciuman serta pelukan pada Melati ,istrinya .
Tak dapat lagi dia ungkapkan rasa bangga yang menyeruak di kedalaman dadanya .
"Terima kasih sudah menjaga nya untuk ku selama ini "lirih batin Ander sambil sorot mata menatap penuh cinta kearah Melati .
Oma Sukma pun hanya tersenyum penuh arti ,dalam hati oma Sukma bersyukur ,cucu tersayangnya itu telah menemukan jodohnya .
Sempat khawatir dan was was ,pasca penghianatan Clarissa dulu .
Sebab tiba tiba saja Ander berubah menjadi sosok yang dingin dan cuek terhadap lawan jenisnya .
Bahkan terkesan tidak berminat pada gadis yang menurut orangpun mempunyai kecantikan diatas rata rata .
Terlalu menyibukkan diri dengan karier dan pekerjaannya .
Sehingga membawa Ander mencapai puncak kejayaannya di usia yang masih relatif muda .
Bisnis restoran itu hanyalah salah satu dari sekian bisnis yang sudah di gelutinya .
Sempat juga oma Sukma cemas sebab takut ,Ander akan berbelok dari kodratnya .
Sebab melihat betapa cuek dan acuhnya dia pada kaum hawa .
Tapi sekarang ,melihat dengan mata kepala sendiri.
Betapa cucu tersayangnya itu telah menjadi budak cinta seorang Melati .
Oma Sukma hanya bisa berdoa ,bahwa pernikahan cucunya akan kekal hingga akhir usia.
.
.
.
.
.
.
.
Ander mengeratkan pelukannya pada Melati,di benamkannya kepala nya pada ceruk leher istrinya tersebut .
Beberapa menit yang lalu keduanya baru saja menyelesaikan sunnah Rosul mereka .
Posisi Melati yang di peluk dari belakang hanya bisa diam membiarkan suaminya itu memeluknya dengan erat .
"Terima kasih sudah menjaga nya untukkku ,selama ini "bisik Ander mengecup puncak kepala Melati .
"Akulah yang seharusnya berterima kasih karena sudah menjadi orang baik bagi kami ".
"Serta mau menerima Ibuku juga Adelia "sahut Melati mengelus punggung tangan Ander yang masih saja memeluknya .
"Bagaimana kalau besok sabtu kita berkunjung ke kampung halamanmu "ucap Ander ,membuat Melati melepaskan pelukannya dan beralih menatap kedua netra suaminya .
"Aku ingin mengunjungi serta bersilaturahmi pada Ayah dan juga kakak serta kakak iparmu ".lanjut Ander menatap manik mata sewarna madu milik Melati dengan lembut .
"Terutama ingin meminta restu dari almarhum ayahmu ,beliau pasti adalah seseorang yang hebat karena telah mampu mendidik perempuan sehebat dan sebaik dirimu ".ucap Ander mengecup singkat puncak kepala Melati .
Melati terdiam beberapa saat ,bayangan masa lalu dan kenangannya di kampung halaman berkelebat sesaat .
"Nanti kita coba bicarakan hal ini dengan Ibu "ucap Ander setelah beberapa saat melihat Melati masih saja terdiam .
.
.
.
.
.
.
.
.
Sementara itu di kampung halaman Melati .
Renita sedang menyuapi putranya yang sudah mulai aktif .
Suaminya Rudy baru saja pulang dari pabrik .
"Mas "sapa Renita mencium punggung tangan suaminya tersebut .
Rudy pun membalas dengan mengecup kening Renita dengan singkat .
"Kamu siap siap ya ,setelah ini kita kerumah papa dan mama "ucap Rudy sambil bercanda dengan Raffa putra semata wayangnya .
"Tadi mama telfon ,katanya kesehatan papa sedikit menurun ".
"Kita kesana untuk menengok papa "ucap Rudy ,mengecup dengan gemas pipi Raffa .
Bayi dengan usia kurang dari setahun itu terkikik kegelian .
"Tadi sudah cuci tangan cuci kaki kan mas ?"ujar tanya Renita ketika melihat suaminya tersebut menguyel uyel Raffa .
"Sudah dong ,tadi aku sudah cuci tangan dan cuci kaki di pancuran depan "sahut Rudy .
"Aku juga sempet cuci muka tadi di sana "sambungnya lagi .
"Syukurlah ,takutnya lupa mencuci tangan dan kaki habis pulang dari pabrik ".
"Kasihan Raffa ,di luar banyak kuman dan virus yang tidak kita sadari bisa saja menempel ke tubuh kita ".ujar Renita mengelus puncak kepala Raffa .
"Ya ,sudah mas aku siap siap dulu ".
"Tolong jagain Raffa sebentar ".ucap Renita kemudian berlalu masuk ke dalam .
.
.
.
.
.
.
.
.
Ander telah menyampaikan maksudnya untuk mengunjungi kampung halaman Melati ,kepada bu Fatma .
Wanita paruh baya itupun mengangguk setuju bahkan bu Fatma pun ingin pula ikut serta menengok kampung halaman mereka .
"Mel ,kapan rencana kalian untuk menengok makam Ayah serta kakak kamu ?"ujar tanya bu Fatma .
"Insha ALLAH besok hari sabtu bu "sahut Melati sambil mengayun ayun Adelia .
Bocah mungil tersebut terlihat mengantuk sebab baru saja kenyang menghabiskan sebotol susu .
"Kamu sudah siap bertemu dengan Rudy ?"tanya bu Fatma menghentikan sejenak kegiatannya dan menoleh kearah Melati .
Melati yang sedang mengayun ayunkan Adelia pun berhenti sejenak dan menatap kearah Ibunya .
"Melati sudah ikhlas dengan semuanya bu ".sahutnya kemudian .
"Lagipula sekarang Melati sudah punya Ander sebagai suami ,bagi Melati Rudy hanyalah kisah masa lalu "sahut Melati dengan bijak .
"Syukurlah ,kalau begitu hari sabtu nanti ibu akan ikut pulang ke kampung ".
"Sesungguhnya ibu juga kangen dengan Ayah dan juga kakakmu "Lirih bu Fatma namun masih bisa terdengar oleh Melati .
"Besok sabtu kita kunjungi makam Ayah dan Kak Mawar serta kak Asoka ya bu ".ucap Melati dengan nada lembut .
Bu Fatma pun menganggukkan kepala mendengar perkataan putrinya tersebut .
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
untung si Clarissa nolak.
lierrrr
ko di kmr