Perjalanan waktu seorang wanita yang sangat luar biasa, penuh dengan talenta di setiap bidangnya bukan hanya itu dia juga menjadi rebutan semua pria dan bahkan dia adalah bos besar dari seluruh mafia.
Namun sayang dia harus berakhir dengan pengkhianatan dari keluarganya sendiri hingga membuatnya tewas, namun takdir berkata lain dia pun kembali tersadar dan berada di tubuh gadis lain yang dijuluki sampah, dengan tekadnya yang sangat kuat dia akan berusaha kembali ke puncak.
" Huff... ternyata tidak hanya di kehidupan sebelumnya bahkan dikehidupan inipun aku masih menjadi rebutan, melelahkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae Linge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baru Permulaan
Sesampainya mereka di ruang utama, tampaklah semua anggota keluarga telah berkumpul di tempat mereka masing-masing.
"Ada yang ingin aku tanyakan kepada kalian" ucap Ray Su tanpa menampakkan kemarahannya agar permasalahan yang menimpa putrinya jelas.
"Apa yang ingin anda tanyakan tuan" ucap Selir Zia Le dengan lemah lembut sembari menampilkan senyum termanisnya.
Melihat hal itu Maeli Su pun merasakan mual di perutnya hingga membuat dia terbatuk "Benar-benar wanita ular, melihat tingkah sok manisnya membuat perut ku mual saja, nasib baik aku tak muntah dan hanya batuk tersedak saja".
" Nak apakah kau sakit? apa perlu ibu panggil kan tabib" tanya nyonya rumah yang khawatir jikalau Maeli Su kenapa-napa.
"Tidak bu, aku tidak apa-apa jadi ibu jangan terlalu khawatir" jawab Maeli Su sembari memegang tangan nyonya rumah.
Melihat hal itu Lira Su dan adiknya pun sangat geram dan memandang ke arah Maeli Su dengan tatapan penuh kebencian, Maeli Su yang melihat hal itu pun membalas tatapan mereka dengan cara menatap mereka lebih tajam lagi.
Mereka membenci Maeli Su dikarenakan hampir seluruh orang yang tinggal di kediaman ini hanya peduli dengan keadaan nona pertama saja dan mengabaikan mereka.
"Baiklah kalau begitu, selama kepergianku dengan La Xia siapa yang mengurus semua kediaman ini" tanya Ray Su.
Mendengar pertanyaan itu dengan semangatnya selir Zia Le berkata "Saya tuan" yang diiringi dengan senyuman, dia mengira tuan besar akan memujinya dan memberikan hadiah padanya.
Maeli Su yang mengetahui isi pikiran selir Zia Le pun hanya tersenyum jijik di balik kain penutup wajahnya "Dasar bodoh tanpa kau tau kau sedang menggali makammu sendiri".
Mendengar jawaban selir Zia Le, tuan besar pun bertanya sekali lagi "kalau begitu semua tanggung jawab di kediaman ini selama kepergian ku ada di bawah kendali mu".
Mendengar perkataan tersebut selir Zia Le awalnya mulai sedikit khawatir namun karena mengingat kasih sayang akan diterimanya dari tuan besar dan juga hadiah dia pun menepis ke khawatiran yang ada di hatinya dan mengatakan "Benar tuan saya lah yang bertanggung jawab penuh atas kediaman ini".
"Buka kain penutup wajah mu nak" ucap Ray Su kepada Maeli Su dengan suara yang lembut, mendengar hal itu Maeli Su pun perlahan membuka kain penutup wajahnya, seketika di ruangan itu gaduh.
Melihat wajah Maeli Su yang penuh dengan luka, selir Aria pun berkata "Nak apa yang terjadi padamu? Kenapa wajah mu bisa menjadi seperti itu"
Maeli Su yang di tanyai pun hanya diam dan menunduk sembari terlihat sangat murung, melihat hal itu Lira Su mengambil kesempatan untuk membuat semua orang membenci Maeli Su "Kak apakah gosip yang beredar itu benar jika kakak sengaja melukai wajah kakak karena pembatalan ikatan pernikahan dengan putra mahkota, maafkan adik kak jika putra mahkota lebih memilih adik menjadi permaisurinya" ucapnya yg dengan ekspresi bersalah.
Maeli Su pun tertawa di dalam hati mendengar perkataan yang keluar dari mulut Lira Su si wanita ular "Umpan sudah di makan, saatnya menangkap ikan" batin Maeli Su.
Selir Zia Le pun menanggapi perkataan anaknya itu sembari memegang tangannya dia berkata "Nak itu bukan salah mu jika pangeran mahkota lebih memilih mu, apa yang dilakukan putra mahkota sudah benar apalagi kau jauh lebih cantik dan berbakat dari kakak mu yang terkenal sebagai sampah si buruk rupa".
"Sekarang saatnya aku ikut bermain dengan kalian para wanita ular" batin Maeli Su, dia pun langsung menangis dan meminta maaf kepada ayah handanya "Ayah maaf kan putri mu yang tidak berguna ini telah membuat mu malu, bahkan putri mu ini telah di kenal sebagai sampah si buruk rupa".
Ray Su pun mengangkat tubuh putrinya dan membawanya kembali ke tempatnya semula.
Dengan suara yang mulai meninggi Ray Su berkata "Apakah aku sudah menyuruh kalian berbicara kenapa dengan lancangnya kalian menghina putri pertama kediaman ini".
Mendengar hal itu Lira Su pun berkata "Maafkan aku ayah handa, aku tak bermaksud menghina kakak aku hanya mengatakan rumor yang saat ini sedang beredar di semua kalangan masyarakat".
"Kali ini aku akan memaafkan mu, dan kesampingkan soal rumor omong kosong itu, aku mengumpulkan kalian semua kemari untuk mendengarkan penjelasan dari Selir Zia Le selaku penanggung jawab di kediaman ini selama aku dan La Xia pergi" ucap Ray Su.
"Penjelasan apa yang ingin tuanku dengar, hamba pasti akan mengatakannya" jawab selir Zia Le yang masih dengan senyuman walaupun tak selepas sebelumnya.
"Baguslah kalau begitu, Selir Zia Le kenapa wajah nona pertama bisa mengalami luka seperti ini selama kediaman Su menjadi tanggung jawab mu" tanya La Xia selaku nyonya rumah di kediaman Su.
Mendengar pertanyaan itu seketika selir Zia Le dan ke dua anaknya berkeringat dingin dia mulai berpikir bagaimana jika apa yang mereka lakukan terbongkar, ketika sibuk memikirkan jawaban tiba-tiba dia teringat dengan rumor yang beredar.
"Maaf nyonya saya tidak mengetahui tentang luka yang di derita oleh nona pertama, bukankah luka itu baru saja kita lihat hari ini, dan bukankah nona pertama tidak keluar selama beberapa hari dari kediamannya" jawab selir Zia Le dengan penuh percaya diri sebab dia yakin jika Maeli Su tak akan berani mengatakan kejadian yang sebenarnya, jika pun dia mengatakannya mereka masih bisa mengelak sebab Maeli Su tidak memiliki bukti dan saksi mata.
Mendengar hal itu Ray Su pun sangat murka dan berkata "Apa kau pikir aku bodoh sehingga kau mau menipuku?"
"Maaf tuan saya tidak berani menipu tuan, saya hanya mengatakan yang sebenarnya" ucap selir Zia Le yang mulai berkeringat dingin karena melihat suaminya yang sudah murka.
"Selir Zia, apa kah sudah cukup sandiwara yang kau mainkan? Apakah kau tak lelah berpura-pura" tanya nyonya rumah.
"Nyonya saya tidak mengerti apa yang nyonya katakan, mana mungkin saya yang hina ini berani melakukan sesuatu kepada nona pertama" jawab selir Zia Le dengan memilin ujung bajunya.
"Karena kau mengatakan tidak tau, maka ke dua putri mu pasti mengetahuinya kan?" jelas nyonya rumah dengan wajah sinisnya.
Mendengar hal itu selir Zia Le pun terdiam karena dia tak mau membuat masalah menjadi rumit apalagi putrinya Lira Su adalah calon permaisuri ke kaisaran ini.
Melihat selir Zia Le yang terdiam Ray Su pun berkata "Mungkin kau melupakan sesuatu jadi dengarkan baik-baik, aku sudah memanggil tabib untuk memeriksa lukanya dan tabib mengatakan jika luka yang ada di tubuhnya bukanlah luka baru tetapi luka yang telah di derita selama bertahun-tahun, ada juga luka yang baru di terimanya sekitaran dua bulan ke belakang, dan semua luka itu di sebab kan karena benda tajam, benda keras dan kuku tangan".
Mendengar hal itu selir Zia Le dan kedua anaknya pun menjadi pucat, sebab tak mungkin lagi mereka dapat mengelak, hingga akhirnya selir Zia Le memutuskan untuk menanggung semuanya sendiri karena dia tak mau ke dua anaknya ikut terlibat dan di satu sisi pernikahan anaknya dan putra mahkota hanya tinggal dua bulan lagi, jika anaknya sudah menjadi permaisuri maka dia juga akan dapat lepas dari segala hukuman yang diberikan oleh tuan besar.
"Maaf kan saya tuan saya sendiri yang telah melakukannya, saya melakukan hal tersebut karena saya kehabisan kesabaran menghadapi tingkah nona pertama" kilah selir Zia Le.
Mendengar hal itu Maeli Su pun berlutut dan menangis sembari berkata "Ayah bagaimana mungkin saya berani melawan ibu Zia sedangkan ayah sendiri tau jika saya tak memiliki kualifikasi apapun, bahkan hal itu juga di ketahui oleh ibu Zia, lantas mengapa ibu Zia masih menyusahkan sampah seperti saya yang pasti tak akan sanggup melakukan perlawanan apapun saat dianiyaya.
Mendengar perkataan Maeli Su membuat Ray Su pun tak dapat lagi menahan amarahnya dan berkata "Selir Zia Le aku tak bisa mempercayai kata-kata mu karena aku hanya percaya dengan apa yang kulihat, jika dia melawan mu seharusnya engkau akan terluka ataupun tergores sedikit saja karena kelakuannya, namun apa ini kau malah tak terluka sedikit pun".
"Lalu kenapa dia yang mengalami luka yang sangat serius dan bahkan luka itu akan berdampak buruk untuk masa depannya kelak. Kareena perbuatan mu ini kau akan ku jatuhi hukuman kurungan di kediaman timur selama enam bulan dan siapapun tak boleh melihat mu dan kau hanya boleh di temani satu dayang.
Mendengar hal itu selir Zia Le pun berlutut sambil menangis dia meminta ampun pada tuan besar agar di lepaskan dari hukuman itu namun tua besar malah memerintahkan dua pengawal untuk menyeret Selir Zia Le menuju ke kediaman timur.
Melihat hal itu Maeli Su pun menyunggingkan senyum yang sangat tipis hingga tak ada yang menyadarinya lalu dia pun berkata di dalam hati "ini baru permulaan, kejutan lain akan segera menghampiri kalian".
***
Kejutan apa lagi yang akan diberikan Maeli Su?
Ikuti terus ceritanya jangan sampai ketinggalan 😘