Hujan deras di tengah malam menyatukan langkah dua orang asing, Dasha dan Gavin di bawah payung yang sama. Keduanya terjebak di sebuah kafe kecil, berbagi cerita yang tak pernah mereka bayangkan akan mengubah hidup masing-masing.
Namun hubungan mereka diuji ketika masa lalu Gavin yang kelam kembali menghantui, dan rahasia besar yang disimpan Dasha mulai terkuak. Saat kepercayaan mulai retak, keduanya harus memilih menghadapi kenyataan bersama atau menyerah pada luka lama yang terus menghantui.
Mampukah Dasha dan Gavin melawan badai yang mengancam hubungan mereka? Ataukah hujan hanya akan menjadi saksi bisu sebuah perpisahan?
Sebuah kisah penuh emosi, pengorbanan, dan perjuangan cinta di tengah derasnya hujan. Jangan lewatkan perjalanan mereka yang menggetarkan hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Setelah berbulan-bulan hidup dalam ketegangan, kabar mengenai penculikan Nathan oleh Clara akhirnya sampai ke telinga orang tua Gavin yang tinggal di Indonesia. Kabar itu datang dengan cepat, seperti angin topan yang menghantam kehidupan mereka. Mereka merasa sangat terkejut dan khawatir, terutama setelah mendengar bahwa anak mereka, Gavin, yang tinggal di luar negeri, sedang berjuang untuk melindungi cucu mereka.
Orang tua Gavin, yang sudah lama menetap di Jakarta, merasa sangat gelisah dan tidak bisa berdiam diri setelah mendengar kejadian itu. Mereka segera memutuskan untuk pulang ke negara asal mereka, berharap bisa memberikan dukungan moral dan menguatkan Gavin dan Dasha dalam menghadapi situasi yang menegangkan ini.
Setibanya di Jakarta, mereka langsung mengatur perjalanan ke luar negeri. Orang tua Gavin ibu dan ayahnya merasa bahwa mereka harus berada di sisi putra mereka dan segera beraksi untuk membantu mereka mengatasi masalah yang semakin memburuk ini. Mereka terbang ke luar negeri dengan segala kecemasan yang memenuhi hati mereka, berharap dapat segera bertemu dengan Gavin dan memastikan keselamatan Nathan.
Selama perjalanan, sang ibu, yang bernama Ibu Linda tidak bisa berhenti merenung. "Anakku bagaimana bisa dia menghadapi semua ini sendirian?" gumamnya. "Dia tidak pernah meminta ini. Clara... dia pasti sangat terobsesi dengan Nathan."
Suaminya Richard, yang lebih pendiam namun tegas, menghela napas panjang. "Kita tidak bisa lagi menunggu. Gavin perlu kita di sini. Kita harus membantu mereka sekuat tenaga."
Setibanya di rumah Gavin, suasana terasa tegang. Dasha dan Gavin menyambut mereka di pintu dengan wajah lelah dan cemas. Meskipun mereka sudah berusaha sebaik mungkin untuk menjaga kebersamaan dan ketenangan keluarga, kedatangan orang tua Gavin membawa sedikit kelegaan. Ada perasaan bahwa mereka tidak lagi berjuang sendirian.
Ibu Linda langsung memeluk Gavin dan Dasha. "Kami datang untuk membantu. Kami ada di sini untuk kalian," ujarnya dengan suara bergetar.
Gavin terlihat sangat emosional, merasakan kehangatan dukungan orang tuanya. "Terima kasih, Ma, Pa," jawabnya, hampir tidak bisa menahan air mata. "Kami kami tidak tahu harus bagaimana lagi."
Pak Richard berdiri di samping mereka mengangguk tegas. "Kita akan bicarakan strategi, apa yang bisa kita lakukan bersama. Clara tak boleh dibiarkan begitu saja."
Beberapa hari setelah kedatangan orang tua Gavin, mereka mulai mengumpulkan informasi lebih lanjut. Ibu Linda berusaha mencari tahu lebih dalam tentang Clara mencari tahu tentang keluarga dan kehidupan masa lalunya. Sementara itu, Richard mulai menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang memiliki informasi tentang cara untuk melindungi Nathan lebih lanjut, seperti pengacara dan petugas keamanan.
Sementara itu, Dasha berusaha menenangkan Nathan dengan segala cara, memberikan rasa aman dan nyaman yang dia butuhkan. "Kakek dan nenekmu ada di sini, sayang. Mereka akan membantu kita," katanya, berusaha menyemangati Nathan yang tampak cemas.
Nathan yang sudah mulai merasa sedikit lebih baik, memandang kakek dan neneknya dengan penuh rasa penasaran. "Kakek. Nenek aku takut," katanya, suara lemah.
Ibu Linda mendekat dan membelai rambut Nathan dengan lembut. "Tidak ada yang perlu kamu takutkan, cucuku. Kakek dan nenek akan menjaga kalian. Kami akan selalu ada di sini."
Clara, yang masih terobsesi untuk mendapatkan Nathan, kini semakin gencar melancarkan rencananya. Meski dia mengetahui bahwa Dasha dan Gavin sudah berada dalam perlindungan yang lebih ketat, dia tetap tak berhenti berpikir tentang cara untuk merebut kembali cucunya. Namun, dengan kedatangan orang tua Gavin, ia sadar bahwa pertempuran kali ini tidak akan semudah yang dia bayangkan. Semua orang yang terlibat kini lebih kuat, lebih bertekad, dan lebih siap untuk melindungi Nathan dari segala ancaman.
Dengan dukungan orang tua Gavin, keluarga ini kini lebih solid dan penuh semangat untuk menghadapi Clara, siap mempertahankan kedamaian dan kebahagiaan mereka, meski tantangan besar masih menghadang di depan.
.
.
.
.
Clara, yang telah lama terobsesi dengan Gavin, selalu merasa bahwa hidupnya tidak lengkap tanpa pria itu. Meskipun mereka sudah berpisah beberapa tahun yang lalu, perasaan Clara terhadap Gavin tak pernah hilang. Ia merasa kehilangan segalanya saat mereka bercerai, terutama setelah tahu bahwa Gavin menemukan kebahagiaan baru dengan Dasha. Kehidupan Clara tak pernah sama sejak saat itu, dan semakin lama, rasa cemburu dan kesepian itu semakin menguat.
Namun, ada satu hal yang membuat Clara semakin sulit untuk melepaskan masa lalu kesuksesan besar yang diraih Gavin. Perusahaan yang dulu mereka jalani bersama kini tumbuh menjadi salah satu yang paling sukses di industri tersebut. Sementara Gavin terus berkembang, Clara merasa tersisih dan semakin terobsesi dengan apa yang telah hilang darinya. Dalam pikirannya, satu-satunya cara untuk mendapatkan kembali segala sesuatu yang telah ia tinggalkan adalah dengan menghancurkan kebahagiaan baru yang ditemukan Gavin bersama Dasha dan anak mereka, Nathan.
Seiring berjalannya waktu, Clara mulai merencanakan cara untuk mendapatkan kembali perhatian Gavin, terutama ketika ia melihat bagaimana perusahaan Gavin terus berkembang pesat. Ia tahu bahwa untuk mendapatkan Gavin kembali, ia harus menghancurkan kehidupan barunya dan itu termasuk Nathan, anak mereka yang kini tumbuh bahagia bersama Dasha dan Gavin.
Clara menyadari bahwa dengan menculik Nathan, ia akan memiliki daya tarik emosional yang cukup besar untuk menggoyahkan Gavin. Jika ia bisa memanfaatkan ketakutan dan rasa kehilangan yang dialami Gavin, Clara yakin ia bisa membuat pria itu kembali ke pelukannya. Rencana Clara tidak hanya tentang mendapatkan Nathan, tetapi juga tentang merusak kebahagiaan Gavin yang baru, dengan harapan ia bisa membangkitkan kembali perasaan cinta yang dulu mereka miliki.
Penculikan Nathan bukanlah keputusan yang diambil Clara dengan ringan. Di balik tindakan ekstrem itu, ada rasa sakit dan keinginan untuk balas dendam. Clara ingin membuktikan bahwa tanpa dia, Gavin tak akan mencapai kesuksesannya. Ia percaya bahwa satu-satunya cara untuk merebut perhatian Gavin adalah dengan mengembalikan dirinya ke dalam hidupnya, dengan cara yang paling dramatis dan mengganggu.
Ketika Clara berhasil menculik Nathan, rencananya menjadi lebih jelas. Ia akan mengirimkan pesan-pesan yang mengguncang emosi Gavin, berharap itu akan membuka jalan bagi dirinya untuk kembali. Di pikirannya, jika Gavin merasa kehilangan Nathan, ia akan berusaha untuk kembali ke pelukannya mungkin dengan harapan, mereka bisa kembali bersama dan membangun hidup baru. Clara juga memikirkan bahwa dengan menarik perhatian Gavin, ia bisa memanipulasi situasi ini untuk kepentingannya sendiri, dan akhirnya mendapatkan kembali apa yang menurutnya menjadi haknya.
Namun, Clara belum menyadari betapa besar kesalahan yang ia buat. Meskipun ia berpikir bahwa Gavin masih memiliki perasaan padanya, kenyataannya jauh berbeda. Gavin telah menemukan kedamaian dan kebahagiaan bersama Dasha dan Nathan. Ia tak akan pernah membiarkan Clara merusak hidupnya lagi, meskipun ia tahu bahwa Clara tidak akan menyerah begitu saja.
Dasha, yang selama ini berjuang untuk menjaga kebahagiaan keluarganya, kini harus menghadapi ancaman besar yang datang dari masa lalu Gavin. Meski demikian, ia bertekad untuk melindungi Nathan dan menjaga kesejahteraan keluarga mereka, tak peduli seberapa keras Clara berusaha mengacaukan segalanya.
Rencana Clara mungkin telah mengubah segalanya, tetapi keluarga Gavin tidak akan pernah runtuh begitu mudah. Dengan keteguhan hati dan dukungan dari orang tua Gavin, mereka siap menghadapi apa pun yang datang, berjuang bersama untuk melindungi masa depan mereka dan kebahagiaan yang telah mereka bangun.