selingkuhan suamiku merampok semua hartaku dan papaku, suamiku berubah saat bertemu wanita iblis bernama Syifa, aku tidak menyangka perubahan sikap yang ditunjukkan oleh suamiku karena pengaruh guna-guna wanita iblis bernama Syifa itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rika ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
andre dan Nino mencoba meyakinkan Richard
Andre duduk di kursi ruang tamu, menatap foto Richard yang terpajang di atas meja. Wajah Richard di foto itu terlihat begitu polos dan lugu, jauh berbeda dengan Richard yang sekarang. Hatinya terasa sakit setiap kali ia melihat foto itu. Ia merindukan Richard yang dulu, anaknya yang penyayang dan penurut.
Tiba-tiba, pintu rumah terbuka, menyingkapkan sosok Nino yang tampak lelah. Nino adalah anak kedua Andre yang berusia 23 tahun.
"Andre, aku sudah bertemu dengan Richard," kata Nino, mendekati Andre. "Dia tampak… berbeda. Ada sesuatu yang aneh padanya."
Andre mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Aku tahu, Nino. Dia telah berubah. Dia tidak lagi anakku. Dia sudah dikuasai oleh Syifa, pelakor itu."
"Kita harus melakukan sesuatu, Andre," kata Nino, menepuk pundak Andre. "Kita harus menyelamatkan Richard dari pengaruh jahat Syifa. Kita tidak boleh membiarkan dia terus-menerus diracuni oleh perempuan itu."
"Aku tahu, Nino," kata Andre, menarik napas dalam-dalam. "Tapi bagaimana caranya? Richard tidak mau mendengarkan aku lagi. Dia selalu membela Syifa."
"Kita harus mengajaknya bertemu, Pa," kata Nino. "Kita harus mencoba berbicara dengannya, menjelaskan semuanya. Kita harus memberinya kesempatan untuk sadar."
Andre terdiam, menimbang-nimbang perkataan Nino. Ia tahu bahwa Nino benar. Ia harus mencoba berbicara dengan Richard. Ia harus mencoba menyelamatkan anaknya dari pengaruh jahat Syifa.
"Baiklah, Nino," kata Andre, berdiri dari kursinya. "Kita akan mengajaknya bertemu. Semoga kita bisa membantunya."
Andre dan Nino berencana untuk mengajak Richard bertemu di sebuah kafe di dekat rumah Richard. Mereka berharap bahwa di tempat yang netral, Richard mau mendengarkan penjelasan mereka. Mereka juga berharap bahwa Richard masih memiliki sedikit rasa sayang kepada ayahnya.
"Kita harus bersiap-siap, Pa," kata Nino. "Kita harus membawa bukti-bukti yang kuat untuk meyakinkan Richard. Kita harus menunjukkan padanya bahwa Syifa adalah orang yang jahat."
"Aku sudah menyiapkan semuanya, Nino," kata Andre, menunjukkan sebuah folder berisi dokumen dan foto. "Ini adalah bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Syifa adalah orang yang licik dan jahat. Dia telah menipu Richard dan menghancurkan hidup Alice."
"Bagus, Papa" kata Nino. "Semoga kita berhasil. Kita harus menyelamatkan Richard. Kita harus mengembalikannya ke jalan yang benar."
Andre dan Nino melangkah keluar rumah, bertekad untuk menyelamatkan Richard dari pengaruh jahat Syifa. Mereka tahu bahwa ini akan menjadi pertempuran yang sulit, namun mereka tidak akan menyerah. Mereka akan berjuang sampai titik darah penghabisan untuk mengembalikan Richard ke kehidupan yang normal.
Andre dan Nino duduk berhadapan dengan Richard di sebuah kafe yang sepi. Suasana di antara mereka terasa tegang. Richard tampak dingin dan jauh, seakan-akan ada dinding tak terlihat yang memisahkannya dari kedua orang yang selama ini ia sayangi.
Andre menghela napas panjang, mencoba untuk mengumpulkan keberanian. Ia menatap Richard dengan mata berkaca-kaca.
"Richard, Nak… Ayah dan Nino ingin berbicara denganmu," kata Andre, suaranya bergetar.
Richard menatap Andre dengan tatapan dingin, tanpa sepatah kata pun. Ia masih terpengaruh oleh Syifa, pelakor yang telah menghancurkan hidupnya.
"Richard, Nak… Ayah tahu kamu sedang terpengaruh oleh Syifa," kata Andre, suaranya semakin lirih. "Ayah dan Nino tahu bahwa kamu tidak seperti ini. Kamu bukan anak yang dingin dan tidak berperasaan. Ayah mohon, dengarkan penjelasan kami."
Richard masih terdiam, menatap kedua orang di hadapannya dengan tatapan yang kosong.
"Richard, Nak… Syifa telah mengguna-gunamu," kata Nino, suaranya tegas. "Dia telah menggunakan ilmu hitam untuk mengendalikanmu. Dia telah membuatmu membenci ayahmu dan Alice."
Richard mengerutkan kening, menatap Nino dengan penuh curiga.
"Jangan percaya omongan mereka, Richard," suara Syifa terdengar dari dalam hati Richard. "Mereka hanya ingin memisahkan kita. Mereka iri dengan kebahagiaan kita."
"Richard, Nak… Ayah punya bukti," kata Andre, menunjukkan sebuah folder berisi dokumen dan foto. "Ini adalah bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Syifa adalah orang yang licik dan jahat. Dia telah menipu kamu dan menghancurkan hidup Alice."
Richard membuka folder itu, menatap dokumen dan foto di dalamnya dengan penuh keheranan. Ia tidak percaya bahwa Syifa telah berbohong padanya selama ini.
"Ini… ini… tidak mungkin," kata Richard, suaranya bergetar.
"Ini benar, Richard," kata Andre, menatap Richard dengan penuh harap. "Ayah mohon, percayalah kepada kami. Syifa telah mengguna-gunamu. Dia telah membuatmu membenci orang-orang yang menyayangimu."
Richard terdiam, mencoba untuk mencerna semua informasi yang baru saja ia terima. Ia merasa bingung dan tidak percaya. Ia tidak tahu harus mempercayai siapa lagi.
"Richard, Nak… Ayah mohon, lepaskan diri dari pengaruh jahat Syifa," kata Andre, menjangkau tangan Richard. "Ayah masih mencintaimu. Alice juga masih mencintaimu. Kita semua ingin kamu kembali kepada kami."
Richard menatap tangan Andre, kemudian menatap wajah kedua orang di hadapannya. Ia merasa sangat lelah dan bingung. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.
"Richard, Nak… Ayah dan Nino akan membantumu," kata Nino, menepuk pundak Richard. "Kita akan membantumu untuk melepaskan diri dari pengaruh jahat Syifa. Kita akan mengembalikan kamu ke jalan yang benar."
Richard terdiam, mencoba untuk berpikir jernih. Ia tahu bahwa kedua orang di hadapannya adalah orang yang mencintainya. Ia tahu bahwa mereka tidak akan pernah berbohong kepadanya.
"Baiklah," kata Richard, suaranya lirih. "Aku akan mencoba untuk percaya kepada kalian."
Andre dan Nino tersenyum lega. Mereka tahu bahwa ini baru permulaan, namun mereka merasa optimis. Mereka akan membantu Richard untuk melepaskan diri dari pengaruh jahat Syifa. Mereka akan membantu Richard untuk kembali menjadi dirinya sendiri.
Richard melangkah keluar dari kafe, meninggalkan Andre dan Nino yang masih duduk di meja, menunggu jawabannya. Hati Richard bercampur aduk. Ia merasa bingung dan tidak percaya. Ia tidak menyangka bahwa Syifa, wanita yang selama ini ia cintai, telah mengkhianatinya dengan cara yang begitu kejam.
Ia berjalan di jalanan yang sepi, mencoba untuk menenangkan pikirannya. Ia terus memikirkan perkataan Andre, mencoba untuk memahami apa yang telah terjadi. Apakah benar ia telah diguna-guna oleh Syifa? Apakah benar ia telah diracuni oleh sihir jahat?
"Tidak mungkin," gumam Richard dalam hati. "Syifa mencintaiku. Dia tidak mungkin melakukan hal seperti itu padaku."
Namun, di balik keraguannya, sebuah rasa ketidaknyamanan menyerang hatinya. Ia teringat akan perubahan sikapnya yang tiba-tiba, perasaan benci yang muncul begitu saja tanpa alasan, dan seolah-olah ada kekuatan lain yang mengendalikan dirinya.
Richard berhenti di sebuah taman, mencari bangku untuk duduk. Ia menatap langit yang mendung, mencoba untuk menenangkan pikirannya. Ia harus berpikir jernih. Ia harus mencari tahu kebenarannya. Apakah ia benar-benar telah diguna-guna? Atau apakah ini hanya halusinasi akibat rasa cintanya yang terluka?
Richard mencoba untuk mengingat kembali semua kejadian yang telah terjadi. Ia teringat bagaimana ia bertemu dengan Syifa, bagaimana ia jatuh cinta padanya, dan bagaimana ia memutuskan untuk meninggalkan Alice untuk bersamanya.
"Apakah semua ini hanya tipu daya Syifa?" tanya Richard dalam hati. "Apakah aku telah tertipu olehnya selama ini?"
Richard merasa sangat lelah dan bingung. Ia tidak tahu harus percaya kepada siapa lagi. Ia sangat mencintai Syifa, namun ia juga tidak ingin kehilangan keluarganya. Ia ingin kembali menjadi dirinya sendiri, anak yang penyayang dan penurut.
Richard menghela napas panjang, mencoba untuk menenangkan dirinya. Ia harus mencari tahu kebenarannya. Ia harus menemukan jawaban atas semua pertanyaan yang ada dalam benaknya. Ia harus melepaskan diri dari pengaruh jahat Syifa, jika memang benar ia telah diguna-guna.
Richard berdiri dari bangku, mengucapkan dalam hati, "Aku akan mencari tahu kebenarannya." Ia melangkah pergi, meninggalkan taman, dengan tekad bulat untuk membongkar semua rahasia yang tersembunyi di balik hubungannya dengan Syifa