"Aku dimana?"
Dia Azalea. Ntah bagaimana bisa ia terbagun di tubuh gadis asing. Dan yang lebih tidak masuk akal Adalah bagaimana bisa ia berada di dunia novel? Sebuah novel yang baru saja ia baca.
Tokoh-tokoh yang menyebalkan, perebutan hak waris dan tahta, penuh kontraversi. Itulah yang dihadapai Azalea. Belum lagi tokoh yang dimasukinya adalah seorang gadis yang dikenal antagonis oleh keluarganya.
"Kesialan macam apa ini?!"
Mampukah Azalea melangsungkan kehidupannya? Terlebih ia terjebak pernikahan kontrak dengan seorang tokoh yang namanya jarang disebut di dalam novel. Dimana ternyata tokoh itu adalah uncle sang protagonis pria.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queen_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OMB! (31)
Selamat Membaca
*****
Keluarga Dirgantara dan Arkatama disibukkan dengan persiapan konferensi pers untuk Caramel dan Reynold. Sepasang suami istri itu sedang di briefing oleh ibu mereka masing-masing agar tidak salah bicara di depan publik nanti. Karena sekali saja salah, maka itu akan memengaruhi opini publik tentang mereka.
"Ingat ucapan kamu barusan. Jangan sampai kalian salah bicara apalagi terbawa emosi saat itu. Tunjukkan wajah bersalah kalian. Dan Reynold berusahalah untuk terlihat romantis pada Caramel nanti," jelas Ariana diangguki Sofia.
"Jangan sampai kelian membuat kesalahan yang berakibat memperburuk perusahaanku. Jika sampai itu terjadi, aku sama sekali tidak segan-segan mengusir ibumu dari rumahku Caramel," celetuk Zanna tanpa peduli dengna reaksi mereka. "Perusahaanku hampir saja hancur karena ulahmu, untuk itu tolong bersikap baiklah untuk hari ini. Turuti perkataan mertuamu dan mama mu itu."
Setelah mengucapkan itu Zanna pergi dari sana meninggalkan Ariana dan Sofia yang menggeram marah menahan kesal.
"Kenapa dia berubah drastis seperti itu?!" Ariana menatap Sofia meminta penjelasan.
"Aku juga tidak tahu. Tiba-tiba saja dia berubah dan mengambil alih perusahaan," kata Sofia sambil menjelaskan panjang lebar tentang sifat Zanna yang berubah tiba-tiba. "Sekarang dia yang mengatur keuangan, bahkan seluruh aset Dirgantara."
"Apa?!" Ariana terkejut bukan main.
Caramel dan Reynold hanya diam melihat kedua orang tua mereka. Tiba-tiba saja seorang berjas hitam datang dengan ekspresi datarnya. "Persiapan sudah siap. Tuan dan nyonya harap segera ke sana karena para wartawan juga sudah berkumpul."
"Heem, kau bisa pergi," ucap Ariana datar.
Orang itu pergi dari sana meninggalkan Ariana dan yang lain. Mereka langsung bersiap untuk pergi menuju tempat dimana konferensi pers akan dilaksanakan.
Kedatangan keempatnya mendapat perhatian penuh dari publik. Para wartawan langsung menyorot mereka membuat cahaya-cahaya ilahi bertebaran.
Caramel dan Reynold menundukkan kepala mereka. Ekspresi bersalah sangat terlihat di wajah keduanya.
"Mereka pasti akan luluh melihat wajahku." Caramel tersenyum smirk.
"Siapapun penyebabnya, aku pasti akan menemukanmu sialan!" Reynold menggeram kesal berusaha mempertahankan wajah bersalahnya.
*****
Auris bersantai di atas kasur dengan cemilan di tangannya. Tubuh polosnya yang dibalut selimut tebal membuatnya malas untuk bangun. Menatap penuh kemenangan pada layar TV yang terpampang jelas wajah Caramel dan Reynold.
Cklek..
Pintu kamar terbuka menampilkan Aldrick yang masuk sambil membawa nampan berisi makanan di tangannya. Pria itu tersenyum tipis yang dibalas senyuman lebar oleh Auris.
"Sudah dimulai?" Aldrick duduk di bibir kasur setelah meletakkan nampan berisi makanan itu di atas meja kemudian menarik kaki Auris ke atas pahanya.
Auris menggeleng sambil memonyongkan bibirnya ke arah TV. Aldrick yang gemas menarik tubuh Auris dan mengecup singkat bibir istrinya itu. Ia bangkit lalu menuju sebuah laci dan mengambil satu berkas dan kembali duduk di bibir kasur.
Auris menatap bingung pada Aldrick. Ia tentu tahu berkas apa yang dipegang oleh suaminya itu. Itu adalah berkas perjanjian kontrak pernikahan mereka yang akan selesai dalam 3 bulan ke depan. "Mas mau ngapain?"
Sreek!
Kertas itu terbagi menjadi dua, kemudian empat dan akhirnya berkeping-keping. Auris mentap kaget pada Aldrick yang malah tersenyum lebar.
"Kenapa di sobek?"
Aldrick melemparkan kepingan kereta itu ke udara laku menarik Auris dan mengecup bibir istrinya itu lama. "Tidak ada kontrak di pernikahan kita sayang," bisik Aldrick. "Pernikahan kita akan tetap berlanjut sampai kapanpun."
"Tapi masih tau kalau-"
"Kalau kamu cuma memanfaatkan mas? Iya kan?" potong Aldrick menatap manik indah di hadapannya.
Auris mengangguk kaku dan mengalihkan pandangannya. "Dari awal. Bahkan semuanya, aku cuma manfaatin mas untuk balas dendam ku. Agar aku mempunyai orang kuat di belakangku. Aku juga-"
Cup
Auris terdiam ketika bibirnya lebih dulu dibungkam oleh Aldrick. Sebuah kecupan yang lama kelamaan menjadi lumatan lembut dan panas.
"Semuanya sudah menjadi milikmu nyonya Aldrick Lucian Alessandro, lakukan apapun yang kamu mau. Mengerti sayang?"
Setelah mengucapkannya itu Aldrick kembali melanjutkan aksinya. Ia langsung mengungkung Auris yang berada di bawahnya. Sehingga Auris yng seharusnya memakan sarapan kini harus dimakan oleh Aldrick.
*****
biar gak mikir berat... 😉😉
/Plusone//Coffee/